Anda di halaman 1dari 15

TUGAS INDIVIDU

“ASKEP MASALAH DHF DAN MALARIA”

Disusun oleh :
Synta Deputri Rizal
NIM: 193110156

Dosen pembimbing:
Ns. Hendri Budi, M.Kep. Sp.MB

PRODI D3 KEPERAWATAN 1B
POLTEKKES KEMENKES PADANG
SEMESTER III
Tahun ajaran 2020/2021
PATOFISIOLOGI WOC DAN ASKEP DHF DAN MALARIA
1. WOC DHF dan Malaria
WOC DHF

Arbovirus (melalui Beredar dalam aliran Infeksi virus dengue


nyamuk aedes darah (viremia)
aegypti)

PGE2 Hipothalamus Membentuk & Mengaktifkan sistem


melepaskan zat C3a,C5a komplemen

Hipertermi Peningkatan reabsorbsi Permeabelitas membran


Na+ dan H2O meningkat

Agregasi trombosit Kerusakan endotel Resiko syok


pembuluh darah hipovolemik

Trombositopeni Merangsang & Renjatan hipovolemik


mengaktivasi faktor dan hipotensi
pembekuan

Kebocoran plasma
DIC

Resiko pendarahan Perdarahan

Resiko perfusi
jaringan tidak efektif

Asidosis metabolik Hipoksia jaringan

Resiko syok Kekurangan volume Ke exstravaskuler


cairan
Paru-paru Hepar Abdomen

Efusi pleura Hepatomegali Ascites

Ketidakefektifan pada Mual,muntah


nafas
Penekanan intraabdomen
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
Nyeri kebutuhan tubuh

WOC MALARIA

Sporozoa masuk Gigitan nyamuk


ketubuh anopheles betina

Eritrosit yang mengandung


parasit melekat di
endothelium kapiler

Berkembang menjadi Eritroset mengandung Hb menurun


tropozoid ribuan merozoit pecah

Skizon pecah (sporulasi)

Skizon masuk eritrosit Membentuk mikr0 &


baru makro gametosid

Induksi sitolisis sel


O2 dalam darah turun O2 dalam otak turun
darah merah

Pelepasan produk metabolit Anemia dan hipovolemi ↑ TIK


toksik kedalam aliran darah

Respon system saraf


Respon inflamasi Mencegah tertekan
pusat
sistemik
Perubahan kesadaran Gangguan kesadaran
Intake cairan menurun (delirium, kejang dan
kardiorespirasi)

Kelemahan
Diaphoresis poliuri
Resiko syok
(hipovolemik)
Intoleransi aktifitas
Resiko keseimbangan
Mialgia dan antralgia
elektrolit
Resiko penurunan
Hipertermi perfusi jaringan otak
Nyeri

Gangguan orientasi Mual muntah, anoreksia

Ketidakseimbangan
Intake nutrisi turun
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

2. Askep Untuk 2 Diagnosa Utama Berdasarkan Mekanisme Patofisiologi yang Utama pada
Kasus DHF dan Malaria
DHF (DEMAM BERDARAH DENGUE)
A. Defenisi
Demam dengue/ DF dan demam berdarah dengue/DBD adalah penyakit
infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri
otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam limfadenopati,
trombositopenia, dan dites hemoragik. Pada DBD terjadi perembesan plasma yang
ditandai dengan hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan
di rongga tubuh. Sindrom renjatan dengue adalah demam berdarah dengue yang
ditandai oleh renjatan/syok.
B. Etiologi
Virus dengue termasuk genus flavivirus keluarga flaviviridae. Terdapat empat
serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Keempatnya ditentukan di
Indonesia dengan DEN-3 serotipe terbanyak. Infeksi salah satu serotip akan
menimbulkan antibodi terhadap serotip yang bersangkutan, sedangkan antibodi yang
yang terbentuk terhadap serotip lain sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan
perlindungan yang memadai terhadap serotip lain tersebut. Seseorang yang tinggal di
daerah endemis dengan dapat terinfeksi oleh 3 atau 4 serotip selama hidupnya.
Keempat serotipe virus dengue dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia.
C. Manifestasi klinis
1. Demam Dengue
Merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hari ditandai dengan dua atau lebih
manifestasi klinis sebagai berikut:
- Nyeri kepala
- Nyeri retro-orbital
- Mialgia
- Ruam kulit
- Manifestasi perdarahan (petekie atau uji bandung positif)
- Leukopenia
- Pemeriksaan serologi dengue positif, atau ditemukan DD/DBD yang
sudah dikonfirmasi pada lokasi dan waktu yang sama
2. Demam Berdarah Dengue
Berdasarkan kriteria WHO 1997 diagnosis DBD ditegangkan bila semua hal di
bawah ini dipenuhi:
- Demam atau riwayat dengan anggota antara 2 sampai 7 hari biasanya
bersifat bifasik
- Manifestasi perdarahan yang biasanya berupa:
1) Uji tourniquet positif
2) Petekie ekimosis atau purpura
3) Perdarahan (mukosa epistaksis, perdarahan gusi), saluran cerna,
tempat bekas suntikan
4) Hematemesis atau melena
- Trombositopenia <100.00/ul
- Kebocoran plasma yang ditandai dengan
1) Peningkatan nilai hematokrit ≥ 20% dari nilai baku sesuai umur
dan jenis kelamin
2) Penurunan nilai hematokrit ≥20% setelah pemberian cairan yang
adekuat
- Tanda kebocoran plasma seperti: hipoproteinemi, asites,efusi pleura.
D. Pemeriksaan Penunjang
1. Trombositopeni (100.000/mm3)
2. Hb dan PCV meningkat (20%)
3. Leukopeni (mungkin normal atau lekositosis)
4. Isolasi virus
5. Serologi (Uji H): respon antibody sekunder
6. Pada renjatan yang berat, periksa: Hb, PCV berulang kali (setiap jam atau 4-6 jam
apabila sudah menunjukkan tanda perbaikan), Faal hemostasis,FDP,EKG, foto
dada BUN, creatinin serum

E. Asuhan keperawatan
1. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada anak dengan penyakit infeksi
Demam Berdarah Dengue tergantung pada data yang ditemukan, diagnosa
keperawatan yang muncul antara lain:
a. Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan infeksi
virus.
b. Nyeri berhubungan dengan gangguan metabolisme pembuluh darah
perifer.
2. Perencanaan keperawatan

Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan


Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Hipertermia NOC: NIC :
Berhubungan Thermoregulasi 1. Monitor suhu sesering
dengan : mungkin
 penyakit/ Setelah dilakukan tindakan 2. Monitor warna dan suhu
trauma keperawatan selama kulit
 peningkatan … x …. Jam diharapkan 3. Monitor tekanan darah,
metabolisme suhu tubuh klien kembali nadi dan RR
 aktivitas yang normal dengan kriteria 4. Monitor penurunan
berlebih tingkat kesadaran
hasil :
 dehidrasi 5. Monitor WBC, Hb, dan
a. Suhu tubuh
Hct
dalam batas
DO/DS: 6. Monitor intake dan output
 kenaikan suhu normal dengan 7. Berikan anti piretik:
tubuh diatas kreiteria hasil: 8. Kelola Antibiotik:
rentang b. Suhu 36 – 37C …………………
normal c. Nadi dan RR dalam ……..
 serangan atau rentang normal 9. Selimuti pasien
konvulsi (kejang) d. Tidak ada 10. Berikan cairan intravena
 kulit kemerahan perubahan warna
11. Kompres pasien pada
kulit dan tidak ada
 pertambahan RR pusing, merasa lipat paha dan aksila
 akikardi nyaman 12. Tingkatkan sirkulasi udara
 Kulit teraba 13. Tingkatkan intake cairan
panas/ hangat dan nutrisi
14. Monitor TD, nadi, suhu,
dan RR
15. Catat adanya fluktuasi
tekanan darah
16. Monitor hidrasi
seperti turgor kulit,
kelembaban membran
mukosa)
Nyeri akut NOC : NIC :
berhubungan dengan: a. Pain Level, 1. Lakukan pengkajian
Agen injuri b. pain control, nyeri secara
(biologi,kimia,fisik, c. comfort level komprehensif
psikologis),kerusak Setelah dilakukan tinfakan termasuk lokasi,
an jaringan keperawatan selama karakteristik, durasi,
DS: … x …. pasien tidak frekuensi, kualitas dan
 Laporan mengalami nyeri, dengan faktor presipitasi
secara verbal kriteria hasil: 2. Observasi reaksi
DO: a. Mampu nonverbal dari
 Posisi untuk
mengontrol nyeri ketidaknyamanan
menahan nyeri
(tahu penyebab 3. Bantu pasien dan
 Tingkah laku berhati-
hati nyeri, mampu keluarga untuk
 Gangguan tidur menggunakan mencari dan
(mata sayu,tampak tehnik menemukan dukungan
capek, sulit atau nonfarmakologi 4. Kontrol lingkungan
gerakan kacau, untuk mengurangi yang dapat
menyeringa) nyeri, mencari mempengaruhi nyeri
 Terfokus pada diri bantuan) seperti suhu ruangan,
sendiri b. Melaporkan bahwa pencahayaan dan
 Fokus menyempit nyeri berkurang kebisingan
(penurunan dengan 5. Kurangi faktor
persepsi waktu, menggunakan presipitasi nyeri
kerusakan proses manajemen nyeri 6. Kaji tipe dan sumber
berpikir,penuruna c. Mampu mengenali nyeri untuk
n interaksi dengan nyeri (skala, menentukan intervensi
orang dan intensitas, 7. Ajarkan tentang teknik
lingkungan frekuensi dan non farmakologi:
 Tingkah laku tanda nyeri) napas dala, relaksasi,
distraksi, contoh : d. Menyatakan rasa distraksi, kompres
jalan-jalan, nyaman setelah hangat/ dingin
menemui orang nyeri berkurang 8. Berikan analgetik
lain dan/atau e. Tanda vital dalam untuk mengurangi
rentang normal nyeri:
aktivitas, aktivitas
f. Tidak mengalami
berulang-ulang) 9. Tingkatkan istirahat
gangguan tidur
 Respon autonom 10. Berikan informasi
(seperti tentang nyeri seperti
diaphoresis,peruba penyebab nyeri,
han tekanan darah, berapa lama nyeri
perubahan nafas, akan berkurang dan
nadi dan dilatasi
antisipasi
pupil)
ketidaknyamanan dari
 Perubahan
prosedurMonitor vital
autonomic dalam
sign sebelum dan
tonus otot
sesudah pemberian
(mungkin dalam
analgesik pertama kali
rentang dari lemah
ke kaku)
 Tingkah laku
ekspresif (contoh :
gelisah, merintih,
menangis,
waspada, iritabel,
nafas panjang/
berkeluh kesah)
 Perubahan dalam
nafsu makan dan
minum

3. Implementasi
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan klien secara optimal. Pada tahap ini perawat
menerapkan pengetahuan intelektual, kemampuan hubungan antar manusia
(komunikasi) dan kemampuan teknis keperawatan, penemuan perubahan pada
pertahanan daya tahan tubuh, pencegahan komplikasi, penemuan perubahan
sistem tubuh, pemantapan hubungan klien dengan lingkungan, implementasi
pesan tim medis serta mengupayakan rasa aman, nyaman dan keselamatan
klien.
4. Evaluasi
Evaluasi merupakan perbandingan yang sistemik dan terencana
mengenai kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan dan dilakukan
secara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan
lainnya. Penilaian dalam keperawatan bertujuan untuk mengatasi pemenuhan
kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan.

MALARIA
A. Definisi
Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh Plasmodium
yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual di dalam
darah.
B. Etiologi
Etiologi malaria disebabkan oleh protozoa dari genus. Plasmodium yang selain
menginfeksi manusia juga menginfeksi binatang seperti golongan burung, reptil dan
mamalia.
Plasmodium terdiri dari 4 spesies:
1) Plasmodium falciparum menyebabkan malaria tropika (Malignan Malaria)
2) Plasmodium Vivax menyebabkan malaria tertiana (bening malaria)
3) Plasmodium malariae
4) Plasmodium Ovale
C. Manifestasi klinis
1. Keluhan sebelum terjadinya demam:kelesuan, malaise, sakit belakang, merasa
dingin di punggung, nyeri sendi dan tulang, demam ringan, anoreksia perut tak
enak, diare ringan dan kadang kadang dingin.
2. Gejala klasik: trias malaria
- Periode dingin (15-60 menit): menggigil, badan bergetar, gigi-gigi
saling terantuk, temperatur mulai naik, pada anak sering terjadi kejang
- Periode panas: muka merah, kulit kering dan terasa sangat panas seperti
rasa terbakar, nyeri kepala, nadi cepat, panas badan tetap tinggi 2-12
jam
- Periode berkeringat: berkeringat banyak dan temperatur turun, dan
merasa sehat
D. Pemeriksaan penunjang
1. Hapus darah tepi
 Tetes darah tepi dengan pewarnaan giemsa
 Tetes tebal (lebih sensitif deteksi parasit)
2. Res serosol
 IFA (Inderat Flovorescen Antibodi)
 IHA (Interean Hemoglotinatiaon)
 Untuk diagnostik akut (+) bila di beberapa hari setelah infeksi parasit
3. Pemeriksaan GBC
E. Masalah yang sering muncul
1. Hipertermia b.d peningkatan metabolisme, dehidrasi, efek langsung sirkulasi
kuman pada hipotalamus
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh asupan makanan yang
tidak adekuat, anoreksia, mual/muntah
3. Nyeri akut b.d respon inflamasi sistemik, myalgia,atralgia, diaphoresis
4. Resiko syok (hipovolemik) b.d penurunan volume darah ke jaringan tubuh
(hipovolemia anemia)
5. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak b.d penurunan sirkulasi jaringan
otak (masa trombositopenia, parsial abnormal, peningkatan TIK)
6. Resiko ketidakseimbangan elektrolit b.d disfungsi endokrin (diaphoresis
poliuri)
7. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum (peningkatan TIK)
F. Asuhan keperawatan
1. Diagnosis Keperawatan
 Hipertermia
Definisi : suhu tubuh meningkat diatas rentang normal.
Penyebab:
1) Dehidrasi
2) Terpapar lingkungan panas
3) Proses penyakit (mis. Infeksi, kanker)
4) Ketidak sesuaian pakaian dengan suhu tubuh
5) Peningkatan laju metabolisme
6) Respon trauma
7) Aktifitas berlebihan
8) Penggunaan inkubator
Gejala dan tanda mayor:
Sujektif: (tidak tersedia)
Objektif: Suhu tubuh diatas nilai normal
Gejala dan tanda minor:
Subjektif: (tidak tersedia)
Objektif:
1) Kulit merah
2) Kejang
3) Takikardi
4) Takipnea
5) Kulit terasa hangat
Kondisi klinis terkait:
1) Proses infeksi
2) Hipertiroid
3) Stoke
4) Dehidrasi
5) Trauma
6) Prematuritas (PPNI, 2017, hal. 284)
 Devisit nutrisi
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme
Penyebab:
1) Ketidakmampuan menelan makanan
2) Ketidakmampuan mencerna makanan
3) Ketidakmampuan mengabsorsi nutrient
4) Peningkatan kebutuhan metabolism
5) Factor ekonomi (mis, finansial tidak mencukupi)
6) Factor psikologis (mis, stress, keenganan untuk makan)

Gejala dan tanda mayor


Subjektif: (tidak tersedia)

Objektif: Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal

Gejala dan tanda mayor:

Subjektif:

1) Cepat kenyang saat makan


2) Kram/nyeri abdomen
3) Nafsu makan menurun
Objektif:
1) Bising usus hiperaktif
2) Otot pengunyah lemah
3) Otot menelan lemah
4) Membran mukosa pucat
5) Sariawan
6) Serum albumin turun
7) Rambut rontok berlebihan
8) Diare
Kondisi klinis terkait:
1) Stroke
2) Parkinson
3) Mobius syndrome
4) Cerebral palsy
5) Cleft lip
6) Cleft palate
7) Amyotropic lateral sclerosis
8) Kerusakan neuromuscular
9) Luka bakar
10) Kangker
11) Infeksi
12) AIDS
13) Penyakit crohns
14) Enterokolistik  
15) Fibrosis kistik(PPNI, 2017, hal. 56)
2. Intervensi Keperawatan
 Hipertermia
Tujuan:
Pasien akan menunjukan termoregulasi, yang sibuktikan oleh indikator
gangguan sebagai berikut (sebutkan 1-5 gangguan ekstrem berat,
sedang, ringan, atau tidak gangguan)
Peningkatan suhu kulit
Hipertermia
Dehidrasi
Mengantuk
Kriteria hasil:
1) Menunjukan metode yang tepat untuk mengukur suhu
2) Menjelaskan tindakan untuk mencegah atau meminimalakan
peningkatan suhu tubuh
3) Melaporkan tanda dan gejala dini hipertermia
Intervensi (NIC):
Aktifitas keperawatan
Pengkajian:
1) Pantau aktivitas kejang
2) Pantau hidrasi (misalnya, turgor kulit, kelembapan membran
mukosa)
3) Pantau tekanan darah, denyut nadi, dan frekuensi pernapasan
4) Kaji ketepatan jenis pakaian yang digunakan, sesuai dengan
suhu lingkungan
Penyuluhan untuk pasien/keluarga
1) Ajarkan pasien/ keluarga dan mengukur suhu untuk mencegah
dan mengenali secara dini hipertermia (mislnya, sengatan
panas, dan keletihan akibat panas)
2) Regulasi (NIC): ajarkan indikasi keletihan akibat panas dan
tindakan kedaruratan yang diperlukan, jika perlu.
Aktifitas kolaboratif:
1) Regulasi suhu(NIC):
Berikan obat antipiretik, jika perlu
Gunakan matras  dingin dan mandi air hangat untuk mengatasi
gangguan suhu tubuh, jika perlu (Wilkinson, 2013)
 Devisit nutrisi
Tujuan:
Memperlihatkan status gizi : asupan makanan dan cairan, yang
dibuktikan oleh indikator sebagai berikut (sebutkan 1-5: tidak adekuat,
sedikitadekuat, cukup adekuat, adekuat, sangat adekuat): makanan
oral, pemberian makanan lewat selang, atau nutrisi pariental total
Kriteria hasil:
1) Mempertahakan berat badan……kg atau bertambah…..kg
Pada….(sebutkan tanggal)
2) Menjelaskan komponen diet bergizi adekuat
3) Mengungkapkan tekat untuk mematuhi diet
4) Menoleransi diet yang dianjurkan
5) Mempertahankan masa tubuh berat badan dalam masa normal
Intervensi (NIC):
Aktifitas keperawatan:
Pengkajian:
1) Tetukan motifasi pasien untuk mengubah kebiasaan makan.
2) Pantau nilai laboratorium, khususnya transferin, albumin, dan
elektrolit
Penyuluhan untuk pasien/keluarga:
1) Ajakarkan metode untuk perencanaan makan
2) Ajarkan pasien/keluarga tentang makanan yang bergizi dan
tidak mahal
Aktivitas kolaboratif:
1) Diskusikan dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan
protein pasien yang mengalami ketidak adekuatan asupan
protein atau kehilangan protein
2) Diskusikan dengan dokter kebutuhan stimulasi nafsu makan,
maknan pelengkap, pemberian makan melalui selang, atau
nutrisi pariental total agar asupan kalori yanga dekuat dapat
dipertahankan
3) Rujuk pada dokter untuk menentukan penyebab gangguan
nutrisi
4) Rujuk program gizi di komunitas yang tepat, jiak pasien tidak
dapat membeli atau menyiapkan maknan yang
adekuat (Wilkinson, 2013, hal. 391)

Anda mungkin juga menyukai