Anda di halaman 1dari 58

Dermatitis

Atopik
Presentan :

Diyah Ratnasari (1410070100026)


Regina Yuva (1510070100021)
Vinta Utami Amri (1510070100031)
Putri Wahyuni Allfazmy (1510070100071)

Preseptor :
dr. Yolla Fadilla, Sp.DV
Definisi Derma → kulit
Atopi → berbeda
Dermatitis atopik (DA) adalah
peradangan kulit berupa dermatitis yang
Sinonim
kronis residif, disertai rasa gatal, dan
mengenai bagian tubuh tertentu terutama S. Prurigo Besnier,
di wajah pada bayi (fase infantil) dan Eczema
bagian fleksura ekstremitas (pada fase
anak).
Epidemiologi
Hannover(Jerman)
menggunakan kriteria
Hanifin Rajka pada anak
sekolah (5-9 tahun)
ditemukan sebesar 10,5 %
Prevelensi DA dari 4219 anak
Singapura (2002)
menggunakan kriteria united
Bervariasi
Kingdom (UK) working party
pada anak sekolah (7-12
tahun) sebesar 20,8% dari
12.323 anak.

Di negera berkembang, 10-20% anak


menderita Dermatitis atopik dan 60% di
antaranya menetap sampai dewasa.
Etiologi
Faktor internal
● Faktor predisposisi genetik (melibatkan banyak gen) yang menghasilkan disfungsi
sawar kulit serta perubahan pada sistem imun, khususnya hipersensitifitas terhadap
berbagai alergen dan antigen mikroba.
● Faktor psikologis dapat merupakan penyebab atau sebagai dampak DA.
● Faktor higiene akhir-akhir ini diduga merupakan salah satu faktor resiko DA di dalam
keluarga.

Faktor eksternal
● Polutan
● Gaya hidup
Patogenesis
 Hubungan disfungsi sawar kulit dan pathogenesis DA
 Perubahan sistem imun (imunopatologi)
Keratinosit, sel Langerhans, sitokin, igE, eosinofill dan sel T
Sel efektor pada reaksi imunologik DA :

Keratinosit

Sel T

Sel endotel
 Alergen dan superantigen

a) Alergen

Faktor eksogen:

● Alergen hirup
Contoh : tungau debu rumah menunjukkan perubahan histopatologik berupa pembentukan infiltrat
selular yang diperantai sel TH-2 serta ditemukan eosinofil dan basofil.
● Alergi makanan
b) Superantigen
Peningkatan kolonisasi Stapylococcus aureus (SA).

Interaksi antara protein A2 dan asam teikoat pada dinding sel


dengan fibronektin, laminin, dan fibrinogen.
● Superantigen

-- Enterotoksin
Enterotoksin A
A (SEA)
(SEA)
-- Enterotoksin
Enterotoksin B
B (SEB)
(SEB)
-- Toksin
Toksin SSS
SSS

Efek imunomodulator

SA memacu kekambuhan lesi DA serta


menginduksi influks cutaneous lymphocyte
antigen (CLA)
 Predisposisi genetik

Dermatitis atopik sering dijumpai pada sebuah keluarga, namun


penurunannya tidak mengikuti hukum mendel. Ada kecenderungan lebih
banyak terjadi pada perempuan dan ditemukan banyak gen yang terlibat,
sehingga pola warisan dermatitis atopik bersifat multifaktorial.
 Mekanisme pruritus pada DA

Patofisiologi pruritus pada DA belum diketahui pasti. Pada umumnya para pakar
berpendapat bahwa sensasi gatal dan nyeri disalurkan melalui saraf C tidak bermielin di
daerah taut dermoepidermal. Rangsangan ke reseptor gatal tersebut menjalar melalui
saraf spinal sensorik kemudian ke hipotalamus kontra lateral dan selanjutnya ke korteks
untuk di persepsikan.

Faktor lainnya:

- Perubahan pada respons vascular


- Farmakologik
 Faktor psikologis

Rasa gatal Cemas


memicu garukan Kerusakan kulit stres
terus-menerus dan depresi
 Teori atau hipotesis hygiene

Sampai saat ini hipotesis hygiene masih dalam penelitian.


Tetapi akhir-akhir ini diduga sebagai salah satu faktor risiko DA di
dalam keluarga
Klasifikasi DA
Remaja
Infantil Anak Dewasa
2bln-2th 2-10th >13 th

Tempat predileksi utama


Tempat predileksi mirip
diwajah diikuti kedua Tempat predileksi lebih
dengan fase anak, dapat
pipi, meluas ke dahi sering di fossa cubiti dan
meluas mengenai kedua
kulit kepala, telinga, poplitea, fleksor
telapak tangan, jari-jari,
leher, pergelangan pergelangan tangan,
pergelangan tangan, bibir,
tangan dan tungkai kelopak mata dan leher,
leher, bagian anterior, scalp,
bagian fleksor. tersebar dan tersebar simetris.
dan putting susu.
simetris
DA Infantil
Predileksi Infantil

www.themegallery.com Company Logo


DA pada anak
Predileksi DA pada dewasa

www.themegallery.com Company Logo


● Manifestasi dan tempat predileksi pada masing-masing DA berbeda
dibandingkan dengan dermatitis lainnya
● Secara subjektif lebih gatal
● Rasa gatal dan garukan yang terus-menerus memicu kerusakan
barrier kulit
Kriteria Diagnostik
Kriteria William

Harus ada
Kulit yang gatal
(tanda garukan pada anak
kecil)
3 atau lebih tanda

Riwayat perubahan kulit/


kering di fossa cubiti, fossa Riwayat asma / hay fever
poplitea, bagian anterior
dorsum pedis, atau seputar pada anak
leher

Riwayat kulit kering Dermatitis fleksural


sepanjang akhir tahun

Awitan dibawah usia 2


Diagnosis DA berdasarkan kriteria Hanifin Rajka

Dermatitis fleksura pada Pruritus


Dermatitits dimuka atau
dewasa ekstensor (pada bayi dan
anak)

MAYOR
Dermatitis kronis atau
residif Riwayat atopi pada
penderita atau keluarga
Diagnosis DA berdasarkan kriteria Hanifin Rajka

MINOR

 Keratokonus
 Xerosis
 Katarak subscapular anterior
 Infeksi kulit ( khususnya oleh S.aureus
 Orbita menjadi gelap
dan virus herpes simpleks)
 Alergi makanan
 Dermatitis non spesifik pada tangan atau kaki
 Muka pucat atau eritem
 Iktiosis/keratosis piliaris
 Gatal bila berkeringat
 Pitiriasis alba
 Intolerans terhadap wol atau pelarut lemak
 Dermatitis di papilla mamae
 Hipersensitif terhadap makanan
 White dermographism and delayed blanch
 Perjalanan penyakit dipengaruhi oleh faktor
response
lingkungan atau emosi
 Keilitis
 Tes kulit alergi tipe dadakan positif
 Lipatan infra orbital Dennie-Morgan
 Kadar IgE di dalam serum meningkat
 Konjungtivitis berulang
 Awitan pada usia dini
Company Logo www.themegallery.com
Kriteria Hanifin Rajka

Harus ada 3
dari kriteria
mayor 3 dari kriteria
minor atau lebih
Kriteria Hanifin-Rajka untuk Bayi

Kriteria Mayor Kriteria Minor

 Riwayat keluarga Dermatitis Atopik  Xerosis/Iktiosis

 Dermatitis dengan tanda gatal  Fisura belakang telinga

 Dermatitis yang typical facial/ eczematous  Skuama di scalp kronis


ekstensor/ dermatitis likenifikasi

 Aksentuasi perifolikular
 Daerah popok dan/daerah mulut/hidung
wajah bebas dari lesi kulit

Company Logo www.themegallery.com


Diagnosis dapat ditegakkan :

Bila ada 1 gambaran


sedikitnya 1
atau 2 kriteria
mayor
+ pada krtieria
minor
No Kondisi Ciri-ciri Skor

Derajat 1 Luas Penyakit a.Fase anak  


- Kurang dari 9% luas tubuh 1
Keparahan - Sekitar 9-36% luas tubuh 2

Dermatitis
- Lebih dari 36 persen luar tubuh 3
b.Fase Infantil  

Atopik - Kurang dari 18% luas tubuh


- Sekitar 18-54% luas tubuh
1
2
- Lebih dari 54 persen luar tubuh 3

2 Kekambuhan - Lebih dari 3 bulan remisi/tahun 1


- Kurang dari 3 bulan remisi/tahun 2
Penilaian skor : - Terus menerus 3
 3-4 Ringan 3 Intensitas - Gatal ringan, kadang mengganggu 1
 5-7 Sedang tidur dimalam hari  
- Gatal sedang, sering mengganggu  2
 8-9 Berat
tidur malam hari (tidak terus
menerus) 3
- Gatal hebat mengganggu tidur
sepanjang malam (terus-menerus)
Indeks SCORAD
Penilaian luas penyakit
• Dihitung menggunakan system rule of nine.

Penilaian intensitas
• Parameter yang dinilai adalah morfologi pada kulit dengan dermatitis,
yaitu eritema, edema, atau papul, eksudat atau krusta, ekskoriasi,
likenifikasi dengan nilai 0 bila tidak ada, 1 ringan, 2 sedang, 3 berat

Penilaian subjektif
• Dilakukan terhadap rasa gatal dan gangguan tidur. Untuk kedua
parameter tersebut pasien diminta menilai dengan menggunakan Visual
Analog Scales dari 0 sampai dengan 10

Total nilai indeks SCORAD

A/5+7B/2+C.
Penghitungan Indeks SCORAD

Company Logo www.themegallery.com


Interpretasi Scorad
<15 Ringan

16-40 Sedang

>40 Berat
Diagnosis Banding
• Dermatitis Seboroik, Psoriasis, Dermatitis
Bayi Popok

• Dermatitis Numularis, Dermatitis Intertriginosa,


Anak Dermatitis Kontak, dan Dermatitis traumatika.

• Neurodermatitis, atau likensimpleks kronikus


Dewasa
Pemeriksaan Penunjang
Peningkatan kadar IgE dalam serum juga dapat terjadi pada
Kadar IgE sekitar 15% orang sehat, demikian pula kadar eosinophil,
sehingga tidak patognomonik.

Uji kulit dilakukan bila ada dugaan pasien alergik


terhadap debu atau makanan tertentu, bukan untuk Prick Test
diagnostik

untuk melihat perubahan dari rangsangan goresan


Dermatografisme
terhadap kulit.
putih

Percobaan asetyl kolin akan menimbulkan


vasokonstriksi kulit yang tampak sebagai garis pucat Asetyl Kolin
selama 1 jam.
Penatalaksanaan
● Umum
Tatalaksana DA di Indonesia:
Lima (5) pilar penatalaksanaan DA:

● Edukasi dan empowerment pasien serta caregiver(s)


● Menghindari dan memodifikasi faktor pencetus lingkungan / modifikasi gaya hidup
● Memperkuat dan mempertahankan fungsi sawar kulit yang optimal
● Menghilangkan penyakit kulit inflamasi
● Mengendalikan dan mengeliminasi siklus gatal-garuk
Tabel .
Rekomendasi
edukasi dan
menghindari
pencetus
Topikal

● Sesuai dengan usia, kelainan klinis,dan lokasi kelainan.


● DA Lesi basah: kompres NaCI 0,9%.
● Kortikosteroid topikal (KST) potensi lemah digunakan untuk pasien DA bayi (0-2
thn), lemah sampai sedang untuk DA anak (>2 tahun), potensi sedang sampai kuat
untuk DA dewasa.
● Gunakan KST mulai potensi rendah yg paling efektif untuk anak.
● Pada wajah dan fleksura dapat dikontrol dengan KST potensi sedang selama 5-7 hari,
kemudian diganti KST potensi lebih ringan atau inhibitor kalsineurin inhibitor (IKT).
● Gunakan KST 2 kali sehari sampai lesi terkontrol atau selama 14 hari.
● Lesi terkontrol KST 1 kali sehari pagi dan IKT sore hari atau IKT dapat diganti
dengan pelembap.5
Tabel 6. Klasifikasi
Kortikosteroid
Sistemik
● Terapi gatal: antihistamin intermiten/jangka pendek.
● DA dengan infeksi sekunder yg luas atau tidak berespons dengan terapi topikal diberi
antibiotik selama 7 hari.
● Lini 1: amoksilin-klavulanat, sefaleksin. Bila alergi penisilin dapat diberikan
eritromisin.
● Lini 2: eritromisin, sefalosporin generasi 2, methycillin-resistant Staphylooccus aureus
(MRSA).
● Kortikosteroid (prednison, metilprednidsolon, triamsinolon) pemberian singkat sampai
akut/kronik/berat/luas, rekalsitran .
● Siklosporin-A: DA berat, refrakter terhadap terapi konvensional, pada pasien DA anak
dan dewasa. Dosis 3-5 mg/kgBB/hari atau dewasa 150 mg/300 mg setiap hari.
● Antimetabolit: mofetil mikofenolat (DA refrakter) , metotreksat (DA rekalsitran),
azatioprin (DA berat)
Komplikasi

● Infeksi Sekunder
● Infeksi virus ( Herpes Simplex)
● Mata : Dermatitis kelopak mata dan blepharitis kronis, Keratokonjungvitis
atopik
Prognosis
● Prognosis lebih buruk bila kedua orang tuanya menderita dermatitis atopik.
● Ada kecenderungan perbaikan masa spontan pada masa anak dan sering ada yang
kambuh pada masa dewasa.
● Sebagian kasus menetap pada usia diatas 30 tahun.

● Faktor yang berhubungan dengan prognosis kurang baik pada dermatitis atopik adalah
:
● Dermatitis atopik luas pada anak
● Menderita rhinitis alergik dan asma bronkial
● Riwayat dermatitis atopik pada orang tua atau saudara kandung
● Awitan dermatitis atopik pada usia muda
● Kadar IgE serum sangat tinggi
Laporan
Kasus
Identitas Pasien

● Nama : An.X
● Umur : 10 Tahun
● Alamat : Bukit Tinggi
● Pekerjaan : Pelajar
● Tanggal periksa : 10 November 2020
Anamnesis

 Keluhan Utama

Bercak – bercak merah yang terasa gatal pada kedua lipat lengan dan kedua lipat lutut

yang dirasakan sejak 1 minggu yang lalu


Riwayat Penyakit Sekarang
● Bercak – bercak merah yang terasa gatal pada kedua lipat lengan dan kedua lipat lutut
yang dirasakan sejak 1 minggu yang lalu. Gatal di rasa pasien semakin hari terasa
semakin gatal.
● Tidak ada kelainan kulit bernanah dan demam.
● Riwayat sering bersin di pagi hari
● Riwayat sering berketombe, timbul bercak-bercak merah bersisik kekuningan pada
area lipat hidung, alis, belakang telinga, dan area lipatan tubuh disangkal
● Riwayat timbul bercak-bercak merah bersisik tebal berlapis2 pada area punggung,
siku, lutut, bokong disangkal
Riwayat Penyakit Dahulu
● Pasien belum pernah ada riwayat seperti ini sebelum nya
● Pasien memiliki riwayat asma yang masih sering kambuh

Riwayat Pengobatan
● Pasien belum diberikan obat apapun
● Riwayat mengoleskan sesuatu sebelum timbul kelainan kulit disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga


● Ayah pasien memiliki riwayat sakit asma
● Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan pasien.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalisata
● Keadaan Umum : Sakit Sedang
● Kesadaran : Compos Mentis Cooperatif
● Staus Gizi : Baik
● Pemeriksaan Thoraks : Dalam batas normal
● Pemeriksaan Abdomen : Dalam batas normal
Status Dermatologikus
● Lokasi : kedua lipat siku dan lutut
● Distribusi : simetris
● Bentuk : tidak khas
● Susunan : Berkelompok
● Ukuran : Numular - Plakat
● Efloresensi : papul eritema, plak eritema, likenifikasi,
skuama , erosi  
Gambar : papul eritema, plak eritema, likenifikasi, skuama , erosi  
Status Venereologikus
 Kelainan selaput lendir : Tidak ditemukan kelainan
 Kelainan rambut :Tidak ditemukan kelainan
 Kelainan kuku :Tidak ditemukan kelainan
 Kelenjar Limfa :Tidak ditemukan pembesaran KGB
Diagnosa Kerja
Dermatitis Atopik

Diagnosa Banding
● Dermatitis Intertrigonosa
● Dermatitis Kontak
● Dermatitis Numular
Penatalaksanaan
Umum
● Memberikan edukasi tentang penyakit pasien, penyebab, cara penularan dan terapi
● Istirahat dan makan yang cukup
● Menghindari faktor pencetus.
● Memakai pakaian yang ringan, lembut, halus dan dapat menyerap keringat.
● Mengurangi menggaruk lesi karena garukan dapat menyebabkan lesi lebih bertambah parah atau
terbentuk skar jaringan parut, serta berisiko terjadi infeksi sekunder.

Khusus
● Obat Sistemik :
Citirizine syr 5mg/5ml 1 cth/hari bila gatal
● Topikal :
Ceramide cream 2 kali sehari sesudah mandi
Prognosis

 Qua ad vitam : Bonam


 Qua ad sanationam : dubia ad Bonam
 Qua ad functionam : dubia ad Bonam
 Qua ad Cosmeticum : dubia ad Bonam
Kesimpulan
Dermatitis atopik (DA) adalah peradangan kulit
berupa dermatitis yang kronis residif, disertai rasa gatal,
dan mengenai bagian tubuh tertentu terutama di wajah
pada bayi (fase infantil) dan bagian fleksura ekstremitas
(pada fase anak).
Patogenesis DA sangat kompleks, melibatkan
unsur alergi-imunologik dan non-imunologik. Faktor
endogen berupa disfungsi sawar kulit sangat berperan
penting karena memungkinkan penetrasi alergen
maupun iritan.
Pola pewarisan genetik multifaktor menunjukkan
banyak gen yang terlibat dan berperan pada DA. Faktor
psikologis merupakan faktor yang dapat memicu atau
sebagai dampak perjalanan penyakit DA yang kronik
residif serta mengganggu estetika. Pasien umumnya
agresif disertai stress ringan sampai berat.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai