Anda di halaman 1dari 17

JOBSHEET PERSALINAN LETAK SUNGSANG

Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan IV (patologi)


Keterampilan : Persalinan letak sungsang
Unit : Letak Sungsang
Waktu : 50 menit
Dosen : Umratun Hayati

REFERENSI

1. Sastrawinata.S. 1983. Obstetric fisiologi. Bandung: Elemen


2. Sarwono. 1999. Ilmu kebidanan. Jakarta: YBPSP
3. Varney, Helen. 2008. Buku ajar aasuhan kebidanan. Jakarta. EGC
4. Varney’s midwifery. 2004. Ilmu kebidanan. Jakarta: EGC

Objektif Perilaku Siswa


1. Mahasiswa dapat menyampaikan alat untuk pertolongan persalinan letak sungsang dengan
benar sesuai dengan prosedur yang ada pada job sheet.
2. Mahasiswa dapat melakukan pertolongan letak sungsang dengan cara bracht dengan benar
sesuai dengan prosedur yang ada pada job sheet.

Dasar Teori
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di
fundus uteri dan bokong berada dibagian bawah kavum uteri. Dikenal beberapa jenis letk sungsang
yaitu presentasi bokong murni (frank breech), presentasi bokong sempurna (complete breech),
prsentasi bokong kaki (footling breech). Diagnosis letak sungsang ini tidak sulit, pada pemeriksaan
luar dibagian bawah uterus tidak dapat di raba bagian yang keras dan bulat yaitu kepala, dan kepala
teraba di fundus. Kadang ibu merasakan perasaan penuh dibagian atas dan gerakan lebih banyak di
bagian bawah. DJJ pada umumnya ditemukan setinggi atau sedikiti kebih tinggi dari umbilicus.
Apabila ada keraguan dalam mendiagnosis perlu dilakukan pemeriksaan USG, Setelah ketuban
pecah dapat diraba lebih jelas adanya bokong yang di tandai dengan terabanya sacrum, kedua tuber
ishii dan anus. Bila teraba kaki, harus dibedakan dengan tangan. Pada kaki teraba tumit, sedang
tangan ditemukan ibu jari yang letaknya tidak sejajar dengan jari-jari yang lain. Untuk membedakan
mulut dengan anus, pada anus jari yang dimasukkan akan mengalami rintangan otot, sedang jari
yang dimasukkan mulut akan meraba rahang tanpa ada hambatan.
Faktor yang memegang peranan dalam terjadinya letak sungsang adalah multiparitas, hamil
kembar, hidramnion, hidrosepahalus, plasenta previa, dan panggul semmpit. Angka kematian pada
persalinan sungsang lebih tinggi dibandingkan presentasi kepala.

Petunjuk Umum
1. Ikuti petunjuk yang ada pada job sheet.
2. Bekerja secara hati-hati, sabar dan teliti.

Keselamatan Kerja
1. Perhatikan prinsip pencegahan infeksi.
2. Kepala harus dilahirkan cepat kurang dari 8 menit.
3. Jangan melakukan pertolongan persalinan sungsang apabila persalinan pervaginam tidak
memungkinkan.
4. Ibu dianjurkan untuk tidak mengedan sebelum pembukaan lengkap.
5. Lakukan inform concent sebelum malakukan tindakan.

Peralatan dan perlengkapan


1. Partus set (bak instrument, ½ kocher, gunting episiotomy, 2 klem Kelly atau 2 klem kocher,
gunting tali pusat, benang tali pusat).
2. Spoit 10 ml 1 buah, spoit 2,5 ml atau 3 ml 1 buah.
3. Perlengkapan ibu: 2 kain bersih, 1 handuk.
4. Perlengkapan pribadi: kacamata, masker, celemek, dan alas kaki yang tertutup.
5. Sarung tangan steril 2 pasang.
6. Kom berisi air DTT
7. Kapas DTT
8. Obat injeksi oksitosin
9. Stetoskop monokuler
10. Jam yang ada detikannya
11. Tempat sampah basah
12. Tempat pakaian kotor
13. Nierbekken/ bengkok
14. Perlak, underpad
15. Wadah berisi klorin 0,5%
16. Kain alas bokong
17. Kassa steril
18. Tensi meter dan stetoskop
19. Partograf
20. Alat/perlengkapan resisutasi
21. Westafel/air mengalir
22. Sabun cuci tangan
23. Handuk bersih

NO
LANGKAH KERJA ILUSTRASI/ GAMBAR
.
1 Observasi tanda adanya persalinan
kala II
Key point:
 ibu merasa ada dorongan kuat
untuk meneran
 ibu merasakan tekanan yang
semakin meningkat pada
rectum dan vagina
 perineum tampak menonjol
 vulva dan sfingter ani
membuka

2 Pastikan kelengkapan alat, bahan,


obat, esensial untuk persalinan dan
penatalaksanaan komplikasi ibu dan
bayi baru lahir
(untuk asfiksia siapkan tempat datar
dank eras, 2 kain, 1 handuk bersih dan
kering, lampu sorot 60 watt dengan
jarak 60 cm dari tubuh bayi)

Key Point :
kelengkapan alat dan bahan
3 Patahkan ampul oksitosin 10 unit,
tempatkan spoit steril dalam partus set

Key Point :
Mematahkan ampul

4 Gelar kain di atas perut ibu

Key Point :
Mengelarkan kain

5 Pakai alat pelindung diri (celemek,


kacamata, masker, tutup kepala, alas
kaki)

Key Point :
Memakai celemek
Memakai kacamata
Mamakai maker
Memakai tutup kepala
Memakai alas kaki
6 Cuci tangan secara tujuh langkah
dengan sabun dan air mengalir
keringkan dengan handuk bersih
(lepas cincin dan gelang yang dipakai)

Key pint:
Mencuci tangan
Keringkan dengan handuk

7 Pakai sarung tangan steril/DTT

Key point:
Memakai sarung tangan

8 Hisap oksitosin 10 unit kedalam tabung


suntik, dan masukkan kedalam partus
set. (keluarkan udara dalam tabung
spoit, sehingga tabung spoit tidak ada
udara)

Key point:

Menghisap oksitosin
9 Lakukan vulva hygiene dengan kapas
yang dibasahi air DTT (ganti sarung
tangan apabila terkontaminasi tinja)

Key point:
Melakukan vulva hygiene
10 Lakukan periksa dalam untuk
memastikan pembukaan lengkap

Key point:
Melakukan pemeriksaan dalam

11 Lakukan amniotomi apabila ketuban


belum pecah

Key point:
Melakukan amniotomi

12 Cuci tangan yang memakai sarung


tangan dalam larutan klorin 0,5%,
lepas secara terbalik dan rendam
dalam larutan klorin selama 10 menit.

Key point:
Cuci tangan yang memakai
handson dalam larutan klorin
Rendam handscoon dalam
larutan klorin
13 Cuci tangan secara tujuh langkah,
gunakan sabun dan air mengalir,
keringkan dengan handuk bersih.

Key point:
Mencuci tangan
Keringkan dengan handuk bersih

14 Periksa denyut jantung janin setelah


kontraksi uterus untuk memastikan DJJ
dalam batas normal (120-160x/menit).
Ambil tindakan yang sesuai jika DJJ
tidak normal.

Key point:
Periksa DJJ

15 Dokumentasikan hasil periksa dalam,


DJJ dan hasil penilaian lainnya serta
asuhan yang telah diberikan dalam
partograf

Key point:
Lakukan dokumentasi
16 Beritahu ibu dan keluarga bahwa
pembukaan sudah lengkap, janin
dalam keadaan baik.

Key point:
Memberitahu keluarga
17 Bantu ibu ambil posisi litotomi dan
jelaskan pada keluarga untuk
mendukung dan member semangat ibu
saat meneran

Key point:
Posisi litotomi
18 Minta keluarga membantu menyiapkan
posisi meneran.

Key point:
Atur posisi

19 Lakukan bimbingan meneran secara


benar dan efektif mengikuti dorongan-
dorongan alamiah ya g terjadi, beri
semangat saat meneran, perbaiki cara
meneran yang salah. Anjurkan ibu
untuk tidak menahan napas saat
meneran. Minta ibu untuk tidak
mengangkat bokong saat meneran.

Key point:
Bimbing persalinan

20 Anjurkan ibu istrahat diantara


kontraksi, beri ibu cukup minum

Key point:
Istrahat diantara kontraksi
21 Nilai DJJ setiap kontraksi uterus
selesai

Key point:
Menilai DJJ

22 Buka tutup partus set dan perhatikan


kelengkapan alat dan bahan (saat
bokong terlihat di vulva)

Key point:
Membuka tutup partus set
23 Cuci tangan secara tujuh langkah,
gunakan sabun dan air mengalir,
keringkan dengan handuk bersih

Key point:
Cuci tangan
Keringkan dengan handuk

24 Pakai sarung tangan steril/DTT

Key point;
Memakai sarung tangan
25 Lakukan episiotomy apabila ada
indikasi saat bokong terlihat di vulva
(episiotomy bukan tindakan rutin,
lakukan dengan pertimbangan)

Key point:
Lakukan episiotomy

26 Lakukan pimpinan persalinan sampai


sampai bokong lahir (pimpin ibu
mengedan saat ada his dan istrahat di
luar his)

Key point:

Lakukan pimpinan persalinan


27 Cekam bokong secara bracht yaitu
kedua jari penolong sejajar sumbu
panjang paha, sedangkan jari-jari lain
memegang panggul, sambil
memimpin ibu mengedan.

Key point:
Mencekam bokong secara bracht

28 Kendorkan tali pusat pada waktu tali


pusat lahir dan tampak teregang (tali
pusat dikendorkan lebih dahulu agar
tidak terjadi kompresi tali
pusat/tekanan pada tali pusat)

Key point:
mengendorkan tali pusat

29 Lakukan hiperlordosis pada badan


janin guna mengikuti gerakan rotasi
anterior, yaitu punggung janin
didekatkan ke perut ibu tanpa tarikan
hanya disesuaikan dengan lahirnya
badan janin.

Key point:
melakukan hiperlordosis
30 Letakkan bayi di perut ibu

Key point:
meletakan bayi di perut ibu

31 Lakukan penilaian bayi baru lahir


(apakah menangis kuat, apa bergerak
aktif) lakukan langkah resusitasi bila
bayi tidak menangis , tidak bernapas
atau megap-megap.

Key point:
penilaian bayi sepintas

32 Keringkan tubuh bayi dengan handuk


kering
Key point:
mengeringkan tubuh bayi

33 merupakan bagian dari managemen


aktif kala III.
34 jepit tali pusat kira-kira 3 cm dari pusat
bayi, urut tali pusat kearah distal (ibu)
dan jepit tali pusat pada 2 cm dari
klem pertama.

Key point:
jepit tali pusat

35 pegang tali pusat diantara 2 klem


dengan satu tangan untuk melindungi
perut bayi, lakukan penggutingan tali
pusat diantara 2 klem.

Key point:
guting tali pusat

36 ikat tali pusat dengan benang DTT


atau steril pada satu sisi kemudian
melingkarkan kembali benang
tersebut dan mengikatkannya dengan
simpul kunci pada sisi lainnya

key point:
ikat tali pusat

37 lepaskan klem dan masukkan dalam


wadah yang telah disediakan

key point:
melepas klem
38 letakan bayi tengkurap di dada ibu,
luruskan bahu bayi sehingga
menempel di dada/perut ibu.
Usahakan kepala bayi berada
diantara payudara ibu dan dengan
posisi lebih rendah dari putting
payudara ibu.

Key point:
letakan bayi tengkurap di dada
ibu
39 selimuti ibu dan bayi dengan kain
bersih dan kering, pasang topi
dikepala bayi.

Key point:
menyelimuti bayi

40 ajarkan pada ibu untuk memulai


pemberian ASI dini

key point:
memberikan ASI

41 bereskan alat dan rapikan pasien

Key point:
membereskan alat
42 cuci tangan pada larutan klorin,
lepaskan sarung tangan secara
terbalik, dan rendam dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit.

Key point:
mencuci tangan yang
menggunakan handscon dan
merendam larutan klorin.
43 cuci tangan secara tujuh langkah,
gunakan sabun dan air mengalir,
keringkan dengan handuk bersih

key point:
mencuci tangan

44 beritahu ibu tindakan yang telah


dilakukan
key point:
memberitahu bahwa tindakan
selesai
45 lakukan dokumentasi

key point:
melakukan dokumentasi

EVALUASI :
1. Mahasiswa mendemonstrasikan persalinan sungsang tehnik brach secara individu, dengan
kriteria :
a. Setiap langkah dilakukan secara sistematis dan memperhatikan keamanan serta
kenyamanan ibu setiap prosedur tindakan.
b. Penempatan alat yang digunakan mudah dijangkau dan telah diketahui fungsinya masing-
masing.
2. Memperhatikan privacy klien dalam setiap prosedur yang dilakukan
3. Memperhatikan prinsip pencegahan infeksi
4. Dosen menilai langkah-langkah pemeriksaan fisik ibu nifas yang dilakukan dengan
menggunakan check list.

Anda mungkin juga menyukai