Latar Belakang
• Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh infeksi virus dengue yang ditularkan dari
nyamuk Aedes spp (utamanya Aedes aegypti, dan juga Aedes albopictus, Ae. polynesisensis,
Ae. scutellaris complex pada kejadian luar biasa).
• DBD berbeda dengan Demam Dengue. DBD memiliki gejala lain berupa sakit atau nyeri
pada ulu hati terus menerus, pendarahan pada hidung, mulut, gusi atau memar kulit.
• Virus Dengue ditemukan di daerah tropik dan sub tropik, terutama di wilayah perkotaan.
Semua serotipe virus Dengue (famili Flaviviridae) yakni DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4
ditemukan bersirkulasi di Indonesia.
• Infeksi Virus Dengue sudah lama ditemukan dan menyebar terutama di daerah tropik pada
abad 18 dan 19 seiring dengan pesatnya perkembangan perdagangan antar benua.
•
Pendahuluan
Latar Belakang
• DENV menyebabkan berbagai macam penyakit pada manusia, mulai dari Dengue Fever (DF)
hingga Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) dan Dengue Shock Syndrome (DSS).
•
Tinjauan Pustaka
Transmisi
•
Tinjauan Pustaka
Patofisiologi
Terdapat dua mekanisme utama pada DHF yang terjadi :
•
Tinjauan Pustaka
PATOFISIOLOGI
•
Tinjauan Pustaka
Spektrum Klinis
Tahun 1997
•
Tinjauan Pustaka
Spektrum Klinis
Tahun 2009
•
Tinjauan Pustaka
•
Tinjauan Pustaka Warning Sign
Tanda dan gejala yang berhubungan dengan Pasien dehidrasi, tidak mampu menerima cairan
hipotensi (kemungkinan perembesan plasma) oral
Pusing atau hipotensi postural
Kriteria Rawat Inap Banyak berkeringat, kesadaran menurun, kondisi
memburuk saat defervescence
Hipotensi atau ekstremitas dingin
Hematokrit meningkat
Temuan melalui pemeriksaan lebih lanjut
Efusi pleura, asites, penebalan kandung empedu
tanpa gejala
Kondisi penyerta Kondisi komorbid seperti penyakit jantung
bawaan, talasemia, diabetes melitus, tukak
lambung, dan lainnya
BB berlebih atau obesitas (akses intravena segera
dilakukan di IGD)
Bayi
Derajat DBD
Derajat Gejala Laboratorium
Dengue Haemmoragic Fever
I Demam disertai 2 atau lebih tanda sakit kepala, nyeri Trombositopenia, terbukti adanya
retro orbital, myalgia, arthralgia ditambah uji bendung kebocoran plasma seperti HCT meningkat
positif >20%
II Gejala diatas ditambah perdarahan spontan di kulit dan Trombositopenia, terbukti adanya
atau perdarahan lain. kebocoran
plasma seperti HCT meningkat >20%
Dengue Shock Syndrom
III Gejala diatas ditambah kegagalan sirkulasi (kulit dingin Trombositopenia, terbukti adanya
dan lembab serta gelisah) ditandai juga dengan kebocoran plasma
penyempitan tekanan nadi (<20 mmHg)
IV Syok berat disertai dengan tekanan darah tidak terukur Trombositopenia, terbukti adanya
dan nadi tidak teraba. kebocoran plasma
•
Tinjauan Pustaka
Penegakan Diagnosis
Kriteria Klinis
1. Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus menerus selama 2-7 hari.
2. Terdapat manifestasi perdarahan seperti
a. Uji tourniquet positif
b. Petekiae
c. Echimosis
d. Purpura
e. Perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi.
f. Hematemesis dan atau melena.
3. Pembesaran hati
4. Syok, ditandai nadi cepat dan lemah sampai tidak teraba, penyempitan tekanan nadi (<20
mmHg), hipotensi sampai tidak terukur, kaki dan tangan dingin, kulit lembab, capillary refill
time memanjang (>2 detik( dan pasien tampak gelisah.
•
Tinjauan Pustaka
Penegakan Diagnosis
Kriteria Laboratorium
1. Trombositopenia (100.000/mm3 atau kurang)
2. Adanya kebocoran plasma dengan manifestasi sebagai berikut :
a. Peningkatan hematokrit > 20% dari nilai standard
b. Penurunan hematokrit >20%, setelah mendapat terapi cairan.
c. Efusi pleura/pericardial, asites, hipoproteinemia.
Dua kriteria klinik + satu kriteria laboratorium cukup untuk menegakan diagnosis kerja DBD.
•
Tinjauan Pustaka
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
• Uji serologi: Uji hemaglutinasi inhibasi, IgM Elisa dan IgG Elisa
Pemeriksaan Radiologi: efusi pleura, kardiomegali atau efusi perikard, hepatomegali dan cairan
dalam rongga peritoneum
•
TATALAKSANA
Tinjauan Pustaka
Sampai saat ini belum tersedia terapi antiviral untuk infeksi dengue.
Prinsip terapi bersifat simptomatis dan suportif.
•
Tinjauan Pustaka
• Pasien tanpa disertai warning signs dan mampu mempertahankan asupan oral cairan yang
adekuat dan memproduksi urine minimal sekali dalam 6 jam. Sebelum diputuskan rawat jalan,
pemeriksaan darah lengkap harus dilakukan. Pasien dgn hematokrit stabil dapat dipulangkan.
• Terapi di rumah untuk pasien Grup A meliputi edukasi mengenai istirahat atau tirah baring dan
asupan cairan oral yang adekuat ( susu, jus buah, oralit), bila demam pemberian parasetamol,
kompres dan seka air hangat.
• Pasien beserta keluarganya harus diberikan KIE tentang warning signs secara jelas dan
diberikan instruksi agar secepatnya kembali ke rumah sakit jika timbul warning signs selama
perawatan di rumah. menghilang, tidak dijumpai hemokonsentrasi, dan pada fase
penyembuhan DBD jumlah trombosit lebih cepat kembali normal daripada ITP.
•
Tinjauan Pustaka
• Pasien dengan warning signs dan pasien dengan kondisi penyerta khusus (co-existing
conditions) seperti kehamilan, bayi, usia tua, diabetes mellitus, gagal ginjal atau dengan
indikasi sosial seperti tempat tinggal yang jauh dari RS atau tinggal sendiri harus dirawat di
rumah sakit.
• Jika pasien tidak mampu mentoleransi asupan cairan secara oral dalam jumlah yang cukup,
- lakukan pemeriksaan Hematokrit
- terapi cairan intravena dapat dimulai dengan memberikan larutan NaCl 0,9% atau Ringer’s
Lactate dengan kecepatan tetes maintenance.
• Monitoring meliputi pola suhu, balans cairan (cairan masuk dan cairan keluar), produksi urine,
dan warning signs.
•
Tinjauan Pustaka
•
Tinjauan Pustaka
• Pasien dengan kebocoran plasma (plasma leakage) berat yang menimbulkan syok dan/atau
akumulasi cairan abnormal dengan distres nafas, perdarahan berat, atau gangguan fungsi
organ berat.
Terapi terbagi menjadi terapi syok terkompensasi (compensated shock) dan terapi syok
hipotensif (hypotensive shock).
•
Tinjauan Pustaka
•
Tinjauan Pustaka
•
Pembahasan Kasus
Pembahasan Kasus
Identitas
• Nama: An. R A N
• Usia: 8 tahun 2 bulan
• Jenis kelamin: Perempuan
• Alamat: Margo Mulyo, Kota Balikpapan
• Tgl MRS : 16 januari 2023
• Tgl KRS : 20 Januari 2023
•
Pembahasan Kasus
Anamnesis
Keluhan Utama : Demam 2 hari SMRS
•
Pembahasan Kasus
Anamnesis
•
Pembahasan Kasus
Anamnesis
Riwayat Persalinan
•
Pembahasan Kasus
Anamnesis
Riwayat Nutrisi Jenis Frekuensi Sejak Usia
•
Pembahasan Kasus
Pemeriksaan Umum
TENSI NADI
CUKUP
- 130 x / min
BB TB IMT
RESPI SUHU
19.4 kg 115 cm 14.62
20 x / min; 99% 38,3 C
•
Pembahasan Kasus
Pemeriksaan Fisik
Kepala / Leher:
Anemia: (-) Icterus: (-) Cyanosis: (-) Dyspnea: (-) PCH - / - Faring
Hiperemis
+/+
•
Pembahasan Kasus
Pemeriksaan Penunjang
16-01-2023 di Puskesmas
•
Pembahasan Kasus
Pemeriksaan Penunjang
16-01-2023 di IGD
•
Pembahasan Kasus
Diagnosis Awal
Diagnosa Utama : Dengue Fever
Diagnosa Sekunder : Rhinofaringitis akut + GEA
•
Pembahasan Kasus
•
Pembahasan Kasus
POMR (Problem Oriented Medical Record)
Planning
Cue and clue Problem List Initial Diagnosis Monitoring &
Diagnosis Therapy
Education
Subjective • Febris Dengue Fever Darah lengkap Terapi IGD Monitoring :
• demam sejak 2 hari yang lalu. • Cepahlgia Rhinofaringitis - Inf. RL 1490 cc/24 jam ~62 Subjective, vital
• Batuk pilek nyeri tenggorokan sejak 2 hari yang lalu • Batuk pilek akut cc/jam sign, DL serial
• nafsu makan menurun • Faring hiperemis GEA - Inj. Paracetanol 200 mg
• nyeri perut.
• Nausea (extra)
• Pusing, nyeri kepala
• Vomiting
• mual muntah terus sebanyak 2 kali,
• Abdominal pain Advis dr. Marhef, Sp.A di IGD:
• bintik merah di tangan.
• Anorexia - Tremenza 3x cth I
• Badan lemas (+)
• BAB cair 2x • Malaise - Elkana 1x cth I
• RPO : Paracetamol - Cek DL/hari
• ROS: Demam (+),Mata berair (-), mata bengkak (-), bibir - Nadi 4-6 jam
kering (-)Pusing (+), nyeri kepala (+), batuk (+), pilek - Terapi IGD lanjut
(+), sesak (-), nyeri tenggorokan (+) nyeri perut (+), - Konsul Gizi karena gizi
mual (+), muntah (+), badan terasa lemas (+). bintik kurang
merah di tangan. BAB cair 2x BAK dalam batas normal.
Objective
• GCS E4V5M6, CM
• BP : tidak diiukur
• HR : 130x/min, kuat angkat, reguler Takipnea
• RR : 20x/min Faring hiperemi
• Head : Faring hiperemis +/+ Ptekie
• Chest : DBN
• Lung : Ves/ves
• Ekstremitas : akral hangat kering merah, CRT≥2”,
Ptekie (+)
•
Laboratorium
Pembahasan Kasus
Catatan Perkembangan Pasien (SOAP)
Hari/Tanggal Anamnesis-Pemeriksaan Fisik Tatalaksana
Diagnosis
16/01/2023 S: Demam sejak 2 hari yang lalu, mual (+), Muntah (+) 2x, BAB cair 2x, Demam dengue - Inf. RL 1490 cc/24 jam
Batuk (+), Pilek (+), nyeri tenggorokan (+) nyeri perut (+). Nafsu makan Rhinofaringitis Akut ~62 cc/jam
dan minum menurun. Bintik” merah di tangan (+) GEA - Inj. Paracetanol 200 mg
O :Vital Sign :Tensi 96/74 Suhu : 39.1 °C HR:100, reguler kuat angkat RR:20 (extra)
SpO2: 99% room air,
Kepala/Leher :Tidak anemis, tidak ikterik, tidak cyanosis, tidak dyspnea,faring Advis dr. Marhef, Sp.A di
hiperemis (+) IGD:
Thorax : Simetris, tidak ada retraksi, pulmo vesikuler/vesikuler Cor S1S2 - Tremenza 3x cth I
tunggal, tidak ada murmur, tidak ada gallop. Abdomen : Tidak ada - Elkana 1x cth I
hepatomegali - Cek DL/hari
Neurologis : GCS 456, reflex cahaya +/+, pupil bulat isokor - Nadi 4-6 jam
Ekstremitas :Akral hangat kering, CRT<2detik, ptekie (+) - Terapi IGD lanjut
- Konsul Gizi karena gizi
kurang
17/01/2023 S: Demam (+) Batuk pilek, muntah 1x, nyeri perut (+). Nafsu makan dan Demam dengue Advis dr. Marhef, Sp.A:
minum menurun. Bintik” merah di tangan (+), nyeri tenggorokan (+) Rhinofaringitis Akut - IVfD RL 20 tpm
BAB cair 3x ada ampas, berwarna kuning, lendir (-),darah (-) GEA - Cek DL/Hari
- Cek nadi 2-4 jam
O :Vital Sign :Tensi : 101/79 Suhu : 39 °C HR: 110 RR:20 SpO2: 99% room air - Terapi lain lanjut
Kepala/Leher :Tidak anemis, tidak ikterik, tidak cyanosis, tidak dyspnea
Thorax : Simetris, tidak ada retraksi, pulmo vesikuler/vesikuler
Cor S1S2 tunggal, tidak ada murmur, tidak ada gallop.
Abdomen : Tidak ada hepatomegali
Advice Ahli Gizi
Neurologis : GCS 456, reflex cahaya +/+, pupil bulat isokor - Diet TETP 1200 kkal,
Ekstremitas :Akral hangat kering, CRT<2detik, ptekie (+)
•
frekuensi 3x/hari
Pembahasan Kasus
Pemeriksaan Penunjang
17-01-2023
•
Pembahasan Kasus Catatan Perkembangan Pasien (SOAP)
Hari/Tanggal Anamnesis-Pemeriksaan Fisik Tatalaksana
Diagnosis
18/01/2023 S: Rabu : Demam (+) Muntah 2x, Bab cair 3x berwarna kuning ada Dengue Haemorrhage Advis dr.Marhef, Sp.A
ampas, nyeri perut(+), nyeri kepala, ada mimisan dihidung dan gusi Fever Grade II - Observasi TD, Nadi
berdarah, bibir kering pecah-pecah sampai berdarah. Nyeri Epistaksis - Paracetamol syr 3 cth
tenggorokan (+) Nadi teraba kuat. Makan minum berkurang Rhinofaringitis akut II
GEA - IVFD RL 25 tpm
O :Vital Sign :Tensi 89/52 Suhu : 39 °C HR:122, reguler kuat angkat RR:20 - L-Bio 2x1
SpO2: 99% room air, - Zink Syrup 20 mg 1x
cth I
Kepala/Leher :Tidak anemis, tidak ikterik, tidak cyanosis, tidak dyspnea, - Kompres hangat
faring hiperemis (+) - Pakai madu untuk
Thorax : Simetris, tidak ada retraksi, pulmo vesikuler/vesikuler Cor S1S2 bibir pecah-pecah
tunggal, tidak ada murmur, tidak ada gallop. Abdomen : Tidak ada
hepatomegali
Neurologis : GCS 456, reflex cahaya +/+, pupil bulat isokor
Ekstremitas :Akral hangat kering, CRT<2detik,
Pemeriksaan Penunjang
18-01-2023
•
Pembahasan Kasus
Pemeriksaan Penunjang
19-01-2023
•
Pembahasan Kasus
Catatan Perkembangan Pasien (SOAP)
Hari/
Anamnesis-Pemeriksaan Fisik Tatalaksana
Tanggal Diagnosis
20/01/2023 S: Demam (-), Mimisan (-), Mual (-),Muntah (-),BAB Cair (-). Dengue Advis dr.Marhef,
Haemorrhage Fever Sp.A
O :Vital Sign :Tensi 100/66 Suhu : 36,2 °C HR:85, reguler kuat Grade II - IVFD RL 15 tpm
angkat RR:20 SpO2: 99% room air, - Cek DL stop
- Terapi lain lanjut
Kepala/Leher :Tidak anemis, tidak ikterik, tidak cyanosis, tidak
dyspnea,
Thorax : Simetris, tidak ada retraksi, pulmo vesikuler/vesikuler
Cor S1S2 tunggal, tidak ada murmur, tidak ada gallop.
Abdomen : Tidak ada hepatomegali
Neurologis : GCS 456, reflex cahaya +/+, pupil bulat isokor
Ekstremitas :Akral hangat kering, CRT<2detik,
•
Pembahasan Kasus
Diagnosis Akhir
Diagnosa Utama :Dengue Hemorrhagic Fever Grade II
Diagnosa Sekunder :Epistaksis + Rhinofaringitis akut + GEA dehidrasi
ringan sedang
•
Pembahasan Kasus
•
Kesimpulan
1. Sebagian besar kasus Dengue yang berat (DHF/DSS) masih didominasi oleh pasien
anak-anak karena kerentanannya terhadap infeksi virus Dengue.
2. Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang berdasarkan
pendekatan demam pada anak, diagnosis An. R A N. mengarah pada Dengue
Hemorrhagic Fever (DHF) Grade II
3. Pasien menunjukan indikasi untuk KRS karena secara klinis sudah membaik, bebas
demam 24 jam tanpa antipiretik, tidak dijumpai distress nafas.
•
Daftar Pustaka
• WHO, Regional Office for South East Asia (2011). Comprehensive Guidelines for Prevention
and Control of Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever: Revised and expanded edition.
SEARO Technical Publication Series No. 60. India
• World Health Organization. DENGUE Guidelines for diagnosis, treatment, prevention and
control. New Edition 2009.
• Buchy P, Yoksan S, Peeling RW, Hunsperger E. Laboratory Tests for The Diagnosis of Dengue
Virus Infection. J Clin Microbiol 2006;40:376-81.
• Guzman MG, Kouri G. Dengue diagnosis, advances and challenges. Int J Infect Dis 2007;8:69-
80.
• Shu PY. Comparison of a capture immunoglobulin M (IgM) and IgG ELISA and non-structural
protein NS1 serotype-specific IgG ELISA for differentiation of primary and secondary dengue
virus infections. Clin Diagn Lab Immunol 2006;10:622-30
•
TERIMA KASIH