Anda di halaman 1dari 12

DENGUE HEMORAGIC FEVER

(DHF)
Pengertian

Dengue haemoragic fever adalah penyakit


demam akut yang disertai dengan adanya
manifestasi perdarahan, yang bertendensi
mengakibatkan renjatan yang dapat
menyebabkan kematian (Arief Mansjoer
&Suprohaita; 2000; 419)
ETIOLOGI

EtiologiVirus dengue tergolong dalam


famili/suku/grup flaviviridae dan dikenal ada
4serotipe. Dengue 1 dan 2 ditemukan di Irian
ketika berlangsungnya perang dunia ke-III,
sedangkan dengue 3 dan 4 ditemukan pada saat
wabah di Filipina tahun 1953 –1954.
FAKTO DAN RESIKO DHF

• Ada 3 faktor resiko DHF


• 1. Vektor yang berupa nyamuk aedes aegypti meliputi perkembangbiakan vektor,
transportasi vektor dari satu tempat ke tempat lain.
• 2. Pejamu yaitu manusia baik sebagai penderita atau tidak, meliputi mobilisasi dan
paparan terhadap nyamuk, memperluas daerah epidemik.
• 3. Lingkungan meliputi sanitasi, curah hujan, suhu, dan kepadatan penduduk  Selain itu
juga wanita lebih rentan terkena penyakit ini dibanding pria. Dan biasanya lebih sering
menyerang anak di bawah usia 15 tahun.
DIAGNOSIS

Patokan WHO (1986) untuk menegakkan diagnosis DHF adalah sebagai berikut :

a. Demam akut, yang tetap tinggi selama 2 – 7 hari kemudian turun secara lisis demam disertai
gejala tidak spesifik, seperti anoreksia, lemah, nyeri.
b. Manifestasi perdarahan :1)Uji tourniquet positif2)Petekia, purpura, ekimosis3)Epistaksis,
perdarahan gusi4)Hematemesis, melena.
c. Pembesaran hati yang nyeri tekan, tanpa ikterus.
d. Dengan atau tanpa renjatan.Renjatan biasanya terjadi pada saat demam turun (hari ke-3 & hari
ke-7 sakit ).Renjatan yang terjadi pada saat demam biasanya mempunyai prognosis buruk.
e. Kenaikan nilai Hematokrit / Hemokonsentrasi
Manisfestasi Klinik Virus Dengue

1. Demam

Demam terjadi secara mendadak berlangsung selama 2 – 7 hari kemudian turun menuju suhu normal atau
lebih rendah
2. Perdarahan
Perdaran biasanya terjadi pada hari ke 2 dan 3 dari demam dan umumnya terjadi pada kulit dan dapat berupa
uji tocniguet yang positif mudah terjadi perdarahan pada tempat fungsi vena, petekia dan purpura.
3. Hepatomegali
Pada permulaan dari demam biasanya hati sudah teraba, meskipun pada anak yang kurang gizi hati juga
sudah
4. Renjatan (Syok)
Permulaan syok biasanya terjadi pada hari ke 3 sejak sakitnya penderita, dimulai dengan tanda – tanda
kegagalan sirkulasi yaitu kulit lembab, dingin pada ujung hidung, jari tangan, jari kaki serta sianosis disekitar
mulut.
Klasifikasi DHF

Menurut derajat ringannya penyakit, Dengue Haemoragic Fever (DHF) dibagi menjadi 4
tingkat (UPF IKA, 1994 ; 201) yaitu :

• Derajat I • Derajat III


Penderita syok ditandai oleh gejala
Panas 2 – 7 hari , gejala umum tidak kegagalan peredaran darah seperti nadi
khas, uji taniquet hasilnya positif lemah dan cepat (> 120 / menit) tekanan nadi
sempit (< 20 mmHg) tekanan darah menurun
• Derajat II
(120 / 80 mmHg) sampai tekanan sistolik
Sama dengan derajat I di tambah dengan dibawah 80 mmHg.
gejala – gejala pendarahan spontan • Derajat IV
Nadi tidak teraba,tekanan darah tidak terukur
seperti petekia, ekimosa, epimosa,
(denyut jantung > - 140 mmHg) anggota
epistaksis, haematemesis, melena, gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit
perdarahan gusi telinga dan sebagainya. tampak biru.
 
GEJALA

• Demam tinggi dan mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari.
• Manifestasi perdarahan : uji rumpeleede positif, ptekiae, ekimosis, epistaksis,
perdarahan gusi, hematemesis, melena
• Keluhan pada saluran pencernaan seperti mual, muntah, anoreksia, diare atau
konstipasi, nyeri ulu hati
• Nyeri sendi , nyeri kepala, nyeri otot, rasa sakit di daerah belakang bola mata
(retro orbita), hepatomegali, splenomegali.
• Kadang ditemui keluhan batuk pilek dan sakit menelan.
Gejala klinik lain yaitu nyeri epigasstrium, muntah – muntah, diare maupun
obstipasi dan kejang – kejang. (Soedarto, 1995 ; 39).
DIAGNOSIS PENUNJANG

• Rumple Leed
• Pemeriksaan Darah
• Hitung Trombosit
• Hitung Leukosit
• Hitung Hematokrit
• Imunoserologi IgM dan IgG
PENCEGAHAN PENYAKIT DHF

Pencegahan secara mekanik


• Gerakan 3 M
• Menguras tempat – tempat penampungan air secara teratur sekurang -
kurangnya sekali seminggu atau penaburan bubuk abate ke dalamnya.
• Menutup rapat tempat penampungan air.
• Mengubur atau menyingkirkan barang – barang bekas yang dapat menampung
air.
Pengobatan secara kimia Pencegahan secara biologi

Pemberantasan vector :
• Fogging ( penyemprotan ), kegiatan ini Pencegahan DBD secara biologis juga cukup
dilakukan bila hasil penyelidikan efektif, yaitu dengan menggunakan ikan pemakan
epidemiologis memenuhi kriteria. jentik dan bakteri. Masukan beberapa ikan kecil
• Abatisasi, semua tempat penampungan kedalam bak mandi atau kolam, maka vektor nyamuk
air di rumah dan bangunan yang pembawa virus dengue otomatis dapat dikendalikan,
ditemukan jentik Aedes aegypti ditaburi sebab ikan akan memakan jentik – jentik nyamuk.
bubuk abate dengan dosis 1 sendok
makan peres (10 gram) abate untuk 100
liter air.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai