Disusun oleh:
Inayah Luqqiah (2006040)
DHF atau dikenal dengan istilah demam berdarah adalah penyakit yang
disebabkan oleh Arbovirus ( arthro podborn virus) dan ditularkan melalui gigitan
nyamuk Aedes (Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty).
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit demam akut yang disertai
dengan adanya manifestasi perdarahan, yang bertendensi mengakibatkan renjatan
yang dapat menyebabkan kematian (Arief Mansjoer & Suprohaita; 2000; 419).
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah infeksi akut yang disebabkan oleh
Arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
Aegypti dan Aedes Albopictus, (Ngastiyah, 1995; 341).
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan
oleh virus dengue tipe I-IV dengan infestasi klinis dengan 5-7 hari disertai gejala
perdarahan dan jika timbul tengatan angka kematiannya cukup tinggi (UPF IKA,
1994; 201).
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit demam yang berlangsung akut
menyerang baik orang dewasa maupun anak-anak tetapi lebih banyak menimbulkan
korban pada anak-anak berusia di bawah 15 tahun disertai dengan perdarahan dan
dapat menimbulkan syok yang disebabkan virus dengue dan menular melalui gigitan
nyamuk Aedes. (Soedarto, 1990; 36).
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang terutama terdapat pada
anak dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, dan biasanya memburuk pada
dua hari pertama (Soeparman; 1987; 16).
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita
melalui gigitan nyamuk aedes aegepty (Christantie Efendy, 1995).
2. Etiologi
Virus Dengue
Virus dengue yang menjadi penyebab penyakit ini termasuk ke dalam Arbovirus
(Arthropodborn virus) group B, tetapi dari empat tipe yaitu virus dengue tipe 1,2,3 dan 4
keempat tipe virus dengue tersebut terdapat di Indonesia dan dapat dibedakan satu dari
yang lainnya secara serologis virus dengue yang termasuk dalam genus flavivirus ini
berdiameter 40 nonometer dapat berkembang biak dengan baik pada berbagai macam
kultur jaringan baik yang berasal dari sel-sel mamalia misalnya sel BHK (Babby Homster
Kidney) maupun sel-sel Arthropoda misalnya sel Aedes Albopictus. (Soedarto, 1990;
36).
Vektor
Host
Jika seseorang mendapat infeksi dengue untuk pertama kalinya maka ia akan
mendapatkan imunisasi yang spesifik tetapi tidak sempurna, sehingga ia masih mungkin
untuk terinveksi virus dengue yang sama tipenya maupun virus dengue tipe lainnya.
Dengue Haemoragic Fever (DHF) akan terjadi jika seseorang yang pernah mendapatkan
infeksi virus dengue tipe tertentu mendapatkan infeksi ulangan untuk kedua kalinya atau
lebih dengan pula terjadi pada bayi yang mendapat infeksi virus dengue untuk pertama
kalinya jika ia telah mendapat imunitas terhadap dengue dari ibunya melalui plasenta.
(Soedarto, 1990; 38).
3. Patofisiologi/ Pathway DHF
Patofisiologi
Setelah virus dengue masuk ke dalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan
gejala karena viremia, seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh badan,
hiperemi ditenggorokan, timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin muncul pada
system retikuloendotelial seperti pembesaran kelenjar-kelenjar getah bening, hati dan
limpa. Ruam pada DHF disebabkan karena kongesti pembuluh darah dibawah kulit.
Viremia
Resiko Syok
hipovolemia
Resiko
Syok q
Kekurangan Perubahan Perfusi
Tanda atau gejala DHF pada anak yang mungkin muncul adalah:
1. Meningkatnya suhu tubuh (Demam tinggi selama 5-7 hari
2. Mual, muntah, tidak nafsu makan, diare, konstipasi
3. Nyeri kepala menyeluruh atau berpusat pada supra orbita, retroorbital
4. Pendarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie, echymosis, hematoma
5. Epistaksi, hematemis, melena, hematuri
6. Nyeri otot, tulang sendi, abdoment, dan ulu hati
7. Pembengkakan sekitar mata
8. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening
9. Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun,
gelisah, capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah).
Asimptomatik Simptomatik
Tanpa Dengan
Perdarahan Perdarahan
5. Klasifikasi DHF
Derajat II
Sama dengan derajat I, ditambah dengan gejala-gejala perdarahan spontan seperti petekie,
ekimosis, hematemesis, melena, perdarahan gusi.
Derajat III
Ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat ( >120x/mnt
) tekanan nadi sempit ( >120 mmHg ), tekanan darah menurun, ( 120/80 120/100
120/110 90/70 80/70 80/0 0/0 )
Derajat IV
Nadi tidak teaba, tekanan darah tidak teatur ( denyut jantung > 140x/mnt ) anggota gerak
teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.
6. Pemerikasaan Penunjang
a. Darah
1. Trombosit menurun
2. HB meningkat lebih dari 20 %
3. HT meningkat lebih dari 20%
4. Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3
5. Protein darah merah
6. Ureum PH bisa meningkat
7. NA dan CL rendah
b. Serology: HI (hemaglutination inhibition test)
1. Rontgen thorax: Efusi pleura
2. Uji test tourniket
7. Penatalaksanaan Medis
Perjalanan penyakit DBD terbagi atas 3 fase:
1. Fase demam yang berlangsung selama 2-7 hari.
2.Fase kritis/ bocornya plasma yang berlangsung umumnya hanya 24-48 jam.3.
3.Fase penyembuhan (2-7 hari).Berdasarkan perjalanan penyakit tersebutmaka
tatalaksana kasus DBDsecara umum dapat dibagi atas 3 fasetadi :1.
Fase demam
_Terapi simtomatik dan suportif
a. Parasetamol 10 mg/kg/dosis setiap 4-6 jam , kompres hangat diberikan apabila pasien
masih tetap panas.
b. Terapi suportif yang dapat diberikan antara lain larutan oralit, jusbuah ataususu dan
lain-lain.
_Apabila pasien memperlihatkan tanda dehidrasi dan muntah hebat, berikancairan sesuai
kebutuhan dan apabila perlu, berikan cairan intravena.
_Semua pasien tersangka dengue harus diawasi dengan ketat setiap harisejak hari sakit
ke-3.
Pemantauan
1. Pemeriksaan Fisik
-Tanda vital Waspadai gejala syok
-Perabaan hati
Hati yang membesar dan lunak merupakan indikasi mendekati fasekritis,pasien harus
diawasi ketat dan dirawat di rumah sakit.
2. Pemeriksaan laboratorium :
- Darah tepi
Leukopenia < 5000 sel/µl dan limfositosis relatif, peningkatanlimfositatipikal
(mengindikasikan dalam waktu 24 jam pasien akanbebasdemam serta memasuki fase
kritis).
Trombositopenia mengindikasikan pasien memasuki fase kritisdanmemerlukan
pengawasan ketat di Rumah Sakit.
Peningkatan nilai Ht 10-20% mengindikasikan pasien memasuki fasekritisdan
memerlukan terapi cairan intravena apabila pasien tidak dapatminumoral. Pasien harus
dirawat dan diberi cairan sesuai kebutuhan.Penurunan Htmerupakan tanda-tanda
perdarahan.2.
Fase kritis (berlangsung 24-48 jam)Dimulai sekitar hari ke-3 sampai denganhari ke-5
perjalanan penyakit.Umumnya pada fase ini pasien tidak dapat makan
danminum oleh karenaanoreksia dan atau muntah.
a. Tatalaksana Umum
1. Rawat di bangsal khusus atau sudut tersendiri sehingga pasien mudahdiawasi.
2. Catat tanda vital, asupan dan keluaran cairan dalam lembar khusus.
3.Berikan oksigen pada kasus dengan syok.
4. Hentikan perdarahan dengan tindakan yang tepat.
5. Hindari tindakan prosedur yang tidak perlu, seperti pemasanganpipanasogastrik pada
perdarahan saluran cerna.
Sebelumnya, penting untuk Anda ketahui bahwa istilah demam berdarah (DD)
dan demam berdarah dengue (DBD) adalah dua kondisi yang berbeda.
Demam berdarah dan DBD sama-sama disebabkan oleh virus dengue. Namun,
yang menjadi pembeda adalah tingkat keparahannya. Jika demam berdarah biasa hanya
berlangsung selama 5-7 hari, DBD sudah memasuki fase yang parah dan jauh lebih
berisiko menimbulkan komplikasi yang fatal.
Berikut adalah bahaya dan komplikasi yang mungkin bisa terjadi ketika Anda
sudah terkena demam berdarah dengue atau DBD:
Yang membedakan kedua jenis demam berdarah di atas adalah ada tidaknya
kebocoran plasma darah. Pada DBD, pasien dapat mengalami kebocoran plasma yang
Hal ini tentu semakin diperparah dengan kadar trombosit yang rendah pada pasien
DBD. Perdarahan lebih mudah terjadi jika trombosit menurun drastis. Ini yang
menyebabkan pasien DBD mudah mengalami gejala-gejala seperti:
Mimisan
Gusi berdarah
Memar berwarna keunguan yang muncul tiba-tiba
Lambat laun, perdarahan dalam ini dapat menyebabkan syok akibat tekanan darah
yang menurun drastis dalam waktu singkat.
