Anda di halaman 1dari 30

1

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn”A”


DENGAN DIAGNOSA DENGUE HAEMORRAGIC FEVER (DHF)
DI RUANG RAWAT INAP PUSKESMAS WOHA

DI SUSUN OLEH :

AZUN ISTIQAMAH
NPM. 020021140

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MATARAM


PROGRAM PROFESI NERS
TAHUN 2021
2

LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Pengertian
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak-anak
dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang biasanya
memburuk setelah 2 hari pertama. (Nabiel 2014)
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit demam akut dengan ciri-ciri
demam manifestasi perdarahan, dan bertendensi mengakibatkan renjatan yang dapat
menyebabkan kematian (Mansjoer, Arif 2008)
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah contoh dari penyakit yang disebabkan
oleh vektor. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang disebarkan melalui populasi
manusia yaitu oleh aedes aegypti ( Smeltzer, 2001)
Kesimpulannya : dengue hemorogik fever atau demam berdarah dengue
merupakan deman oleh infeksi akut yang disebabkan oleh virus atau arto virus dengan
melalui gigitan nyamuk aedes dengan ditandai pelebaran permiabilitas kapiler, kelainan
nomeostasis, perdarahan dan bertendensi menyebabkan syok

2. Etiologi
Penyebab demam berdarah dengue (DBD) atau dengue haemorragic fever (DHF) adalah
virus dengue. Di Indonesia virus tersebut saat ini telah diisolasi menjadi 4 serotipe virus
dengue yang termasuk dalam grup B. Dari arthopedi borne virus (arbovirus) yaitu DEN-
1, DEN-2, DEN-3, DEN-4. Ternyata DEN-2 dan DEN-3 merupakan serotipe yang
menjadi penyebab terbanyak. Di Thailand dilaporkan bahwa serotipe DEN-2 adalah
dominan sementara di Indonesia yang terutama deominan adalah DEN-3 tapi akhir-akhir
ini adalah kecenderungan dominan DEN-2. Setelah oleh nyamuk yang membawa virus,
maka inkubasi akan berlangsung antara 3-15 hari sampai gejala demam Dengue muncul.
(Meilany, 2010).

3. Patofisiologi
Demam Berdarah tidak tertular langsung dari satu orang ke orang lainnya, namun
melalui perantara gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penderita menjadi infektif bagi nyamuk
pada saat viremia, yaitu sejak beberapa saat sebelum panas sampai masa demam
berakhir, biasanya berlangsung 3-5 hari, nyamuk menjadi infektif 8-12 hari setelah
menghisap darah orang yang infektif dan penderita akan tetap infektif selama hidupnya.
Adapun masa inkubasi dari 3-14 hari, biasanya 4-7 hari.
Virus dengue akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti
dan kemudian bereaksi dengan antibodi dan terbentuklah komplek virus antibodi, dalam
sirkulasi akan mengaktivasi sistem komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas
C3a dan C5a, dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamin dan merupakan
mediator kuat sebagai faktor meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah dan
menghilangkan plasma mealui endotel dinding itu.
3

Terjadinya trombositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor


koagalasi (protambin, faktor V, VII, IX, X dan fibrinogen) merupakan faktor penyebab
terjadinya perdarahan hebat, teutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF.
Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya permeabilitas dinding
pembuluh darah, menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia dan
diatesis hemoragik. Renjatan terjadi secara akut.
Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel
dinding pembuluh darah. Dan dengan hilangnya plasma klien mengalami hypovolemik.
Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoksia jangan asidosis dan kematian (Warsidi, E.
2009)

4. Pathway

Arbovirus (melalui nyamuk aedes aegypti)Beredar dalam aliran darah Infeksi virus dengue (viremia)

PGE2 hipotalamus Membentuk & melepaskan zat C3a, C5a Mengaktifkan system komplemen

HIPERTERMI
Permeabilitas membrane meningkat
Peningkatan reabsorbsi Na+ dan H2O

Agregasi trombosit Resiko syok hipovolemik


Kerusakan endotel pembuluh darah

TromboSitopeni
Renjatan hipovolemik dan hipotensi
Merangsang & mengaktivitas factor pembekuan

Kebocoran plasma
DIC

Perdarahan
RESIKO PERDARAHAN
Resiko perfusi jaringan tidak efektif

Asidosis metabolik
Hipoksia jaringan

RESIKO SYOK (HIPOVOLEMIK)


KEKURANGAN VOLUME CAIRAN Ke extravaskuler

Paru-paru Hepar Abdomen

Efusi pleura Hepatomegali Ascites

Mual,muntah
KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAPAS Penekanan intraabdomen

NYERI Ketidakeseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan


4

5. Tanda dan gejala


a. Demam tinggi selama 5 – 7 hari
b. Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi
c. Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie, echymosis, hematoma.
d. Epistaksis, hematemisis, melena, hematuria
e. Nyeri otot, tulang sendi, abdoment, dan ulu hati
f. Sakit kepala
g. Pembengkakan sekitar mata
h. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening
i. Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun,
gelisah, capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah).

6. Komplikasi
Dalam penyakit DHF atau demam berdarah jika tidak segera di tangani akan
menimbulkan kompikisi adalah sebagai berikut
a. Perdarahan
Perdarahan pada DHF disebabkan adanya perubahan vaskuler, penurunan jumlah
trombosit (trombositopenia) <100.000 /mm³ dan koagulopati, trombositopenia,
dihubungkan dengan meningkatnya megakoriosit muda dalam sumsum tulang dan
pendeknya masa hidup trombosit. Tendensi perdarahan terlihat pada uji tourniquet
positif, petechi, purpura, ekimosis, dan perdarahan saluran cerna, hematemesis dan
melena
b. Kegagalan sirkulasi
DSS (Dengue Syok Sindrom) biasanya terjadi sesudah hari ke 2 – 7, disebabkan oleh
peningkatan permeabilitas vaskuler sehingga terjadi kebocoran plasma, efusi cairan
serosa ke rongga pleura dan peritoneum, hipoproteinemia, hemokonsentrasi dan
hipovolemi yang mengakibatkan berkurangnya aliran balik vena (venous return),
prelod, miokardium volume sekuncup dan curah jantung, sehingga terjadi disfungsi
atau kegagalan sirkulasi dan penurunan sirkulasi jaringan.
DSS juga disertai dengan kegagalan hemostasis mengakibatkan aktivity dan
integritas system kardiovaskur, perfusi miokard dan curah jantung menurun, sirkulasi
darah terganggu dan terjadi iskemia jaringan dan kerusakan fungsi sel secara
progresif dan irreversibel, terjadi kerusakan sel dan organ sehingga pasien meninggal
dalam 12-24 jam.
c. Hepatomegali
Hati umumnya membesar dengan perlemakan yang berhubungan dengan nekrosis
karena perdarahan, yang terjadi pada lobulus hati dan sel sel kapiler. Terkadang
tampak sel netrofil dan limposit yang lebih besar dan lebih banyak dikarenakan
adanya reaksi atau kompleks virus antibody
d. Efusi pleura
Efusi pleura karena adanya kebocoran plasma yang mengakibatkan ekstravasasi
aliran intravaskuler sel hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya cairan dalam
rongga pleura bila terjadi efusi pleura akan terjadi dispnea, sesak napas.
5

7. Klasifikasi
a. Derajat I
Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turniket positif,
trombositopeni dan hemokonsentrasi.
b. Derajat II
Manifestasi klinik pada derajat I dengan manifestasi perdarahan spontan di bawah
kulit seperti peteki, hematoma dan perdarahan dari lain tempat.
c. Derajat III
Manifestasi klinik pada derajat II ditambah dengan ditemukan manifestasi kegagalan
system sirkulasi berupa nadi yang cepat dan lemah, hipotensi dengan kulit yang
lembab, dingin dan penderita gelisah
d. Derajat IV
Manifestasi klinik pada penderita derajat III ditambah dengan ditemukan manifestasi
renjatan yang berat dengan ditandai tensi tak terukur dan nadi tak teraba.

8. Pemeriksaan diagnostic
a. Laboratorium
Pemeriksaan darah yang rutin dilakukan untuk menapis pasien tersangka DBD
adalah melalui pemeriksaan kadar hemoglobin, hematokrit, jumlah trombosit dan
hapusan darah tepi untuk melihat adanya limfositosis relatif disertai gambaran
limfosit plasma biru.
Parameter laboratoris yang dapat diperiksa antara lain:
1) Leukosit: dapat normal atau menurun. Mulai hari ke 3 dapat ditemui limfositosis
relatif (>45% dari total lekosit) disertai adanya limfosit plasma biru >15% dari
jumlah total lekosit yang pada fase syok akan meningkat.
2) Trombosit: umumnya terdapat trombositopenia pada hari ke 3-8
3) Hematokrit: kebocoran plasma dibuktikan dengan ditemukannya peningkatan
hematokrit ≥ 20% dari hematokrit awal, umumnya dimulai pada hari ke 3 demam
4) Hemostasis: dilakukan pemeriksaan PT, APTT, Fibrinogen, D Dimer, atau FDP
pada keadaan yang dicurigai terjadi perdarahan atau kelainan pembekuan darah.
5) Protein/albumin: dapat terjadi hipoproteinemia akibat kebocoran plasma
6) SGOT/SGPT (serum alanin aminotransferase): dapat meningkat
7) Ureum, kreatinin:bila didapatkan gangguan fungsi ginjal
8) Elektrolit: sebagai pemantauan pemberian cairan
9) Golongan darah dan cross match: bila akan diberikan transfusi darah atau
komponen darah.
10) Imunoserologi dilakukan pemeriksaaan IgM dan IgG terhadap dengue
a) IgM: terdeteksi mulai hari ke 3-5, meningkat sampai minggu ke 3,
menghilang setelah 60-90 hari
b) IgG: pada infeksi primer, IgG mulai terdeteksi pada hari ke 14, pada infeksi
sekunder IgG mulai terdeteksi hari ke 2
6

11) Uji HI: dilakukan pengambilan bahan pada hari perta,a serta saat pulang dari
perawatan, uji ini digunakan untuk keperluan surveilans
b. Pemeriksaan Radiologis
Pada foto didapatkan efusi pleura, terutama pada hemothoraks kanan tetapi
apabila terjadi perembesan plasma hebat, efusi pleura dapat dijumpai pada kedua
hemithoraks. Pemeriksaan foto rontgen dada sebaiknya dalam posisi lateral dekubitus
kanan (pasien tidur pada sisi badan sebelah kanan). Ascites dan efusi pleura dapat
pula dideteksi dengan pemeriksaan USG

9. Penatalaksanaan
- Minum yang cukup, diselingi minum serbuk buah buahan (tidak harus buah jambu)
- Upaya untuk makan dan istirahat yang cukup
- Untuk perlindungan gunakan obat anti nyamuk yang mengandung DEET
- Cegah perkembangan nyamuk dan kenali tanda bahaya
- Pada penderita DBD tidak boleh diberikan asetosal, aspirin anti inflamasi
- Tatalaksanaan derajat I dan II
Berikan anak banyak minum larutan oralit atau jus buah, air tajin, air sirup, susu,
untuk mengganti cairan yang hilang akibat kebocoran plasma, demam,
muntah/diare.Berikan parasetamol bila demam. Jangan berikan asetosal atau
ibuprofen karena obat-obatan ini dapat merangsang terjadinya perdarahan.Berikan
infus sesuai dengan dehidrasi sedang:
a. Berikan hanya larutan isotonik seperti Ringer laktat/asetat
b. Kebutuhan cairan parenteral
1. Berat badan < 15 kg : 7 ml/kgBB/jam
2. Berat badan 15-40 kg : 5 ml/kgBB/jam
3. Berat badan > 40 kg : 3 ml/kgBB/jam
c. Pantau tanda vital dan diuresis setiap jam, serta periksa laboratorium (hematokrit,
trombosit, leukosit dan hemoglobin) tiap 6 jam
d. Apabila terjadi penurunan hematokrit dan klinis membaik, turunkan jumlah
cairan secara bertahap sampai keadaan stabil. Cairan intravena biasanya hanya
memerlukan waktu 24–48 jam sejak kebocoran pembuluh kapiler spontan setelah
pemberian cairan.
e. Apabila terjadi perburukan klinis berikan tatalaksana sesuai dengan tata laksana
syok terkompensasi (compensated shock).
- Tatalaksnan derajat III dan IV
Perlakukan hal ini sebagai gawat darurat. Berikan oksigen 2-4 L/menit secarra
nasal. Berikan 20 ml/kg larutan kristaloid seperti Ringer laktat/asetat secepatnya. Jika
tidak menunjukkan perbaikan klinis, ulangi pemberian kristaloid 20 ml/kgBB
secepatnya (maksimal 30 menit) atau pertimbangkan pemberian koloid
10-20ml/kgBB/jam maksimal 30 ml/kgBB/24 jam.Jika tidak ada perbaikan klinis
tetapi hematokrit dan hemoglobin menurun pertimbangkan terjadinya perdarahan
tersembunyi; berikan transfusi darah/komponen. Jika terdapat perbaikan klinis
(pengisian kapiler dan perfusi perifer mulai membaik, tekanan nadi melebar), jumlah
7

cairan dikurangi hingga 10 ml/kgBB/jam dalam 2-4 jam dan secarabertahap


diturunkan tiap 4-6 jam sesuai kondisi klinis dan laboratorium. Dalam banyak kasus,
cairan intravena dapat dihentikan setelah 36-48 jam.

B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas klien : Meliputi nama,alamat,umur
b. Keluhan utama : Alasan klien masuk ke rumah sakit
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Dahulu
2) Alasan Masuk Rumah Sakit
3) Riwayat Kesehatan Sekarang
d. Riwayat imunisasi
e. Riwayat gizi
f. Kondisi lingkungan
g. Pola kebiasaan
h. Pemeriksaan fisik
Mmeliputi Kesadaran, Kepala, Mata, Telinga, Hidung, Mulut, Leher, Dada,
Abdomen, Ekstrimitas, Genetalia, Sistem integument

2. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul


a. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue
b. Risiko defisit volume cairan berhubungan dengan pindahnya cairan intravaskuler ke
ekstravaskuler.
c. Risiko syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan yang berlebihan
d. Risiko terjadi perdarahan berhubungan dengan penurunan factor-faktor pembekuan
darah
e. Kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit, prognosis, efek prosedur, dan
perawatan anggota keluarga yang sakit berhubungan dengan kurang
terpajan/mengingat informasi
f. Kurangnya volume cairan berhubungan dengan hemokonsentrasi
g. Risiko tinggi terjadi infeksi sekunder berhubungan dengan penurunan faktor
pertahanan tubuh
8

3. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Keperawatan
1 Hipertermi Setelah dilakukan 1. Kaji suhu tubuh klien 1.Mengetahui
berhubungan tindakan 2. Beri kompres air peningkatan suhu
dengan proses keperawatan 3x hangat tubuh, mempermudah
infeksi virus 24 jam 3. Anjurkan klien untuk intervensi
dengue. diharapkan suhu banyak minum 2.Mengurangi panas
tubuh normal 4. Anjurkan klien untuk dengan pemindahan
dengan KH: memakai baju tipis panas secara konduksi
- Suhu tubuh antara dan menyerap keringat 3.Untuk mengganti
36-37,5 0 C 5. Observasi intake dan cairan tubuh yang
- Klien mengatakan output, tanda vital hilang akibat
tidak panas lagi. 6. Kolaborasi pemberian evaporasi
cairan intravena dan 4.Memberikan rasa
pemberian obat sesuai nyaman dan tidak
program merangsang
peningkatan suhu
tubuh.
5.Mendeteksi dini
kekurangan cairan
serta mengetahui
keseimbangan cairan
dan elektrolit dalam
tubuh.
6.Tanda vital
merupakan acuan
untuk mengetahui
keadaan umum klien.
7.Pemberian cairan
sangat penting pada
klien dengan suhu
tubuh tinggi. Obat
khususnya untuk
menurunkan suhu
tubuh klien.
2 Risiko deficit Setelah dilakukan 1. Observasi vital sign tiap 1.Vital sign membantu
volume cairan tindakan 3 jam mengidentifikasi
berhubungan keperawatan 3x 2. Observasi capillary fluktuasi cairan
dengan 24 jam refill intravaskuler.
pindahnya cairan diharapkan Tidak 3. Observasi intake output, 2.Menunjukkan indikasi
intravaskuler ke terjadi deficit catat warna urine, keadekuatan sirkulasi
ekstravaskuler volume cairan konsentrasi, bj urine perifer
dengan 4. Anjurkan klien untuk 3.Penurunan keluaran
KH : banyak minum urine pekat dan
- Intake dan output 5. Kolaborasi pemberian peningkatan BJ
seimbang cairan intravena merupakan indikasi
- Vital sign dalam dehidrasi
batas normal 4.Untuk memenuhi
- Tidak ada tanda kebutuhan cairan
presyok. tubuh peroral.
- Akral hangat 5.Dapat meningkatkan
- Capillary refill < cairan tubuh, untuk
2 dtk mencegah terjadinya
9

syok hipovolemik.

3 Resiko syok Setelah dilakukan 1. Monitor keadaan umum 1.Untuk mengetahui


hipovolemik tindakan klien tanda-tanda awal syok
berhubungan keperawatan 3x 2. Observasi vital sign 2.Untuk memastikan
dengan 24 jam setiap 3 jam/lebih tidak terjadi
perdarahan yang diharapkan tidak 3. Jelaskan pada klien dan presyok/syok
berlebihan terjadi Syok keluarga tanda 3.Dengan melibatkan
dengan perdarahan dan anjurkan klien dan keluarga
KH : untuk melaporkan bila maka tanda-tanda
- Tanda vital dalam terjadi perdarahan perdarahan dapat
batas normal 4. Kolaborasi dalam segera diketahui dan
pemberian cairan tindakan yang cepat
intravena dan tepat dapat segera
5. Kolaborasi dalam diberikan.
pemberian Hb, 4.Cairan intravena
Trombosit diperlukan untuk
mengatasi kehilangan
cairan tubuh yang
hebat
5.Untuk mengetahui
tingkat kebocoran
pembuluh darah yang
dialami klien dan
untuk acuan dalam
melakukan tindakan
lebih lanjut.

4 Risiko gangguan Setelah dilakukan 1. Kaji riwayat nutrisi,


1.Untuk
pemenuhan tindakan termasuk makanan yang
mengidentifikasi
kebutuhan keperawatan 3x disukai klien defisiensi, menduga
nutrisi kurang 24 jam 2. Observasi dan catat
kemungkinan
dari kebutuhan diharapkan Tidak masukan makanan
intervensi
tubuh terjadi gangguan klien. 2.Mengawasi asupan
berhubungan pemenuhan 3. Timbang BB tiap hari
kalori/kwalitas
dengan intake kebutuhan nutrisi bila memungkinkan
kekurangan konsumsi
nutrisi yang dengan 4. Berikan makanan
makanan.
tidak adekuat KH : sedikit tapi sering atau
3.Mengawasi
akibat mual dan - Tidak ada tanda- makan diantara waktu
penurunan BB
penurunan napsu tanda malnutrisi makan 4.Makanan sedikit
makan          BB seimbang 5. Berikan dan bantu oral
dapat menurunkan
hygiene kelemahan dan
6. Hindari makanan yang
meningkatkan
merangsang dan
masukan juga
mengandung gas mencegah distensi
gaster
5.Meningkatkan napsu
makan dan masukan
peroral
6.Dapat menurunkan
distensi dan iritasi
gaster.
5 Risiko terjadinya Setelah dilakukan 1. Monitor tanda-tanda 1. Penurunan trombosit
perdarahan tindakan penurunan jumlah merupakan tanda
berhubungan keperawatan 3x trombosit yang adanya kebocoran
10

