Anda di halaman 1dari 40

Dermatitis Atopik

Definisi
Dermatitis atopik (DA) adalah peradangan kulit berupa
dermatitis yang kronis residif, disertai rasa gatal, dan mengenai Derma → kulit
bagian tubuh tertentu terutama di wajah pada bayi (fase
Atopi → berbeda
infantil) dan bagian fleksura ekstremitas (pada fase anak).

Sinonim :
Prurigo Besnier Dermatitis Atopik
Eczema
Epidemiologi
Di dunia, prevalensi pada anak sebesar 10-20%
dan pada dewasa sekitar 1-3%

17,9% pada usia 12


tahun di singapura
Prevelensi DA
Bervariasi
1,1% pada usia 13-14
tahun di Indonesia
Etiologi
Faktor internal
• Faktor predisposisi genetik (melibatkan banyak gen) yang menghasilkan disfungsi sawar kulit serta
perubahan pada sistem imun, khususnya hipersensitifitas terhadap berbagai alergen dan antigen mikroba.
• Faktor psikologis dapat merupakan penyebab atau sebagai dampak DA.
• Faktor higiene akhir-akhir ini diduga merupakan salah satu faktor resiko DA di dalam keluarga.

Faktor eksternal
• Polutan
• Gaya hidup
Patogenesis
• Hubungan disfungsi sawar kulit dan pathogenesis DA :
Perubahan sistem imun (imunopatologi)
• Keratinosit, sel Langerhans, sitokin, igE, eosinofill dan sel T
Sel efektor pada reaksi imunologik DA :

Keratinosit

Sel T

Sel endotel
Alergen dan superantigen
a) Alergen
Faktor eksogen:
 Alergen hirup
Contoh : tungau debu rumah menunjukkan perubahan
histopatologik berupa pembentukan infiltrat selular yang
diperantai sel TH-2 serta ditemukan eosinofil dan basofil.
 Alergi makanan
b) Superantigen
Peningkatan kolonisasi Stapylococcus aureus (SA).

Interaksi antara protein A2 dan asam teikoat pada dinding sel


dengan fibronektin, laminin, dan fibrinogen.
 Superantigen
- Enterotoksin A (SEA)
- Enterotoksin B (SEB)
- Toksin SSS

Efek imunomodulator

SA memacu kekambuhan lesi DA serta


menginduksi influks cutaneous lymphocyte
antigen (CLA)
 Predisposisi genetik

Dermatitis atopik sering dijumpai pada sebuah keluarga, namun penurunannya tidak
mengikuti hukum mendel. Ada kecenderungan lebih banyak terjadi pada perempuan
dan ditemukan banyak gen yang terlibat, sehingga pola warisan dermatitis atopik
bersifat multifaktorial.
Klasifikasi DA
Remaja
Infantil Anak Dewasa
2bln-2th 2-10th >13 th

Tempat predileksi utama


Tempat predileksi mirip
diwajah diikuti kedua Tempat predileksi lebih
dengan fase anak, dapat
pipi, meluas ke dahi sering di fossa cubiti dan
meluas mengenai kedua
kulit kepala, telinga, poplitea, fleksor
telapak tangan, jari-jari,
leher, pergelangan pergelangan tangan,
pergelangan tangan, bibir,
tangan dan tungkai kelopak mata dan leher,
leher, bagian anterior, scalp,
bagian fleksor. tersebar dan tersebar simetris.
dan putting susu.
simetris
DA Infantil
Predileksi Infantil

Company Logo www.themegallery.com


DA pada anak
Predileksi DA pada dewasa

Company Logo www.themegallery.com


 Manifestasi dan tempat predileksi pada masing-masing DA berbeda
dibandingkan dengan dermatitis lainnya
 Secara subjektif lebih gatal
 Rasa gatal dan garukan yang terus-menerus memicu kerusakan barrier
kulit
Kriteria Diagnostik
Kriteria William

Harus ada
Kulit yang gatal
(tanda garukan pada anak kecil)
3 atau lebih tanda

Riwayat perubahan kulit/ kering di


fossa cubiti, fossa poplitea, bagian Riwayat asma / hay fever
anterior dorsum pedis, atau seputar pada anak
leher

Riwayat kulit kering


Dermatitis fleksural
sepanjang akhir tahun
Diagnosis DA berdasarkan kriteria Hanifin Rajka