Terlebih, pasien DBD juga mengalami kebocoran plasma seperti yang telah dijelaskan di
atas. Artinya, Anda akan tetap kehilangan cairan meskipun sudah banyak minum atau
mendapatkan cairan infus. Inilah yang paling sering mengakibatkan terjadinya syok.
Pasien DBD yang telah mengalami komplikasi syok dengue rentan mengalami kegagalan
sistem organ tubuh, yang bisa berujung pada kematian.
3. DHF mengakibatkan pendarahan pada semua organ tubuh, seperti pendarahan ginjal,
otak, jantung, paru-paru, limpa dan hati. Sehingga tubuh kehabisan darah dan cairan
serta menyebabkan kematian.
4. Ensepalopati
5. Gangguan kesadaran yang disertai kejang
6. Disorientasi, prognosa buruk
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas
Nama : An. R
Umur : 8 thn
Alamat : Jingkang Rt. 03 Rw. 02, Ajibarang
Agama : Islam
Nama Ibu :Ny. M
Pendidikan : SMP
Nama Ayah : Tn. K
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh
Diagnosa medis : DBD
Pengkajian Tanggal : 25 Mei 2015 pukul 14:30 WIB
2. Keluhan Utama:
Ibu pasien mengatakan pasien demam
3. Keluhan Tambahan:
Pasien mengatakan lemas
4. Riwayat Penyakit Sekarang:
Ibu pasien mengatakan pasien panas badannya sudah 6 hari sejak hari selasa 19
Mei 2015 berobat ke bidan hari rabu panas turun kamis panas lagi dibawa ke
Dokter hari minggu pasien masih panas merasa lemas sehingga di bawa ke IGD
RSUD Ajibarang senin tanggal 25 Mei 2015 kemudian masuk di ruang Kenari
Atas Kamar 7B.
5. Riwayat Penyakit Dahulu
Sebelumnya pasien dirawat di Rumah Sakit umur 10 bulan karena diare.
6. Riwayat Penyakit Keluarga.
Ibu pasien mengatakan tidak ada keluarga dalam waktu dekat menderita sakit
DBD
7. Riwayat Kehamilan.
Anak lahir pada usia kehamilan 9 bulan,dengan berat badan lahir 2,9 kg ditolong
oleh bidan.Lahir spontan dan selama 1 tahun anak mendapat imunisasi lengkap
dan minum PASI Lactona s/d 2 tahun.
8. Kondisi Lingkungan
Menurut ibu kondisi lingkungan rumah cukup bersih,walaupun tinggal dekat
dengan kali kecil,sekitar rumah terdapat beberapa ban bekas untuk menanam
tanaman yang belum dipakai,bak mandi dikuras dalam kurun waktu 1 minggu 1
kali.Menurut ibu seminggu yang lalu ada tetangga yang menderita DHF,tetapi
sekaramh sudah sembuh, dan lingkungan wilayah belum pernah difoggng.
9. Pengkajian Persistem
a. Pola persepsi dan Kesehatan
DS : Orang tua pasien mengatakan bahwa Kesehatan sangatlah penting,Ibu
pasien mengatakan belum terlalu faham mengenai penyakit yang dialami oleh
anaknya.
DO : An. R dirawat diruang Kenari nomor 7B. Ibu pasien tampak sering bertanya.
c. pola eliminasi
DS: Orang tua pasien mengatakan BAB dan BAK lancar
DO: pasien mengatakan BAB 1 × sehari,konsistensi baik tidak mengandung air
berlebih BAK lancar kurang lebih 4+5× sehari berwarna kuning tidak pekat
j. pola seksual
DS: orang tua pasien mengatakan anaknya berprilaku seperti anak laki laki
lainnya
DO: pasien berjenis kelamin laki-laki
b. Analisa Data
C. Diagnosis Keperawatan :
1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi (virus dengue)
2. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan secara aktif
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengetahui sumber-sumber
informasi
4. Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan
yang menurun
5. Resiko terjadinya perdarahan berhubungan dengan penurunan faktor-faktor
pembekuan darah (Trombositopeni)
6. Resiko syok hypovolemik berhubungan dengan perdarahan yang berlebihan,
pindahanya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler
7. Kecemasan berhubungan dengan kondisi klien yang memburuk dan perdarahan
D. Rencana Keperawatan