dengan 24 jam disertai tanda klinis. pembuluh darah


penurunan diharapkan 2. Anjurkan klien untuk yang pada tahap
faktor-faktor perdarahan Tidak bedrest tertentu dapat
perdarahan terjadi dengan 3. Berikan penjelsaan menimbulkan tanda
KH : kepada klien dan klienis seperti
- Tidak ada keluarga untuk epistaksis dan
perdarahan lebih melaporkan jika ada ptekie.
lanjut tanda perdarahan 2. Aktifitas klien yang
- Nilai trombosit seperti hematemesis, tidak terkontrol
dalam batas epistaksis, melena. dapat menimbulkan
normal. 4. Kolaborasi dalam perdarahan.
- TD 100/60 memonitor nilai 3. Keterlibatan klien
mmHg, N: trombosit setiap hari. dan keluarga dapat
80_100 x/mnt, membantu
pulsasi kuat, penanganan dini
reguler. penanggulangan
perdarahan.
4. Mencegah terjadinya
perdarahan lebih
lanjut
5. Dapat mengetahui
kemungkinan
perdarahan klien dan
tingkat kebocoran
pembuluh darah.
6 Kurang Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat 1.Untuk mengetahui
pengetahuan tindakan pengetahuan klien dan Seberapa jauh
keluarga tentang keperawatan 3x keluarga tentang pengalaman dan
penyakit, 24 jam penyakitnya. pengetahuan klien dan
prognosis, efek diharapkan 2. Berikan penjelasan keluarga
prosedur, dan Keluarga kepada klien dan tentang penyakitnya.
perawatan mengutarakan keluarga tentang 2.Dengan mengetahui
anggota keluarga pemahaman penyakitnya dan kondisi penyakit dan
yang ssakit tentang kondisi, klien kondisinya sekarang,
berhubungan efek prosedur dan 3. Anjurkan klien dan klien dan keluarganya
dengan kurang proses keluarga untuk akan merasa tenang
terpajan/mengin pengobatan memperhatikan diet dan mengurangi rasa
gat informasi. dengan makanan nya. cemas.
KH : 4. Anjurkan keluarga 3.Diet dan pola makan
- Melakukan untukmemperhatikan yang tepat membantu
prosedur yang perawatan diri dan proses penyembuhan
diperlukan dan lingkungan bagi anggota 4.Perawatan diri
menjelaskan keluarga yang sakit. (mandi, toileting,
alasan dari suatu Lakukan/ berpakaian/berdandan
tindakan. demonstrasikan teknik ) dan kebersihan
- keluarga memulai perawatan diri dan lingkungan penting
perubahan gaya lingkungan klien. untuk menciptakan
hidup yang 5. Minta klien/keluarga perasaan
diperlukan dan mengulangi kembali nyaman/rileks klien
ikut serta dalam tentang materi yang sakit.
perawatan telah diberikan. 5.Mengetahui seberapa
jauh pemahaman
klien dan keluarga
serta menilai
keberhasilan dari
11

tindakan yang
dilakukan.
7 Risiko tinggi Setelah dilakukan 1. Kaji tanda dan gejala 1.Untuk mengetahui
terjadi infeksi tindakan adanya peradangan dan lebih dini adanya
sekunder keperawatan 3x infeksi infeksi
berhubungan 24 jam 2. Informasikan kepada 2.Untuk memberikan
dengan diharapkan tim kes lain tentang penatalaksanaan
penurunan faktor Infeksi sekunder perubahan kondisi klien dengan cepat.
pertahanan tidak berupa panas, nadi
tubuh. terjadidengan meningkat, napas
KH : meningkat.
- Tidak ada luka
dan peradangan
- Nilai Leukosit
dalam batas
normal
12

DAFTAR PUSTAKA

Amin huda nurarif, hardi kusuma.2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnose
Medis dan Nanda Nic Noc edisi revisi.Jogja. Medication

Dongoes, E.Marlyn ,dkk. 2001. .Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman nutuk Perawatan Dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien.Jakarta :EGC

http://belajaraskep.com/2012/04/askep-anak-pada-pasien-dengan-demam.htmldiakses pada
tanggal 31 Desember 2019

Meilani. 2010. Penyakit Menular di Sekitar Kita. Klaten: PT Intan Sejati.

Warsidi, E. 2009. Bahaya dan Pencegahan DBD. Bekasi: Mitra Utama.

Wilkinson, Judith. M. 2011. Buku saku diagnosa keperawatan: diagnosis NANDA, Intervensi
NIC, kriteria hasil NOC. Jakarta: EGC
13

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Tn. A DENGAN DIAGNOSA DENGUE HAEMORRAGIC FEVER (DHF)
DI RUANG RAWAT INAP PUSKESMAS WOHA
Tgl/Jam MRS : 3 Oktober 2021/ 22.30 WITA
Tanggal/Jam Pengkajian : 4 Oktober 2021/ 08.00 WITA
Metode pengkajian : Wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik
Diagnosa Medis : DHF
No. Registrasi : 22-02-80

A. PENGKAJIAN
1. BIODATA
a. Identitas Klien
Nama Klien : Tn. A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Desa Rabakodo Kec. Woha Kab. Bima
Umur : 22 tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum menikah
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Mahasiswa
b. Identitas Penanggung jawab
Nama : Ny “E”
Jenis Kelamin : Perempuan.
Umur : 45 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Desa Rabakodo Kec. Woha Kab. Bima
Hubungan dengan Klien : Ibu kandung

2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama : Demam naik turun
b. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien kiriman IGD pada tanggal 3 Oktober 2021 dengan keluhan demam naik turun
±5 hari yang lalu, pusing, pegal-pegal seluruh badan, mencret.

c. Riwayat Penyakit Dahulu


Sebelumnya pasien belum pernah di rawat di rumah sakit ataupun puskesmas.

d. Riwayat Kesehatan Keluarga


Pasien mengatakan keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit menularataupun
menahun.
14

e. Genogram:

Keterangan :

Laki-laki Garis perkawinan

Perempuan Garis keturunan

Pasien Tinggal serumah

Sudah meninggal

3. PENGKAJIAN POLA FUNGSI GORDON

a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Pasien mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, jika ada keluarga yang
sakit maka akan segera dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat.

b. Pola Aktifitas dan Latihan (Kegiatan sehari-hari)


- Sebelum sakit : Pasien mengatakan sebelum sakit biasanya pasien melakukan
aktivitas sehari-hari secara mandiri.
- Selama sakit: Pasien mengatakan sebagian aktivitas dilakukan secara mandiri
seperti makan, BAB, BAK, mandi dan sebagian aktivitasnya masih di bantu
keluarga seperti memakai pakaian.

c. Pola istirahat dan tidur

- Sebelum sakit : pasien mengatakan biasanya tidur ± 6-8 jam dan tidak memiliki
gangguan tidur.
- Selama sakit: Pasien tidak memiliki gangguan tidur akan tetapi kadang-kadang
terbangun karena merasakan perutnya mules.

d. Pola nutrisi metabolik

1) Pengkajian Nutrisi (ABCD)


A (Antropometri) :
- BB =110 kg
- TB = 180 cm
- IMT = 33.95 kg/m2.
- Status gizi = overweight
15

B (Biomechanical) :
- Hb = 15.30 g/ dl (Nilai normal = 11,7 – 15,5 g/ dl)
- Hematokrit = 46.00 % (Nilai normal = 40-52 %)
- Trombosit 124 10ˆ3/uL
C (Clinical Sign) : Mukosa bibir lembab, conjungtiva anemis
D (Diet) : bubur
2) Pola Nutrisi
Sebelum Sakit
a) Frekuensi : 3 x sehari
b) Jenis : nasi, lauk dan sayur
c) Porsi : 1 porsi habis
d) Keluhan : tidak ada keluhan.
Selama Sakit
a) Frekuensi : 3x sehari
b) Jenis : bubur
c) Porsi : pasien mampu menghabiskan 1 porsi makan
d) Keluhan : tidak ada keluhan

e. Pola eliminasi
1).BAB
Sebelum Sakit
a) Frekuensi BAB : 1-2 x sehari
b) Konsistensi : tidak terkaji
c) Warna : tidak terkaji
d) Keluhan/ kesulitan BAB: tidak ada keluhan ataupun kesulitan BAB
e) Penggunaan obat pencahar : tidak pernah menggunakan obat pencahar
Selama Sakit
a) Frekuensi BAB : ± 800 cc, 4-5 x Sehari
b) Konsistensi : cair
c) Warna : Kekuningan
d) Keluhan/ Kesulitan BAB : perut terasa mules
e) Penggunaan obat pencahar : tidak menggunakan obat pencahar.

2).BAK
Sebelum Sakit
1) Frekuensi BAK : Pasien mengatakan biasanya BAK 6-7x/hari
2) Jumlah Urine : tidak terkaji
3) Warna : tidak terkaji
4) Keluhan/ kesulitan BAK:tidak ada keluhan
Selama Sakit
1) Frekuensi BAK : pasien mengatakan selama di rawat di rumah
sakit BAKnya ±6-7x/hari
2) Jumlah urine : ± 2700 cc
16

3) Warna : kekuningan
4) Keluhan/ Kesulitan BAK : tidak ada keluhan

ANALISIS KESEIMBANGAN CAIRAN SELAMA PERAWATAN


Intake Output Analisis
a. Minuman 3000 cc a. Urine 2700 cc Intake :5700 cc
Output: 5649 cc
b. Makanan 1200 cc b. Feses 800 cc
c. Infuse 1500 cc c. IWL 2149cc/24 jam
(89.55 cc/jam)
Total 5700 cc Total 5649 cc Balance: +51cc
f. Pola persepsi dan kognitif
Pasien mengatakan tidak tahu tentang penyakitnya.
g. Pemeriksaan Fisik
1) KeadaanUmum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah :115/63 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 39ºC

h. Pemeriksaan Head To Toe


- Kepala
Bentuk kepala normal, tidak tampak adanya tumor, tidak tampak adanya bekas
luka, tidak terdapat nyeri tekan, pertumbuhan rambut merata.
a) Mata
Pertumbuhan rambut bulu mata baik, reaksi pupil terhadap cahaya isokor.
b) Hidung
Tidak tampak adanya sekret, tidak terdapat pembengkakan, lubang hidung
simetris, tidak terdapat nyeri tekan pada hidung, tidak tampak adanya
gerakan cuping hidung.
c) Mulut
Mukosa mulut lembab, warna lidah pucat dan kebersihan lidah cukup.
d) Gigi
Keadaan gigi lengkap, kebersihan gigi cukup bersih.
e) Telinga
Fungsi pendengaran normal, bentuk simetris antara kiri dan kanan,
keberihan telinga cukup, tidak terdapat nyeri tekan pada telinga.
- Leher
Tidak tampak adanya pembesaran kelenjar tiroid, tidak terdapat nyeri tekan,
tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe.
- Dada (Thorax)
a) Paru-paru
- Inspeksi : bentuk dada tampak simetris, gerakan dinding dada
tampak simetris.
17

- Palpasi : tidak ada nyeri tekan


- Perkusi : sonor
- Auskultasi : vesikuler
b) Jantung
- Inspeksi : bentuk dada tampak simetris, gerakan dinding dada
tampak simetris.
- Palpasi :tidak ada nyeri tekan
- Perkusi : Suara pekak
- Auskultasi : Bunyi S1 dan S2 reguler
c) Abdomen
- Inspeksi : Permukaan abdomen rata, dinding abdomen
simetris, tidak terdapat sikatrik atau lesi, Pergerakan dinding perut
normal, tidak terdapat massa abnormal.
- Auskultasi : Bising Usus (+)
- Perkusi : timpani
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan
d) Genetalia
Tidak dikaji
e) Anus dan rektum
Tidak dikaji
f) Ekstremitas
1) Atas
Tangan kiri dan kanan dapat bergerak sesuai rentang gerak, tidak
tampak adanya sianosis, kekuatan tonus otot tangan kiri dan kanan (+),
tangan kiri terpasang infus.
2) Bawah
Kaki kiri dan kanan dapat bergerak sesuai rentang gerak, tidak tampak
adanya sianosis, kekuatan tonus otot kaki kiri dan kanan (+).
5 5
5 5
g) Integumen
Kulit pasien tampak lembab, turgor kulit baik, perabaan pada akral hangat,
suhu 38oC, capillari refill time < 2 detik.
18

4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan laboratorium
Tanggal pemeriksaan : 04 Oktober 2021/ Jam : 09.19 WITA
Keterangan
Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Satuan Hasil
Hasil
HEMA LENGKAP
(WB EDTA)
Leukosit 3.6-11 10ˆ3/uL 2.07 Rendah
Eritrosit 3.8-5.2 10ˆ6/uL 6.11 Tinggi
Hemoglobin 11.7-15.5 g/dL 15.30
Hematokrit 35- 47 % 46.00
MCV 80 - 100 fL 75.30 Rendah
MCH 26 - 34 pg 25.00 Rendah
MCHC 32 - 36 g/dL 33.30
Trombosit 150 - 440 10ˆ3/uL 124 Rendah
RDW 11.5 - 14.5 % 12.90
MPV fL 11.1
PLRC % 34.0
Eosinofil Absolute 0.045 - 0.44 10ˆ3/uL 0.01 Rendah
Basofil absolute 0 - 0.2 10ˆ3/uL 0.01
Netrofil absolute 1.8 - 8 10ˆ3/uL 0.81 Rendah
Limfosit absolute 0.9 - 5.2 10ˆ3/uL 1.00
Monosit absolute 0.16 - 1 % 0.24
Eosinofil 2–4 % 0.50 Rendah
Basofil 0 -1 0.50
Neutrofil 50 – 70 % 39.10 Rendah
Limfosit 25 – 40 % 48.30 Tinggi
Monosit 2–8 % 11.60 Tinggi

Tanggal pemeriksaan : 6 Oktober 2021/ Jam : 08.00 WITA


Ket.
Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Satuan Hasil
Hasil
SERO-IMUN
(SERUM) B
Dengue IgM, IgG
Anti Dengue Ig M Negative Positive lemah
Anti Dengue Ig G Negative positive
19

5. TERAPI MEDIS
Nama : Tn. A No. CM : 22-02-80
Umur : 22 tahun Diagnosa Medis:DHF

Hari/ Golongan &


No. Jenis Terapi Dosis Fungsi
Tgl Kandungan
1. Senin, Cairan IV: 20 tpm - Golongan : Kandungankaliumnyaberman
31-12- Infus RL Cairan faat untuk konduksi saraf dan
kristaloid otak, mengganti cairanhilang
2019
- Komposisi:  karena dehidrasi, syok
mmol/100 hipovolemik dan kandungan
ml: natriumnya menentukan
Na=130 tekanan osmotik pada pasien.
K = 4-5
Ca= 2-3
Cl =109-110
Basa =28-
30mEq/L
2. Obat 40 mg/24 Golongan : Omeprazole merupakan obat
Parenteral: jam Penghambat pompa yang digunakan untuk
Omeperazole proton menurunkan jumlah asam di
(inj) lambung. Obat ini digunakan
untuk mengobati gejala
penyakit gastroesophageal
reflux (GERD) dan sindrom
Zollinger-Ellison.
3. Obat oral : 3x1 Golongan antipiretik Obat penurun panas dan
Paracetamol dan analgetik pereda nyeri
20

B. ANALISA DATA
Nama : Tn. A No. CM : 22-02-80
Umur :22 tahun Diagnosa Medis:DHF

N Hari/Tgl/ Data Fokus Masalah Etiologi Diagnosa


o. Jam
1. Senin, 04- DS = hipertermi Virus dengue Hipertermi b/d
10- 2021 - Pasien mengatakan proses infeksi
Jam : demam, naik turun Masuk ke dalam virus dengue.
08.15 - Pasien mengatakan darah
WITA pusing
DO = Reaksi antigen-
- TTV : antibodi
TD :115/63 mmHg
N : 88 x/menit
R : 20 x/menit Demam
S : 38ºC
- Akral teraba hangat hipertermi
2. Senin, 04- DS= Pasien mengatakan Risiko Virus dengue Risiko
10- 2021 BAB ±4-5x, konsistensi cair, kekurangan kekurangan
perut terasa mules volume cairan
Jam : DO =
volume Masuk ke dalam berhubungan
08.15 - TTV cairan darah dengan pindahnya
WITA TD :115/63 mmHg cairan
N : 88 x/menit Reaksi antigen- intravaskuler ke
R : 20 x/menit antibodi ekstravaskuler
S : 38ºC
- capillari refill time < Reaksi imunologi
2 detik
- input : 5700 cc/24 jam Peningkatan
- output : 5649 cc/24 j permeabilitas
- balance cairan : +51 dinding pembuluh
cc darah
- turgor kulit : baik
- mukosa bibir : lembab Kebocoran plasma
- Nadi : Kuat dan
teratur Darah berpindah ke
ekstravaskuler

Risiko kekurangan
volume cairan

3. Senin, 04- DS : - Resiko Virus dengue Resiko


10- 2021 DO : perdarahan perdarahan
Jam : - Diagnosa medis DHF Masuk ke dalam berhubungan
- Trombosit 124 dengan Penurunan
08.15 darah kadar trombosit
WITA 10ˆ3/uL
- Hemoglobin 15.30 Reaksi antigen-
g/dL antibodi
- Anti Dengue Ig M =
positive lemah Reaksi imunologi
- Anti Dengue Ig G=
positive Peningkatan
- Tidak ada ptekie permeabilitas
- Tidak tampak adanya dinding pembuluh
gusi berdarah darah
- Tidak tampak adanya
hematemesis Kebocoran plasma

Penurunan
21

trombosit

Resiko
perdarahan

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.
2. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan pindahnya cairan intravaskuler
ke ekstravaskuler
3. Resiko perdarahan berhubungan dengan Penurunan kadar trombosit
4.
22

D. INTERVENSI
Nama : Tn. A No. CM : 22-02-80
Umur :22 tahun Diagnosa Medis:DHF

Hari/
DX. Kep Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Tgl/Jam
Senin, DX 1 NOC NIC
04-10- Thermoregulation Fever treatment
2021 Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor suhu tubuh sesering mungkin
2. Monitor IWL
Jam : keperawatan 1 x 24 jam
3. Monitor warna dan suhu kulit
08.20 diharapkan suhu tubuh 4. Monitor TD, nadi dan RR
WITA normal dengan KH: 5. Monitor penurunan tingkat kesadaran
- Suhu tubuh antara 36- 6. Monitor WBC, Hb dan Hct
37,5 0 C 7. Monitor intake dan output
- Nadi dan RR dalam rentang 8. Berikan antipiretik
normal 9. Berikan pengobatan untuk mengatasi
penyebab demam
- Tidak ada perubahan warna
10. Selimuti pasien
kulit dan tidak ada pusing 11. Lakukan tapid sponge
12. Kolaborasi pemberian cairan
intravena
13. Kompres pasien pada lipat paha dan
aksila
14. Tingkatkan sirkulasi udara
15. Berikan pengobatan untuk mencegah
terjdinya menggigil
Temperature regulation
1. Monitor suhu tiap minimal 2 jam
2. Rencanakan monitoring suhu secara
kontinyu
3. Monitor TD, RR, nadi
4. Monitor warna kulit dan suhu kulit
5. Monitor tanda-tanda hipotermia
6. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
7. Selimuti pasien untuk mencegah
hilangnya kehangatan tubuh
8. Ajarkan pada pasien cara mencegah
keletihan akibat panas
9. Diskusikan tentang pentingnya
pengaturan suhu dan kemungkinan
efek negatif dari kedinginan
10. Beritahukan tentang indikasi
terjadinya keletihan dan penanganan
emergency yang diperlukan
11. Berikan antipiretik jika perlu
Vital sign monitoring
1. Monitor TD, nadi, suhu dan RR
2. Catat adanya fluktuasi tekanan darah
3. Monitor vital sign pasien berbaring,
duduk atau berdiri
4. Auskultasi TD pada kedua lengan dan
bandingkan
5. Monitor TD, nadi, RR sebelum,
selama dan setelah aktivitas
6. Monitor kualitas dari nadi
7. Monitor frekuensi dan irama
pernapasan
8. Monitor suara paru
23

9. Monitor pola pernapasan abnormal


10. Monitor suhu, warna, dan kelembaban
kulit
11. Monitor sianosis perifer
12. Monitor adanya cushing triad (tekanan
nadi yang melebar, bradikardia,
peningkatan sistolik)
13. Identifikasi penyebab dan perubahan
vital sign
Senin, DX 2 NOC NIC
04-10- - Fluid balance Fluid management
2021 - Hydration 1. Timbang popok/pembalut jika
diperlukan
Jam : - Nutritional status :
2. Pertahankan catatan intake dan output
08.20 food and fluid intake yang akurat
WITA Setelah dilakukan tindakan 3. Monitor status hidrasi (kelembaban
keperawatan 1 x 24 jam membran mukosa, nadi adekuat, TD
diharapkan tidak terjadi ortostatik) jika diperlukan
kekurangan volume cairan 4. Monitor vital sign
dengan kriteria hasil : 5. Monitor masukan makanan/cairan dan
hitung intake kalori harian
- Intake dan output
6. Kolaborasikan pemberian cairan IV
seimbang sesuai dengan 7. Monitor status nutrisi
usia, BB, BJ urine normal, 8. Berikan cairan IV pada suhu ruangan
HT normal 9. Dorong masukan oral
- Vital sign dalam batas 10. Berikan penggantian nesogatrik sesuai
normal output
- Tidak ada tanda-tanda 11. Dorong keluarga untuk membantu
pasien makan
dehiderasi, elastisitas
12. Tawarkan snack (jus buah, buah
turgor kulit baik, segar)
membran mukosa lembab, 13. Kolaborasi dengan dokter
tidak ada rasa haus yang 14. Atur kemungkinan transfusi
berlebihan. 15. Persiapan untuk transfusi
- Capillary refill < 2 detik Hypovolemia management
1. Monitor status cairan termasuk intake
dan output
2. Pelihara IV line
3. Monitor tingkat Hb dan hematokrit
4. Monitor TTV
5. Monitor respon pasien terhadap
penambahan cairan
6. Monitor berat badan
7. Dorong pasien untuk menambah
intake oral
Senin, DX 3 NOC NIC
04-10- - Blood lose severity Bleeiding precautions
2021 - Blood koagulation 1. Monitor ketat tanda-tanda perdarahan
2. Catat nilai Hb dan HT sebelum dan
Jam : Setelah dilakukan tindakan
sesudah terjadinya perdarahan
08.20 keperawatan selama 1 x 24 3. Monitor nilai lab (koagulasi) yang
WITA jam diharapkan resiko meliputi PT, PTT, trombosit
perdarahan berkurang dengan 4. Monitor TTV ortostatik
Kriteria Hasil: 5. Pertahankan bed rest selama
- Tidak ada hematuria perdarahan aktif
danhematemesis 6. Kolaborasi dalam pemberian produk
- Kehilangan darah yang darah (platelet atau fresh frozen
terlihat plasma)
- TTV dalam batas normal 7. Lindungi pasien dari trauma yang
dapat menyebabkan perdarahan
24

- Hemoglobin dan 8. Hindari mengukur suhu lewat rectal


hematrokrit dalam batas 9. Hindari pemberian aspirin dan
normal anticoagulan
10. Anjurkan pasien untuk meningkatkan
intake makanan yang banyak
mengandung vitamin K
11. Hindri terjadinya konstipasi dengan
menganjurkan untuk mempertahankan
intake cairan yang adekuat dan
pelembut feces
25

E. IMPLEMENTASI
Nama : Tn. A No. CM : 22-02-80
Umur :22 tahun Diagnosa Medis:DHF

Hari/Tgl Jam No Dx Implementasi Respon Ttd


Senin, 08.30 Dx.1,2& 3 1. Memonitoring vital DS : -
04-10- WIT sign DO :
2021 A TD :122/73 mmHg
N : 82 x/menit
R : 20 x/menit
S : 39 ºC

08.23 Dx.1 2. Memonitoring suhu DS : -


WIT tubuh sesering DO :
A mungkin - suhu : 39 ºC
- Akral teraba hangat

08.25 Dx.1 3. Memonitoring IWL DS : -


WIT DO : IWL : 89.55 cc/jam
A
08.27 Dx.1 4. Memonitoring DS : -
WIT tanda-tanda DO: tidak ada tanda-tanda
A penurunan penurunan kesadaran. Kesadaran :
kesadaran composmentis
08.30 Dx.1 & 2 5. Mengobsevasi Intake : 5700 cc
WIT intake dan output Output : 5649 cc
Balance = +51 cc
A

08.35 Dx.1 6. Memonitoring status DS : -


WIT hidrasi (kelembaban DO : membran mukosa lembab, turgor
A membran mukosa, kulit baik, nadi terab kuat dan teratur
nadi adekuat, TD
ortostatik) jika
diperlukan

08.00 Dx.3 7. Mempertahankan DS : Pasien mengatakan akan


WIT bed rest selama meningkatkan istrahat dan mengurangi
aktivitasnya
A perdarahan aktif
DO : Pasien tampak bed rest

08.05 Dx.1 8. Mengompres pasien DS : -


WIT pada lipat paha dan DO : pasien diberikan kompres hangat di
aksila daerah axilla dan paha
A
08.20 Dx.2 9. Mengkolaborasikan DS : -
WIT pemberian cairan DO : cairan RL 20 tpm
intravena
A
08.25 Dx.1 & 3 10. MemonitoringTrom DS : -
WIT bositHemoglobin DO :

A dan hematrokrit - Hb = 15.30 g/ dl


dalam batas normal - Hematokrit = 46.00 %
- Trombosit 124 10ˆ3/uL
08.27 Dx.1 11. Mengkolaborasikan DS : -
WIT pemberian obat DO : Pasien mendapatkan terapi
paracetamol 500 mg
A sesuai program.
26

Selasa, 08.30 Dx.1,2 dan 1. Memonitoring vital DS : -


sign
05-10- WIT 3 DO :
2021 A TD :109/71 mmHg
N : 84 x/menit
R : 20 x/menit
S : 37.5 ºC
08.23 Dx.1 1. Memonitoring suhu DS : -
WIT tubuh sesering DO :
A mungkin - suhu : 37 ºC
- Akral teraba hangat
08.25 Dx.1 2. Memonitoring IWL DS : -
WIT DO : IWL : 68.75 cc/jam
A
08.27 Dx.1 3. Memonitoring DS : -
WIT tanda-tanda DO: tidak ada tanda-tanda
A penurunan penurunan kesadaran. Kesadaran :
kesadaran composmentis
08.35 Dx.1 & 2 4. Mengobsevasi Intake : 5000 cc
WIT intake dan output Output : 4850 cc
Balance = +150 cc
A
08.40 Dx.1 5. Memonitoring status DS : -
WIT hidrasi (kelembaban DO : membran mukosa lembab, turgor
A membran mukosa, kulit baik, nadi terab kuat dan teratur
nadi adekuat, TD
ortostatik) jika
diperlukan

08.43 Dx.3 6. Mempertahankan DS : Pasien mengatakan akan


WIT bed rest selama meningkatkan istrahat dan mengurangi
aktivitasnya
A perdarahan aktif
DO : Pasien tampak bed rest

08. Dx.2 7. Mengkolaborasikan DS : -


45 pemberian cairan DO : cairan RL 20 tpm
intravena
WIT
A
08.48 Dx.1 & 3 8. MemonitoringTrom DS : -
WIT bositHemoglobin DO :

A dan hematrokrit - Hb = 15.30 g/ dl


dalam batas normal - Hematokrit = 46.00 %
- Trombosit 124 10ˆ3/uL
08.00 Dx.2 9. Mengkolaborasikan DS : -
WIT pemberian obat DO : Pasien mendapatkan terapi
paracetamol 500 mg
A sesuai program.
Rabu, 08.30 Dx.1,2 dan 1. Memonitoring vital DS : -
06-10- WIT 3 sign DO :
2021 A TD :114/75 mmHg
N : 76 x/menit
R : 20 x/menit
S : 36.9 ºC
08.23 Dx.1 2. Memonitoring suhu DS : -
WIT tubuh sesering DO :
A mungkin - suhu : 36.9 ºC
- Akral teraba hangat
08.25 Dx.1 3. Memonitoring IWL DS : -
WIT DO : IWL : 68.75 cc/jam
A
27

