Anda di halaman 1dari 26

MINI PROJECT

UPAYA PEMBENTUKAN PROGRAM KELAS IBU BALITA


DI PUSKESMAS MLATI II

Disusun Sebagai Mini Project Program Internsip Dokter Indonesia

Disusun Oleh:
dr. Nadia Nur Azizah

PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA


PUSKESMAS MLATI II, KECAMATAN MLATI
KABUPATEN SLEMAN
2019
LEMBAR PENGESAHAN

MINI PROJECT
UPAYA PEMBENTUKAN PROGRAM KELAS IBU BALITA
DI PUSKESMAS MLATI II

Laporan Mini Project ini diajukan dalam rangka memenuhi tugas


internsip di Puskesmas

Yogyakarta, 10 Oktober 2019

Pendamping Internsip Peserta Internsip

dr. Zulia Nuraini dr. Nadia Nur Azizah


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
anugerahNya, sehingga dapat diselesaikan Mini Project dengan judul “Upaya Pembentukan
Program Kelas Ibu Balita di Puskesmas Mlati II” diajukan dalam rangka memenuhi tugas
internsip di Puskesmas.

Ucapan terima kasih kepada:


1. dr. V. Evita Setianingrum selaku kepala puskesmas Mlati II
2. dr. Zulia Nuraini selaku dokter pendamping selama menjalankan program internsip di
Puskesmas Mlati II yang telah banyak memberikan semangat dan bimbingan
3. dr. Lina Nur Islamiyyah Yunus, dr. Risa Agustina, dan dr. Tenri Fajar Sumbawa selaku
dokter di Puskesmas Mlati II yang telah bersedia memberikan saran selama
menjalankan program internsip
4. Perawat, bidan, staff, dan karyawan puskesmas Mlati II yang telah membantu
memberikan informasi dan bekerjasama
5. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut membantu
kelancaran penyelesaian Mini Project ini.

Semoga semua amal kebaikan yang telah diberikan, dibalas oleh Allah dengan pahala
berlipat ganda dan ampunan atas segala kesalahan dan mini project ini memberi manfaat
untuk kesejahteraan masyarakat.

Yogyakarta, 10 Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Anak balita merupakan salah satu populasi paling beresiko untuk terkena
berbagai macam gangguan kesehatan (kesakitan) dan kematian. Informasi kematian
anak, yang terdiri dari angka kematian neonatal (AKN), angka kematian bayi (AKB) dan
angka kematian balita (AKBA) merupakan indikator penting untuk menilai tingkat
kesejahteraan termasuk derajat kesehatan suatu negara serta kualitas hidup. Menurut Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017, Angka kematian neonatal (AKN)
15 per 1.000 kelahiran hidup, Angka kematian bayi (AKB) 24 kematian per 1.000
kelahiran hidup, dan Angka kematian di bawah 5 tahun (AKBA) 32 per 1.000 kelahiran
hidup. Sesuai target SDG’s point 3 angka Kematian Neonatal dapat diturunkan hingga 12
per 1.000 KH dan Angka Kematian Balita 25 per 1.000 KH.

Menurut Laporan Persalinan dan Kematian tahun 2018 di Puskesmas Mlati II


didapatkan jumlah kematian neonatal usia 0-6 hari ada 2 kasus, jumlah kematian usia 7-28
hari ada 1 kasus, jumlah kematian usia 29 hari-11 bulan ada 1 kasus, dan jumlah kematian
(maserasi) ada 4 kasus. Jumlah kematian usia 0-11 bulan dikarenakan kelainan kongenital.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi angka kematian anak dan bayi.
Menurut Riskesdas 2018, diantaranya adalah usia ibu saat bersalin, jarak antar kehamilan,
tempat tinggal perkotaan maupun pedesaan, pendidikan ibu, dan kuintil kekayaan. Latar
belakang yang sangat berperan dalam tingkat kematian anak adalah pendidikan ibu. AKBA
di antara anak dari ibu yang tidak sekolah, tiga kali lebih tinggi dibandingkan anak dari ibu
yang lulus perguruan tinggi.

Ada beberapa program kesehatan yang telah diimplementasikan pemerintah


mulai dari pusat, provinsi hingga kabupaten/kota untuk menga tasi kematian ibu
dan bayi. Salah satu program kesehatan yang diharapkan dapat turut berperan
aktif dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian pada anak balita (anak
bawah lima tahun) adalah buku Kesehatan Ibu dan Anak (buku KIA). Buku KIA
adalah suatu buku yang berisi catatan kesehatan Ibu mulai kehamilan hingga anak
berusia 5 tahun yang berisi berbagai informasi tentang kondisi kesehatan ibu dan
anak serta pendidikan cara menjaga kesehatan ibu dan anak.

Salah satu strategi untuk menanggulangi masalah terkait dengan kesehatan ibu
hamil, ibu bersalin, bayi baru lahir, bayi dan anak balita, Kemenkes RI mempunyai program
antara lain dengan diadakannya Kelas Ibu Hamil dan Kelas Ibu Balita dengan
penerapan Buku KIA sebagai salah satu alat untuk meningkatkan cakupan pelayanan KIA.
Namun tidak semua ibu dan keluarga mau/dapat membaca buku KIA karena
berbagai sebab atau alasan, misalnya malas membaca, tidak punya waktu
membaca, sulit mengerti atau memang tidak mampu membaca (buta aksara).

Berdasarkan pertimbangan ini, maka dianggap sangat perlu mengajari ibu-


ibu tentang isi buku KIA dan cara menggunakan buku KIA, salah satu solusinya
yaitu melalui penyelenggaraan Kelas Ibu Balita. Sasaran Kelas ibu Balita
ditujukan bagi ibu yang mempunyai anak balita (0-59 bulan).

Keuntungan kelas ibu antara lain: 1. Penyuluhan/pengetahuan yang diberikan bersifat


menyeluruh dan terencana sesuai dengan skenario yang berisikan perawatan kehamilan dan
perawatan bayi/balita. 2. Penyuluhan menjadi lebih sempurna karena adanya persiapan oleh
petugas sebelum memberikan penyuluhan. 3. Dapat didatangkan tenaga ahli untuk
menjelaskan penyuluhan mengenai bidang tertentu. 4. Ada interaksi antara petugas
kesehatan dan ibu pada saat penyuluhan dilaksanakan. 5. Dilaksanakan secara berkala dan
berkesinambungan. 6. Evaluasi petugas dan ibu dalam menjalankan penyuluhan. Dengan
kegiatan ini diharapkan akan muncul kelompok para ibu yang benar-benar memahami
kesehatan diri dan bayinya.
B. TUJUAN

TUJUAN UMUM

Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu dengan menggunakan


buku KIA dalam mewujudkan tumbuh kembang Balita yang optimal

TUJUAN KHUSUS

 Meningkatkan kesadaran pemberian ASI secara eksklusif


 Meningkatkan pengetahuan ibu akan pentingnya imunisasi pada bayi
 Meningkatkan pengetahuan ibu dalam pemberian MP-ASI dan gizi seimbang kepada
Balita
 Meningkatkan kemampuan ibu memantau pertumbuhan dan melaksanakan stimulasi
perkembangan Balita
 Meningkatkan pengetahuan ibu tentang cara perawatan gigi balita dan mencuci tangan
yang benar
 Meningkatkan pengetahuan ibu tentang penyakit terbanyak, cara pencegahan dan
perawatan balita.

C. MANFAAT
1. BAGI IBU BALITA
 Setelah dilakukan pembentukan kelas ibu balita, diharapkan akan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu untuk memanfaatkan buku
KIA sehingga dapat mandiri dan memahami kesehatan dan perawatan pada
balita.
2. BAGI PUSKESMAS MLATI II
 Terbentuknya Kelas Ibu Balita sebagai sarana promotif dan preventif mengenai
kesehatan ibu dan anak di Puskesmas Mlati II
 Memperoleh gambaran mengenai keadaan kelompok ibu balita dan
menemukan upaya- upaya baru yang dapat dilakukan oleh program KIA dalam
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu mengenai kesehatan ibu dan
anak di wilayah Puskesmas Mlati II
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Buku KIA

Buku ini telah digunakan di Indonesia sejak tahun 1994. Penggunaan buku kesehatan
ibu dan anak (buku KIA) telah menjangkau 33 propinsi, dalam masyarakat mengenal buku
KIA dikenal sebagai buku berwarna pink (merah muda, ia merupakan salah satu instrumen
pelayanan kesehatan ibu dan anak yang diterima langsung oleh ibu dan keluarga (Depkes,
2003).
Penggunaan buku KIA merupakan salah satu bentuk upaya meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan keluarga. Buku KIA merupakan kumpulan materi standar penyuluhan,
informasi serta catatan tentang gizi, kesehatan ibu dan anak. Yang menjadi milik keluarga
untuk disimpan dirumah dan dibawa setiap ibu atau anak datang ke fasilitas kesehatan.
Didalamnya terdapat stiker Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K) sebagai alat pemantauan intensif bagi setiap ibu hamil di seluruh Indonesia, dalam
upaya mempercepat penurunan kematian ibu dan bayi (Depkes, 2009)
Buku KIA bermanfaat untuk melihat data lengkap tentang pelayanan yang sudah
didapat ibu dan anak, keadaan kesehatan, gizi dan tumbuh kembang anak sejak masih
dalam kandungan sampai usia lima tahun. Selain itu, buku KIA bertindak sebagai pedoman
dalam memberikan penyuluhan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Ia digunakan untuk
dapat segera mengetahui dan memantau adanya resiko tinggi pada ibu dan anak sehingga
dapat segera ditentukan alternatif penanganannya.
Buku KIA juga berguna sebagai alat komunikasi, informasi dan edukasi antara tenaga
kesehatan dan ibu/keluarga dalam memberikan pelayanan dan memberikan nasehat
pemeliharaan kesehatan ibu dan anak secara lebih bermutu, sering pula, buku KIA dipakai
sebagai informasi tambahan digunakan pada saat melakukan audit kematian maternal dan
neonatal.
Informasi di dalam buku KIA meliputi: identitas keluarga, amanat persalinan dan stiker
P4K, catatan kesehatan ibu hamil, catatan kesehatan ibu bersalin dan bayi baru lahir,
catatan kesehatan ibu nifas, pelayanan KB ibu nifas, pemeriksaan neonatal, catatan
penyakit dan masalah perkembangannya, pemberian vitamin A, pelayanan stimulasi
deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang oleh bidan/perawat/dokter, catatan pemberian
imunisasi dasar lengkap, dan KMS.
B. Program Kelas Ibu Balita
1. Pengertian Kelas Ibu Balita
Kelas ibu balita adalah kelas dimana para ibu mempunyai anak berusia
antara 0 sampai 5 tahun secara bersama-sama berdiskusi , tukar pendapat, tukar
pengalaman akan pemenuhan pelayanan kesehatan, gizi dan stimulasi
pertumbuhan dan perkembangannya dibimbing oleh fasilitator dengan
menggunakan buku KIA
Dewasa ini penyuluhan kesehatan ibu dan anak pada umumnya masih banyak
dilakukan melalui konsultasi perorangan atau kasus per kasus yang diberikan pada
waktu ibu memeriksakan anaknya atau pada waktu kegiatan posyandu. Kegiatan
penyuluhan semacam ini bermanfaat untuk menangani kasus per kasus namun memiliki
kelemahan antara lain:
1) Pengetahuan yang diperoleh hanya terbatas pada masalah kesehatan yang
dialami saat konsultasi
2) Penyuluhan yang diberikan tidak terkoordinir sehingga ilmu yang diberikan
kepada ibu hanyalah pengetahuan yang dimiliki oleh petugas saja
3) Tidak ada rencana kerja sehingga tidak ada pemantauan atau pembinaan
secara lintas sektor dan lintas program
4) Pelaksanaan penyuluhan tidak terjadwal dan tidak berkesinambungan.

Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan di atas, direncanakan metode


pembelajaran kelas Ibu Balita. Kegiatan yang dilaksanakan adalah pembahasan materi
buku KIA dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang diikuti diskusi dan tukar
pengalaman antara ibu-ibu yang mempunyai anak usia 0-5 tahun dan petugas
kesehatan. Kegiatan kelompok belajar ini diberi nama KELAS IBU BALITA.

Kelas Ibu Balita adalah kelompok belajar ibu-ibu yang mempunyai anak berusia
0-5 tahun dengan jumlah peserta maksimal 10 orang per kelasnya. Di kelas ibu ini ibu-
ibu akan belajar bersama, diskusi dan tukar pengalaman tentang Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA) secara menyeluruh dan sistematis serta dapat dilaksanakan secara
terjadwal dan berkesinambungan. Kelas ibu akan difasilitasi oleh bidan/tenaga
kesehatan dengan menggunakan paket Kelas Ibu Balita yaitu Buku KIA, Flip chart
(lembar balik), Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Balita(Depkes RI, 2014).
Beberapa keuntungan Kelas Ibu Balita

1) Materi diberikan secara menyeluruh dan terencana sesuai dengan pedoman kelas ibu
balita yang memuat 3 modul, yaitu Modul A (usia 0-1 tahun), modul B (usia 1-2 tahun)
dan modul C (usia 2-5 tahun)

2) Penyampaian materi lebih komprehensif karena ada persiapan petugas sebelum


penyampaian materi.

3) Dapat mendatangkan tenaga ahli untuk memberikan penjelasan mengenai topik


tertentu.

4) Waktu pembahasan materi menjadi efektif karena pola penyajian materi terstruktur
dengan baik.

5) Ada interaksi antara petugas kesehatan dengan ibu pada saat pembahasan materi
dilaksanakan.

6) Dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan.

7) Dilakukan evaluasi terhadap petugas kesehatan dalam memberikan penyajian materi


sehingga dapat meningkatkan kualitas sistim pembelajaran.

2. MODUL KELAS IBU BALITA


Kelas ibu balita terdiri dari 3 modul sesuai rentang usia anak dengan pembagian materi
yang berbeda. Modul tersebut terbagi menjadi:
a. Modul A (usia 0-1 tahun)
 Modul A1 : Pemberian Asi Ekslusif
 Modul A2 : Pemberian Imunisasi
 Modul A3 : Pemberian MP-ASI usia 6-12 bulan
 Modul A4 : Tumbuh Kembang Bayi
 Modul A5 : Penyakit terbanyak pada bayi

b. Modul B (usia 1-2 tahun)


 Modul B1 : Perawatan gigi anak
 Modul B2 : Pemberian MP-ASI
 Modul B3 : Tumbuh kembang anak
 Modul B4 : Penyakit pada anak
 Modul B5 : Permainan anak

c. Modul C (usia 2- 5 tahun)


 Modul C1 : Tumbuh Kembang anak
 Modul C2 : Pencegahan kecelakaan
 Modul C3 : Gizi Seimbang
 Modul C4 : Penyakit pada anak
 Modul C5 : obat pertolongan pertama
 Modul C6: Perilaku hidup bersih dan sehat

3. Tujuan dan Sasaran Kelas Ibu Balita

Tujuan Umum
Kelas Ibu Balita adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu dalam
menggunakan buku KIA secara mandiri.

Tujuan khusus Kelas Ibu Balita antara lain


a. Terjadinya interaksi dan berbagai pengalaman antar peserta dan antar ibu Balita
dengan petugas kesehatan/bidan tentang pemberian ASI, MPASI, Imunisasi, penyakit
terbanyak pada anak, tumbuh kembang, maupun perawatan gigi
b. Meningkatkan pemahaman dan ketrampilan ibu tentang:
1) ASI, manfaat menyusui dan asi ekslusif, pemberian asi vs sufor, menyebutkan cara
menyusui yang baik, maupun cara penyimpanan ASI
2) pemberian imunisasi dengan mampu menyebutkan manfaat imunisasi, contoh
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
3) pemberian MP ASI sesuai usia dengan mampu menyebutkan jenis dan cara
mengolah MPASI sesuai usia
4) Tumbuh kembang bayi dan anak dengan mengetahui status pertumbuhan dan
perkembangan serta mampu melakukan deteksi dini jika ada keterlambatan dan
stimulasi sederhana
5) penyakit terbanyak pada bayi dengan mengetahui langkah praktis jika balita terkena
penyakit
6) Perawatan gigi anak

Sasaran kegiatan
Peserta kelas ibu Balita ditujukan bagi ibu yang mempunyai anak balita (usia 0-
59 bulan). Jumlah peserta kelas ibu balita maksimal sebanyak 10 orang setiap kelas
dengan pengelompokkan sesuai panduan modul kelas ibu balita (Kelas Modul A,
Modul B, Modul C)

Bentuk kegiatan
Pada setiap pertemuan akan disampaikan materi secara interaktif yang disesuaikan
dengan modul kelompok usia. Pertemuan kelas ibu balita akan dilakukan dalam 2 kali
pertemuan setiap kelompoknya, sehingga diharapkan peserta dapat hadir di kedua
pertemuan tersebut untuk melengkapi pemahaman dan pengetahuannya. Waktu
pertemuan bisa dilakukan pada pagi atau sore hari dengan lama waktu pertemuan
sekitar 90 menit dengan mencakup 2-3 materi per sesinya.

