Pola demam
o
1. Continum/sustained fever : fluktuasi < 0,5 C
2. Remittent fever : fluktuasi > 0,5 oC tapi tidak turun sampai N tifoid, TB
milier
3. Intermittent fever : fluktuasi sampai suhu N selama beberapa jam dalam
sehari. Kalau tiap 2 hari sekali = tersiana; kalau 2 hari
bebas demam di antara 2 serangan = kuartana
4. Biphasic : demam 2 puncak (camelback, saddleback) DF, campak,
polio, leptospirosis, yellow fever
5. Periodic fever : demam muncul secara periodic diselingi periode
asimptomatik beberapa minggu-bulan
6. Relapsing fever : demam muncul secara periodic diselingi periode
asimptomatik beberapa jam/hari malaria tertian (P.
vivax), malaria kuartana (P. malaria)
7. Demam septic : suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali
pada malam hari & turun kembalil ke tingkat di atas N pada
pagi hari. Kalau turun ke tingkat N = demam hektik
8. Demam siklik : Kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti
oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang
kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.
Contohnya pada penyakit demam berdarah
Bunga Annisa Hapsari 4151101119 FK UNJANI 2007
DEMAM DENGUE / DEMAM BERDARAH DENGUE
Anamnesis
♥ KU : panas badan/demam
♥ Sudah berapa lama menderita demam?
♥ Demam timbul mendadak, terus menerus, sama antara pagi-siang-malam?
♥ Saat demam, diukur dengan termometer? Bila tidak, tanda subjektif demam
tinggi: gelisah, pusing, fotofobia?
♥ Sudah diberi obat penurun panas? Nama obatnya, banyak/takarannya? Respon
terhadap obat?
♥ Demam disertai mual, muntah, sakit perut (t.u. di daerah ulu hati)?
♥ Demam disertai nyeri kepala, nyeri otot, nyeri sendi, nyeri tulang, atau nyeri di
daerah belakang mata (u/anak besar)?
♥ Demam disertai timbul bintik perdarahan di kulit, mimisan, gusi berdarah, muntah
atau BAB berdarah?
♥ Demam disertai gelisah, letargi, badan teraba dingin?
♥ Anak menjadi malas minum? Memuntahkan apa saja yang diberikan?
♥ Kapan terakhir buang air kecil?
♥ Bagaimana BAB nya? Mencret atau obstipasi?
♥ Ada kejang atau penurunan kesadaran?
♥ Ada batuk, pilek, nyeri tenggorokan, nyeri saat menelan, atau gangguan napas?
(DD ISPA)
♥ T.u. anak perempuan menangis saat BAK (u/anak lebih kecil) atau nyeri saat
BAK (u/anak besar)? (DD ISK)
♥ Ada cairan yang keluar dari lubang telinga, atau telinga seperti berdengung
(u/anak besar)? (DD OMA)
♥ Ada ruam-ruam merah, mata merah, dan batuk? (DD campak)
♥ Ada bruntus-bruntus yang berisi air, terasa gatal, sebelumnya ada kontak dengan
orang keluhan serupa? (DD cacar)
♥ Riwayat kebanjiran? (DD leptospirosis)
♥ Pernah digigit nyamuk t.u. di siang hari? Di mana?
♥ Ada yang menderita sakit serupa di rumah atau tetangga sekitar rumah atau
teman sekolah?
♥ Bagaimana keadaan lingkungan di sekitar rumah atau sekolah, adakah
kemungkinan tempat perindukan nyamuk (contoh: ada tempat penampungan air
terbuka). Apakah ada penyemprotan untuk nyamuk t.u Aedes aegypti?
Pemeriksaan Penunjang
♥ Darah rutin : Hb, Ht, Tr, Leu, Eri, diff count (dilakukan serial setiap 12 jam
atau 6 jam atau 3 jam tergantung keadaan klinis pasien)
♥ Serologis : NS1 (saat awal demam), IgM IgG anti dengue, titer hemagultinin
inhibition (HI)
♥ Imaging : Ro thorax posisi RLD, USG abdomen melihat efusi pleura &
ascites *bila perlu
♥ Fungsi hati (SGOT/SGPT) *bila ada tanda ensefalopati
♥ EKG & enzim jantung *bila ada penyulit miokarditis
♥ DIC profile : PT, aPTT, D-dimer, kadar fibrinogen *bila diperlukan
♥♥♥
Definisi
DBD atau DHF adanya penyakit menular akut yang disebabkan oleh virus
Dengue, ditandai dengan adanya demam dan kebocoran pembuluh darah;
perdarahan dapat menyebabkan gangguan sirkulasi darah atau syok (DSS) bahkan
dapat mengakibatkan kematian.
Selain itu, ada bentuk lain dari infeksi virus dengue yaitu DF, yang berbeda
dengan DHF dalam hal tidak terdapatnya kebocoran plasma sehingga manifestasi
klinis umumnya lebih ringan. Pada DF bisa terjadi perdarahan meskipun tidak biasa.
Asimptomatik Simptomatik
Etiologi
Penularan
Bunga Annisa Hapsari 4151101119 FK UNJANI 2007
♥ DF/DHF ditularkan orang yang dalam darahnya terdapat virus dengue digigit
nyamuk Aedes virus masuk bersama darah yang dihisap
♥ Di dalam tubuh nyamuk virus berkembang biak membelah diri menyebar
di seluruh bagian tubuh nyamuk
♥ Kalau nyamuk menggigit orang lain alat tusuk nyamuk (proboscis)
menemukan kapiler darah dikeluarkan air liur agar darah yang dihisap tidak
membeku, lalu darah dihisap virus keluar bersama dengan air liur ditularkan
kepada orang lain
♥ Kekebalan cukup terhadap virus dengue tidak akan terserang penyakit ini
♥ Kekebalan tidak cukup terhadap virus dengue mulai sakit demam ringan
sampai sakit berat (demam tinggi yang disertai perdarahan, bahkan syok),
tergantung dari tingkat kekebalan tubuh yang dimikinya.
Patofisiologi
Nyamuk A. aegypti
Menggigit penderita demam berdarah
Virus dengue masuk ke tubuh nyamuk bersama darah yang dihisap
Di dalam tubuh nyamuk, virus berkembang biak &
menyebar ke seluruh bagian tubuh nyamuk
(sebagian besar di kelenjar liur)
Nyamuk menggigit orang lain
Air liur (bersama virus dengue) dilepaskan terlebih dahulu agar
darah yang dihisap tidak membeku
Masuk ke dalam tubuh manusia
Ditangkap oleh makrofag (monosit), berkembang biak, &
beredar di dalam pembuluh darah
Viremia 2 hari,
sebelum timbul
gejala & berakhir
setelah 5 hari
Makrofag sebagai APC mulai gejala panas
Bunga Annisa Hapsari 4151101119 FK UNJANI 2007
Antigen yang menempel di makrofag mengaktivasi sel T-helper
Menarik makrofag lain u/memfagosit lebih banyak virus
T-helper mengaktivasi
terlepasnya mediator
Infeksi Pertama
Ab netralisasi
Mengenali protein E, monoklonal Ab terhadap NS1, pre M, & NS3
dari virus dengue
Aktivitas netralisasi & aktifasi komplemen
Lisis sel yang telah terinfeksi virus
Virus lenyap, penderita sembuh, kekebalan seumur hidup terhadap serotip tsb
Merangsang makrofag
u/mengeluarkan
Derajat DHF
Pemeriksaan Serologi
Komplikasi
1. Ensefalopati dengue
Kesadaran pasien menurun menjadi apatis atau somnoleh, dapat disertai/tanpa
kejang, dapat terjadi pada DHF atau DSS, biasanya disebabkan karena syok
yang berkepanjangan dengan perdarahan, selain itu disebabkan oleh thrombosis
pembuluh darah otak sebagai akibat dari koagulasi intravascular yang
menyeluruh.
