Anda di halaman 1dari 3

Demam berdarah dengue merupakan penyakit demam akut

yang disebabkan oleh virus genus Flavivirus, famili Flaviviridae,


mempunyai 4 jenis serotipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-
PENGERTIAN
4, melalui perantara nyamuk Aedes aegypti atau Aedes
albopictus serta memenuhi kriteria WHO untuk demam
berdarah dengue (DBD)
ICD X A 91
 Demam merupakan tanda utama, terjadi mendadak
tinggi, selama 2-7 hari
 Disertai lesu, tidak mau makan, dan muntah
 Pada anak besar dapat mengeluh nyeri kepala, nyeri
ANAMNESIS otot, dan nyeri perut
 Diare kadang-kadang ditemukan
 Perdarahan paling sering dijumpai adalah perdarahan
kulit dan mimisan

 Gejala klinis DBD diawali demam mendadak tinggi,


facial flush, muntah, nyeri kepala, nyeri otot dan sendi,
nyeri tenggorok dengan faring hiperemis, nyeri dibawah
lengkung iga kanan. Gejala penyerta tersebut lebih
mencolok pada DD daripada DBD
 Sedangkan hepatomegali dan kelainan fungsi hati lebih
sering ditemukan pada DBD
 Perbedaan antara DD dan DBD adalah pada DBD
terjadi peningkatan permeabilitas kapiler sehingga
menyebabkan perembesan plasma, hipovolemia dan
syok.
 Perembesan plasma mengakibatkan ekstravasasi
cairan kedalam rongga pleura dan rongga peritoneal
selama 24-48 jam.
 Fase kritis sekitar hari ke-3 hingga ke-5 perjalanan
penyakit. Pada saat ini suhu turun, yang dapat
PEMERIKSAAN FISIK
merupakan awal penyembuhan pada infeksi ringan
namun pada DBD berat merupakan tanda awal syok.
 Perdarahan dapat berupa petekie, epistaksis, melena,
ataupun hematuria

Tanda-tanda syok
 Anak gelisah, sampai terjadi penurunan kesadaran,
sianosis
 Nafas cepat, nadi teraba lembut kadang-kadang tidak
teraba
 Tekanan darah turun, tekanan nadi<10mmHg
 Akral dingin, capillary refill menurun
 Diuresis menurun sampai anuria

Apabila syok tidak dapat segera diatasi, akan terjadi komplikasi


asidosis metabolik dan perdarahan hebat.
Patokan diagnosis DBD (WHO, 1975) berdasarkan gejala klinis
dan laboratorium.

Klinis.
Demam tinggi mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari.
1. Manifestasi perdarahan, minimal uji tourniquet positif
dan salah satu bentuk perdarahan lain ( petekia,
purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi ),
hematemesis dan atau melena
2. Pembesaran hati
3. Syok yang ditandai oleh nadi lemah dan cepat disertai
tekanan nadi menurun ( < 20mmHg), tekanan darah
menurun (tekanan sistolik < 80 mmHg) disertai kulit
KRITERIA DIAGNOSIS yang teraba dingin dan lembab terutama pada ujung
hidung, jari dan kaki, pasien menjadi gelisah, dan timbul
sianosis disekitar mulut.

WHO (1997) membagi derajat penyakit DBD dalam 4 derajat


I. Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya
manifestasi perdarahan adalah uji tourniquet positif d
II. Derajat I disertai perdarahan spontan di kulit
dan/atau perdarahan lain
III. Ditemukannya tanda kegagalan sirkulasi, yaitu nadi
cepat dan lembut, tekanan nadi menurun (,20mmHg)
atau hipotensi, disertai kulit dingin, lembab dan
pasien menjadi gelisah
IV. Syok berat, nadi tidak teraba dan tekanan darah
tidak dapat diukur.
 Morbilli
DIAGNOSIS BANDING  Idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP) disertai
demam
Laboratorium :
Trombositopenia (<100.000/ul) dan hemokonsentrasi dilihat
PEMERIKSAAN dari peningkatan nilai hematokrit > 20% dibanding dengan nilai
PENUNJANG hematokrit sebelum sakit atau konvalesen, pemeriksaan
serologis

KONSULTASI
DBD tanpa syok (derajat I dan II )
Medikamentosa
 Antipiretik dapat diberikan, dianjurkan pemberian
parasetamol bukan aspirin
TERAPI
 Kortikosteroid diberikan pada DBD ensefalopati, apabila
terdapat perdarahan saluran cerna kortikosteroid tidak
diberikan.
 Antibiotik diberikan untuk DBD ensefalopati
Suportif
 Mengatasi kehilangan cairan plasma sebagai akibat
peningkatan permeabilitas kapiler dan perdarahan
 Kunci keberhasilan terletak pada kemampuan untuk
mengatasi masa peralihan dari fase demam ke fase syok
 Cairan intravena diperlukan, apabila (1) anak terus-
menerus muntah, tidak mau minum, demam tinggi,
dehidrasi yang dapat mempercepat terjadinya syok, (2)
nilai hematokrit cenderung meningkat pada pemeriksaan
berkala.

DBD disertai syok ( Sindrom Syok Dengue, derajat III dan IV )


 Penggantian volume plasma segera, cairan intavena
larutan Ringer Laktat 10-20ml/kgbb secara bolus
diberikan dalam waktu 30 menit. Apabila syok belum
teratasi tetap berikan Ringer Laktat 20ml/kgbb/jam
ditambah koloid 20-30ml/kgbb/jam, maksimal
1500ml/hari.
 Pemberian cairan 10ml/kgbb/jam tetap diberikan 1-4jam
pasca syok. Volume cairan diturunkan menjadi
7ml/kgbb/jam, selanjutnya 5ml, dan 3ml apabila tanda
vital dan diuresis baik.
 Jumlah urin 1ml/kgbb/jam merupakan indikasi bahwa
sirkulasi membaik.
 Pada umumnya ciran tidak perlu diberikan lagi 48 jam
setelah syok teratasi.
 Oksigen 2-4l/menit pada DBD syok.
 Koreksi asidosis metabolic dan elektrolit pada DBD syok.
 Indikasi pemberian darah.
PENYULIT

EDUKASI

PROGNOSIS

HASIL PENGOBATAN Keadaan penderita saat setelah tindakan ataupun perawatan


(sembuh, membaik, cacat)

Anda mungkin juga menyukai