Materi pelaksanaan kelas ibu Balita


Materi pertemuan pertama
a. Penjelasan umum kelas ibu balita dan perkenalan peserta
b. Evaluasi awal (pre test) materi pertemuan I
c. Materi kelas ibu balita (pertemuan I)
1) Pemberian ASI Ekslusif
 manfaat menyusui dan ASI Ekslusif
 perawatan payudara
 cara pemberian asi dan meningkatkan produksi ASI
 pro kontra pemberian ASI dan sufor
 cara penyimpanan ASI
2) Pemberian Imunisasi
 mengerti manfaat imunisasi bagi anak
 mengerti jenis dan jadwal pemberian imunisasi
3) Penyakit terbanyak pada bayi
 mampu menyebutkan penyakit terbanyak pada bayi dan anak
 menyebutkan langkah praktis bila balita terserang penyakit
d. Evaluasi harian dan evaluasi akhir (post test) materi pertemuan I (Peningkatan
pengetahuan)
e. Kesimpulan

Materi pertemuan kedua


a. Review materi pertemuan I dan hasil evaluasi (pre test I dan post test I)
b. Evaluasi awal (pre test) materi pertemuan II
c. Materi kelas ibu Balita (pertemuan II)
1) Persiapan pemberian MPASI
 mengerti alasan pemberian MPASI pada usia 6 bulan
 menyebutkan dan mempraktikan cara mengolah makanan pendamping ASI
2) Tumbuh kembang bayi
 mengerti tentang status pertumbuhan dan perkembangan sesuai usia
 mengerti cara mendeteksi pertambahan berat badan anak
 mengerti dan mampu menstimulasi secara sederhana jika ditemukan
keterlambatan perkembangan
d. Evaluasi harian hari ke II dan evaluasi akhir (pasca tes) materi pertemuan II
(Peningkatan pengetahuan)
e. Kesimpulan
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. Rancangan Pelaksanaan
Kegiatan ini menggunakan metode penyuluhan dan pelatihan langsung kepada ibu yang
memiliki anak balita. Pada pelaksanaannya dilakukan pada kelompok modul A yaitu usia
0-6 bulan.

B. Lokasi dan Pelaksanaan


Program kelas Ibu Balita dilaksanakan dalam 2 pertemuan, yaitu setiap hari Kamis minggu
ke 2 dan minggu ke 4 setiap bulannya di area Puskesmas Mlati II. Pelaksanaan pertemuan
pertama pada tanggal 8 Agustus 2019 dan pertemuan kedua pada tanggal 22 Agustus 2019.

C. Sasaran Kegiatan
Sasaran kegiatan adalah ibu yang memiliki anak usia 0-6 bulan. Pada penelitian ini sampel
didapatkan dari 10 anggota group Ibu Chating (cegah stunting) yang memiliki anak usia 0-
6 bulan dan bersedia untuk datang pada 2 pertemuan.
D. Instrumen Pelaksanaan
1. Sarana penyuluhan: Flip chart, PPT, Buku KIA
2. Format tabel kuesioner pre dan post test
3. Lembar evaluasi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. PELAKSANAAN KELAS IBU BALITA


Kelas ibu balita dilaksanakan pada hari Kamis minggu ke 2 dan minggu ke 4
bulan agustus 2019. Pada pertemuan ini dihadiri oleh 10 peserta yang didapat dari
peserta group whatsapp ibu chatting (cegah stunting) dengan kriteria mempunyai
anak usia 0-6 bulan dan bersedia untuk mengikuti seluruh rangkaian pertemuan.
Sebelum kelas dimulai, dilakukan penilaian dengan menggunakan kuesioner pretes
yang terdapat pada buku pedoman fasilitator kelas Ibu Balita. Pretes yang
digunakan terdiri dari pertanyaan seputar ASI, MPASI, Imunisasi, Penyakit
terbanyak pada balita, dan stimulasi tumbuh kembang.

Setelah pretes, dilakukan penyuluhan dengan media lembar balik sert slide
powerpoint. Penyuluhan dilakukan secara komunikatif 2 arah sehingga terjadi
interaksi antara peserta dan peserta, serta peserta dan fasilitator. Fasilitator
penyuluhan diambil dari bagian Gizi Puskesmas Mlati II untuk materi ASI dan
MPASI, sementara dari bagian KIA untuk materi Imunisasi, stimulasi tumbuh
kembang, dan penyakit terbanyak pada bayi/anak.

2. KARAKTERISTIK PESERTA

Karakteristik peserta pada bagian ini meliputi umur, pekerjaan, tingkat


pendidikan, jumlah kehamilan (paritas). Umur ibu yang berpartisipasi dalam kelas
ini dikategorikan menjadi tiga yaitu < 20 tahun, 21-30 tahun dan >30 tahun.

Distribusi berdasarkan pekerjaan dikategorikan menjadi tidak bekerja (ibu


rumah tangga) dan bekerja ( buruh, pedagang, penganyam, dan petani). Untuk
tingkat pendidikan responden dalam penelitian ini dikategorikan menjadi
pendidikan dengan rentang SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi.
Keterangan N %
Umur
< 20 tahun 0
21–30 tahun 5 50
>30 tahun 5 50
TOTAL 10 100%
Tingkat Pendidikan
SD 0 0
SMP 0 0
SMA 6 60
Perguruan tinggi 4 40
TOTAL 10 100%
Pekerjaan
IRT 8 80
Bekerja (wiraswasta) 2 20
TOTAL 10 100%

Berdasarkan tabel diatas, dari 10 peserta 50% persen berusia 21-30, dan 50%
berusia diatas 30 tahun. Untuk tingkat pendidikan termasuk tingkat pendidikan
SMA sebanyak 60% dari peserta dan tingkat perguruan tinggi untuk 40% peserta.
Untuk pekerjaan, mayoritas 80% sebagai ibu rumah tangga dan 20% bekerja
sebagai wiraswasta.

Penilaian dengan pretes dan postes

Materi Nilai Rata-rata Pretes Nilai rata-rata Postes

ASI 70 80,5
MPASI 69,5 85
Imunisasi 63,3 72
Stimulasi Tumbuh Kembang 87,7 90

Penyakit terbanyak pada bayi 79 86


Rata-rata nilai pengetahuan ASI esklusif responden meningkat pada setiap
materi yang diberikan. Pada materi ASI terdapat kenaikan rata2 dari 70 menjadi 80,5
sedangkan pengetahuan MPASI meningkat dari 69,5 menjadi 85. Pada materi imunisasi
terdapat kenaikan dari 63,33 menjadi 72. Pada materi stimulasi tumbuh kembang,
terdapat kenaikan nilai rata-rata dari 87,7 menjadi 90 dan pada materi penyakit
terbanyak pada bayi terdapat kenaikan dari 79 menjadi 86. Hasil ini menunjukkan
adanya kenaikan antara pengetahuan ibu sebelum dan sesudah diberikan intervensi.
Intervensi health education dengan memberikan informasi secara langsung, dan praktek
langsung dapat meningkatkan pengetahuan responden.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Melalui intervensi Kelas Ibu Balita terdapat kenaikan pengetahuan dan keterampilan
Ibu tentang kesehatan dan perawatan anak terutama dalam hal ASI, MPASI, Stimulasi
Tumbuh Kembang, Imunisasi, serta cara menyikapi penyakit terbanyak yang diderita
bayi/anak. Kenaikan pengetahuan dan keterampilan ini didapat dari bentuk edukasi
kesehatan secara interaktif yang disampaikan oleh fasilitator dan juga interaksi sesama
peserta.

B. SARAN

 Intervensi dalam bentuk health education yang berisi penyuluhan dan pelatihan
keterampilan pada program Ibu balita mampu meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan ibu, sehingga lebih baik dilakukan secara berkala dan berkelanjutan.
 Untuk pelaksanaan program kelas Ibu Balita selanjutnya dapat dikembangkan dengan
cara menghadirkan pembicara ahli (expert), pemilihan materi sesuai minat audiens, serta
pembuatan kelas ibu balita dari kelompok usia yang berbeda sesuai dengan modul
program kelas ibu balita.
 Program Kelas Ibu Balita dapat terus berkembang jika adanya pengalokasian dana yang
cukup agar dapat berjalan dengan maksimal dan berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
 Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang
Kemenkes RI
 Depkes RI, 2014. Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Balita. Jakarta : Departemen
Kesehatan RI
 Depkes RI, 2014. Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Balita. Jakarta : Departemen Kesehatan
RI
 Depkes RI, 2009. Petunjuk Teknis Penggunaan Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta:
Depkes RI
LAMPIRAN
Foto Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai