DEMAM DENGUE
OLEH :
Pembimbing :
Wahana :
RS Bhayangkara Palu
Sulawesi Tengah
2016
BAB I
PENDAHULUAN
Infeksi virus dengue merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypty. Infeksi virus dengue pada
demam berdarah dengue (DBD) sampai demam berdarah dengue disertai syok
darah (vasculer).1
Pada tahun 2011 revisi guideline WHO, dengue dibagi menjadi demam
dengue, demam berdarah dengue, demam berdarah dengue tanpa syok atau
dengan syok dan expanded dengue syndrome (EDS). Manifestasi yang tidak
lazim adalah spektrum yang luas dari infeksi dengue yang mempengaruhi
secara global terbanyak di Asia Tenggara dan Pasifik Barat yang merupakan 75%
Kutub Selatan, 19% di Ekuador, 12,5% di Amerika Tengah dan Meksiko dan
3,9% di Karibia, namun untuk insiden EDS secara umum belum dilakukan
penelitian lebih lanjut. Di Indonesia pada tahun 2009, 2010 dan 2011 telah
2
dilaporkan kejadian EDS di Rumah sakit Dr Soetomo Surabaya dan Rumah Sakit
Soerya Sepanjang Sidoarjo. Pada tahun 2009 ada tiga kasus, tahun 2010 ada dua
kasus dan tahun 2011 ada dua kasus dengue dengan manifestasi yang tidak biasa.
dan penyakit ini banyak terjadi di kota-kota yang padat penduduknya. Akan tetapi
dalam tahun-tahun terakhir ini, penyakit ini juga berjangkit di daerah pedesaan.
2,3,4
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Etiologi
Penyebab penyakit demam berdarah dangue pada seseorang adalah virus
dangue termasuk family flaviviridae genus Flavivirus yang terdiri dari 4 serotipe,
yakni DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Ke empat serotip ini ada di
wabah.5 Virus DEN termasuk dalam kelompok virus yang relative labil terhadap
suhu dan faKtor kimiawai lain serta masa viremia yang pendek. Virus DEN
virionnya tersusun oleh genom RNA dikelilingi oleh nukleokapsid, ditutupi oleh
suatu selubung dari lipid yang mengandung 2 protein yaitu selubung protein E dan
protein membrane M.
2.2. Patofisiologi
penelitian yang paling menantang. Hal tersebut disebabkan sejauh ini belum ada
suatu teori yang dapat menerangkan secara tuntas patogenesis infeksi virus
kasus yang berat setelah terjadi infeksivirus dengan serotipe yang berbeda.
4
Penelitian secara in vitro telah memperlihatkan bahwa ada cross reactive non
infeksi primer dengan satu jenis virus, akan terjadi kekebalan terhadap infeksi
jenis virus tersebut untuk jangka waktu yang lama. Jadi seseorang yang pernah
mendapat infeksi primer virus dengue akan mempunyai antibodi yang dapat
mendapatkan infeksi sekunder dengan jenis serotipe virus yang lain maka terjadi
infeksi berat karena pada infeksi selanjutnya antibodi heterologous yang terbentuk
pada infeksi primer tidak dapat menetralisasi virus dengue serotipe lain (non
proses yang akan meningkatkan infeksi dan replikasi virus dengue di dalam sel
mononuklear.6
masuknya virus ke dalam monosit melalui reseptor Fc, proses ini dikenal sebagai
5
ADE. Monosit yang mengandung virus menyebar ke berbagai organ dan terjadi
viremia. Dasar teori infection enhancing antibody ialah peran sel fagosit
masih ada teori lain tentang patogesis DBD yaitu teori mediator, teori virulensi
virus, teori antigen antibodi, teori apoptosis, dan teori trombosit endotel. Teori
virulensi menurut Russel, 1990, mengatakan bahwa DBD berat terjadi pada
infeksi primer dan bayi usia < 1 tahun, serotipe DEN-3 akan menimbulkan
manifestasi klinis yang berat dan fatal, dan serotipe DEN-2 dapat menyebabkan
syok. Hal-hal diatas menyimpulkan bahwa virulensi virus turut berperan dalam
Teori mediator sekarang ini dipikirkan oleh para ahli karena melanjutkan
teori antibody enhancing. Pasien DBD mempunyai kadar TNF-a, lL-6, IL-i3, lL-
18, dan faktor sitotoksik lebih tinggi dibandingkan pasien DD sedangkan pada
pasien DSS mempunyai kadar IL-4, IL-o, lL-8, dan IL-10 yang tinggi. Sitokin
terinfeksi dengue.
sitokin TNF-a, lFN-y, lL-Z, lL-6, PAF (platelet activating factor), dan lain-lain
6
yang selanjutnya menyebabkan peningkatan permeabilitas vaskular, kerusakan
kadar pelepasan PAF oleh monosit dengan infeksi sekunder dapat pula
menjelaskan perdarahan pada DBD dan DSS. Jadi perdarahan pada DBD dapat
trombosit, dan penurunan kadar faktor pembekuan. Pada fase awal demam,
fase syok dan syok yang lama, perdarahan disebabkan oleh trombositopeni diikuti
7
2.3. Klasifikasi
Deraja
DBD Gejala Laboratorium
t
DD Demam disertai 2 atau lebih Leucopenia Serologi
tanda: sakit kepala, nyeri Trombositopenia
retro-orbital, mialgia, , tidak Dengue
artralgia. ditemukan bukti Positif
kebocoran
plasma
DBD I Gejala di atas ditambah uji
bendung positif Trombositopenia
, (<100.000/L),
bukti ada
kebocoran
plasma
DBD II Gejala di atas ditambah
perdarahan spontan Trombositopenia
, (<100.000/L),
bukti ada
kebocoran
plasma
DBD III Gejala di atas ditambah
(DSS) kegagalan sirkulasi (kulit Trombositopenia
dingin dan lembab serta , (<100.000/
gelisah) L), bukti ada
kebocoran
plasma
DBD IV Syok berat disertai dengan
(DSS) tekanan darah dan nadi tidak Trombositopenia
terukur. , (<100.000/
L), bukti ada
kebocoran
plasma1
8
2.4. Manifestasi Klinis
tanda bahaya pada demam dengue derajat berat yaitu: Perembesan plasma yang
berat, perdarahan hebat dan kerusakan hebat pada organ. Kriteria kemungkinan
dengue disertai dengan 2 gejala atau lebih seperti muntah, ptekie, nyeri dan pegal-
demam dengue derajat berat adalah 1) terdapatnya perembesan plasma yang berat
Perdarahan hebat, di evaluasi dari kondisi klinis pasien, 3) gangguan organ yang
9
berat, ditandai dengan SGOT atau SGPT 1000, gangguan sistem saraf pusat,
2.5. Diagnosis
akurat sangat penting dalam tatalaksana klinis, surveillans, penelitian, dan uji
klinis vaksin.8
Berdasarkan kriteria WHO 1997 diagnosis DBD ditegakkan bila semua hal
Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari, biasanya bifasik.
berikut :
jenis kelamin.
10
- Tanda kebocoran plasma seperti : efusi pleura, asites atau hipoproteinemia.
Dari keterangan di atas terlihat bahwa perbedaan utama antara DD dan DBD
Isolasi virus
Isolasi virus dapat dilakukan dengan metode inokulasi pada nyamuk, kultur
sel nyamuk atau pada sel mamalia (vero cell LLCMK2 dan BHK21). Pemeriksaan
ini merupakan pemeriksaan yang rumit dan hanya dapat dilakukan pada enam hari
pertama demam.8
cara ini memiliki tingkat sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi 10. Serum antibodi
IgM dapat dideteksi dengan tingkat sensitivitas 96% dan tingkat spesifisitas 97%.
Sementara IgG muncul dengan titer yang rendah pada awal gejala dan meningkat
IgM anti dengue memiliki kadar bervariasi, pada umumnya dapat terdeteksi pada
hari sakit kelima, dan tidak terdeteksi setelah hari ke sembilan puluh. Pada infeksi
dengue primer, IgG anti dengue muncul lebih lambat dibandingkan dengan IgM
anti dengue, namun pada infeksi sekunder muncul lebih cepat. Kadar IgG anti
dengue bertahan lama dalam serum. Kinetik NS1 antigen virus dengue dan IgG
11
Deteksi Antigen NS1 (Non-struktural 1)
Protein ini muncul saat awal gejala dan dapat bertahan hingga hari ke-14
setelah infeksi. Pemeriksaan antigen ini memiliki tingkat sensitivitas 90% dan
spesifisitas 100%.13
RT-PCR merupakan bagian dari test asam nukleat. Cara ini juga dapat
digunakan untuk mendeteksi materi genetik dari virus dengue. Cara ini
diperkirakan memiliki tingkat sensitivitas lebih baik dari isolasi virus pada kultur
sel. Tingkat sensitivitasnya dapat mencapai 93% hingga 100%, tergantung pada
2.6. Tatalaksana
Pemberian cairan
sebagai akibat peningkatan permeabilitas kapiler dan perdarahan. Jika masih bisa
minum (intake baik) dan tidak ada muntah diberikan minum banyak 1-2 liter/hari,
Jenis minuman yang diberikan berupa: air" putih, teh manis, sirup, jus buah, susu,
oralit. Pemberian cairan intra-vena (infus) jika : (1) anak terus-menerus muntah,
tidak mau minum, demam tinggi, dehidrasi; (2) nilai hematokrit cenderung
1. Kristaloid :
- Ringer Laktat
12
- 5 % Dextrose di dalam larutan Ringer Laktat
2. Koloidal :
- Plasma.
2x).
Jika renjatan berlangsung terus (Hematokrit tinggi) diberikan larutan koloidal
Tranfusi darah
Diberikan pada :
Kasus dengan renjatan yang sangat berat atau syok yang berkelanjutan.
Gejala perdarahan yang nyata, misal : hematemesis dan melena.
Antipiretika
13
Diberikan Parasetamol 10-15 mg/kgbb/kali (mencegah timbulnya Efek
Terapi Oksigen
Profilaksis Antibiotik
Base deficit.14
Kortikosteroid
dengan dosis :
mg/kgBB/hari i.v.14
2.7. Prognosis
Pada Demam Dengue prognosisnya apabila suhu turun maka akan terjadi
14
angka kematian yang disebabkan oleh DBD adalah kurang dari 1%, tetapi bila
timbul Dengue Shock Syndrome maka angka kematian bisa mencapai 40-50%.
dini dengan cara pemantauan cermat dan tindakan cepat dan tepat terutama ketika
BAB III
KASUS
15
Nama : Nn. A
Umur : 21 tahun
Alamat : Tondo
Pekerjaan : Mahasiswa
Agama : Islam
Masuk RS : 29 Oktober 2016
3.2. Anamnesis
Panas sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit, naik tiba-tiba, demam
tinggi, tidak berkeringat, tidak menggigil, tidak terus menerus dan tidak
disertai kejang.
Kepala dan sendi-sendi terasa sakit.
Nyeri perut ada. Mual ada. Muntah tidak ada. Belum BAB selama 4 hari
Batuk tidak ada.
Riwayat perdarahan dari hidung, mulut, gusi, saluran cerna dan tempat lain
tidak ada
Buang air kecil biasa, warna kuning jernih
Riwayat Keluarga :
Ada anggota keluarga yang menderita sakit yang sama saat berkunjung ke
16
Kesadaran : Komposmentis
Suhu : 37 oC
Dada
Paru-paru
Jantung
17
clavicula sinistra RIC V
Perkusi : Batas jantung atas RIC II, kanan Linea Sternalis Dextra,
Abdomen
Perkusi : Timpani
Ekstremitas
Hasil Laboratorium
Hematokrit : 39,7 %
Trombosit : 75 ribu/uL
18
MCV : 88,2 um3
MCH : 32 pg
Demam Dengue
3.6. Penatalaksanaan
IVFD RL 32 tpm
Inj. Ranitidin 50 mg / 12 jam / iv
Paracetamol 3 x 500mg
Antasida syr 3 x 1C (K/P)
Observasi
Rencana Pemeriksaan :
S:
O:
19
Kesadaran : Sadar
Nadi : 80 x/ menit
Nafas : 20 x/ menit
Suhu : 37oC
tidak ikterik
Pemeriksaan Laboratorium :
Darah :
WBC : 3,7 ribu/uL
Hb :14,5 gr%
Trombosit :67 ribu/uL
Ht :39,2 %
Imunoserologi
Anti-Dengue IgG Positif
Anti-Dengue IgM Positif
Tatalaksana :
- IVFD RL 40 tetes/menit
- Banyak minum
20
Rencana :
DR perhari
Kontrol vital sign
BAB IV
PEMBAHASAN
daerah yang endemis dengue disertai dengan 2 gejala atau lebih seperti muntah,
plasma). Dari anamnesis didapatkan pasien demam tinggi sejak 4 hari sebelum
masuk rumah sakit, kepala dan sendi-sendi terasa sakit. Ada anggota keluarga lain
perdarahan. Jika masih bisa minum (intake baik) dan tidak ada muntah diberikan
21
minum banyak 1-2 liter/hari, Jenis minuman yang diberikan berupa: air putih, teh
manis, sirup, jus buah, susu, oralit. Pemberian cairan intra-vena (infus) jika: (1)
terus-menerus muntah, tidak mau minum, demam tinggi, dehidrasi; (2) nilai
22
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kasus Nn. A, 21 tahun, masuk rumah sakit dengan keluhan panas 3 hari.
sakit, kepala dan sendi-sendi terasa sakit. Ada anggota keluarga lain
5.2. Saran
Dengue secara tepat. Apabila kondisi penanganan tidak dilakukan dengan segera
23
maka kondisi pasien dapat bertambah buruk yang nantinya akan mempengaruhi
prognosis pasien.
DAFTAR PUSTAKA
1. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. : DHF. Buku Kuliah 3 Ilmu
2. World Health Organization Regional Office for South East Asia. Prevention
22. 2013
4. Poerwo Soedarmo, Sumarsono S. Carna, Herry dkk. Buku Ajar Infeksi dan
Kesehatan Anak 15th eds. Vol 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
2000. P. 1484 5.
http://www.intechopen.com.
24
8. Rahadinegoro, SR, Ismoedijanto M dan Alex C. Pedoman diagnosis dan tata
laksana infeksi virus dengue pada anak. UKK Infeksi dan Penyakit Tropis
Jakarta. 2010.
infection: a review for clinical practice. Rio de Janiero. 2013: 71(9-B): 667-
671.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4200593/
25