2. Kelainan ginjal
Umumnya terjadi pada fase terminal sebagai akibat dari syok yang tidak diatasi
dengan baik
3. Edema paru,
Komplikasi yang paling mungkin akibat pemberian cairan yang berlebihan.
Tersangka DBD
Demam tinggi, mendadak, terus-
menerus < 7 hari, tidak disertai
infeksi saluran napas bagian atas,
badan lemah dan lesu
Cairan awal
RL/NaCl 0,9% atau RLD5/NaCl
0,9% + D5 6 – 7 ml/kgBB/jam
Perbaikan
Prognosis
Umumnya mempunyai prognosis yang baik. Kematian terjadi karena beberapa hal:
♥ Adanya perdarahan yang brat
♥ Syok yang tidak teratasi
♥ Efusi pleura yang hebat
♥ Kejang
Anamnesis
♫ KU : panas badan/demam
♫ Sudah berapa lama menderita demam?
♫ Demam dialami setiap hari?
♫ Jika demam setiap hari dan > 7 hari, pada 5 – 7hari pertama demamnya naik-
turun? Ata uterus-menerus?
♫ Jika naik turun, demam terjadi pada sore-malam hari?
♫ Saat demam, diukur dengan termometer?
Jika tidak diukur, ada tanda-tanda subjektif demam (flushing, gelisah, fotofobia)?
♫ Sudah diberi obat penurun panas? Sebutkan?
Jika sudah diberi obat demamnya turun, berapa jam kemudian timbul kembali
demam?
♫ Setelah 5 – 7 hari, demam yang terjadi terus-menerus (pagi-siang-sore-malam)?
♫ Demam disertai dengan mengigau atau letargi?
♫ Demam disertai nyeri kepala t.u di daerah frontal (u/anak besar)?
♫ Demam disertai nyeri perut?
♫ Demam disertai mencret, mencret yang diikuti konstipasi, atau konstipasi?
Bagaimana bentuk dan warna feses?
♫ Demam disertai anoreksia?
♫ Bagaimana BAK? Warna seperti air teh?
♫ Demam disertai batuk dan sesak napas?
♫ Sumber air minum berasal dari mana? Sumur atau ledeng?
Jika sumur, berapa jarak antara sumur dengan jamban?
♫ Jamban milik pribadi atau digunakan bersama-sama?
♫ Ukuran rumah dan jumlah penghuni?
♫ Kebiasaan memasak, mencuci tangan, dan makan-makanan luar (jajan)?
♫ Di rumah banyak tikus?
♫ Keadaan kesehatan anak sebelum sakit sekarang:
Bagaimana napsu makannya?
Sering sakit?
BB anak sulit naik/turun?
Penyakit yang pernah diderita?
♫ Ada yang menderita keluhan/sakit serupa di lingkungan keluarga/
tetangga/sekolah?
♫ Demam didahului menggigil dan berkeringat banyak sesudahnya, riwayat
bepergian ke daerah endemis malaria? (DD malaria)
♫ Demam disertai batuk lama > 3 minggu, penurunan BB yang drastis, dan kontak
dengan penderita batuk lama/berdarah? (DD TB)
Pemeriksaan Fisik
♥ Keadaan sakit: ringan/sedang/berat
♥ Kesadaran: kualitatif (CM-koma), kuantitatif (GCS) anak besar
alert/letargi? menangis kuat/lemah? gerak aktif?
♥ Antropometri : BB, TB, LK (u/< 2 thn)
♥ Tanda vital : TD, N REC, R tipe, S
bradikardi relatif?
♥ Mata : konjungtiva anemis, sklera ikterik
♥ Lidah : coated tounge / typhoid tounge
♥ Leher : meningismus
pembesaran KGB (ukuran, konsistensi, mudah/sulit digerakkan
dari dasarnya, sakit/tidak
♥ Thorax : rose spot
bunyi jantung redup/tidak, paru crackles
♥ Abdomen : rose spot, distensi, nyeri difus
hepatomegali, splenomegali
♥ Ekstremitas : bekas gigitan pinjal/insect bite
Pemeriksaan Penunjang
♥ Darah rutin : periksa darah lengkap, ulangi setiap miinggu
♥ Urin rutin
♥ Feses rutin
♥ Kultur darah : termasuk uji resistensi
♥ Kultur feses/urin : jika pasien datang pada minggu ke-2 atau lebih
♥ Serologi : HBsAg dan IgM anti HAV jika diduga hepatitis
*jika hasil negatif, pikirkan hepatitis tifosa
♥ Benzidine tes : jika diduga ada perdarahan usus
♥ Ro BNO 3 posisi : jika diduga ada penyulit perforasi
♥ EKG : jika ada penyulit miokarditis
♥ Ro thorax & PPD tes : jika DD/ TB belum bisa disingkirkan
♥♥♥
Demam typhoid yang dikenal juga dengan typhoid fever atau typhus abdominalis
adalah penyakit sistemik akut yang disebabkan infeksi bakteri gram negatif:
♫ 96% disebabkan Salmonella typhi
♫ sisanya disebabkan oleh
♪ S. paratyphi A
♪ S. paratyphi B (schottmuelleri)
♪ S. paratyphi C (hirscfeldii)
Epidemiologi
♫ Penyakit ini terdapat di seluruh dunia, tapi lebih banyak ditemukan di negara
berkembang di daerah tropis di mana penyediaan air bersih, sanitasi lingkungan,
dan kebersihan individu kurang baik.
♫ Diperkirakan insidensi demam typhoid di Indonesia (1985), anak berusia 0-4
tahun sebanyak 25,32%, usia 5-9 tahun sebanyak 35,59%, dan usia 10-14 tahun
sebanyak 39,9%.
♫ Insidensi penyakit ini tidak berbeda antara anak laki-laki dengan perempuan.
Penularan
Karakteristik Etiologi
♫ Berbentuk batang, gram negatif, tidak membentuk spora, motil, berkapsul, dan
mempunyai flagela (bergerak dengan rambut getar).
♫ Dapat hidup sampai beberapa minggu di alam bebas seperti di dalam air, es,
sampah, dan debu.
♫ Dapat mati dengan pemanasan (suhu 60 oC) selama 15 – 20 menit, pasteurisasi,
pendidihan, dan khlorinisasi.
♪ Antigen vi (virulens)
Terletak pada kapsul (envelope) dari kuman yang dapat melindungi kuman
terhadap fagositosis.
Ketiga macam antigen tersebut akan menimbulkan pembentukan 3 macam
antibodi yang biasa disebut aglutinin.
Ke usus besar
Terjadi inflamasi
Disekresikan prostaglandin Adanya enterotoksin
non inflamatori
Dilepaskannya elektrolit dalam usus besar
Menarik air ke lumen usus
Diare
♫ Faktor Host
♪ Kebiasaan jajan di lur mempunyai risiko terkena demam tifoid 3,6 kali lebih
besar
♪ Kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan berisiko terkena demam tifoid
2,7 kali lebih besar
♫ Faktor Agent
♪ Jumlah kuman yang dapat menimbulkan infeksi adalah sebanyak 105 – 109
kuman yang tertelan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi
♫ Faktor Environment
♪ Kualitas sumber air yang tidak memadai
♪ Higiene dan sanitasi yang rendah
♫ Penderita tifoid karier adalah seseorang yang kotorannya (feces atau urin)
mengandung S.typhi setelah 1 tahun pasca demam tifoid, tanpa disertai gejala
klinis (malah bisa sampai seumur hidup
♫ Relaps = tifoid muncul kembali setelah 2 minggu berhenti pengobatan
Pemeriksaan Penunjang
♫ Intestinal
♪ Perdarahan usus
♪ Perforasi usus
Ileus Ileus Perforasi Perdarahan Peritonitis
obstruktif paralitik
Nyeri Kolik - + + +
Awalnya +
Muntah + - ± ±
Kemudian -
Flatus - - - - -
Pada anak +
Kembung + + ± ±
Dewasa -
Trauma - - + + +
Dehidrasi + + + - -
Darm
+ + - - -
kontur
Darm
+ - - - -
steifung
+++
Bising (logam/
- - - -
usus metalic
sound)
Pekak
- - + + +
samping
Pekak
- - + + +
pindah
Pekak
+ + / < + +
hati
Nyeri
- - + + +
tekan
Defans
- - + + +
muscular
Gambaran
Air fluid udara di
level bawah
Foto Air fluid
(cascade / diafragma
roentgen level
seperti (gambaran
terasering) pekak hati
menghilang)
Penatalaksanaan
♫ Kloramfenikol 100 mg/kg/BB/hari dibagi dalam 4 dosis (dosis max 2000 gr),
selama 10 – 14 hari atau sampai 5 – 7 hari setelah demam turun
Kloramfenikol mendepresi sumsum tulang jika terdapat leukopeni atau
trombositopeni, ganti dengan ampisilin, amoksilin atau cotrimoxazole
Sediaan : kapsul 250 mg, 500 mg
injeksi 1 gr
syrup 1 cth (5 cc) = 125 mg
♫ Ampisilin 100 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis, per IV
Ampisislin dapat menyebabkan diare
Sediaan : tab 500 mg, 1000 mg
kapsul 250 mg, 500 mg
syrup 1 cth (5 cc) = 125 mg
injeksi 0,1 gr/vial, 0,25 gr/vial, 0,5 gr/vial, 1gr/vial
♫ Amoksilin 100 mg/kgBB/hari dibagai dalam 4 dosis, p.o
Sediaan : tab 125 mg, 250 mg, 500 mg
kapsul 125 mg, 250 mg, 500 mg
syrup 1 cth (5 cc) = 125 mg
drop 100mg/ml
♫ Cotrimoxazole trimetrophim : sulfametoxazol = 1 : 5
TMP 10 mg/kgBB/hari dibagi dalam
Sulfametoxazol 50 mg/kgBB/hari 2 dosis
Sediaan : syrup 240 mg/cth 200 sulfa, 40 TMP
tab 480 mg, forte 960 mg
injeksi 480 mg/5 ml IV
♫ Cefotaxime 100 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis
Sediaan : injeksi 1 gr
Prognosis
♫ Tergantung ketepatan terapi, usia, dan keadaan kesehatan sebelumnya, & ada
tidaknya komplikasi
♫ Munculnya komplikasi meningkatkan morbiditas & mortalitas yang tinggi
♫ Relaps dapat timbul beberapa kali
♫ Risiko menjadi karier pada anak-anak rendah, & meningkat sesuai usia
Anamnesis
KU : kuning
Berapa usia bayi?
Masa gestasi?
Sejak kapan terlihat kuning?
Bagaimana progresivitas kuningnya?
Bagaimana proses kehamilan ibu?
ANC? TT? Sakit selama kehamilan? Obat-obatan yang dikonsumsi?
Bagaimana proses persalinan?
Faktor risiko minor, mayor?
Golongan darah ibu & ayah?
Penyakit hemolitik lainnya? (def G6PD dll)
Riwayat anak sebelumnya yang kuning/mendapat fototerapi?
Cephalhematom atau memar yang bermakna?
ASI eksklusif?
Kehilangan BB yang berlebihan?
Bagaimana pemberian minum/ASI (intake)?
Bagaimana output?
Riwayat kejang dengan demam sebelumnya? Usia berapa?
Pemeriksaan Fisik
♥♥♥
Definisi
Ikterus Fisiologis
Ikterus Patologis
Bilirubin ensefalopati
Menunjukkan manifestasi klinis akibat efek toksis bilirubin pada SSP basal
ganglia & nuklei batang otak
Tampak pada minggu pertama setelah bayi lahir akut bilirubin ensefalopati
Manifestasi klinis
- Fase awal : letargi, hipotoni, refleks hisap buruk
- Fase intermediate : moderate stupor, iritabilitas, hipertoni
- Fase lanjut : demam, high-pitched cry, drwosiness, hipotoni
(retrocoliis, opistotonus)
Kern Ikterus
Meningkatnya produksi bilirubin akibat masa hidup eritrosit pada bayi lebih
pendek (70 – 90 hari)
Menurunnya ekskresi bilirubin akibat buruknya konjugasi bilirubin dengan
asam glukoronat o/hati neonates
Penurunan uptake dalam hati
Peningkatan sirkulasi bilirubin enterohepatik
a) Ikterus fisiologis
Bayi yang diberi minum lebih awal atau lebih sering insidensi rendah
Pengeluaran mekonium lebih awal atau aspirasi u/tjd ikterus fis.
Bayi yang diberi SF cenderung mengeluarkan bilirubin lebih banyak pada
mekoniumnya selama 3 hari pertama kehidupan dibanding yang diberi ASI
Bayi yang diberi ASI kadar bilirubin serum lebih tinggi
Breast milk jaundice pemberian ASI yang berlebih/waktu yang lama, tapi
komponennya kurang (dapat berlangsung sampai beberapa bulan
Kalau mendiagnosis BMJ, harus disingkirkan dulu semua DD nya
Ada tes u/BMJ : kalau dipuasakan 2 hari, bilirubin berkurang
Breast feeding jaundice intake ASI yang kurang (tapi tidak diberi SF)
proses uptake-ekskresi terganggu sirkulasi enterohepatik meningkat
b) Ikterus patologis
Anemia hemolitik
Ekstravasasi darah
Polisitemia
Sirkulasi enterohepatik berlebihan
Berkurangnya uptake bilirubin oleh hepar
Defek konjugasu
Gangguan transportasi bilirubin direk yang keluar dari hepatosit
Obstruksi saluran empedu
Faktor Risiko
Faktor risiko major
Sebelum pulang, kadar bilirubin serum total atau bilirubin transkutaneus terletak
pada daerah risiko tinggi.
Ikterus yang muncul dalam 24 jam pertama kehidupan
Inkompatibilitas golongan darah atau penyakit hemolitik lainnya (defisiensi G6PD,
peningkatan ETCO)
Usia kehamilan 35 – 36 minggu
Riwayat anak sebelumnya mendapatkan fototerapi
Sefalhematom atau memar yang bermakna
Metabolisme Bilirubin
Transportasi bilirubin
pembentukan bilirubin terjadi di RES ke sirkulasi berikatan dengan albumin
bilirubin yang terikat albumin = zat non polar & tidak larut dalam air ditransport
ke hepar
bilirubin yang terikat albumin tidak dapat memasuki SSP & bersifat non toksis
Albumin memiliki afinitas yang tinggi terhadap obat-obatan yang bersifat asam
melepaskan ikatan bilirubin dengan albumin
Contoh obat :
Analgetik, antipiretik : natrium salisilat, fenilbutazon
Antiseptik, desinfektan : metal, isopropyl
Antibiotik (sulfa) : sulfadiazine, sulfamethizole, silfamoxazol
Cefalosporin : ceftriaxon, cefoperazon
Penisilin : procilin, cloxacilin
Pada BKB ikatan bilirubin-albumin lebih lemah akibat dari hipoalbumin,
hipoksia, hipoglikemi, asidosis, hipotermi, hemolisis, septikemi sehingga
jumlah bilirubin bebas meningkat
Asupan bilirubin
Saat albumin terikat ke reseptor permukaan sel hepatosit bilirubin ditransfer
melalui sel membrane berikatan dengan ligandin (protein Y)
Defisiensi ligandin berkurangnya kapasitas pengambilan hepatic bilirubin tak
terkonjugasi
Konjugasi bilirubin
Bilirubin tak terkonjugasi dikonversi dengan bantuan enzim UDPGT di
reticulum endoplasma bilirubin terkonjugasi (larut air) dieksresi ke
kanalikulus empedu
Defisiensi UDPGT
Defisiensi konjugasi bilirubin menghambat transfer bilirubin dari darah ke
empedu selama 3 – 4 hari pertama kehidupan
Ekskresi bilirubin
Setelah dikonjugasi bilirubin diekskresi ke kandung empedu masuk ke GIT
diekskresi ke feces (proses eksresi juga butuh energi)
Bilirubin yang terkonjugasi, tidak bisa diresorbsi di usus halus harus dikonversi
dulu o/enzim β glukoronidase bilirubin tak terkonjugasi resorbsi kembali
ke hepar u/dikonjugasi kembali (siklus enterohepatik)
Bayi baru lahir peningkatan produksi bilirubin bilirubin tak terkonjugasi
yimeningkat
Bayi baru lahir kekurangan flora bakteri u/mengurangi bilirubin menjadi
urobilinogen meningkatkan pool bilirubin usus
Pada bayi baru lahir aktivitas β glukoronidase yang tinggi peningkatan
hidrolisis bilirubin konjugasi
Bunga Annisa Hapsari 4151101119 FK UNJANI 2007
Inkompatibilitas ABO
Golongan darah A atau B terdapat anti B atau A dalam bentuk molekul IgM
tidak dapat melewati plasenta
Sedangkan, golongan darah O, antibodi terutama terdiri dari molekul IgG
dapat melewati plasenta
Sehingga inkompatibilitas ABO terbatas pada ibu golongan darah O dengan
fetus bergolongan A atau B
Adanya IgG anti A atau anti B pada ibu tipe O
Masuk ke sirkulasi fetus
Bereaksi dengan antigen A atau B pada permukaan sel darah merah fetus
Hemolisis
Inkompatibilitas Rhesus
G6PD
Mengubah NADP NADPH glutation
f/melindungi sel dari kerusakan oksidatif akibat radikal bebas
Defisiensi G6PD
Sel lebih mudah rusak
Eritrosit
Lebih cepat mengalami penghancuran (hemolisis)
Timbul Ikterus
Pemeriksaan Penunjang
Meningkat Normal
Perdarahan terselubung
Morfologi sel darah merah Sirkulasi enterohepatik >>
Pembentukan feces terlambat
(obstruksi usus)
Karakteristik Non spesifik Intake kalori kurang
Sferositosis Def. G6PD Asfiksia neonatorum
Eliptositosis Def. PK
Stomasitosis DIC Hiperbilirubinemia lama
Piknositosis
Sindrom Down
Hipotiroidisme
Pemberian ASI
Sindrom Crigler-Najjar
Peny. Jantung sianosis
Pencegahan
Primer
Anjurkan memberi ASI 8 – 12 x/hari
Sekunder
Penilaian sistemiatis risiko
- Semua wanita hamil harus periksan golongan darah & Rh
- Melakukan penilaian klinis terhadap ikterus setiap 8 – 12 jam
Penatalaksanaan
Anamnesis
KU : kuning
Apa yang kuning?
Sejak kapan terlihat kuning?
Disertai demam (tiinggi atau tidak), mual, muntah, napsu makan menurun, rasa
tidak enak di perut kanan atas, nyeri ulu hati?
Disertai BAK seperti teh pekat? Sejak kapan?
Disertai BAB seperti dempul? Sejak kapan?
Disertai menggigil, demam, kemudian berkeringat, & pernah bepergian ke daerah
endemis malarian? (DD malaria)
Disertai demam, nyeri otot betis yang hebat, & riwayat kebanjiran? (DD
leptospirosis)
Riwayat minum obat-obatan (acetaminophen, OAT) dalam jangka waktu yang
lama? (DD drug induced hepatitis)
Sering jajan di pinggir jalan yang kurang terjaga kebersihannya? (DD hepatitis A)
Pernah transfusi (kapan terakhir kali), mendapat suntikan, riwayat cabut gigi,
memakai tato/tindik, memakai sikat gigi bersama-sama? (DD hepatitis B)
Riwayat keluarga/tetangga/teman sekolah yang menderita keluhan yang sama?
Pemeriksaan Fisik
♥♥♥
Definisi
Suatu proses peradangan difus pada jaringan hati yang dapat disebabkan oleh
virus, bakteri, parasit, & obat-obatan dalam bentuk akut maupun kronis.
Di Indonesia hepatitis A terbanyak penularan oro fekal sosio ekonomi &
sanitasi lingkungan belum memadai
Hepatitis A/B/C terdiri dari 3 fase
- Fase preikterik/prodormal berlangsung 3 – 5 hari
Anak tampak lesu, anoreksia, mual, muntah, nyeri kepala, rasa tidak enak di
o
perut kanan atas, demam (< 39 C), flu like syndrome
- Fase ikterik
Gejala sebelumnya berkurang, tapi muncul mata kuning, air kencing seperti
teh pekat, peningkatan SGOT/SGPT 10 x dari normal (turun dlm 12 minggu)
*ikterus hilang dalam 2 minggu
- Fase penyembuhan/konvalesen
Penatalaksanaan
♥♥♥
Bunga Annisa Hapsari 4151101119 FK UNJANI 2007
Hepatitis A
Etiologi
Epidemiologi
Patogenesis
Ditegakkan berdasarkan
Anamnesis : gejala/keluhan yang dirasakan pada fase preikterik
Gejala klinik : ikterus, hepatomegali, nyeri perut kanan atas
Pem penunjang : peningkatan kadar bilirubin total, direk, indirek
Peningkatan SGPT/SGOT > 10 kali
IgM anti HAV positif
Komplikasi
♥♥♥
Hepatitis B
Epidemiologi
Gambaran Klinik
Diagnosis
Ditegakkan berdasarkan
Gejala klinik
Pem penunjang : kadar bilirubin total, direk, indirek
SGOT/SGPT meningkat > 10 kali
Pemeriksaan seromarker : HBsAg
IgM anti HBC
Setelah diagnosis ditegakkan di rawat inap periksa HBeAg
Pemeriksaan HBeAg u/mengetahui perjalanan penyakit
HBeAg (+) penyakit sangat infeksius akan menghilang sebelum minggu
ke-10
Jika tetap (+) setelah minggu ke-10 kemungkinan mnjd hepatitis B kronik
Lama rawat inap ± 2 minggu keadaan membaik, ikterus hilang tapi SGOT/SGPT
kembali normal setelah 8 – 10 minggu
Setelah dirawat ± 2 minggu dipulangkan walaupun HBsAg masih (+) dalam
darah perlu pemeriksaan HBsAg tiap bulan
Biasanya minggu ke 12 – 14 HBsAg sudah menghilang
Bunga Annisa Hapsari 4151101119 FK UNJANI 2007
Setelah HBsAg hilang dalam darah 1 bulan kemudian periksan anti HBs
kalau (+) dinyatakan sembuh & anti HBs akan bertahan seumur hidup
Waktu hilangnya antara HBsAg sampai timbul anti HBs window period
Jika HBsAg tidak menghilang > 6 bulan hepatitis B kronik
Penularan
♥♥♥
Hepatitis C
Gejala klinik
Diagnosis
Anamnesis
KU : kejang
Memang betul kejang?
Kapan terjadi kejang?
Berapa lama terjadinya kejang? (> atau < 15 menit)
Tipe kejang? (kejang umum atau fokal)
Reaksi anak paska iktal? (sadar/menangis, tidur sebentar, tidur lama, atau sulit
dibangunkan)?
Berapa lama demam sebelum terjadi kejang?
Kemungkinan penyebab panas?
ISPA batuk, pilek, nyeri menelan
Otitis media tinitus, pendengaran berkurang, nyeri di telinga, keluar cairan dari
lubang telinga
Diare konsistensi, frekuensi, ampas, lendir, darah, rewel, haus, muntah (lebih
kea rah gangguan elektrolit)
ISK nyeri atau menangis saat BAK, t.u pada perempuan
Riwayat adanya luka di tubuh, atau tertusuk paku, sukar membuka mulut,
kekakuan pada tubuh?
Riwayat trauma kepala yang hebat?
Riwayat kejang demam sebelumnya? (usia berapa)
Riwayat kejang demam pada keluarga?
Riwayat kejang tanpa demam pada keluarga?
Riwayat perkembangan? (terlambat atau normal) bisa dari DDST/denver
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
♥♥♥
Definisi
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
(suhu rektal di atas 38 oC) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.
Anak yang pernah mengalami kejang tanpa demam, kemudian kejang demam
kembali tidak termasuk dalam kejang demam.
Kejang disertai demam pada bayi berumur kurang dari 1 bulan tidak termasuk
dalam kejang demam.
Bila anak berumur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun mengalami kejang
didahului demam, pikirkan kemungkinan lain, misalnya infeksi SSP, atau epilepsii
yang kebetulan terjadi bersama demam.
Klasifikasi
Bentuk Kejang
Etiologi Kejang
Demam
Riwayat kejang demam pada orang tua atau saudara kandung
Perkembangan terlambat
Masalah pada masa neonates
Anak dalam perawatan khusus
Kadar natrium rendah
Faktor Risiko Kejang Demam Berulang
Sel saraf
Punya potensial membrane
(selisih potensial antara intrasel & ekstrasel)
(intrasel lebih negatif disbanding ekstrasel)
Jika sel saraf terstimulasi
Potensial membrane menurun
Permeabilitas membrane terhadap ion Na+ meningkat
Na+ lebih banyak masuk ke dalam sel tp butuh ATP
Selama serangan/stimulasi lemah,
Perubahan potensial membrane dapat dikompensasi o/transport aktif ion Na+ & K+
Tapi jika rangsangan/stimulasi kuat
Perubahan potensial dapat mencapai ambang tetap (firing level)
Permeabilitas membrane terhadap Na+ akan meningkat secara besar-besaran pula
Timbul potensial aksi
Potensial aksi dihantarkan ke sel saraf berikutnya
melalui sinap dengan perantara neurotransmitter
Jika rangsangan/stimulasi telah selesai tp butuh ATP
Permeabilitas kembali ke keadaan istirahat dengan cara:
Na+ kembali ke luar sel & K+ masuk ke dalam sel melalui pompa Na-K
kejang
Kejang demam
Meningkatkan konsumsi energi di
otak, jantung, otot, & ggn pusat pengatur suhu
demam
Kejang bertambah lama
Perubahan sistem :
hipotensi arterial,
hiperpireksia sekunder akibat aktivitas motorik & hiperglikemia
Kegagalan metabolisme di otak
Ggn peredaran darah di otak
Hipoksemia & edema otak
Kerusakan sel neuron
Anamnesis
KU : mencret / BAB cair
Sejak kapan?
Berapa kali/hari?
Konsistensi BAB, ampas, lendir, darah?
Perjalanan penyakit/progresivitas mencretnya?
Gejala : demam, mual, muntah, batuk, pilek, BAK, riwayat penyakit kelainan
pencernaan yang lain?
Ruam merah di sekitar lubang anus?
Tanda komplikasi : rewel, haus, lemah, letargi?
Komplikasi : sesak napas, kejang, penurunan kesadaran?
Sumber air minum keluarga? Kalau sumur, berapa jarak dari sumur ke jamban?
Keluhan yang sama pada anggota keluarga yang lain?
Riwayat mencret sebelumnya?
Pengobatan yang telah diberikan di rumah atau sebelum berobat ke RS?
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin
Urine rutin
Feces rutin : makroskopis, mikrskopis
Bunga Annisa Hapsari 4151101119 FK UNJANI 2007
♥♥♥
Definisi
Infeksi
Virus
- Rotavirus sering pada anak < 5 tahun, t.u < 2 tahun 88 % diare
Insidensi 40 – 60 % akut
- Norwalk virus terjadi pada anak besar
- Adenovirus & dewasa
Bakteri
- E. coli penyebab ke-2 setelah rotavirus (20 – 30%)
Enteropathogenic E. coli (EPEC) tidak berdarah, < 2 thn
Enterotoxigenic E. coli (ETEC) sekretorik cair, severe bloody afebri
Entero invasive E. coli (EIEC) berdarah trombositopeni
Entero hemorrhagic E. coli (EHEC) berdarah HUS ARF
Entero adherent E. coli (EAEC) tidak berdarah hemolitik
- Shigela insidensi 1 – 2 % diare berdarah
S. flexneri ganas
S. sonnei tipe 1 : febris tinggi, kram abdomen, prolaps ani
S. dysentriae
S. boydii
- Campylobacter insidensi 5% diare berdarah
- Yersinia diare berdarah
- Salmonela non typhoidal salmonellosis 5% diare berdarah
- Vibrio penyebab KLB, insidensi 1 – 2%
2 tipe : El Tor, Klasik
Subtype : Ogawa, Inaba
Parasit
- E. histolitika < 1%
- G. lambdia menyerang usia 1 – 5 thn, biasanya anak dgn KKP
- Criptosporidium 4 – 11%, sering pd penderita AIDS
Malabsorbsi KH
Tanda Dehidrasi
Derajat dehidrasi
Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan- Dehidrasi berat
sedang
Keadaan umum Baik, sadar Gelisah Lesu, tidak sadar
Mata Normal Cekung Sangat cekung
Air mata Ada Tidak ada Tidak ada
Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering
Malas minum/
Normal, tidak Kehausan, ingin
Rasa haus tidak dapat
haus banyak minum
minum
Kembali sangat
Turgor kulit Kembali cepat Kembali lambat
lambat
Diare Invasif
Rotavirus
Shigela
Salmonela
Campylobacter
ETEC
Yersinia
Amoeba
Invasi m.o. ke dalam mukosa usus
Kerusakan pada mukosa usus
Diare invasif
Khusus Shigela
Shigela
Melewati barier asam lambung
Khusus Rotavirus
Rotavirus
Masuk ke dalam GIT
Berkembang biak & masuk ke dalam apikal usus
Bagian apikal dari vili akan rusak
Diganti dengan bagian kripta yang belum matang
(imatur, bentuk kuboid atau gepeng)
Tidak dapat berfungsi normal
Menimbulkan diare &
tidak bisa menghasilkan enzim laktase (disakaridase)
Jika daerah usus halus yang terkena cukup luas
Defisiensi enzim laktase/disakaridase
Diare osmotik
Komplikasi
Dehidrasi
Gangguan sirkulasi
Gangguan keseimbangan asam basa & elektrolit
Gangguan gizi/hipoglikemi
Penatalaksanaan
Rehidrasi
Pemberian Makanan
Medikamentosa (pemberian antibiotika)
Edukasi pada orang tua
Pemberian Makanan
Pemberian Antibiotika
Indikasi:
Diare berdarah diberikan
Kotrimoksazol 50 mg/kgBB dibagi 2 dosis selama 5 hari
Kolera
Tetrasiklin 50 mg/kgBB/hari dibagi 3 – 4 dosis selama 3 hari
Pada amoebiasis & giardiasis diberikan
Metronidazol 30 – 50 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis selama 5 – 7 hari
Antidiare tidak diberikan!! (antidiare = antiperistaltik)
Antimotilitas : loperamid, diphenoxylatem codein, opium
Absorbent : norit kaolin, attapulgit, smectie
Probiotik
Zinc
Manfaat zinc
memperbaiki proses epitelisasi krn kerusakan mukosa usus yang
disebabkan ggn mukosa usus yang dipengaruhi o/ sist kekebalan sal. cerna
sebagai antioksidan membantu mengurangi kerusakan yang disebabkan
oleh radikal bebas.
memiliki efek merevitalisasi fungsi kelenjar timus untuk produksi T-sel dan
sistem kekebalan yang kuat.
merupakan mineral penting yang membantu tubuh menjaga sistem
kekebalan, reproduksi, dan pencernaan diperlukan untuk kulit sehat,
tulang, rambut, kuku, & mata, serta sangat penting u/membuat hormon
pertumbuhan & hormon laki-laki, testosterone
Bunga Annisa Hapsari 4151101119 FK UNJANI 2007
membantu proses asam lemak esensial tubuh yang dibutuhkan
menyembuhkan luka bakar (termasuk sunburns), luka, wasir, eksim, rosacea,
psoriasis, & jerawat
mengurangi efek tinnitus & degenerasi makula (penyebab umum kebutaan
pada orang di atas usia 50)
melindungi mata meningkatkan efek dari vitamin A & mempercepat
pemulihan dari conjunctivitis dan inflammatory eye diseases.
Diberikan selama 10 – 14 hari selama 10 hari penuh walaupun diare telah berhenti
Dosis : < 6 bulan 10 mg
> 6 bulan 20 mg
Sediaan 20 mg/tab
Cara pemakaian : bayi dilarutkan dgn air matang
anak besar dikunyah atau dilarutkan
Anamnesis
KU : sesak napas
Sejak kapan?
Onsetnya (mendadak, insiding)?
Perjalanannya (hilang-timbul, terus-menerus, progresif/konstan)?
Ada trigger/yang mendahului/yang memperhebat?
KU timbul beberapa hari setelah batuk, pilek, demam yang tak begitu tinggi?
(U/usia < 2 thn) riwayat persalinannya?
KU timbul setelah keselek/muntah/hidung tersumbat?
Menderita caries dentis, bisul (penyebaran m.o secara hematogen)?
Kontak (dicium/dipangku/bermain) dengan orang lain yang batuk pilek?
Gejala lain:
Demam tinggi/tak begitu tinggi? Sejak kapan?
Batuk produktif/tidak, melolong, whooping, kocking, BKB, nocturnal?
Disertai bunyi mengi?
Pernah sianosis?
Anorexia, intake nutrisi selama sakit ini?
Riwayat pengobatan
Nama obat?
Dosis, cara pemberian, lamanya?
Respon penyakit?
Riwayat alergi obat? Penyakit atopi pada pasien & keluarga?
Riwayat keluhan yang sama sebelumnya?
Riwayat perawatan di RS sebelumnya?
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Foto thorax
Test mantoux
Definisi
Etiologi
Karakteristik Mikroorganisme
Chlamydia trachomatis
Biasannya menyerang bayi 2 – 12 minggu
Timbul secara gradual (tidak mendadak)
Tidak demam
Takipnea
Batuk staccato
Ronkhi basah (crackles atau rales)
Malaise
Gangguan tumbuh
Ro : tampak infiltrate interstitial & hiperenflasi ringan
Tidak memerlukan perawatan di RS kecuali disertai infeksi sekunder o/kuman
lain
Streptococcus
Penyebab paling sering pada bayi & anak usia 1 bulan – 5 tahun
Peak incidence usia 3 tahun
Timbul mendadak
Demam tinggi
Leukositosis
Efusi pleura
Ro : gambaran pneumonia lobaris/segmental atau lobularis
Memerlukan perawatan di RS
Mycoplasma pneumonia
Jarang menyebabkan pneumonia pada usia < 4 tahun
Sering pada anak usia sekolah & remaja
Timbul secara insidious (tidak mendadak)
Gejala sistematik : demam, nyeri kepala/otot, nyeri menelan
Ronkhi jarang ditemukan
Ro : infiltrate interstitial di kedua lobus (bilateral) paru
20% penderita pneumonia lobaris
Klasifikasi
Patogenesis
Usia 0 – 2 bulan jauh lebih tinggi (morbiditas & mortalitas) dari anak usia
sekolah bayi muda belum bisa batuk, masih belum banyak terdapat
immunoglobulin yang spesifik
Prematuritas
Gizi kurang/jelek
IRA atas (common cold) infeksi virus merusak epitel & cilia bronchial,
merangsang produksi sekret dari sal. respiratorius banjir sekret kuman
komensal di nasofaring terseret banjir secret sampai ke alveoli
Asap rokok merusak sel epitel & mengganggu faal mucociliary apparatus
Gangguan faal cilia congenital (Kartagener’s syndrome) & cystic fibrosis
mukosa kental
Penderita defisiensi immunoglobulin (herediter), penerima transplantasi organ,
AIDS
Penatalaksaan Umum
Pemberian oksigen lembab 2-4 L/menit sampai sesak nafas hilang atau
PaO2 pada analisis gas darah ≥ 60 torr
Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi elektrolit
Asidosis diatasi dengan pemberian bikarbonat intravena
Penatalaksanaan Khusus
Mukolitik, ekspektoran, & obat penurun panas sebaiknya tidak diberikan pada 72
jam pertama karena akan mengaburkan interpretasi reaksi antibioti awal.
Obat penurun panas diberikan hanya pada penderita dengan suhu tinggi,
takikardi, atau penderita kelainan jantung
Pemberian antibiotika berdasarkan mikroorganisme penyebab dan manifestasi
klinis.
Pneumonia ringan amoksisilin 10-25 mg/kgBB/dosis (di wilayah dengan angka
resistensi penisillin tinggi dosis dapat dinaikkan menjadi 80-90 mg/kgBB/hari).
Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan terapi :
Kuman yang dicurigai atas dasas data klinis, etiologis dan epidemiologis
Berat ringan penyakit
Riwayat pengobatan selanjutnya serta respon klinis
Ada tidaknya penyakit yang mendasari
Jika tidak ada kuman yang dicurigai, berikan antibiotik awal (24 – 72 jam pertama)
menurut kelompok usia.
Neonatus dan bayi muda (< 2 bulan) :
ampicillin + aminoglikosid
amoksisillin + asam klavulanat
amoksisillin + aminoglikosid
sefalosporin generasi ke-3
Bayi dan anak usia pra sekolah (2 bulan – 5 tahun)
beta laktam amoksisillin
amoksisillin + amoksisillin klavulanat
golongan sefalosporin
kotrimoksazol
makrolid (eritromisin)
Anak usia sekolah (> 5 thn)
amoksisillin/makrolid (eritromisin, klaritromisin, azitromisin)
tetrasiklin (pada anak usia > 8 tahun)
Karena dasar antibiotik awal di atas adalah coba-coba (trial and error ) maka harus
dilaksanakan dengan pemantauan yang ketat, minimal tiap 24 jam sekali sampai
hari ketiga.
Jika penyakit bertambah berat atau tidak menunjukkan perbaikan yang nyata dalam
24-72 jam ganti dengan antibiotik lain yang lebih tepat sesuai dengan
kuman penyebab yang diduga (sebelumnya perlu diyakinkan dulu ada tidaknya
penyulit seperti empiema atau abses paru yang menyebabkan seolah-olah antibiotik
tidak efektif)
Komplikasi
Empiema torasis
Pneumothoraks/abses paru
Efusi pleura
Perikarditis purulenta
Miokarditis
Paracetamol
Dosis :
10 – 15 mg/kgBB/x
Jarak :
6 – 8 jam/x 3 – 4 x/hari
Jalur :
p.p, supositoria
Sediaan :
tab 500 mg, 100 mg
syrup 120 mg/5mL (1 cth)
drop 60 mg/0,6 mL
Nama dagang : sanmol syr 120 mg/5 mL (1 cth)
naprex syr 240 mg/5 mL (1 cth)
dumin sup 120 mg/sup, 250 mg/sup
Ibuprofen
Dosis : 5 – 10 mg/kgBB/x, 3 – 4 x, p.p
Sediaan : tab 500 mg
Nama dagang : prosinal 100 mg/5 mL (1 cth)
Proris 100 mg/5 mL (1 cth)
Ambroxol
Domperidon
GG (glycerine guaicolate)
Aminofilin
Dosis : 4 – 6 mg/kgBB/x, 3 – 4 x
1 cc = 24 mg isi 10 mL
Bunga Annisa Hapsari 4151101119 FK UNJANI 2007
Adrenalin
Bromhexin Cl
Dosis : 2 – 5 thn = 2 x 5 mL 3x
5 – 10 thn = 3 x 5 mL p.o
Sediaan : bisolvon syr 2 – 5 thn 2 x 5 cc
5 – 10 thn 3 X 5 cc
Pseudoefedrin
CTM
Ondansetron
Sediaan : 2 mg/mL
Salbutamol
Dosis : 1 cc 0,06 mg
Ranitidine
Cimetidine
Dosis : 25 – 30 mg/kgBB/x
Sediaan : tab 200 mg
Loratadine
Cetirizine
Furosemide (Lasix)
Dosis : IV 1 -2 mg/x
p.o 1 – 4 mg/kgBB/hari, bid atau qid
Dosis : 20 – 30 mg/kgBB/2 – 3x
Sulfametoksazol : trimetropin = 5 : 1
Sulfametoksazol 50 mg/kgBB/2x
Trimetropin 10 mg/kgBB/2x
Dosis : 30 – 50 mg/kgBB/2x, p.o
Sediaan : tab 120 mg, 480 mg, forte 960 mg
syrup 240 mg/cth
inj 480 mg/5 mL, IV
Nama dagang : sanprima 1 cth (5 mL) = 240 mg
Bactrim 1 cth (5 mL) = 240 mg
Dosis : 25 – 35 mg/kgBB/3x
Metronidazole
Tetrasiklin
Gol. Kortikosteroid
Holliday Segar
0 – 10 kg = 100 cc/kgBB/hari
10 – 20 kg = 1000 cc + 50/kgBB (sisa BB)/hari
> 20 kg = 1500 + 20 – 25/kgBB (sisa BB)/hari
Koreksi Suhu
Diuresis
Neonatus : 3 – 4 cc/kgBB/jam
Anak : 1 – 2 cc/kgBB/jam
Dewasa : 0,5 – 1 cc/kgBB/jam
BAK neonatus ≥ 6 x/hari
BAB neonatus ≥ 3 x/hari
Menyusui/Minum Neonatus
8 – 12 x/hari
P.o = hari ke-1 20 – 80 cc/kgBB/hari
tiap hari dinaikkan 10 cc/kgBB/hari sampai hari ke 10 – 14 sampai
tercapai 150 – 200 cc/kgBB/hari
BBLR (< 2,5 kg) sebelum p.o, infuse dulu dengan DS setelah stabil oral
P.e = sesuai Holliday Segar
Fototerapi = kalori + 10%
SF nama, takaran
1 takar + air hangat 30 cc (6 sendok)
Output : BAB = frek, warna, konsistensi (N 5 – 10x)
BAK = frek, warna
60 – 100 cc/kgBB/hari
Naik 20 cc tiap hari sampai dengan 150 cc
Berat Badan
Penambahan BB
20 – 30 gr/hari ideal
6 bulan I = 0,5 – 1 kg/bulan
6 bulan II = 0,3 – 0,5 kg/bulan
1 – 2 tahun = 0,2 kg/bulan
Tinggi Badan
Penambahan TB
6 bulan I = 2½ cm/bulan
6 bulan II = 1¼ cm/bulan
1 – 7 tahun = 7½ cm/bulan
Formula praktis Lahir = 50 cm
1 tahun = 75 cm
2 – 12 tahun umur (thn) x 6 + 77
Lingkar Kepala
Erupsi Gigi
1 bulan
24 – 36 bulan
Melompat
Aktif bertanya
Mahir bermain bersama
Isi Rotavirus yg
dilemahkan
6 bln – 3 thn
Ty21a dlm
0,25 mL
kapsul
≥ 3 thn 0,5 0,5 mL
3 dosis
mL Usia > 13 thn 0,5 mL
(selang
Dosis 3 dosis, p.o ≥ 8 thn 2 2 dosis O,5 mL dalam
sehari)
dosis u/saat dgn interval syringe
Vi polisaka-
pertama x 4-8 mgg
rida 0,5 mL
4-6 mgg
dlm syringe
brktny 1 dosis
IM
Femoralis IM
Lokasi SC SC PO
anterolateralis/ deltoid
deltoid
KIPI
Adult GCS
Eye Verbal Motorik
4 = opens spontaneously 5 = normal conversation 6 = normal
4 = disoriented
3 = opens to voice 5 = localizes pain
conversation
2 = opens to pain 3 = words, incoherent 4 = withdraws from pain
2 = incomprehensible
1 = none 3 = decorticate posturing
sounds
2 = decerebrate
1 = none
posturing
1 = none
Pediatric GCS
Eye Verbal Motor
6 = moves
5 = smiles, oriented to
4 = opens spontaneously spontaneously &
sounds, follows objects
purposefully
4 = cries but consolable,
3 = opens to voice 5 = withdraws from touch
inappropriate interactions
3 = inconsistently
2 = opens to pain 4 = withdraws from pain
inconsolable, moaning
2 = inconsolable,
1 = none 3 = decorticate posturing
agitated
2 = decerebrate
1 = none
posturing
1 = none
14 – 15 = composmentis
9 – 13 = somnolen
3–8 = koma
Parameter 0 1 2 3
Kontak TB Tidak jelas Laporan keluarga, Kavitas (+) BTA
BTA (-), atau BTA tidak jelas (+)
tidak tahu
Uji Negatif Positif
tuberculin
Status gizi BB/TB < 90% atau Klinis gizi buruk
BB/U < 80% atau
BB/TB < 70% atau
BB/U < 60%
Demam ≥ 2 minggu
tanpa
sebab yg
jelas
Batuk ≥ 3 minggu
Pembe- ≥ 1 cm, jumlah > 1,
aaran kel. tidak nyeri
limfe, coli,
aksila,
inguinal
Pembeng- Ada
kakan pembengkakan
tulang/sen
di panggul,
lutut,
falang
Foto Normal/ Infiltrat Kalsifikasi + infiltrat
tidak jelas Pembesaran Pembesaran
kelenjar kelenjar + infiltrat
Konsolidasi
segmental/ lobar
Atelektasis
1. Refleks moro
Refleks ini terdapat pada bayibaru lahir sampai 3 bulan dapat dimunculkan dengan
cara memukul tempat tidur bayi, suara ribut, dsb. Tetapi paling baik dengan cara
memegang dan meletakkan lengan pemeriksa sepanjang punggung dan kepala
bayi. Kemudian, jika tiba-tiba kepala bayi dijatuhkan sesaat beberapa centimeter ke
belakang, akan muncul refleks:
Tahap 1. Lengan dan tungkai terentang seperti terkejut.
Tahap 2. Lengan melakukan gerak fleksi seperti memeluk
2. Refleks genggam
Refleks geggam
Refleks ini Menghilang pada umur 6-8 bulan. Refleks ini dapat ditimbulkan dengan
cara menggoreskan jari-jari pemeriksa pada permukaan telapak tangan bayi. Bayi
akan menggenggam jari pemeriksa dan genggaman tersebut cukup erat sehingga
dengan genggaman tersebut bayi dapat diangkat, bahkan pada bayi kurang bulan
genggaman tersebut juga sudah cukup kuat.
Refleks ini dapat ditimbulkan dengan cara menolehkan kepala bayi ke satu sisi dan
bayi akan bereaksi dengan gerakan ekstensi lengan dan tungkai pada sisi yang
berlawanan. Refleks ini berangsur menghilang pada umur kehamilan 36 minggu dan
hampir tidak tampak pada bayi cukup bulan, kemudian muncul lagi pada umur 1
bulan dan selanjutnya menghilang lagi.
Bila kepala bayi diekstensikan, akan terdapat tonus otot ekstensor lengan dan tonus
otot fleksor tungkai. Bila difleksikan, akan terjadi sebaliknya. Refleks ini menghilang
pada umur 8-10 minggu.
5. Refleks berjalan
Refleks berjalan
Refleks ini dapat ditimbulkan dengan cara memegang bayi pada ketiaknya seperti
posisi berdiri. Bayi akan mengerakkan kakinya seperti gerak berjalan.
Bila bagian dorsal kaki bayi disentuhkan ke bawah permukaan meja, bayi akan
mengangkat kakinya ke atas permukaan meja.
7. Refleks rooting
Refleks rooting
Jika pipi bayi disentuh, ia akan menggerakan mulutnya ke arah sentuhan. Itulah
sebabnya, pada waktu bayi dalam posisi menyusu dan pipinya tersentuh putting
susu, ia akan menggerakan mulutnya ke arah putting susu tersebut.