Oleh :
Khalisa Bakri
10119210037
Pembimbing :
dr. Rian Rinaldy Marsaoly, Sp.KK, M.Biomed
HALAMAN JUDUL
REFERAT
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memenuhi Nilai Akhir Stase
Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
OLEH :
KHALISA BAKRI
10119210037
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Definis..........................................................................................................3
B. Etiologi.........................................................................................................3
C. Patogenesis...................................................................................................3
D. Gejala Klinis................................................................................................4
E. Diagnosis......................................................................................................6
F. Diagnosis Banding.......................................................................................8
G. Tatalaksana................................................................................................10
H. Komplikasi.................................................................................................12
I. Prognosis....................................................................................................13
J. Pencegahan................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Herpes Zoster adalah infeksi kulit dan mukosa yang disebabkan oleh virus
Varisela- zoster. Infeksi ini merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah infeksi
primer. Herpes Zoster jarang terjadi pada anak-anak dan dewasa muda, kecuali
pada pasien muda dengan AIDS, limfoma, keganasan, penyakit imunodefisiensi
dan pada pasien yang menerima transplantasi sumsum tulang atau ginjal. Penyakit
ini terjadi kurang dari 10% pada pasien yang berusia kurang dari 20 tahun dan
hanya 5% terjadi pada pasien yang berusia kurang dari 15 tahun. Insiden herpes
zoster meningkat seiring dengan pertambahan usia. Prevalensi penyakit ini pada
pria dan wanita sama.1
1
2
awal pada orang yang terinfeksi HIV, yang sering kali merupakan tanda pertama
dari defisiensi imun. Dengan demikian, infeksi HIV harus dipertimbangkan pada
individu yang mengalami herpes zoster.2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definis
Herpes zoster atau shingles adalah penyakit neurokutan dengan
manifestasi erupsi vesicular berkelompok dengan dasar eritematosa
disertai nyeri radicular unilateral yang umumnya terbatas di satu
dermatome. Herpes zoster merupakan manifestasi reaktivasi infeksi laten
endogen virus varisela zoster di dalam neuron ganglion sensoris radiks
dorsalis, ganglion saraf kranialis atau ganglion saraf autonomic yang
menyebar ke jaringan saraf dan kulit dengan segmen yang sama.2
B. Etiologi
Herpes Zoster disebabkan oleh virus varicella zoster, yakni virus
yang juga menyebabkan cacar air. virus varicella zoster adalah virus DNA
dari keluarga herpesvirus. Virus biasanya didapat pada masa kanak-kanak
dan infeksi primer dengan virus varicella zoster menyebabkan penyakit
varicella (cacar air). Herpes zoster adalah sindrom klinis yang disebabkan
reaktivasi virus varicella zoster pada fase laten, yang berada di akar dorsal
atau ganglia saraf trigeminal setelah infeksi primer.3
C. Patogenesis
Herpes zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh virus varisella
zoster (virus DNA). Setelah seseorang terkena infeksi primer dari virus
varisella zoster atau setelah seseorang terkena penyakit cacar air. Virus
varisella zoster akan menetap dalam kondisi dorman pada ganglion
posterior susunan saraf tepi dan ganglion kranialis .Apabila sistem imun
rendah atau menurun misalnya karena pertambahan usiapada pasien usia
lanjut atau karena penyakit imunosupresif contohnya penyakit AIDS,
penyakit leukimia, dan penyakit limfoma maka virus varisella zoster
tersebut dapat aktif kembali dan menyebar melalui saraf tepi ke kulit
3
4
D. Gejala Klinis
Herpes zoster dapat dimulai dengan timbulnya gejala prodromal
berupa sensasi abnormal atau nyeri otot lokal, nyeri tulang, pegal,
parestesia sepanjang dermatom, gatal, rasa terbakar dari ringan sampai
berat. Nyeri dapat menyerupai sakit gigi, pleuritis, infark jantung, nyeri
duodenum, kolesistitis, kolik ginjal atau empedu, apendisitis. Dapat juga
dijumpai gejala konstitusi misalnya nyeri kepala, malaise dan demam.
Gejala prodromal dapat berlangsung beberapa hari (1-10 hari, rata-rata 2
hari).4
Setelah awitan gejala prodromal, timbul erupsi kulit yang biasanya
gatal atau nyeri terlokalisata (terbatas di satu dermatom) berupa makula
kemerahan. Kemudian berkembang menjadi papul, vesikel jernih
berkelompok selama 3-5 hari. Selanjutnya isi vesikel menjadi keruh dan
akhirnya pecah menjadi krusta (berlangsung selama 7-10 hari). Erupsi
kulit mengalami involusi setelah 2-4 minggu. Sebagian besar kasus herpes
zoster, erupsi kulitnya menyembuh secara spontan tanpa gejala sisa. 4
5
pemeriksaan laboratorium
polymerase chain reaction (PCR)
merupakan tes yang paling sensitif dan spesifik dengan sensitifitas
berkisar 97-100%, membutuhkan setidaknya satu hari untuk
mendapatkan hasilnya. Dengan metode ini dapat digunakan berbagai
jenis preparat seperti scraping dasar vesikel dan apabila sudah
berbentuk krusta dapat juga digunakan sebagai preparat. Tes ini dapat
menemukan asam nukleat dari virus varicella zoster.Dapat juga
dilakukan pemeriksaan direct fluorescent assay (DFA) hasil dari
pemeriksan ini cepat untuk mendiagnosis herpes zoster. Preparat
diambil dari scraping dasar vesikel. Tes ini dapat menemukan antigen
virus varicella zoster dan dapat membedakan antara virus herpes zoster
dan virus herpes simpleks dengan sensitivitas 90%.8
Dapat dilakukan pemeriksan tes Tzank, preparat diambil dari
discraping dasar vesikel yang masih baru kemudian diwarnai dengan
8
F. Diagnosis Banding
Diagnosis banding herpes zoster antara lain :4
1. Dermatitis venenata : Dermatitis venenata atau dermatitis paederus
adalah dermatitis iritan yang disebabkan oleh pederin, racun yang
diproduksi oleh kumbang kelana (Paederus). Penyakit ini terjadi di
seluruh dunia, tetapi seringkali tidak dikenali karena riwayat kontak
dengan serangga seringkali tidak ada. Ini biasa terlihat pada musim
hujan.9
Predileksi : Seluruh tubuh.9
9
reaksi eksim pada kulit juga dapat dipicu melalui jalur endogen atau
9
oleh asupan alergen sistemik.
H. Komplikasi
Beberapa komplikasi yang dapat disebebkan oleh herpes zoster adalah :
1. Neuralgia pasca-herpetik (NPH) adalah sindrom nyeri neuropatik
dengan karakter berupa nyeri yang menetap dalam hitungan bulan
sampai tahun setelah penyembuhan ruam infeksi herpes zoster.12
13
I. Prognosis
Lesi kulit biasanya menyembuh dalam 2-4 minggu tetapi
penyembuhan sempurna membutuhkan waktu >4 minggu. Pasien usia
lanjut dan imunokompromais membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
resolusi. Dalam studi kohort retrospektif, pasien herpes zoster yang
J. Pencegahan
Saat ini ada dua vaksin yang dapat diberikan untuk mencegah
herpes zoster, yaitu Shingrix dan Zostavax. Vaksin herpes zoster
direkomendasikan untuk orang dewasa setelah mereka mencapai usia 50
tahun. CDC merekomendasikan bahwa orang yang berusia 60 tahun dan
lebih tua mendapatkan vaksin herpes zoster (Zostavax®) untuk mencegah
14
herpes zoster dan PHN. Shingrix (vaksin zoster rekombinan) adalah vaksin
pilihan, lebih dari Zostavax® (vaksin zoster hidup), vaksin herpes zoster
yang digunakan sejak tahun 2006. Zostavax masih dapat digunakan untuk
mencegah herpes zoster pada orang dewasa yang sehat 60 tahun ke atas.
Zostavax®, vaksin herpes zoster, mengurangi risiko herpes zoster hingga
51% dan risiko neuralgia pasca herpes sebesar 67%. Vaksin diberikan
secara injeksi subkutan 0.65 mL sebagai dosis tunggal.13
BAB III
KESIMPULAN
Herpes zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varisela-
zoster yang menyerang kulit dan mukosa, infeksi ini merupakan reaktivasi virus
yang terjadi setelah infeksi primer. Berdasarkan lokasi lesi, herpes zoster dibagi
atas: herpes zoster oftalmikus, fasialis, brakialis, torakalis, lumbalis, dan sakralis.
Manifestasi klinis herpes zoster dapat berupa kelompok-kelompok vesikel sampai
bula di atas daerah yang eritematosa. Lesi yang khas bersifat unilateral pada
dermatom yang sesuai dengan letak syaraf yang terinfeksi virus.
15
16
DAFTAR PUSTAKA