Dermatitis fleksura pada Pruritus


Dermatitits dimuka atau
dewasa ekstensor (pada bayi dan
anak)

MAYOR
Dermatitis kronis atau
residif Riwayat atopi pada
penderita atau keluarga
Diagnosis DA berdasarkan kriteria Hanifin Rajka

MINOR

 Keratokonus
• Xerosis  Katarak subscapular anterior
• Infeksi kulit ( khususnya oleh S.aureus  Orbita menjadi gelap
dan virus herpes simpleks)  Alergi makanan
• Dermatitis non spesifik pada tangan atau kaki  Muka pucat atau eritem
• Iktiosis/keratosis piliaris  Gatal bila berkeringat
• Pitiriasis alba  Intolerans terhadap wol atau pelarut lemak
• Dermatitis di papilla mamae  Hipersensitif terhadap makanan
• White dermographism and delayed blanch response  Perjalanan penyakit dipengaruhi oleh faktor
• Keilitis lingkungan atau emosi
• Lipatan infra orbital Dennie-Morgan  Tes kulit alergi tipe dadakan positif
• Konjungtivitis berulang  Kadar IgE di dalam serum meningkat
 Awitan pada usia dini
Company Logo www.themegallery.com
Kriteria Hanifin Rajka
Harus ada 3 dari
3 dari kriteria kriteria
minor atau lebih mayor
Kriteria Hanifin-Rajka untuk Bayi

Kriteria Mayor Kriteria Minor

 Riwayat keluarga Dermatitis Atopik  Xerosis/Iktiosis

 Dermatitis dengan tanda gatal  Fisura belakang telinga

 Dermatitis yang typical facial/ eczematous


 Skuama di scalp kronis
ekstensor/ dermatitis likenifikasi

 Aksentuasi perifolikular
 Daerah popok dan/daerah mulut/hidung wajah
bebas dari lesi kulit

Company Logo www.themegallery.com


Diagnosis dapat ditegakkan :
1
gambar
Bila ada sedikitnya 1
atau 2 kriteria mayor + an pada
krtieria
minor
No Kondisi Ciri-ciri Skor
1 Luas Penyakit a.Fase anak  

Derajat - Kurang dari 9% luas tubuh


- Sekitar 9-36% luas tubuh
1
2

Keparahan - Lebih dari 36 persen luar tubuh


b.Fase Infantil
3
 

Dermatitis - Kurang dari 18% luas tubuh


- Sekitar 18-54% luas tubuh
1
2

Atopik
- Lebih dari 54 persen luar tubuh 3

2 Kekambuhan - Lebih dari 3 bulan remisi/tahun 1


- Kurang dari 3 bulan remisi/tahun 2
Penilaian skor : - Terus menerus 3
 3-4 Ringan 3 Intensitas - Gatal ringan, kadang mengganggu tidur 1
 5-7 Sedang dimalam hari  
- Gatal sedang, sering mengganggu tidur  2
 8-9 Berat
malam hari (tidak terus menerus)
- Gatal hebat mengganggu tidur sepanjang 3
malam (terus-menerus)
Indeks SCORAD
Penilaian luas penyakit

• Dihitung menggunakan system rule of nine.

Penilaian intensitas
• Parameter yang dinilai adalah morfologi pada kulit dengan dermatitis, yaitu eritema, edema, atau papul,
eksudat atau krusta, ekskoriasi, likenifikasi dengan nilai 0 bila tidak ada, 1 ringan, 2 sedang, 3 berat

Penilaian subjektif
• Dilakukan terhadap rasa gatal dan gangguan tidur. Untuk kedua parameter tersebut pasien diminta menilai
dengan menggunakan Visual Analog Scales dari 0 sampai dengan 10

Total nilai indeks SCORAD

A/5+7B/2+C.
Penghitungan Indeks SCORAD

Company Logo www.themegallery.com


54
0
Interpretasi
>
R Scorad
4S
i
0en
dg
B
a
en
rg
a
t
Diagnosa Banding
Dermatitis Dermatitis
Neurodermatitis
Seboroik Numularis
Pemeriksaan Penunjang
Peningkatan kadar IgE dalam serum juga dapat terjadi pada
Kadar IgE sekitar 15% orang sehat, demikian pula kadar eosinophil,
sehingga tidak patognomonik.

