Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN PASIEN DENGUE HAEMORAGIC FEVER


RUANGAN ANTHURIUM

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Laporan Individu


Praktek Klinik Keperawatan Anak
Di RSUD Lawang

Disusun Oleh :
IKHFI SALMA NABILA
NIM : P17210211017

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D3 KEPERAWATAN MALANG
I. DEFINISI

Demam dengue adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh


virus dengue, dan disebarkan melalui perantara nyamuk Aedes Aegypti
yang telah terinfeksi dengan virus dengue (Ratna,2011). Demam Berdarah
Dengue (DBD/DHF) merupakan penyakit menular yang ditandai panas
(Demam) serta pendarahan (Ratna 2011). DBD merupakan merupakan
bentuk yang lebih parah dari demam dengue dimana terjadi perembesan
plasma yang ditandai hemakonsentrasi(peningkatan hematokrit) atau
penumpukan cairan di rongga tubuh yang menyebabkan syok, apabila
tidak ditangani dengan tepat dapat berujung kematian.
Derajat DBD/DHF menurut WHO :
- Derajat I : Demam 2-7 hari disertai gejala tidak khas, dapat ditandai
dengan uji torniquet (+).
- Derajat II : Sama dengan Derajat I, dengan disertai pendarahan
spontan seperti eputaksis, hematemesis, melena, pendarahan gusi.
- Derajat III: Ditemukan tanda kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan
lembut(≤ 120x/menit), tekanan nadi menurun (≤ 20mmhg) atau
hipotensi disertai kulit dingin, lembab, dan pasien menjadi gelisah.
- Derajat IV : syok bera, nadi tidak teraba dan teakanan darah
tidak teratur, akral dingin dan berkeringat, kulit tampak biru.

II. PATOFISIOLOGI
a. Etiologi
DBD disebabkan oleh virus dengue, yang merupakan genus
flavivirus, keluarga flaviridae. Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN-1,
DEN-2, DEN-3, dan DEN-4, keempat serotipe tersebut ditemukan di
Indonesia. Seseorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapt
terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama hidupnya(Sudoyo Aru,dkk 2009)
Virus dengue ditularkan melalui vektor serangga.Serangga yang
berperan dalam penyebaran virus dengue adalah nyamuk Aedes
Aegepypti, nyamuk ini tersebar di seluruh daerah tropis, dengan ciri khas
terdapat sepasang garis putih yang sejajar di tengah badan dan garis
lengkung putih yang lebih tebal pada setiap sisi tubuhnya. Aedes Aegypti
senang berkembang biak pada genangan air yang bersih dan tempat
penyimpanan air, selain itu nyamuk jenis ini juga lebih senang menggigit
pada tempat-tempat yang terlinsungi seperti di dalam rumah.

b. Gejala atau Tanda


1. Demam Dengue
Merupakan deam akut selama 2-7 hari, ditandai dengan dua atau lebih
manifestasi klinis sebagai berikut :
- Nyeri kepala
- Nyeri retro-orbital
- Mialgia/artralgia
- Ruam kulit
- Manifestasi pendarahan (ptekie atau uji bendung positif)
- Leukopenia
- Pemeriksaan serulogi dengue positif; tidak ditemukan DD/DBD
yang sudah dikonfirmasi pada lokasi dan waktu yang sama.
2. Demam Berdarah Dengue
berdasarkan diagnostik WHO 1997 daignosis DBD ditegakkan bila
semua hal dibawah ini terpenuhi
a. Demam atau riwayat demam akut antara 2-7 hari, biasanya bersifat
bifasik.
b. Manifestasi pendarahan biasanya berupa :
- Uji torniquet positif
- Ptekie, ekimosis, dan purpura
- Pendarahan mukosa (epistaksis, perdarahan gusi), saluran cerna,
tempat bekas suntikan
- Hematemesis atau melena
c. Trombositopenia < 100.00/ul
d. Kebocoran plasma yang ditandai dengan :
- Peningkatan nilai hematokrit ≥ 20% dari nilai baku sesuaiumur
dan jenis kelamin
- Penurunan nilai hematokrit ≥ 20% setelah pemberian cairan
yang adekuat
e. Tanda kebocoran plasma seperti : hipoproteinemi, asites, efusi
pleura.
3. Sindrom Syok Dengue
Seluruh kriteria DBD diatas disertai dengan kegagalan sirkulasi yaitu :
a. Penurunan kesadaran ,gelisah
b. Nadi cepat lemah
c. Hipotensi
d. Tekanan darah menurun ≤ 20 mmHg
e. Perfusi perifer menurun
f. Kulit dingin-lembab

c. Masalah Keperawatan
- Hipertermia
Hipertermia adalah kondisi terjadinya peningkatan suhu
tubuh melebihi 38,5 derajat Celcius. Peningkatan suhu tubuh
karena hipertermia ini berbeda dengan demam. Di mana, demam
merupakan peningkatan suhu yang terjadi sebagai reaksi tubuh
dalam melawan infeksi dan penanda adanya peradangan atau
inflamasi pada tubuh. Sementara itu, hipertermia adalah kondisi
yang disebabkan oleh gagalnya hipotalamus pada otak mengatur
suhu tubuh.
- Resiko Defisit Nutrisi
Risiko defisit nutrisi adalah suatu keadaan yang berisiko
mengalami asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme tubuh. Kasus risiko deisit nutrisi pada diare anak ini
apabila tidak segera ditangani secara tepat, cepat, dan kompehensif
maka akan menyebabkan kondisi gizi kurang / gizi buruk pada
penderitanya.
- Resiko Pendarahan
Sering kali pada fase inilah terjadinya kesalahan
penanganan pada demam berdarah. Pada fase ini, demam akan
turun ke suhu yang normal. Pada saat suhu tubuh turun, justru
pembuluh darah mengalami kebocoran dengan efek munculnya
tanda-tanda perdarahan pada kulit dan organ lainnya. Organ lain
juga bisa mengalami pendarahan seperti terjadinya mimisan, atau
pun perdarahan saluran cerna. Bintik merah pada kulit juga muncul
pada fase ini.
d. Pathway

Virus Dengue (vektor Beredar dalam Infeksi virus


nyamuk Aedes Aegypti) aliran darah Dengue (Viremia)

PGE2 Hipotalamus Membentuk dan Mengaktifkan


melepaskan zat C3a, C5a sistem
komplemen

Hipertermia Peningkatan reabsorbsi Permeabilitas


(D.0130) Na+ dan H2O membran meningkat

Agregasi trombosit Kerusakan endotel Resiko syok


pembuluh darah Hipovolemik

Trombositopeni
Merangsang Renjatan
&mengaktivasi faktor Hipovolemik dan
pembekuan hipotensi

DIC Kebocoran
plasma

Pendarahan

Resiko Resiko perfusi jaringan


pendarahan tidak efektif
(D.0012)

Asidosis Hipoksia jaringan


metabolik

Resiko syok Hipovolemia Ke ekstravaskuler


hipovolemik (D.0022)

Paru-paru Hepar Abdomen


Efusi pleura Hepatomegali Ascites

Pola nafas tidak efektif


Penekanan intra Mual, muntah
(D.0005)
abdomen
Resiko Defisit Nutrisi
Nyeri akut (D.0032)
(D.0077)

III. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Diagnostik Hasil


Darah lengkap H1 = Trombosit turun (132,000)
H2 = Trombosit turun (51,000)
H3 = Trombosit turun (43,000)

Trombositopenia adalah kondisi dimana seseorang mempunyai sedikit


trombosit yang bersirkulasi di-darah atau adanya penurunan jumlah
trombosit dalam darah perifer . Hal ini disebabkan karena trombosit
tidak / kurang diproduksi sum-sum tulang atau karena kerusakan
trombosit pada sirkulasi darah. Trombositopenia merupakan keadaan
dimanatrombosit kurang dari normal, yaitu <150.000/mm3 (normal
150.000/mm3 – 400.000/mm3)

IV. PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan DHF yaitu :
1. Tirah baring
2. Makanan lunak dan diberi minum 1,5-2 liter dalam 24 jam.
3. Untuk hiperpireksia duberikan kompres
4. Berikan antibiotik bila terdapat kemungkinan terjadi infeksi.
b. Pada pasien dengan tanda renjatan dilakukan :
1. Pemasangan infus RL/Asering dan dipertahankan selama 12-48
jam
2. Observasi keadaan umum (tanda Tanda Vital)
c. Pencegahan DBD
A) Melakukan PSN DB (Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam
Berdarah) dengan 3M:
1) Menutup rapt penampungan air.
2) Menguras penampungan air minimal 1 minggu sekali.
3) Mengubur dan menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat
menjadi tempat menggenangnya air.
B) Pengasapan (Fogging).
C) Larvadisasi, yaitu menaburkan bubuk abate pada tempat
penyimpanan air untuk membunuh larva nyamuk.
D) Penyuluhan Demam berdarah.

V. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian Fokus
Data Subjektif :
- Ibu Pasien mengatakan pasien demam hari senin (4 hari)
- Ibu Pasien mengatakan pasien menggigil

Data Objektif :

- Suhu tubuh pasien di atas normal (38,7 C)


- Kulit pasien terasa panas
- Kulit pasien tampak memerah
- TTV pasien :
HR : 108 x/menit
S : 38,7 C
SPO2 : 96 %
b. Diagnosa yang mungkin muncul
1. Hipertemia
2. Nyeri Akut
3. Resiko Pendarahan
4. Resiko Defisit Nutrisi

c. Rencana Asuhan Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan

Hipertermia Observasi:
1. Identifikasi penyebab
hipertermia
2. Monitor suhu tubuh
3. Memonitor kadar
elektrolit
4. Monitor haluaran urine
Terapeutik
5. Longgarkan atau lepas
pakaian
6. Basahi dan kipasi
permukaan tubuh
7. Berikan cairan oral
Edukasi
8. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
9. Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena

Nyeri Akut Observasi:


1. Identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, intensitas
nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respon nyeri
non verbal
4. Identifikasi factor
memperberat dan
memperingan nyeri
Terapeutik
5. Berikan Teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri
6. Fasilitasi istirahat dan
tidur
Edukasi
7. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
8. Ajarkakan Teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
9. Kolaborasi pemberian
analgetic, jika perlu

Resiko Pendarahan Observasi:


1. Monitor tanda dan gejala
perdarahan
2. Monitor nilai
hemoglobin/hematokrit
sebelum dan setelah
kehilangan darah
3. Monitor tanda-tanda vita
ortostatik
4. Monitor koagulasi

Terapeutik

5. Batasi tindakan invasif,


jika perlu
6. Pertahankan bedrest
selama perdarahan
7. Gunakan kasur pencegah
dekubitus
8. Hindari pengukuran
suhu rektal

Edukasi

9. Jelaskan tanda dan


gejala perdarahan
10. Anjurkan meningkatkan
asupan cairan untuk
menghindari konstipasi
11. Anjurkan menghindari
aspirin atau antikoagulan
12. Anjurkan meningkatkan
asupan makan dan
vitamin K
13. Anjurkan segera
melapor jika terjadi
perdarahan

Kolaborasi

14. Kolaborasi pemberian


obat pengontrol
perdarahan, jika perlu
15. Anjurkan pemberian
produk darah, jika perlu
16. Anjurkan pemberian
pelunak tinja, jika perlu

Resiko Defisit Nutrisi Observasi


 Monitor asupan dan
keluamya makanan dan
cairan serta kebutuhan
kalori
Terapeutik
 Timbang diri Anda
secara teratur
 Diskusikan perilaku
makan dan jumlah
aktivitas fisik (termasuk
olahrga) yang sesuai
 Lakukan kontak perlaku
(mis target berat badan,
tanggung jawab perlaku)
 Didampingi ke kamar
mandi untuk
pengamatan perilaku
memuntahkan kembali
makanan
 Berikan penguatan
positif terhadap
keberhasilan sasaran dan
perubahan perilaku
 Berikan konsekuensi
jika tidak mencapai
target sesuai kontrak
 Rencanakan program
pengobatan untuk
perawatan dirumah (mis
medis konseling)
Edukasi
 Anjurkan membuat
catatan harian tentang
perasaan dan situai
pemicu pengeluaran
makanan (mis
pengeluaran yang
disengaja, muntah,
aktivitas berlebihan)
 Ajarkan pengaturan diet
yang tepat Ajarkan
keterampilan koping
untuk penyelesaian
maslah perilaku makan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang target berat badan
kebutuhan kalon dan pilihan

DAFTAR PUSTAKA

DPP PPNI (2018). Standart Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1. Jakarta : II


DPP PPNI (2016). Stabdar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi 1. Jakarta :
III
DPP PPNI (2018). Standart Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1. Jakarta : II
Dinarti, Ratna, A., Nurhaeni, H., Chairani, R., & Tutiany. (2013). Dokumentasi
Keperawatan. Jakarta: CV. Trans Info Media.
The World Health Organization and the Special Programme for Research and
Training in Tropical Diseases (Ed): Dengue guidelines for diagnosis, treatment
and control Geneva: WHO Library Cataloguing-in-Publication Data; (2009)
World Health Organization Handbook for clinical management of dengue
(2012):1-111

Anda mungkin juga menyukai