DISUSUN OLEH :
5. Pathway
Virus
Dengue
Viremia
Kematian
6. Komplikasi
Ensefalopatif
Perdarahan intraktranial
Hernia batang otak
Sepsis
Pneumonia
Hidrasi berlebihan
Syok
Perdarahan otak
(Monica Ester, 1999).
7. Pemeriksaan penunjang
Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan dijumpai :
Hb dan PCV meningkat (> 20%)
Trombositopenia (< 100.000 /ml)
Leukopenia (mungkin normal atau lekositosis)
19 D. Dengue positif
Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan hipoproteinemia, hipokloremia,
dan hiponatremia.
Urium dan PH darah mungkin meningkat
Asidosis metabolic P CO2 < 35-40 mmHg dan HCO2 rendah.
SGot /SGPT mungkin meningkat.
(Nursalam, 2005).
8. Penatalaksanaan Pasien DHF
Penatalaksanaan penderita dengan DHF adalah sebagai berikut :
Tirah baring atau istirahat baring.
Diet, makan lunak.
Minum banyak (2-2,5 liter /24 jam) dapat berupa jus, susu, sirup, teh manis
dan beri penderita oralit.
Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam dan jika kondisi pasien memburuk
observasi ketat tiap jam.
Periksa Hb, Ht dan trombosit tiap hari.
Obat antipiretik atau kompres hangat diberikan apabila diperlukan untuk
menurunkan suhu menjadi < 39o C, dianjurkan pemberian parasetamol,
asetosial /salisilat tidak dianjurkan (indikasi kontra) karena dapat
menyebabkan gastritis, perdarahan atau asidosis.
Pada pasien dewasa, analgetik atau sedative ringan kadang-kadang diperlukan
untuk mengurangi sakit kepala, nyeri otot atau nyeri sendi.
Bila timbul kejang dapat diberikan diazepam (kolaborasi dengan dokter).
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Keperawatan
a. Wawancara
1) Biodata
Meliputi identitas pasien dan identitas keluarga.
2) Riwayat kesehatan
3) Riwayat kesehatan saat ini.
biasanya klien mengeluh, antara lain :
- Demam akut / suhu meningkat tiba-tiba (selama 2 – 7 hari).
- Sering disertai menggigil
- Perdarahan pada kulit ( petekie, ekimosis, hematoma ) serta
perdarahan lain seperti epitaksis, hematemesis, hematuria dan
malena
- Keluhan pada saluran pernapasan : batuk, pilek, sakit waktu
menelan nafas
- Keluhan pada saluran cerna : mual, muntah, tak nafsu makan,
diare, konstipasi
- Keluhan sistem tubuh yang lain : nyeri atau sakit kepala, nyeri
pada otot, tulang dan sendi, nyeri otot abdomen, nyeri ulu hati,
pegal-pegal pada seluruh tubuh, kemerahan pada kulit, kemerahan
pada muka, pembengkakan sekitar mata, lakrimasi dan fotopobia,
otot-otot sekitar mata sakit bila disentuh.
4) Riwayat kesehatan keluarga.
Apakah pada anggota keluarga yg mengalami penyakit yg sama seperti di
derita oleh klien.
5) Riwayat kesehatan dahulu
Apakah sebelumnya klien pernah mengalami riwayat penyakit yg sama.
b. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
Kesadaran : bisa saja Composmentis, samnolen, atau koma (tergantung
dari derajat penyakit DHF)
TTV : Biasanya terjadinya penurunan dalam pemeriksaan tanda-tanda
vital
2) Kepala
- Wajah : mengalami kemerahan (flushig), pada hidung terjadi
epistaksis
- Mulut : adanya perdarahan pada gusi, mukosa bibirtampak kering
& kadang-kadang lidah tampak kotor dan adanya hiperemia pada
tenggorokan
3) Leher : Tidak ada masalah pada leher
4) Paru : Pernafasan dangkal, ketika dilakukan perkusi biasanya dapat
ditemukan bunyi redup lantaran adanya efusi fleura
5) Jantung : Dapat terjadi anemia karena kekurangan cairan
6) Abdomen : adanya nyeri ulu hati, ketika dilakukan palpasi dapat
ditemukan adanya pembesaran hepar & limpa
7) Ekstremitas : Biasanya di temukan nyeri sendi
8) Kulit : Ditemukan adanya ptekie, purpura, ekimosis, dan hyperemia serta
hematoma.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien dengan DHF antara lain
sebagai berikut :
- Hipertermi hubungan dengan proses penyakit.
- Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual, muntah, anoreksia dan sakit menelan.
- Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan perpindahan cairan
intravaskuler ke ekstravaskuler. (Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2009-2011)
No
NOC NIC
Dx
1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC - Thermoregulation 0800
selama 3 x 24 jam, pasien dengan hipertermi
diharapkan dapat teratasi dengan kriteria hasil Monitor suhu maksimal 4 jam sekali
: Monitor TTV (TD,N.Suhu,RR)
Monitor intake dan output cairan.
NOC - Temperature Regulation 3900
Selimuti pasien
Suhu dalam rentang normal (36-37) Tingkatkan sirkulasi udara
Nadi dan RR dalam rentang normal Catat adanya fluktasi tekanan darah
(nadi 60-100x/menit.RR:16-
24X/Menit)
Tidak ada perubahan warna kulit,dan
tidak pusing tidak merasa mual
Doengus ME, Moorhouse MF, GE Isster AC, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan; Pedoman
Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta, EGC.
Ester Monica, 1999. Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan dan Pengendalian Demam Berdarah
Dengue. Jakarta, EGC.
Mansjoer Arif, Triyanti Kaspuji, Savitri Rokimi, Wardhani Wahyu Ika, Setiawulan Wiwiek,
2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga. Jilid I. Jakarta : Media Aesculapius.
Nursalam M. Nurs, Rekawati Susilaningrum, Sri Utami, 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan
Anak. Jakarta : Salemba Medika.
Herdman, T Heatrher, PhD, RN, Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2009-2011.
Jakarta : EGC
Moorhead, Sue PhD, RN dkk. 2004. Nursing Outcome Classification (NOC) Fourth Edition.
United State of America : Mosby Elsevier
Moorhead, Sue PhD, RN dkk. 2004. Nursing Intervention Classification (NIC) United State of
America : Mosby Elsevier
Rezeki Sri H. Hadinegoro, Soegeng Soegijanto, 2004. Tatalaksana Demam Dengue /Demam
Berdarah Dengue Pada Anak. Jakarta : FKUI.
Surosa Thomas, Ali Imran Umar, 2004. Epidemiologi dan Penanggulangan Penyakit Demam
Berdarah Dengue. Jakarta : FKUI.
Soedarmo Sumarno Poorwo, 2004. Masalah Demam Berdarah Dengue Di Indonesia. Jakarta :
FKUI.
Tumbelaka Alan R, 2004. Diagnosis Demam Dengue /Demam Berdarah Dengue. Jakarta :
FKUI.
Tucker SM, dkk, 1998. Standar Perawatan Klien Edisi V, Volume 4. Jakarta, EGC.
Wartona Tarwoto, 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika