Anda di halaman 1dari 71

DENGUE

INFECTION
Ns. Mega Hasanul, M.Kep., Sp. An.PhD
DENGUE
Latar belakang INFECTION
• žInsiden tertinggi terjadi di negara Asia (Harapan et al., 2019)
• Selama lima puluh tahun, terdapat kenaikan insiden kasus
DHF di Indonesia  dari 0.05/100.000 orang/tahun-77.96
kasus/100.000 orang/ tahun pada 1968-2016
• žžžSetiap tahunnya 20.000 kematian pada anak akibat DHF
diakibatkan tidak ada kuatnya resusitasi cairan yang diberikan.
• Sebanyak 500.000 pasien membutuhkan hospitalisasi
disebabkan oleh DHF. 90% diantaranya adalah pasien anak <5
tahun. 2.5% diantaranya meninggal dunia
DENGUE
• žWHO (2009) dengue merupakan salah satu
penyakit infeksi virus yang ditransmisikan oleh
vektor arthropoda, yang disebabkan oleh empat
jenis serotype virus dari genus Flavivirus, family
Flaviviridae.
• žVektor utama virus ini adalah nyamuk Aedes,
seperti Aedes aegypti dan Aedes albopticus.
• žInfeksi virus dengue memiliki variasi klinis
mulai dari asimptomatik, demam dengan gejala
umum (dengue fever atau DF), manifestasi
perdarahan atau dengan shock (dengue
hemmoragic syndrome atau DHF dengan atau
tanpa dengue shock syndrome atau DSS).
ETIOLOGI
1 2 3

DHF disebabkan oleh virus Virus ini merupakan kelompok Virus dengue di tranmisikan ke
dengue yang merupakan virus arbovirus B, genus plavivirus, manusia melalui vector nyamuk
RNA dan mempunyai 4 serotipe: family flabiridae, berbentuk aedes aegypti dan aedes
DEN 1, DEN 2, DEN3, dan sferis, diameter 40-50mm, albopticus.
DEN4. diselimuti oleh lipid.
Characteristics of the
Aedes Mosquito

Memiliki strip hitam-putih


pada tubuh dan kakinya
Memiliki strip putih pada
kaki, torak/tubuhnya

Bertelur di air yang bersihdan


air yang tidak mengalir Akan menggigit sepanjang
(stagnan) hari, terutama pada pagi hari
dan sore/siang
PERLU DIKETAHUI

• Hanya nyamuk Aedes betina yang menggigit.

Hal tersebut karena nyamuk tsb perlu protein

dalamdarah manusia untuk memproduksi telur

nyamuk. Nyamuk aedes jantan hanya makan

nektar tanaman.

• Rata2 Nyamuk betina dapat bertelur s.d 300

telur/selama daur hidupnya (14-21 hari).


Siklus Hidup Aedes Aegypti
• Virus ber-inokulasi pada manusia melalui

gigitan nyamuk.

• Virus dilokalisasi dan bereplikasi pada target

organ (nodus limfatikus, liver, lien)

• Virus dilepaskan dari jaringan limfoid tersebut

dan menyebar melalui aliran darah untuk

menginfeksi sel darah dan organ limfatik

• Virus kemudia dilepaskan dari jaringan ke

dalam darah kembali


5. Nyamuk mengambil darah dari orang

yang mengalami viremia

6. Virus bereplikasi dalam midgut nyamuk

ovarium  jaringan saraf dan fat body 

vaskular gland saliva nyamuk

7.Virus bereplikasi dalan kelenjar saliva dan

ketika nyamuk menggigit manusia lain dan sikls

berlanjut
Patofisiologi
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis bervariasi antara penyakit yang paling ringan sampai yang paling berat, yaitu :

Manifestasi pendarahan : termasuk uji


Demam dengan onset akut, torniquit (+), pendarahan spontan
tinggi dan menetap 2-7 hari (cth : petekiae/ ekimose, epistaksis,
Hepatomegali
pendarahan gusi, hematemesis/
melena)

Syok dengan manifestasi nadi yang cepat Manifestasi renjatan anak yang
Manifestasi klinis lain : nyeri
dan lemah, tekanan nadi menurun lain : anak semula rewel, cengeng
perut, anoreksia, muntah, diare/
20mmhg atau lebih, hipotensi, akrial dan gelisah lambat laun akan
obtipasi, kejang, pleural efusion,
dingin dan gelisah. menurun kesadarannya, oliguria
asites, cefalgia
(Pedoman diagnosis WHO, 1986) sampai anuria
Symptoms of Dengue Fever Demam

• Demam tinggi mendadak


(biasanya 38-39°), 2-7
hari,umumnya klien datang pd hari
ke-3
• 3 fase DBD:fase demam (hari
sakit 1-3), fase renjatan (hari sakit
4-7), fase penyembuhan (hari
sakit> 7 hari).
• Kadang disertai batuk, nyeri
tenggorokan,nyeri perut, atau
muntah.
Fase Dengue Manifestasi perdarahan

• Uji torniket positif


(75%)
• Ptekie (70%)
• Melena (39%)
• Hematemesis (29%)
• Hematuria (1%)
Gejala Lain

• 98% disertai dengan


hepatosplenomegali
• SGPT meningkat hanya pada 26%
HEPATOSPLENOMEGALI kasus
• Kuku pucat,akral dingin dan lembab
pada ujung akral karena gangguan
sirkulasi
KLASIFIKASI
Dengue fever/ Demam dengue
Demam disertai satu atau lebih gejala nyeri kepala, nyeri retro orbita, mialgia, altralgia

DBD Derajat 1
Gejala di atas + Uji Torniquet positif

DBD Derajat 2
Gejala di atas + pendarahan spontan biasanya pendarahan di bawah kulit atau pendarahan lain

DBD Derajat 3 (DSS)


Gejala di atas + kegagalan sirkulasi (tekanan nadi < 20mmhg, nadi cepat dan lemah, hipotensi,
akrial dingin dan gelisah)

Derajat 4 (DSS berat)


Syok berat disertai TD dan nadi tak terukur
Dengue fever
Dengue fever (DF) atau demam dengue (DD)
DF biasanya bersifat self limiting disease dan memerlukan
pengobatan supportif Secara klinis didefinisikan sebagai
suatu keadaan demam akut yang disertai dengan dua atau tiga
manifestasi (sakit kepala, nyeri retro orbital, myalgia,
arthalgia, rash, manifestasi perdarahan atau leukopenia)
DENGUE HEMORRAGIC FEVER (DHF)

Seseorang dikategorikan DHF jika keadaan seorang anak memenuhi empat kriteria,
yaitu:
1. Demam atau memiliki riwayat demam selama 2-7 hari.
2. Adanya tendensi perdarahan yang ditunjukkan dengan tes torniket positif atau ada
perdarahan spontan, trombositopenia (jumlah platelet < 100.000/ml3) dan
3. Ada bukti kebocoran plasma yang ditunjukkan dengan adanya hemokonsentrasi
dan/atau efusi pleura atau ascites atau kedua-duanya
DENGUE SHOCK SYNDROME (DSS)

Dengue shock syndrome (DSS) atau Penderita menunjukkan tanda-tanda kegagalan


sindrom renjatan dengue adalah penyakit sirkulasi berupa nadi cepat dan lemah, tekanan
DHF yang disertai dengan syok darah menurun, akral dingin. Apabila tidak diatasi
(kegagalan sirkulasi). secara adekuat akan menyebabkan kematian.
(Soeriadi, 2001)

—DSS merupakan Menurut WHO, pasien dengan DHF disebut mengalami DSS jika :
suatu manifestasi serius klienmengalamisemuagejala DHF ditambahdenganadanyagangguansirkulasi
dari DHF. yang ditandaidengantekanannadi < 20 mmHg, nadi cepat dan lemah, akral
dingindanlembab, danpasiengelisah(WHO dalam Wills, et al. 2005).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Hemokonsentrasi (pe↑20 % dari standar sesuai usia )
• Trombositopenia (jumlah trombosit < 100.00/ mm3)
• Sediaan hapus darah tepi (terdapat fragmentosit)
• Sumsum tulang (hiperplasia RES, hipoplasia sistem eritropoitik)
• Penurunan tekanan onkotik, penurunan protein plasma
• Deteksi virus
• Deteksi antibodi (ELISA, Uji Netralisasi, Uji HI, Uji Fiksasi Komplemen

Kelainan elektrolit :
• Hiperkalemia
• Hiponatremia
• Asidosis metabolik ringan dengan alkalosis kompensatoar
• Osmolalitas plasma turun
Uji seroimunologis Pemeriksaan sero imunologis
Interpretasi hasil pemeriksaan sero-imunologis

Ig M Ig G interpretasi

+ - Infeksi primer

+ + Infeksi sekunder

- + Tersangka infeksi sekunder

- - Tidak ada infeksi


Nilai Hematokrit Limposit atipik

• Nilai hematokrit : ↑ pd hari ke-3 sakit Hal yang unik : ↑ limfosit atipik atau limfosit
akibat kebocoran plasma. Bila plasma biru (20% - 50%) sejak hari ke-3
perdarahan hebat nilai hematokrit panas menunjang diagnosis DBD.
menurun Jumlah trombosit normal pd 3 hari pertama ↓
• ¨ Leukopenia : hari ke-1 s/d ke-3 sakit, dgn titik terendah pd syok penyebabnya
hitung jenis normal. trombopoesis yg ↓ & destruksi trombosit atau
• Granulosit ↓ pd hari ke-3 s/d ke-8. gangguan fungsi
• Pada renjatan berat : leukositosis dgn
neutropenia absolute.
Sistem koagulasi

Sistim koagulasi : mengalami gangguan


pd faktor koagulasi.
Komplex virus antibodi atau mediator Foto torak & USG
dari fagosit yg terinfeksi virus dengue
berperan menyebabkan DIC.
¨ Pemeriksaan lab lain : protein plasma Foto toraks AP supine & RLD; foto
menurun, hiponatremia, serum polos abdomen AP supine; USG deteksi
alaninaminotransferase sedikit efusi pleura, kardiomegali, dilatasi vena
meningkat. hepatika, penebalan dinding kandung
empedu.
¨ Foto toraks abnormal setelah hari ke-
4. Distribusi foto torak menjadi normal
setelah hari ke-14
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
a. Biodata
Meliputi identitas pasien dan identitas keluarga.
b. RiwayaAsuhan Keperawatan

Biasanya pasien mengeluh, antara lain:


1) Demam akut/suhu meningkat tiba-tiba (selama 2 – 7 hari).
2) Sering disertai menggigil.
3) Perdarahan pada kulit (petekie, ekimosis, hematoma) serta perdarahan lain seperti
epistaksis, hematemesis, hematuria, dan melena.2)
4) Keluhan pada saluran pernapasan :
batuk, pilek, sakit waktu menelan napas.
5) Keluhan pada saluran pencernaan : mual,
muntah, tidak nafsu makan, diare, konstipasi
6) Keluhan sistem tubuh yang lain : nyeri
atau sakit kepala, nyeri pada otot, tulang, dan
sendi, nyeri otot abdomen, nyeri ulu hati,
pegal-pegal pada seluruh tubuh, kemerahan
pada kulit, kemerahan pada muka,
pembengkakkan sekitar mata, lakrimasi dan
fotopobia, otot-otot sekitar mata sakit apabila
disentuh.
c. Pemeriksaan Fisik
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
1) Keadaan Umum
Apakah sebelumnya pasien pernah mengalami
Kesadaran bisa saja compos mentis, somnolen, atau
riwayat penyakit yang sama.
koma (tergantung dari derajat penyakit DHF).
b. Riwayat Kesehatan Keluarga
TTV biasanya terjadi penurunan dalam pemeriksaan
Apakah ada anggota keluarga yang mengalami
tanda-tanda vital.
penyakit yang sama seperti di derita oleh pasien.
2) Kepala
Wajah : mengalami kemerahan (flushig), pada hidung
terjadi epistaksis.
Mulut : adanya perdarahan pada gusi, mukosa bibir
tampak kering, kadang-kadang lidak tampak kotor, dan
adanya hyperemia pada tenggorokan.
1) Leher 4) Abdomen
Tidak ada masalah pada leher. Adanya nyeri ulu hati, ketika dilakukan palpasi dapat
2) Paru-paru ditemukan adanya pembesaran hepar dan limpa.
Pernapasan dangkal, ketika dilakukan perkusi 5) Ekstremitas
biasanya dapat ditemukan bunyi redup lantaran Biasanya ditemukan nyeri sendi.
adanya efusi pleura. 6) Kulit
3) Jantung Ditemukan adanya petekie, purpura, ekimosis, hyperemia,
Dapat terjadi anemia karena kekurangan cairan. serta hematoma
f. Pengkajian tentang kecemasan: bagaimana
perasaan anak, berpisah dengan teman sebaya,
berpisah dengan saudara, berpisah dengan
orang tua, berpisah dengan kakek/nenek.
g. Pengkajian tentang tumbuh kembang:
tahap tumbuh kembang anak (motoric kasar,
motoric halus, social emosional, Bahasa)
Diagnosa Keperawatan

Adapun diagnosa keperawatan yang sering dijumpai pada pasien dengan Dengue Hemorhagic
Fever (DHF) :
a. Hipertermia berhubungan dengan infeksi virus dengue.
b. Risiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan ketidakseimbangan input dan output
cairan.
c. Defisit nutrisi berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia.
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
Intervensi Keperawatan

Hipertermia berhubungan dengan infeksi virus


dengue.

Kriteria hasil :
Peningkatan suhu tubuh dapat teratasi, dengan
kriteria :

1)Suhu tubuh normal (35° C- 37,5°C).


2)Pasien bebas dari demam.
INTERVENSI

1 2 3
Beri kompres hangat pada are
Kaji saat timbulnya ObservasiAwards
tanda-tanda
yang memiliki pembuluh darah
demam. vital tiap 3 jam.
yang besar.

4 5 6 7
Motivasi anak untuk 1.Ganti pakaian klien Ajarkan keluarga Kolaborasi pemberian
minum yang banyak dengan bahan tipis melakukan kompres obat anti piretik.
menyerap keringat.
Studies included in the integrative review
Author (s) Year Level* Objective (s) Method Interventions Conclusions

Pavithra C. 2018. 1B To compare the effect of Randomized clinical trial Warm sponging + antipyretic; hot sponging Substantial reduction in body temperature with
(1) warm sponging with hot + antipyretic warm and hot sponging. Warm sponging causes
sponging in children mild discomfort when compared to hot sponging.
with fever Using hot sponging is recommended to reduce
body temperature and promote comfort among
children with fever.

Joanna Briggs 1A To determine whether Best practices guide Warm sponging; combined therapy Warm sponging is not indicated for fever
Institute for the available evidence (sponging + antipyretic); cold bath; treatment. It is recommended to encourage fluid
Evidence Based supports the types and application of cold compresses; removing intake, removal of excess clothes or sheets.
Nursing and timing of the various clothes; use of fans; encouraging fluid
Midwifery. 2001. nursing interventions intake
(18) commonly used for
reduce fever in children
Watts R. 2012.(19) 1 1A To establish which non- Systematic review Warm sponging; Warm sponging has no beneficial
pharmacological combined therapy effect. It is recommended to
measures are effective in (sponging + antipyretic); encourage fluid intake, removal of
managing fever in use of fans; rest and excess clothing.
healthy children from 3 encouraging fluid intake
months to 12 years of
age.

Alves JG. 2008.(24) 1 1B To compare the effects of Randomized clinical tria Combined therapy (warm Adding warm sponging to the dipyrone
warm sponging and dipyrone sponging + antipyretic) promotes faster cooling.
with only dipyrone in fever
treatment.

Watts R. 2003.(25) 1A To determine the best Systematic review Encouraging fluid intake; It is recommended to encourage fluid
available evidence that removing excess clothing; intake, removal of excess clothing or
supports the types and ventilation of the ventilation of the environment.
timing of nursing environment; warm sponging;
interventions combined therapy (warm
sponging + antipyretic)
PROSEDUR 1. Warm compresses were applied,

KOMPRES with water between 34-37°C (93.2°F-98.6°F),

2. In the frontal,
axillary and inguinal regions, for 15 minutes, period in which
the child was kept undressed, with no coverings; then, the
child's body was dried.

3. digital clinical thermometer for axillary temperature measurement; and


digital thermometer with inside and outside
maximum and minimum temperature to measure the water
temperature
Intervensi Keperawatan

b.Risiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan


ketidakseimbangan input dan output cairan.
Kriteria hasil :
Volume cairan tubuh seimbang, dengan kriteria :
1)Turgor kulit baik.
2) Tanda-tanda vital dalam batas normal.
INTERVENSI

1 2 3
Kaji keadaan umum Awards Observasi adanya tanda-tanda
Kaji input dan output
klien dan tanda-tanda syok.
vital. cairan.

4 5
Kolaborasi dengan dokter
Anjurkan klien untuk
dalam pemberian cairan IV.
banyak minum.
VOLUME CAIRAN
TUBUH
Prinsip terapi cairan dan elektrolit pada anak
Pengkajian Status Cairan pada Anak
Pengkajian Status Cairan pada Anak
DIURESIS
DIURESIS
DIURESIS
DIURESIS
DIURESIS
DIURESIS
DIURESIS
DIURESIS
DIURESIS
DIURESIS
RUMUS PERHITUNGAN CAIRAN
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DALAM
MONITORING CAIRAN INFUS
KEUNTUNGAN
MONITORING CAIRAN
MENGGUNAKAN
TECHNOLOGY BASED:
Per nurse shift, the Monidor solution avoided on
average 2.064 routine room visits, helped detect end of
infusion 1.340 times, and led to 5.045 min of time
freed.
Conclusion: Monidor solution frees nurse time and
reduces routine activities associated with gravity-based
intravenous infusions.
Intervensi Keperawatan

C.Defisit nutrisi berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia.


Kriteria evaluasi :
Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi, dengan kriteria :
1)Porsi makan yang disajikan dihabiskan.
INTERVENSI

1 2 3
Beri makanan sesuai
Awards Anjurkan orang tua klien untuk
Kaji keadaan umum kebutuhan tubuh klien.
memberi makanan sedikit tapi
klien.
sering.

4 5 6 7
Kolaborasi dengan Lakukan terapi komplementer
Timbang berat badan Kolaborasi pemberian obat
dokter dalam pemberian berdasarkan Evidence Based Nursing
klien tiap hari. reborantia.
cairan IV (cek artikel, cari gambar)
Intervensi Keperawatan

d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.


Kriteria evaluasi :
1)Kebutuhan aktivitas sehari-hari terpenuhi.
2)Klien mampu mandiri setelah bebas demam.
INTERVENSI

1 2
1.Kaji hal-hal yang Awards
Bantu klien memenuhi kebutuhan aktivitasnya sesuai
mampu dilakukan klien. dengan tingkat keterbatasan klien.

4 5 6
Beri penjelasan tentang hal-hal yang Libatkan keluarga Jelaskan pada keluarga dan
dapat membantu dan meningkatkan dalam pemenuhan klien tentang pentingnya
kekuatan fisik klien. ADL klien. bedrest ditempat tidur.
How the interventions might work
Acupressure

Acupressure originated from traditional


Chinese medicine and is used to regulate
the basal energy inside the body through
stimulation of acupoints via pressure.
The P6 acupoint is located on the ventral
surface of the wrist and is considered to
have antiemetic action.
Acupuncture

Acupuncture also stems from


traditional Chinese medicine and
shares the same principle as
acupressure. However, instead of
applying pressure, acupuncture
stimulates acupoints by insertion
of fine needles into the body
Hypnotherapy

• Hypnotherapy is a therapeutic technique used to produce changes in people’s


perception and cognition.
• Hypnotherapy encompasses different methods, among which relaxation and
imagination are the most commonly used in children with cancer.
• Through these methods, hypnotherapy helps people to achieve a deep state
of psychological relaxation.
• When under a state of deep relaxation, people can much more easily override
automatic thoughts; these include anticipatory nausea and vomiting, which
are learned responses to cancer treatment.
• Hypnosis can decrease sympathetic tone, which helps minimize the symptoms
associated with sympathetic arousal, such as nausea and vomiting
Aromatherapy • Aromatherapy refers to the use of essential
oils, which are volatile liquids extracted
from plants using streams and/or pressure.
• Inhalation of these volatile molecules
stimulates olfactory receptors to produce
nerve impulses, which are transmitted along
the olfactory nerve to reach the amygdala
and limbic system interacting with the
neuropsychological pathway to reduce
nausea and vomiting.
Creative arts therapy
• Creative arts therapy is a broad term
encompassing different treatment
modalities such as dance, music, art and
drama.
• It aims to facilitate people’s emotional
expression and improve their coping skills
• Minimising the perceived severity of
nausea and vomiting during cancer
treatment.
DENGUE SHOCK
SYNDROM (DSS)
Pasien dengan DHF disebut mengalami DSS jika klien mengalami
semua gejala DHF ditambah dengan adanya gangguan sirkulasi yang
ditandai dengan tekanan nadi < 20 mmHg, nadi cepat dan lemah,
akral dingin dan lembab, dan pasien gelisah (WHO dalam Wills, et
al. 2005)
Pada pasien dengan DSS diperlukan resusitasi cairan untuk
mempertahankan stabilitas hemodinamis dan perfusi organ yang
adekuat.
.
PENATALAKSANAAN DSS

Pemberian cairan intravena untuk mempertahankan sirkulasi yang efektif selama periode plasma
leakage. Cairan yang dipakai dapat berupa kristaloid seperti D5 Normal Saline, Ringer Laktat , D5
Ringer Laktat, D5 Ringer Asetat dan koloid yang mempunyai berat molekul yang tinggi seperti
Plasma, Plasma pengganti (Dextran, Haess dll). Rekomendasi WHO: normal saline solution (NSS)
atau Ringer’s lactate solution (RLS) pada pasien dengan DSS Pantau level hematokrit Observasi
ketat, teliti dan cermat tentang staus hidrasi Klien dan kemungkinan terjadinya syok hipovolemik
Pemberian trombosit jika kadar trombosit < 20.000/mm3
LANGKAH PENTING
Dengue shock syndrome
BUANG SEMUA BENDA YANG
MEMUNGKINKAN NYAMUK
AEDES BERTELUR

DISCHARGE
PLANNING

CEGAH NYAMUK
MENGGIGIT
TERIMA KASIH!

Anda mungkin juga menyukai