LAPORAN KASUS
I.
Identitas Pasien
II.
Nama
: Ny. S
No RM
: 173197
Kelamin
: Perempuan
Usia
: 55 tahun
Alamat
Pekerjaan
: Tidak bekerja
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
Tanggal pemeriksaan
: 20 Desember 2015
Anamnesis
Keluhan Utama:
Mencret
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
Riwayat asma
: Disangkal
Riwayat operasi
: Disangkal
: Diakui
: Disangkal
: Disangkal
Riwayat alergi
: Disangkal
Riwayat keganasan
: Disangkal
Riwayat Kebiasaan
Pasien sering makan tidak teratur, makan sehari-hari sering beli di warung
tidak masak sendiri, jarang mengkonsumsi buah.
Riwayat Sosial dan Lingkungan:
o
Sumber air minum berasal dari air sumur, air minum selalu
direbus. Kamar mandi menggunakan bak sebagai penampung air,
jamban. Kamar mandi ini digunakan oleh tetangga sekitar, yakni sekitar
3 rumah di sekelilingnya menggunakan kamar mandi yang sama.
ekonomi kurang.
Riwayat gizi
Hidup pasien bergantung pada upah yang didapat dari anaknya sebagai
buruh bangunan dan sang istri yang bekerja sebagai pedagang. Pasien
mengaku makan 3 kali sehari dengan menu seadanya. Pola makan seharihari kurang teratur, kadang makan hanya 2 kali sehari dengan melewatkan
makan pagi. Kesan gizi kurang.
Anamnesis Sistemik
a. Keluhan Utama : Menceret
b. Kulit
c. Kepala
d. Mata
e. Hidung
f. Telinga
g. Mulut
h. Tenggorokan
i. Leher
: benjolan (-)
j. Respirasi
o. Ekstremitas
Atas
Bawah
Kesadaran
: Compos mentis
1. Tanda vital :
Tekanan Darah
: 110/70 mmHg
Nadi
Frekuensi napas
: 22x/menit reguler
Suhu
: 37,30 C (aksiler)
2. Status Gizi
BB
: 44 kg
TB
: 160 cm
BMI
: 17,18 (underweight)
3. Kulit
4. Kepala
5. Mata
7. Telinga
8. Mulut
9. Leher
10. Thoraks
Cor :
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
parasternal sinistra
Batas kiri bawah jantung : ICS V 2 cm medial
Pulmo :
Sinistra
Dextra
Depan
5
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
melebar
melebar
Pergerakan hemitoraks
Pergerakan hemitoraks
intercostal (-)
intercostal (-)
dextra, pergerakan
dextra, pergerakan
paru
Vesikuler (+)
Vesikuler (+)
Suara tambahan
Wheezing
(-)
(-)
RBH
(-)
(-)
RBK
Belakang
(-)
(+)
Inspeksi
melebar
melebar
Pergerakan hemitoraks
Pergerakan hemitoraks
sinistra = dextra
sinistra = dextra
dextra, pergerakan
dextra, pergerakan
Palpasi
Perkusi
5cm
5cm
Vesikuler (+)
Vesikuler (+)
Auskultasi
Suara dasar
Suara tambahan
Wheezing
(-)
(-)
RBH
(+)
(-)
RBK
(+)
(-)
11. Abdomen :
Inspeksi
Auskultasi
sekitar.
Bising usus (+) meningkat (35x/menit), bising
Perkusi
renal (-)
Timpani di seluruh regio (+), pekak sisi (-),
Palpasi
12. Ekstremitas :
Ekstremitas
Sianosis
Akral dingin
Oedem
Capillary refill
Superior
-/+/+
-/< 2 detik
7
Inferior
-/+/+
-/>2 detik
Gerak
Kekuatan
1.
2.
Hasil
12.0
10.5
213.0
4.07
36.1
73.4
19.8
7
88.8
29.5
33.2
18
0.54
17
8
84
Non Reaktif
Nilai Normal
12.0-16.0
4.0-12.0
150.0-400.0
4.50-5.50
40.0-48.0
50.0-80.0
20.5-51.1
2-9
80.3-103.4
26.0-34.4
31.8-36.3
10-50
0.60-1.10
6-25
4-30
< 180
Non Reaktif
Pemeriksaan Feses
Pemeriksaan
Makroskopis
Warna
Konsistensi
PUS
Lendir
Darah
Mikroskopis
Eritrosit
Leukosit
Epitel
Telur Cacing
Amuba
Yeast
Amilum
Lemak
Serat Tumbuhan
Hasil
Nilai Rujukan
Kuning
Lembek
Negatif
+/Positif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
1-2
8-9
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
0-1
4-5
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
3.
Pemeriksaan Elektrolit
Pemeriksaan
Kalium
Natrium
4.
Hasil
2.9
124
Nilai Rujukan
3.5-5.1
135-145
ascites.
appendix
tak
tervisualisasi.
5.
Bronkhitis
Besar cor dalam batas normal
V.
RESUME
Pasien Ny.S 55 tahun mencret sejak 3 hari SMRS. Mencret 3 kali
sebanyak gelas belimbing dalam 1 hari, konsistensi cair, ampas (-),
warna kekuningan, lendir (+), darah (-). Perut terasa mules, mual (+),
muntah (+), badan lemas (+). Nafsu makan menurun, BAK sejak kemarin
sebanyak 1x, dengan kualitas dan kuantitas seperti biasa. Beberapa hari
sebelumnya pasien sempat makan durian, alpukat, dan buah naga.
Riwayat penyakit dahulu pasien pernah diare namun dengan obat warung
sembuh, riwayat penyakit keluarga disangkal, riwayat gizi kesan pasien
kurang gizi dan riwayat sosial ekonomi pasien menggunakan asuransi
jamkesmas kesan ekonomi kurang.
Hasil pemeriksaan fisik keadaan umum tampak lemas, TD : 110/70
mmHg, N: 122x/menit, RR : 22x/menit, Suhu : 37,3 OC, BMI : 17,18
(underweight). Pemeriksaan generalisata kepala, hidung, telinga, mulut
leher dalam batas normal, pulmo ditemukan ronkhi basah kasar pada
pulmo dextra, cor dalam batas normal, abdomen nyeri tekan kiri atas (+),
bising usus (+) meningkat, turgor kulit >2detik.
Hasil pemeriksaan penunjang Ht 36,1 , limfosit 19,8 , feses
lendir (+), eritrosit 1-2/lpb, leukosit 8-9/lpb, elektrolit Na 2,9, Kalium
VII. PROBLEM
1.
1,2,3,4,5,6,8,9,11, 13,14,15,18,19,20,21,22,23
2.
Bronkitis : 10,11,12,24
10
VIII. TATALAKSANA
1. Gastroenteritis Akut
-
Assesment
Problem :
Objektif :
Initial Plan
IpTx
Rehidrasi
Menggunakan rumus perhitungan Daldiyono.
11
Pemeriksaan
Rasa haus/muntah
Skor
1
Suara serak
Kesadaran apatis
Kesadaran somnolen, sopor
1
2
atau koma
Tekanan darah sistolik 60-90
mmHg
Tekanan darah sistolik < 60
mmHg
Frekwensi Nadi > 120 x/menit
1
1
2
1
1
2
-1
-2
Cairan diberikan
12
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
14
I.
Definisi
Menurut WHO diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga
kali sehari.Diare akut adalah buang air besar dengan frekuensi yang meningkat
dari biasanya atau lebih dari tiga kali sehari dengan konsistensi tinja yang lebih
lembek dari dua minggu. Sedangkan diare kronik yaitu diare yang berlangsung
lebih dari 15 hari. Disebut sebagai diare persisten apabila berlangsung selama 2
sampai 4 minggu.4
II.
Epidemiologi
Data WHO 2009,diare akut karena infeksi sebagai penyebab kematian
pada lebih dari 3 juta penduduk dunia. Di Amerika Serikat ditemukan 100 juta
kasus diare akut pada dewasa tiap tahunnya menyebabkan 250.000 diantaranya
dirawat dirumah sakit dan 5000 meninggal dunia. Kematian karena diare akut di
negara berkembang terjadi terutama pada anak-anak yang berusia kurang dari 5
tahun, dimana dua pertiga diantaranya tinggal di daerah/lingkungan yang
buruk,kumuh dan padat.Dengan sistem pembuangan sampah yang tidak
memenuhi
syarat,keterbatasan
air
bersih
dalam
jumlah
maupun
Etiologi 4,5
15
Lebih dari 90% diare akut disebabkan karena infeksi, sedangkan sekitar
10% karena sebab-sebab lain antara lain obat-obatan, bahan-bahan toksik, dan
sebagainya
Diare akut karena infeksi dapat ditimbulkan oleh:
1. Bakteri
Jenis bakteri penyebab yaitu: Escherichia coli, Salmonella sp, Shigella
dysentriae, Vibrio cholera, Vibrio parachemolyticus, Yersinia intestinalis,
Coccidosis.
2. Parasit
Jenis protozoa penyebab yaitu: Entamoeba hystolitica, Giardia lamblia,
Trichomanes hominis, Isospora sp.
difficle,
sedangkan
penyebab
paling
sering
dinegara
IV.
Patofisiologis6
Sekitar 9-10 liter cairan memasuki saluran cerna setiap harinya,berasal
dari luar (diet) dan dari dalam tubuh kita (sekresi cairan lambung,empedu dan
sebagainya). Sebagaian besar(75-85%) dari jumlah tersebut akan diresorbsi
kembali di usus halus dan sisanya sebanyak 1500 ml akan memasuki usus besar.
Sejumlah 90% dari cairan tersebut di usus besar akan diresorbsi,sehingga tersisa
jumlah 150-250 ml caran yang akan ikut membentuk tinja.
16
lain,misalnya,cairan
intra
luminal
yang
meningkat
menyebabkan
V.
Dua hal yang harus diperhatikan pada keadaan diare akut karena infeksi
adalah faktor kausal(agent) dan faktor penjamu(host).Faktor penjamu adalah
kemampuan tubuh untuk mempertahankan diri terhadap organisme yang dapat
menimbulkan diare akut,terdiri atas faktor-faktor daya tangkis atau lingkungan
inter traktus intestinalis seperti keasaman lambung,motilitas usus,imunitas dan
juga
mencakup
lingkungan
mikroflora
usus,sekresi
mukosa,dan
enzim
pencernaan.
Penurunan keasaman lambung pada infeksi Shigella sp.terbukti dapat
menyebabkan serangan infeksi yang lebih berat dan menyebabkan kepekaan lebih
tinggi terhadap infeksi oleh V.cholera.Hipomotilitas usus pada infeksi usus dapat
memperpanjang waktu diaredan gejala penyakit,serta mengurangi absorbsi
elektrolit dan mengurangi kecepatan eliminasi sumber infeksi.Peran imunitas
dibuktikan dengan didapatkannya frekuensi pasien giardiasis pada mereka yang
kekurangan IgA,demikian pula diare yang terjadi pada penderita HIV/AIDS
karena gangguan imunitas.Percobaan lain membuktikan bahwa bila lumen usus
dirangsang oleh suatu toksoid berulang kali,akan terjadi sekresi antibodi.
Faktor kausal yang mempengaruhi patogenesis antara lain adalah daya
lekat dan penetrasi yang dapat merusak sel mukosa,kemampuan memproduksi
toksin yang mepengaruhi sekresi cairan di usus halus. Kuman tersebut dapat
membentuk koloni-koloni yang juga dapat menginduksi diare.
Patogenesis diare yang disebabkan infeksi bakteri diklasifikasikan
menjadi:
1. Infeksi Non-Invasi
Diare yang disebabkan oleh bakteri non invasif disebut juga diare
sekretorik atau watery diarrhea. Pada diare tipe ini disebabkan oleh bakteri
17
Stap.
aureus, B.
cereus, Aeromonas
spp,
V. cholera
eltormengeluarkan toksin yang terikat pada mukosa usus halus 15-30 menit
sesudah diproduksi dan enterotoksin ini mengakibatkan kegiatan yang
berlebihan Nikotinamid Adenin Dinukleotid pada dinding sel usus, sehingga
meningkatkan kadar adenosin 3,5-siklik mono phospat (siklik AMP) dalam
sel yang menyebabkan sekresi aktif anion klorida kedalam lumen usus yang
diikuti oleh air, ion bikarbonat, kation natrium dan kalium.
Namun demikian mekanisme absorbsi ion Na melalui mekanisme pompa
Na tidak terganggu, karena itu keluarnya ion Cl - (disertai ion HCO3-, H2O, Na+
dan K+) dapat dikompensasi oleh meningkatnya absorbsi ion Na (diiringi oleh
H2O, K+, HCO3-, dan Cl-). Kompensasi ini dapat dicapai dengan pemberian
larutan glukosa yang diabsorbsi secara aktif oleh dinding sel usus. Glukosa
tersebut diserap bersama air, sekaligus diiringi oleh ion Na+, K+, Cl- dan
HCO3-. Inilah dasar terapi oralit per oral pada kolera.
Secara klinis dapat ditemukan diare berupa air seperti cucian beras dan
keluar secara deras dan banyak (voluminous). Keadaan ini disebut sebagai
diare sekretorik isotonik voluminial (watery diarrhea).
ETEC mengeluarkan 2 macam enterotoksin yaitu labile toxin (LT) dan
stable toxin (ST). LT bekerja secara cepat terhadap mukosa usus halus tetapi
hanya memberikan stimulasi yang terbatas terhadap enzim adenilat siklase.
Dengan demikian jelas bahwa diare yang disebabkan E. coli lebih ringan
dibandingkan diare yang disebabkan V. cholerae.
Clostridium perfringens (tipe A) yang sering menyebabkan keracunan
makanan menghasilkan enterotoksin yang bekerja mirip enterotoksin kolera
yang menyebabkan diare yang singkat dan dahsyat.
2. Infeksi Invasif
Diare yang disebabkan bakteri enterovasif disebut sebagai diare
inflammatory. Bakteri invasif misalnya: Enteroinvasive E. coli (EIEC),
Salmonella spp, Shigella spp, C. jejuni, V. parahaemolyticus, Yersinia, C.
perfringens tipe C, Entamoeba histolytica, P. shigelloides, C. difficile,
18
Klasifikasi
Berdasarkan durasinya diare diklasifikasikan menjadi :
VII.
1.
2.
Manifestasi klinis4
Penularan diare akut karena infeksi melalui transmisi fekal
oral
langsung
dari
penderita
diare
atau
melalui
Penularan
dapat
19
juga
berupa
transmisi
dari
manusia
ke
manusia
melalui
udara
(droplet
infection)
diarrhea)
dengan
gejala-gejala:
mual,
muntah,
hipovolemik
atau
karena
gangguan
biokimiawi
bikarbonas
menyebabkan
perbandingan
normal.
Gangguan
kardiovaskular
pada
tahap
hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tandatanda denyut nadi yang cepat lebih dari 120x/mnt, tekanan
darah menurun sampai tidak terukur. Pasien mulai gelisah,
muka pucat, ujung-ujung eksterimitas dingin, dan kadang
sianosis. Karena kehilangan kalium, pada diare akut juga
dapat timbul aritmia jantung.
20
Observasi
ini
penting
sekali
karena
dapat
terhadap
berdasarkan
bakteri
anamnesis
penyebab
makanan
dapat
atau
diperkirakan
minuman
dalam
di
regio
titik
Mc.Burney
dengan
gejala
seperti
apendisitis akut.
Diare akut karena infeksi dapat disertai gejala-gejala
sistemik lainnya seperti Reiters syndrome (arthritis, uretritis,
dan konjungtivitis) yang dapat disebabkan oleh Salmonella,
Campylobacter,
Shigella,
dan
Yersinia.
Shigella
dapat
21
Bakteri Patogen
Vibrio cholerae, Norwalk agent, Giardia,
Cryptospordium (termasuk makanan
yang dicuci dengan air tersebut).
Makanan
Unggas
Shigella spp.
Enterohemoragic escherichia coli
tidak dipasteurisasi
Babi
Sea food dan kerang
Keju, susu
Telur
Mayoinase +
Hepatitis A,B,C
Listeria spp.
Salmonella spp.
Staphylococcus dan Clostridium
Bacillus cereus
Cycklospora spp.
Clostridium spp.
buahan kaleng
Kecambah
Lingkungan
Hewan ke manusia
Salmonella, Campylobacter,
Manusia ke manusia
(termasuk seksual
kontak)
Rumah
C. difficile
sakit/antibiotic
Kolam renang
Wisatawan asing
VIII.
Diagnosis4,8
22
1. Anamnesis
Diare akut karena infeksi dapat ditegakkan diagnostik etiologi bila anamnesis,
manifestasi klinis dan pemeriksaan penunjang menyokongya.
Beberapa petunjuk anamnesis yang mungkin dapat membantu diagnosis:
Adakah orang lain sekitarnya menderita hal serupa, yang mungkin oleh
karena keracunan makanan atau pencemaran sumber air.
Umumnya diare akut besifat ringan dan merupakan self-limited disease. Indikasi
untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut yaitu diare berat disertai dehidrasi,
tampak darah pada feses, panas > 38,5 o C diare > 48 jam tanpa tanda-tanda
perbaikan, kejadian luar biasa (KLB). Nyeri perut hebat pada penderita berusia
>50 tahun, penderita usia lanjut > 70 tahun, dan pada penderita dengan daya tahan
tubuh yang rendah.
Pasien dengan diare akut datang dengan berbagai gejala klinik tergantung
penyebab penyakit dasarnya. Keluhan diarenya berlangsung kurang dari 15 hari.
Diare karena penyakit usus halus biasanya berjumlah banyak, diare air, dan sering
berhubungan dengan malabsorbsi, dan dehidrasi sering didapatkan. Diare karena
kelainan kolon sering berhubungan dengan tinja berjumlah kecil tetapi sering,
bercampur darah dan ada sensasi ingin ke belakang. Pasien dengan diare akut
infektif datang dengan keluhan khas yaitu: nausea, muntah, nyeri abdomen,
demam, dan tinja yang sering, bisa air, malabsorbtif, atau berdarah tergantung
bakteri pathogen yang spesifik. Secara umum, pathogen usus halus tidak invasive,
dan patpgen ileokolon lebih mengarah ke invasive. Pasien yang memakai toksin
atau pasien yang mengalami infeksi toksigenik secara khas mengalami nausea dan
muntah sebagai gejala prominen bersamaan dengan diare air tetapi jarang
mengalami demam. Muntah yang mulai beberapa jam dari masuknya makanan
23
mengarahkan kita pada keracunan makanan karena toksin yang diahsilkan. Parasit
yang
tidak
menginvasi
mukosa
usus,
seperti
Giardia
lamblia
dan
24
warna urin gelap, tidak mampu berkeringat, dan perubahan ortostatik. Pada
keadaan berat, dapat mengarah ke gagal ginjal akut dan perubahan status jiwa
seperti kebingungan dan pusing kepala.
2. Pemeriksaan Fisik
Kelainan kelainan yang ditemukan pada pemeriksaan fisik sangat berguna
dalam menentukan penyebab diare. Status volume dinilai dengan memperhatikan
perubahan ortostatik pada tekanan darah dan nadi, temperature tubuh dan tanda
toksisitas. Pemeriksaan abdomen yang seksama merupakan hal yang penting.
Adanya dan kualitas bunyi usus dan adanya atau tidak adanya distensi abdomen
dan nyeri tekan merupakan clue bagi penentuan etiologi.
Nilai tanda vitaldan derajat dehidrasi pada pasien. Keberadaan bercak-bercak pada
kulit, ulserasi mulut, pembesaran pada tiroid,, mengi, artritis, acites, masa
abdomen, tenderness, dan defans muskuler. Bila tidak yakin adanya darah di feses
bisa dilakukan dengan colok dubur.
3.Pemeriksaan Penunjang
mineral tubuh.
Pemeriksaan tinja: melihat adanya leukosit pada tinja yang menunjukkan
adanya infeksi bakteri, adanya telur cacing dan parasit dewasa.
Kultur feses perlu dilakukan pada pasien dengan dehidrasi, demam >38,50C,
diare berdarah, nyeri abdomen pada pasien >50 tahun, pasien >70 tahun,
imunodefisiensi atau pasien dengan pengobatan 3 hari antibiotik tidak terjadi
perbaikan klinis.
Pemeriksaan terhadap shiga toxin harus dilakukan pada pasien dengan riwayat
25
pasien jatuh dalam presyok atau syok, nadi cepat, napas cepat dan dalam
Dehidrasi berat (hilang ciaran 8-10% BB): tanda dehidrasi sedang
ditambah kesadaran menurun (apatis sampai koma), otot-otot kaku,
sianosis)
IX.
Penatalaksanaan1,5
Penatalaksanaan diare akut karena infeksi pada orang
meskipun
jumlah
kaliumnya
lebih
rendah
bila
cairan
ini,
boleh
diberikan
cairan
NaCl
isotonik.
Metode
Daldiyono
berdasarkan
keadaan
Skor
1
2
27
klinis
yang
Kesadaran apatis
Kesadaran somnolen, sopor
1
2
atau koma
Tekanan darah sistolik 60-90
mmHg
Tekanan darah sistolik < 60
mmHg
Frekwensi Nadi > 120 x/menit
Frekwensi nafas > 30 x/menit
Turgor kulit menurun
Facies cholerica/wajah keriput
Ekstremitas dingin
Washers womans hand
Sianosis
Umur 50-60 tahun
Umur > 60 tahun
1
1
1
2
1
1
2
-1
-2
Susu
sapi,
makanan
kaleng,
buah-buah
kaleng
kelompok
ini
tergolong
kodein
fosfat,
dapat
propulsi,
peningkatan
memperbaiki
absorbsi
konsistensi
cairan
feses
dan
gejala
demam
dan
sindrom
disentri
obat
ini
tidak
dianjurkan.
c. Kelompok absorbent
Arang aktif, attapulgit aktif, bismut subsalisilat,
pektin,
kaolin,
atau
smektit
diberikan
atas
dasar
tumbuh-tumbuhan
yang
berasal
dari
atau
Saccharomyces
boulardii,
bila
dan
kontaminasi
lingkungan,
persisten
atau
31
X.
Dehidrasi sedang-berat
Vomitus persisten
Diare yang progresif dan makin berat dalam 48 jam
Lansia dan geriatri
Pasien immunokompremise
Diare akiut disertai kimplikasi
Komplikasi1,5
Kehilangan
cairan
dan
kelainan
elektrolit
merupakan
diare
mendadak
akut
karena
sehingga
kolera
terjadi
syok
kehilangan
hipovolemik
cairan
secara
yang
cepat.
penyakit
diare
karena
32
Campylobakter,
Shigella,
XI.
Prognosis5
Penggantian
cairan
yang
adekuat,
perawatan
yang
yang
minimal.
Seperti
kebanyakan
penyakit,
XII.
Pencegahan5,6
Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral,
khusus.
membersihkan
Minum
makanan,
air,
air
yang
digunakan
untuk
atau
air
yang
digunakan
untuk
33
cukup
menjanjikan
dalam
mencegah
diare
BAB III
PEMBAHASAN
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau
setengah cair setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya
lebih dari 200 g atau 200 ml/24 jam. Menurut WHO (1980) diare adalah buang air
besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari. Buang air besar encer tersebut
dapat/tanpa disertai lendir dan darah.
Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang
dari 14 hari. Menurut World Gastroenterology Organization global guidelines
2005, diare akut didefinisikan sebagai pasase tinja yang cair/lembek dengan
34
jumlah lebih banyak dari normal, berlangsung kurang dari 14 hari. Sedang diare
kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari. Diare dapat disebabkan
infeksi maupun non infeksi. Dari penyebab diare yang terbanyak adalah diare
infeksi. Diare infeksi dapat disebabkan virus, bakteri, dan parasit.
Diare akut sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan, tidak saja di
negara berkembang tetapi juga di negara maju. Penyakit diare masih sering
menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam
waktu yang singkat.
Diagnosis gastroenteritis akut dapat ditegakan dengan anamnesis, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang, anamnesis yang didapatkan dari pasien Ny.S 55
tahun mencret sejak 3 hari SMRS. Mencret 3 kali sebanyak gelas belimbing
dalam 1 hari, konsistensi cair, ampas (-), warna kekuningan, lendir (+), darah (-).
Perut terasa mules, mual (+), muntah (+), badan lemas (+). Nafsu makan
menurun, BAK sejak kemarin sebanyak 1x, dengan kualitas dan kuantitas seperti
biasa. Beberapa hari sebelumnya pasien sempat makan durian, alpukat, dan buah
naga. Riwayat penyakit dahulu pasien pernah diare namun dengan obat warung
sembuh, riwayat penyakit keluarga disangkal, riwayat gizi kesan pasien kurang
gizi dan riwayat sosial ekonomi pasien menggunakan asuransi jamkesmas kesan
ekonomi kurang.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum tampak lemas, TD :
110/70 mmHg, N: 122x/menit, RR : 22x/menit, Suhu : 37,3 OC, BMI : 17,18
(underweight). Pemeriksaan generalisata kepala, hidung, telinga, mulut leher
dalam batas normal, pulmo ditemukan ronkhi basah kasar pada pulmo dextra, cor
dalam batas normal, abdomen nyeri tekan kiri atas (+), bising usus (+) meningkat,
turgor kulit >2detik.
Hasil pemeriksaan penunjang Ht 36,1 , limfosit 19,8 , feses lendir (+), eritrosit
1-2/lpb, leukosit 8-9/lpb, elektrolit Na 2,9, Kalium 124, rontegen thoraks
gambaran bronkhitis, USG abdomen dalam batas normal.
Hal ini sesuai dengan teori bahwa gastroenteritis akut dapat didagnosis
dengan anamnesis pemeriksaan fisik dan penunjang bahwa konsistensi frekuensi
volume BAB encer dan lebih banyak dari biasanya, diare pada kasus ini bisa
35
disebabkan karena inflamatory yaitu akibat inflamasi dan kerusakan mukosa usus,
diare ini dapat disertai malabsorbsi lemak cairan dan elektrolit serta hipersekresi
dan hipermitalitas akibat pelebasan sitokin proinflamasi. Penyebabnya yaitu
infeksi bakteri yang bersifat invasif seperti Camplybacter jejuni, Shigella,
Salmonela yersinia, enterocolia, Enteroinvasive Escherechia coli (EIEC),
Enterohemorrage Escherecia coli (EHEC), karakteristik berupa feses dengan
mukus atau darah karena kerusakan mukosa, analisis feses menunjukan leukosit,
biasanya disertai nyeri perut dan demam.
Dalam tatalaksana kasus ini yang pertama adalah rehidrasi cairan dengan
menggunakan scor Daldiyono dan medikamentosa Antimotilitas : Loperamid 3x1
tab 2mg sehari, Antispasmodik : Papaverin 2-3x1 tab 40mg sehari, Pengeras
feses:diagit (atapulgit 600mg, pectin 50mg) 3 tab sehari, Antibiotik metronidazole
500mg 3xsehari selama 7 hari. Hal ini sesuai dengan teori tatalaksana diare akut
yaitu pemberian cairan rehidrasi bergantung pada derajat dehidrasi pasien, metode
pemberiannya dapat oral atau intravena, jumlah cairan rehidrasi juga berdasarkan
dehidrasinya,
medikamentosa
simtomatik
dapat
diberikan
antimotalitas,
DAFTAR PUSTAKA
36
37