08.27 Dx.1 4. Memonitoring DS : -


WIT tanda-tanda DO: tidak ada tanda-tanda
A penurunan penurunan kesadaran. Kesadaran :
kesadaran composmentis

08.35 Dx.1 & 2 5. Mengobsevasi Intake : 5010 cc


WIT intake dan output Output : 4850 cc
Balance = +160 cc
A
08.40 Dx.1 6. Memonitoring status DS : -
WIT hidrasi (kelembaban DO : membran mukosa lembab, turgor
A membran mukosa, kulit baik, nadi terab kuat dan teratur
nadi adekuat, TD
ortostatik) jika
diperlukan

08.43 Dx.3 7. Mempertahankan DS : Pasien mengatakan akan


WIT bed rest selama meningkatkan istrahat dan mengurangi
aktivitasnya
A perdarahan aktif
DO : Pasien tampak bed rest

08.45 Dx.2 8. Mengkolaborasikan DS : -


WIT pemberian cairan DO : cairan RL 20 tpm
intravena
A
08.48 Dx.1 & 3 9. MemonitoringTrom DS : -
WIT bositHemoglobin DO :

A dan hematrokrit - Hb = 15.30 g/ dl


dalam batas normal - Hematokrit = 46.00 %
- Trombosit 124 10ˆ3/uL
08.00 Dx.2 10. Mengkolaborasikan DS : -
WIT pemberian obat DO : Pasien mendapatkan terapi
paracetamol 500 mg
A sesuai program.

F. EVALUASI
Nama : Tn. A No. CM : 22-02-80
Umur : 22 tahun Diagnosa Medis:DHF

Hari/tgl/
DX Evaluasi TTD
jam
1 Senin, 04- S : Pasien mengatakan demamnya sudah turun
10- 2021 O : Akral teraba hangat
Jam : 13.00 TTV : TD : 132/79 mmHg
WITa N : 83 x/m
S : 36.8ºC
R : 20x/m
A : Masalah sebagian belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor suhu tubuh klien sesering mungkin
- Beri kompres air hangat jika demam di daerah axila dan
paha
- Monitor vital sign
- Kaji IWL, input dan output
- Kolaborasi pemberian obat sesuai program

2 Senin, 04- S : Pasien mengatakan masih mencret


28

10- 2021 O:
Jam : 13.30 - Capillari refill time < 2 detik
WIB - Mukosa bibir lembab
- Turgor kulit baik
- Nadi teraba kuat dan teratur
TTV : TD : 132/79 mmHg
N : 83 x/m
S : 36.8ºC
R : 20x/m
A : Masalahbelum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Observasi vital sign tiap 3 jam
- Monitoring status hidrasi pasien
- Kaji input dan output pasien
- Anjurkan klien untuk banyak minum
- Kolaborasi pemberian cairan intravena
3 Senin, 04- S:-
O:
10- 2021
- Hb = 15.30 g/ dl
Jam : - Hematokrit = 46.00 %
14.00 - Trombosit 124 10ˆ3/uL
WIB - Tidak ada ptekie
- Tidak tampak adanya perdarahan pada gusi
- Tidak tampak adanya hemetemesis
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake makanan
yang banyak
- Monitor TrombositHemoglobin dan hematrokrit dalam
batas normal
- Pertahankan bed rest selama perdarahan aktif

4 Selasa, 05- S : Pasien mengatakan demamnya sudah turun


10- 2021 O : Akral teraba hangat
Jam 13.00
TTV : TD : 132/79 mmHg
WIB
N : 83 x/m
S : 36.8ºC
R : 20x/m
A : Masalah sebagian belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor suhu tubuh klien sesering mungkin
- Beri kompres air hangat jika demam di daerah axila dan
paha
- Monitor vital sign
- Kaji IWL, input dan output
- Kolaborasi pemberian obat sesuai program
5 Selasa, 05- S : Pasien mengatakan masih mencret
10- 2021 O:
Jam 13.30
- Capillari refill time < 2 detik
WIB
- Mukosa bibir lembab
- Turgor kulit baik
- Nadi teraba kuat dan teratur

- TTV : TD : 122/74 mmHg


N : 78 x/m
29

S : 37ºC
R : 20x/m
A : Masalahbelum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Observasi vital sign tiap 3 jam
- Monitoring status hidrasi pasien
- Kaji input dan output pasien
- Anjurkan klien untuk banyak minum
- Kolaborasi pemberian cairan intravena
6 Selasa, 05- S:-
10- 2021 O:
Jam 14.00 - Hb = 15.30 g/ dl
WIB - Hematokrit = 46.00 %
- Trombosit 124 10ˆ3/uL
- Tidak ada ptekie
- Tidak tampak adanya perdarahan pada gusi
- Tidak tampak adanya hemetemesis
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake makanan
yang banyak
- Monitor TrombositHemoglobin dan hematrokrit dalam
batas normal
- Pertahankan bed rest selama perdarahan aktif

7 Rabu, 06-10- S : Pasien mengatakan demamnya sudah turun


2021 O : Akral teraba hangat
Jam 13.00
TTV : TD : 112/68 mmHg
WITA
N : 82 x/m
S : 37ºC
R : 20x/m
A : Masalah sebagian belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor suhu tubuh klien sesering mungkin
- Beri kompres air hangat jika demam di daerah axila dan
paha
- Monitor vital sign
- Kaji IWL, input dan output
- Kolaborasi pemberian obat sesuai program
8. Rabu, 05-10- S : Pasien mengatakan sudah tidak mencret lagi
2021 Jam O:
13.30 WITA
- Capillari refill time < 2 detik
- Mukosa bibir lembab
- Turgor kulit baik
- Nadi teraba kuat dan teratur
- TTV : TD : 112/68 mmHg
N : 82 x/m
S : 37ºC
R : 20x/m
A : Masalahbelum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Observasi vital sign tiap 3 jam
- Monitoring status hidrasi pasien

- Kaji input dan output pasien


- Anjurkan klien untuk banyak minum
30

- Kolaborasi pemberian cairan intravena


9. Rabu, 06-10- S:-
2021 Jam O:
14.00 WITA - Hb = 15.30 g/ dl
- Hematokrit = 46.00 %
- Trombosit 124 10ˆ3/uL
- Tidak ada ptekie
- Tidak tampak adanya perdarahan pada gusi
- Tidak tampak adanya hemetemesis
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake makanan
yang banyak
- Monitor TrombositHemoglobin dan hematrokrit dalam
batas normal
- Pertahankan bed rest selama perdarahan aktif

Anda mungkin juga menyukai