Uji kulit dilakukan bila ada dugaan pasien alergik


terhadap debu atau makanan tertentu, bukan untuk Prick Test
diagnostik

untuk melihat perubahan dari rangsangan goresan


Dermatografisme
terhadap kulit.
putih

Percobaan asetyl kolin akan menimbulkan


vasokonstriksi kulit yang tampak sebagai garis pucat Asetyl Kolin
selama 1 jam.
Penatalaksanaan
 Umum
Tatalaksana DA di Indonesia Lima (5) pilar penatalaksanaan DA:

 Edukasi dan empowerment pasien serta caregiver(s)


 Menghindari dan memodifikasi faktor pencetus lingkungan / modifikasi gaya
hidup
 Memperkuat dan mempertahankan fungsi sawar kulit yang optimal
 Menghilangkan penyakit kulit inflamasi
 Mengendalikan dan mengeliminasi siklus gatal-garuk
Tabel .
Rekomendasi
edukasi dan
menghindari
pencetus
Topikal

 Sesuai dengan usia, kelainan klinis,dan lokasi kelainan.


 DA Lesi basah: kompres NaCI 0,9%.
 Kortikosteroid topikal (KST) potensi lemah digunakan untuk pasien DA bayi (0-2 thn),
lemah sampai sedang untuk DA anak (>2 tahun), potensi sedang sampai kuat untuk DA
dewasa.
 Gunakan KST mulai potensi rendah yg paling efektif untuk anak.
 Pada wajah dan fleksura dapat dikontrol dengan KST potensi sedang selama 5-7 hari,
kemudian diganti KST potensi lebih ringan atau inhibitor kalsineurin inhibitor (IKT).
 Gunakan KST 2 kali sehari sampai lesi terkontrol atau selama 14 hari.
 Lesi terkontrol KST 1 kali sehari pagi dan IKT sore hari atau IKT dapat diganti dengan
pelembap.5
Tabel 6. Klasifikasi Kortikosteroid
Golongan I Golongan II Golongan III Golongan IV

Betamethasone Amcinanonide Triamcinolone Flurandrenolide


dipropionate 0,1% acetonide 0,1% 0,05%
0,05%
Diflorasone Momethasone Fluticasone Momethasone
diasetate 0,05% fuorate 0,01% propionate 0,05% fruate 0,05%

Clobetasol Halcinanide Flucinonide Flucinolone


proprinate 0,05% 0,01% 0,05% acetonide 0,025%

Chalobatasol Desoximetasone Betamethasone Hydrocortisone


proprionate 0,25% velerate 0,01% valerate 0,2%
0.05%
Tabel 6. Klasifikasi Kortikosteroid
Golongan V Golongan VI Golongan VII

Fluticasone Aciometasone 0,05%


propionate 0,05%

Prednicarbate 0,1% Triancinolone Obat topikal dengan


acetonide 0,1% hydrokortisone,
dexametasone,
Hydrocortisone Desonide 0,05% glumetalone,
valerate 0,2% prednisolon dan
metilprednisolon
Flucinolone acetonide Flucinolone acetonide
0,025% 0,01%
Sistemik

 Terapi gatal: antihistamin intermiten/jangka pendek.


 DA dengan infeksi sekunder yg luas atau tidak berespons dengan terapi topikal diberi
antibiotik selama 7 hari.
 Lini 1: amoksilin-klavulanat, sefaleksin. Bila alergi penisilin dapat diberikan eritromisin.
 Lini 2: eritromisin, sefalosporin generasi 2, methycillin-resistant Staphylooccus aureus
(MRSA).
 Siklosporin-A: DA berat, refrakter terhadap terapi konvensional, pada pasien DA anak
dan dewasa. Dosis 3-5 mg/kgBB/hari atau dewasa 150 mg/300 mg setiap hari.
 Antimetabolit: mofetil mikofenolat (DA refrakter) , metotreksat (DA rekalsitran),
azatioprin (DA berat)
Prognosis

 Quo ad vitam: ad bonam


 Quo ad functionam: ad bonam
 Quo ad sanationam: dubia ad malam, karena merupakan kelainan kulit
inflamasi yang bersifat kronis berulang, namun tergantung dari
penatalaksanaan untuk mencegah kekambuhan.
Komplikasi

 Infeksi Sekunder
 Infeksi virus ( Herpes Simplex)
 Mata : Dermatitis kelopak mata dan blepharitis kronis, Keratokonjungvitis
atopik
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai