Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN KASUS

DEMAM BERDARAH DENGUE


Pendamping: dr. Ade Nurshanti Sp.PD
dr. Sugeng Santoso

Oleh: dr. Putri Ayu Kesuma


Pendahuluan
Infeksi dengan salah satu
serotipe akan menimbulkan Demam berdarah dengue:
antibodi seumur hidup penyakit demam akut yang
terhadap serotipe yang disebabakan oleh virus
bersangkutan tetapi tidak ada dengue, famili Flaviviridae dan
perlindungan terhadap mempunyai 4 serotipe.
serotipe yang lain

Virus DEN-2 dan DEN-3


merupakan serotipe virus yang
dominan, namun virus DEN-3
sangat berkaitan dengan kasus
DBD yang berat.
EPIDEMIOLOGI
PATOGENESIS
Sistem Respon Imun
Skema kriteria diagnosis infeksi dengue
(WHO 2011)
GEJALA KLINIS
•Fase Febris
Pada fase ini dapat pula ditemukan tanda perdarahan seperti uji turniket positif atau peteki dan
perdarahan mukosa. Pada fase ini biasanya demam mendadak tinggi 2-7 hari, suhu tubuh
biasanya mencapai 39-400 C, bersifat bifasik.

•Fase Kritis
Terjadi pada hari ke 3-7 dan ditandai dengan penurunan suhu tubuh disertai kenaikan
permeabilitas kapiler dan timbulnya kebocoran plasma yang biasanya berlangsung selama 24-48
jam. Kebocoran plasma sering didahului dengan penurunan trombosit. Pada fase ini dapat terjadi
syok.

•Fase pemulihan
Bila fase kritis terlewati maka terjadilah pengembalian cairan dari ekstravaskular ke intravaskular
secara perlahan pada 48-72 jam setelahnya.
PERJALANAN PENYAKIT
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
• (Leukosit, Hemoglobin, Hematokrit, Trombosit, Hitung jenis,
Hemostasis, Protein Albumin, Ureum Kreatinin, Elektrolit).
2. Uji serologi IgM dan IgG dengue
Diagnosis Antibodi anti dengue Keterangan
IgM IgG
Infeksi primer + - IgM dideteksi hari sakit ke-5, puncaknya
pada hari ke 10-14.
Infeksi sekunder + + IgG terdeteksi pada hari sakit ke-2
Infeksi lampau - +
Bukan dengue - - Apabila klinis mengarah ke infeksi
dengue, pada fase penyembuhan: IgM
dan IgG diulang.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
3. Uji Hemaglutinasi Inhibisi (HI test)
o Ab HI bertahan didalam tubuh > 48 tahun
o Uji ini baik digunakan pada studi sero-epidemiologi
4. NS1
o Dideteksi hari ke-1 sampai ke-8
o Hasil negatif tidak menyingkirkan adanya infeksi virus
dengue
5. Pemeriksaan radiologis
o Posisi right lateral decubitus
o Indikasi: distress pernafasan / sesak, pedoman
pemberian cairan, untuk menilai edema paru karena
overload pemberian cairan.
DD/DBD Derajat Tanda dan gejala Laboratorium
DD Demam disertai minimal dengan 2
gejala - Leukopenia (jumlah leukosit ≤4000
- Nyeri kepala sel/mm3)
- Nyeri retro-orbital - Trombositopenia (jumlah trombosit
- Nyeri otot <100.000 sel/mm3)
- Nyeri sendi/ tulang - Peningkatan hematokrit (5%-10%)
- Ruam kulit makulopapular - Tidak ada bukti perembesan plasma
- Manifestasi perdarahan

Diagnosis DBD I
- Tidak ada tanda perembesan plasma
Demam dan manifestasi perdarahan (uji Trombositopenia <100.000 sel/mm3;
endung positif) dan tanda perembesan peningkatan hematokrit ≥20%
(WHO 2011) plasma
DBD II Seperti derajat I ditambah perdarahan Trombositopenia <100.000 sel/mm3;
spontan peningkatan hematokrit ≥20%
DBD* III Seperti derajat I atau II ditambah Trombositopenia <100.000 sel/mm3;
kegagalan sirkulasi (nadi lemah, peningkatan hematokrit ≥20%
tekanan nadi ≤ 20 mmHg, hipotensi,
gelisah, diuresis menurun
DBD* IV Syok hebat dengan tekanan darah dan Trombositopenia <100.000 sel/mm3;
nadi yang tidak terdeteksi peningkatan hematokrit ≥20%
Diagnosis infeksi dengue:
Gejala klinis + trombositopenia + hemokonsentrasi, dikonfirmasi dengan deteksi antigen virus dengue (NS-1) atau
dan uji serologi anti dengue positif (IgM anti dengue atau IgM/IgG anti dengue positif)
Tatalaksana

• Mengganti kehilangan cairan akibat


kebocoran plasma
Suportif • Memberikan terapi substitusi
komponen darah bilamana diperlukan

• Antipiretik
Simtomatik • Antiemetik
KOMPLIKASI
• Beberapa komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh DBD adalah sebagai
berikut:
- Perdarahan gastrointestinal masif
- Ensepalopati
- Efusi pleura
- Edema paru
- DIC
Monitor perjalanan penyakit DD/DBD
• KU, nafsu makan, muntah, perdarahan, dan tanda dan gejala lain
• Perfusi perifer sebagai indikator awal tanda syok
• Tanda vital: suhu, nadi, pernapasan, tekanan darah, diperiksa setiap 2-
4 jam pada pasien non syok & 1-2 jam pada pasien syok.
• Pemeriksaan hematokrit serial setiap 4-6 jam pada kasus stabil dan
lebih sering pada pasien tidak stabil/ tersangka perdarahan.
• Diuresis setiap 8-12 jam pada kasus tidak berat dan setiap jam pada
pasien dengan syok berkepanjangan / cairan yg berlebihan.
• Jumlah urin harus 1 ml/kg berat badan/jam (berdasarkan berat badan
ideal)
Indikasi pulang, kapan?
• Pasien dapat dipulangkan apabila telah terjadi perbaikan klinis seperti
• Bebas demam minimal 24 jam tanpa menggunakan antipiretik
• Nafsu makan telah kembali
• Tidak ada distres pernafasan
• Nadi teratur
• Diuresis baik
• Minimum 2-3 hari setelah sembuh dari syok
• Tidak ada kegawatan napas karena efusi pleura
• Tidak ada asites
• Trombosit >50.000 /mm3.
• Pada kasus DBD tanpa komplikasi, pada umumnya jumlah trombosit
akan meningkat ke nilai normal dalam 3-5 hari.
Laporan Kasus
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn. D A
• Usia : 35 tahun
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Agama : Islam
• Alamat : Perum Taman Anggrek A-94 001/016.
Saptorenggo. Pakis
• Status : Menikah
• Tanggal MRS : 27 Maret 2018
ANAMNESIS
• Dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 27 Maret 2018 di ruang IGD RSAU Dr. M.
Munir Lanud Abdulrachman Saleh

• Keluhan utama
Demam kurang lebih 3 hari sebelum masuk rumah sakit.

• Riwayat penyakit sekarang


Pasien laki-laki, 35 tahun, datang ke IGD RSAU dr. M. Munir dengan keluhan demam
sejak 3 hari SMRS. Demam mulai dirasakan oleh pasien sejak hari sabtu siang. Pasien
mengatakan demam tinggi secara tiba-tiba pada sore harinya, pasien merasa sehat pada pagi
hari dan dapat melakukan aktivitas seperti biasa. Demam yang dialaminya naik turun. Demam
turun bila pasien minum obat penurun panas, namun setelah beberapa jam kemudian demam
kembali timbul. Pasien mengeluhkan adanya nyeri-nyeri sendi pada ekstremitas selama
demam. Pasien juga mengatakan adanya sakit kepala sehingga membuat pasien sulit untuk
tidur. Keluhan lainnya pasien merasa perutnya penuh dan mudah kenyang hanya dengan
makan sedikit saja. Mual muntah disangkal oleh pasien. BAK dan BAB tidak ada keluhan.
Riwayat perdarahan disangkal. Pasien mengatakan tidak ada riwayat berpergian keluar pulau
Jawa akhir-akhir ini.
• Riwayat penyakit dahulu
Pasien tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya. Riwayat
Hipertensi, DM dan Asma disangkal.

• Riwayat penyakit keluarga


Pasien mengatakan bahwa adik pasien menderita sakit DBD dan sedang
dirawat di RS.

• Riwayat pengobatan
Pasien belum pernah berobat sebelumnya. Alergi obat disangkal.

• Riwayat kebiasaan
Merokok (-). Konsumsi alkohol (-).
• PEMERIKSAAN FISIK

• A. Status Generalis
Kepala : CA (-/-), SI (-/-)
• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos Mentis Leher : dalam batas normal

• Berat badan : 85 kg Thoraks :


• Tinggi badan: 171 cm ◦ Paru : suara nafas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronki (-/-
)
• BMI 2
: 29,06 kg/m (over weight) ◦ Jantung : BJ I-II reguler normal, murmur (-), gallop (-)

Abdomen : BU (+), supel, nyeri tekan (-), Hepar dan lien tidak
• Tanda Vital teraba
• Tekanan darah : 125/85 mmHg
Ekstremitas : akral hangat, sianosis (-), oedem (-), CRT < 2
• Nadi : 96 x/menit, regular detik
• Pernapasan : 20 x/menit, reguler
• Suhu : 38,6 oC
• DIAGNOSIS KERJA
• DHF derajat 1
Anamnesis

• DIAGNOSIS BANDING
• Thyfoid fever
• Cikungunya
• Malaria DHF
Derajat
1

Pemeriksaan Pemeriksaan
penunjang fisik
Kasus Teori
Anamnesa
- Demam tinggi mendadak sejak 3 hari Gejala klinik timbul secara mendadak berupa suhu tinggi, nyeri pada otot dan tulang, mual, kadang-

SMRS kadang muntah dan batuk ringan. Sakit kepala dapat menyeluruh atau berpusat pada daerah supra orbital dan
Pembahasan Kasus

- Nyeri sendi retroorbital. Nyeri di bagian otot terutama dirasakan bila otot perut ditekan. Sekitar mata mungkin ditemukan
pembengkakan, lakrimasi, fotofobia, otot-otot sekitar mata terasa pegal.
- Sakit kepala

Riwayat penyakit keluarga: Adik pasien menderita


sakit DBD dan sedang dirawat di RS

Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik:


Berat badan : 85 kg - Demam: 39-40°C
Tinggi badan: 171 cm - Pada hari sakit ke 1-3 tampak flushing pada muka (muka kemerahan), leher, dan dada.
BMI : 29,06 kg/m2 - Pada hari sakit ke 3-4 timbul ruam kulit makulopapular/rubeolliform
(over weight)
- Mendekati akhir dari fase demam dijumpai petekie pada kaki bagian dorsal, lengan atas, dan tangan
Tanda Vital:
- Convalescent rash, berupa petekie mengelilingi daerah yang pucat pada kulit yg normal, dapat
GCS : 456 (compos mentis)
disertai rasa gatal
Tensi :125/85 mmHg
- Manifestasi perdarahan
Nadi :96 x/ menit
Pernafasan : 20 x/ menit
o Uji bendung positif dan/atau petekie

Temperatur axilla : 38,6 °C o Mimisan hebat, menstruasi yang lebih banyak, perdarahan saluran cerna (jarang terjadi, dapat
terjadi pada DD dengan trombositopenia).11
Status generalis dalam batas normal.
Kasus Teori
Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan darah yang rutin dilakukan untuk menapis pasien tersangka demam dengue adalah
Laboratorium
Pembahasan Kasus
melalui kadar hemoglobin, hematokrit, jumlah trombosit, dan hapusan darah tepi untuk melihat adanya
Pada pasien didapatkan hasil laboratorium yang limfositosis relatif disertai gambaran limfosit plasma biru.17
menunjukkan leukopenia, yaitu leukosit sebesar 3,6
o Leukosit: Dapat normal atau menurun. Mulai hari ke-3 dapat ditemui limfositosis relatif (>45% dari
ribu/dl, trombositopenia (trombosit : 82 ribu),
total leukosit) disertai adanya limfosit plasma biru (LPB) >15% dari jumlah total leukosit yang pada fase
haematokrit 53%
syok akan meningkat.
o Trombosit: Umumnya terdapat trombositopenia pada hari ke 3-8.
Didapatkan juga peningkatan kadar SGOT: 37
mg/dl dan SGPT: 49 mg/dl
o Hematokrit: Kebocoran plasma dibuktikan dengan ditemukannya peningkatan hematokrit >20% dari
hematokrit awal, umumnya dimulai pada hari ke-3 demam.
o Hemostasis: Dilakukan pemeriksaan PT, APTT, Fibrinogen, D-Dimer, atau FDP pada keadaan yang
dicurigai terjadi perdarahan atau kelainan pembekuan darah.
o Protein/albumin: Dapat terjadi hipoproteinemia akibat kebocoran plasma.
o SGOT/SGPT dapat meningkat.
o Ureum, kreatinin bila didapatkan gangguan fungsi ginjal.
o Elektrolit: Sebagai parameter pemberian cairan.17
o Uji serologi IgM dan IgG anti dengue
Kasus Teori
Pembahasan Kasus
Terapi Supportif
- Mengganti kehilangan cairan akibat kebocoran plasma
IVFD RL loading  30 tpm
- Memberikan terapi substitusi komponen darah bilamana diperlukan
Inj. Antrain 3x1 amp k/p  bila suhu >
Simtomatik
39
- Anti pireutik, bila demam
Inj. Ceftriaxone 2x1gr  skin test - Anti emetik

P.O:

Paracetamol 3x500mg k/p

Omeprazole 2x20mg

Cek DL/24 jam


FOLLOW UP
Tanggal S O A P
IVFD RL 30 tpm
Inj. Ceftriaxone 2x1g
TD: 120/80 mmHg, N:
Inj. Antrain 3x1 amp k/p (bila suhu > 39)
98x/menit, RR:
Demam ± 3 20x/menit, Suhu: 37 AFI day 3 + P.O:
27/3/2018
hari trombositopenia Omeprazole 2x20mg
Leukosit: 3.600
Paracetamol 3x500mg k/p
Trombosit: 82.000
Cek DL/24jam
Observasi TTV dan perdarahan
TD: 100/60 mmHg, IVFD RL 30 tpm
N:72x/menit, RR: 20 Inj. Ceftriaxone 2x1g
x/menit, Suhu: 36,4
Inj. Antrain 3x1 amp k/p (bila suhu > 39)
Anemis (-), rh (-), wh Inj. Metilprednisolon 2x62,5mg
Keluhan (-),
(-) AFI day 4 +
28/6/2018 Perdarahan P.O:
trombositopenia
(-) Ptechie (-) Omeprazole 2x20mg
Leukosit 3100 ↓ Paracetamol 3x500mg k/p
Trombosit 38 ribu ↓ Cek DL pukul 18.00
Observasi TTV, perdarahan, DL
Tanggal S O A P
29/3/2018 Keluhan (- TD: 120/70 mmHg, AFI day 5 + IVFD RL 30 tpm
) N:79x/menit, RR: 20 trombositopenia Inj. Metilprednisolon 2x62,5mg
x/menit, Suhu: 36
Inj. Lain STOP
Leukosit 9700
P.O:
Trombosit 76.000 ↑
Cefixime 2x200mg
Omeprazole 2x20mg
Paracetamol 3x500mg
Cek DL/24jam
30/3/2018 Keluhan (-) TD: 120/70 mmHg, AFI IVFD habis AFF
N:82x/menit, RR: 20 P.O lanjut
x/menit, Suhu: 36
Cefixime 2x200mg
Leukosit 8600
Omeprazole 2x20mg
Trombosit 117.000↑
Paracetamol 3x500mg
ACC pulang  kontrol poli IPD
◦ TATALAKSANA
Non medikamentosa:
Tirah baring
Cairan yang cukup
Observasi TTV dan perdarahan

Medikamentosa:
IVFD RL loading  30 tpm
Inj. Antrain 3x1 amp k/p  bila suhu > 39
PROGNOSIS
Inj. Ceftriaxone 2x1gr  skin test
P.O: Ad vitam : ad bonam

Paracetamol 3x500mg k/p Ad fungsionam : ad bonam


Omeprazole 2x20mg Ad sanationam : dubia ad bonam
Cek DL/24 jam
Terima Kasih 
TATALAKSANA
Jalur triase kasus tersangka infeksi dengue
TATALAKSANA
Tata laksana DBD dengan syok (DSS)

Anda mungkin juga menyukai