Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

DHF ( DENGUE HAEMORRAGIC FEVER)

Di susun oleh :

Moch Ilham Nurfalah


1490122019

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS GALUH
2022-2023

1
LAPORAN PENDAHULUAN
DHF (DENGUE HAEMORHAGIC FEVER)

A. DEFINISI

Dengue Haemorhagic Fever atau Demam berdarah adalah penyaki infeksi

akut yang disebabkan oleh viru dengue (Albovirus) dan ditularkan oleh nyamuk

aedes, yaitu aedes aegypti dan aedes albopictus.

Penyakit demam berdarah (DBD) atau dengue haemorhagic fever adalah

adalah suatu penyakit menular yang disebebkan oleh virus dengue dan

ditularkan dari orang keorang lain melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.,

dapat menimbulkan kematian yang singkat dan sering menimbulkan wabah.

B. ETIOLOGI

Penyebab ternjadinya Demam Berdarah Dengue disebabkan oleh virus

Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. Virus dengue

yang tergolong famili/grup Flavividae yang dikenal ada 4 Serotipe, yaitu Den-

1, Deb-2,Den-3,dan Den-4. Den- dan Den-3 merupakan serotype yang paling

banyak ditemukan sebagai penyebab DBD.

Ciri-ciri nyamuk aedes aegypti yaitu warna hitam dengan bercak putih pada

badan dan kaki. Suka menggigit pada siang dan sore hari, Suka hidup di tempat

yang gelap dan lembab serta berkembang biak di air yang jernih dan tergenang.

C. TANDA DAN GEJALA

2
1. Kriteria Klinis Deferensial

a. Suhu badan yang tiba-tiba meninggi

b. Demam yang berlangsung hanya beberapa hari

c. Kurva demam menyerupai pelana kuda

d. Nyeri tekan terutama pada otot dan persendian

e. Leukopenia

2. Kriteria WHO

a. Demam akut yang cukup tinggi 2 – 7 hari, kemudian turun secara lisis.

Demam disertai gejala tidak spesifik seperti anoreksia, malaise, nyeri

pada punggung, tulang persendian, dan kepala.

b. Manifestasi perdarahan seperti uji tornikuet positif, petekie, purpura,

ekimosis, epistaksis, perdwarahan gusi, hematemesis dan melena.

c. Pembesaran hati dan nyeri tekan tanpa ikterus

d. Dengan atau tanpa renjatan

e. Kenaikan hematokrit > 20%

D. PATOFISIOLOGI

Setelah virus dengue masuk ke dalam tubuh, penderita akan mengalami

keluhan dan gejala karena viremia, seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri

otot, pegal seluruh tubuh, hyperemia di tenggorok, timbulnya ruam dan

kelainan yang mungkin terjadi pada system retikolo endothelial seperti

pembesaran kelenjar-kelenjar getah bening, hati dan limpa.

3
Peningkatan permeabilitas dinding kapiler juga berakibat pembesaran

kapiler yang kamudian bisa terjadi perdarahan berupa petekie, epistaksis,

haematemesis dan melena, yang dalam hal ini beresiko terjadinya shock

hipovolemik. Homokonsentrasi ( peningkatan kematokrit > 20 % )

menunjukkan adanya kebocoran plasma, sehingga nilai hematokrit sangat

penting untuk patokan pemberian cairan intravena.

Setelah pemberian cairan intravena, peningkatan jumlah eritrosit

menunjukkan kabocoran plasta telah teratasi, sehingga pamberian cairan

intravena harus dikurang untuk mencegah edema paru dan gagal jantung.

Sebaliknmya bila tidak mendapatkan cairan yang cukup penderita akan

mengalami kekurangan cairanyang dapat mengalami hipovolemik / renjatan

yang bisa timbul anoksia jaringan, metabolic asidosis dan kematian apabila

tidak teratasi segera.

4
PATHWAY
Virus Dengue
( masuk melalui gigitan nyamuk aedes agypti )

Dengue Haemorragic Fever

Reaksi immunologi Kompleks virus
↓ ↓
Pelepasan Pirogen Reaksi antigen antibody
↓ ↓ ↓ ↓
Pembesaran pelepasan asam Antihistamin dilepas Penurunan
getah bening arakidonat pada ↓ kemampuan
hipotalamus pembekuan
↓ ↓ ↓ darah

Hepatomegali Peningkatan Permeabilitas kapiler↑ ↓


Splenomegali Pireksia stimulasi ↓
nosiseptor
↓ ↓ ↓ Perdarahan
Penekanan Hipertermi Kehilangan plasma Petekie
pada daerah Nyeri darah Epistaksis
gaster Melena
Anoreksia ↓ ↓ hematomisis
↓ Dehidrasi hipovolemia
Nutrisi kurang dari ↓ ↓
kebutuhan tubuh
Deficit Anoklosi
volume jaringan
cairan Asidosis
metabolik
E. FOKUS PENGKAJIAN

5
Pengkajian merupakan pengumpulan informasi subjektif dan objektif, dan

peninjauan informasi riwayat pasien pada rekam medik. Informasi subjektif,

misalnya dengan wawancara pasien/ keluarga. Sedangkan informasi objektif,

misalnya dengan pengukuran tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik

(Herdman, 2015) . Data yang perlu dikaji yaitu :

1. Identitas Pasien

Yang perlu dikaji meliputi nama, no rekam medis, umur, jenis kelamin,

pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, status, tanggal masuk rumah sakit,

tanggal pengkajian.

2. Keluhan Utama

Keluhan yang sering muncul pada pasien DHF dengan masalah

keperawatan hipertermia adalah pasien mengeluh badannya demam atau

panas.

3. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Dahulu

Riwayat kesehatan dahulu meliputi pernah menderita DHF atau tidak,

riwayat kurang gizi, riwayat aktivitas sehari-hari, pola hidup (life

style).

b. Riwayat Kesehatan Sekarang

Riwayat kesehatan sekarang yang dikaji meliputi suhu tubuh

meningkat, mukosa mulut kering, terdapat ruam pada kulit

(kemerahan)

c. Riwayat Kesehatan Keluarga

6
d. Riwayat adanya penyakit DHF dalam anggota keluarga.

4. Fisiologis

Hipertermia terdiri dari gejala dan tanda mayor, dan gejala dan tanda

minor. Adapun gejala dan tanda mayor, dan gejala dan tanda minor, yaitu :

a. Gejala dan Tanda Mayor

Suhu tubuh di atas nilai normal

b. Gejala dan Tanda Minor

1) Kulit merah

2) Kejang

3) Takikardia

4) Takipnea

5) Kulit terasa hangat (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016)

1. Primary survey

a. Airway

1) Kaji bersihan jalan nafas

2) Kaji Adanya/ tidaknya sumbatan jalan nafas

3) Kaji Distress pernafasan

4) Kaji Tanda-tanda perdarahan di jalan nafas, muntahan, edema laring

b. Breathing

1) Kaji frekwensi nafas, usaha dan pergerakan dinding dada

2) Kaji suara pernafasan melalui hidung atau mulut

3) Kaji udara yang dikeluarkan jalan nafas

4) Kaji apakah pasien sesak nafas dan cepat letih

7
c. Circulation

1) Kaji denyut nadi karotis

2) Periksa tekanan darah : Td meningkat

3) Nadi lemah

4) Disritmia

5) Akral panas/ hangat jika terjadi syok akral dingin

6) CRT < 3 detik

7) Kaji warna kulit, kelembaban kulit

8) Kaji tanda-tanda perdarahan eksternal dan internal

2. Secondary survey

a. Drug/ defibrilasi/ disability

1) Kaji tingkat kesadaran : GCS menurun bahkan terjadi koma,

kelemahan, keletihan, konfusi, disorientasi

2) Kaji gerakan ekstremitas : kejang, kelemahan pada tungkai

3) Kaji GCS pada anak, tentukan respon

(1) A : alert : sadar penuh, respon bagus

(2) V : Voice respon : kesadaran menurun, berespon terhadap suara

(3) P : pain/ respon nyeri : kesadaran menurun, tidak berespon

terhadap suara,

berespon terhadap rangsangan nyeri

(4) U : unresponsive : kesadaran menurun, tidak berespon terhadap

suara, tidak berespon terhadap rangsangan nyeri

4) Kaji ukuran pupil dan respon pupil terhadap cahaya

8
b. Exposure/EKG

1) Kaji tanda-tanda trauma yang ada

2) Oedema

c. Fahreinheit/ Folley cateter

1) Adakah hipotermi/ hipertermi

2) Monitoring cairan

3) Kontra indikasi pemasangan kateter

d. Get Vital Sign./ Gastric Tube

1) Tanda-Tanda Vital

2) Adakah distensi abdomen

3) Adakah kontra indikasi NGT

e. Head To Toe examinator/ heart monitor

1) kardiovaskuler : Pada grde I dapat terjadi hemokonsentrasi, uji

tourniquet positif, trombositipeni, pada grade III

dapat terjadi kegagalan sirkulasi, nadi cepat,

lemah, hipotensi, cyanosis sekitar mulut, hidung

dan jari-jari, pada grade IV nadi tidak teraba dan

tekanan darah tak dapat diukur.

2) pernafasan : Sesak, perdarahan melalui hidung, pernapasan

dangkal, epistaksis, pergerakan dada simetris,

perkusi sonor, pada auskultasi terdengar ronchi,

krakles.

9
3) pencernaan : Selaput mukosa kering, kesulitan menelan, nyeri

tekan pada epigastrik, pembesarn limpa,

pembesaran hati, abdomen teregang, penurunan

nafsu makan, mual, muntah, nyeri saat menelan,

dapat hematemesis, melena.

4) Integument : Terjadi peningkatan suhu tubuh, kulit kering,

pada grade I terdapat positif pada uji tourniquet,

terjadi pethike, pada grade III dapat terjadi

perdarahan spontan pada kulit.

5) Perkemihan : Produksi urine menurun, kadang kurang dari 30

cc/jam, akan mengungkapkan nyeri sat kencing,

kencing berwarna merah.

6) Neurosensor : Pada grade III pasien gelisah dan terjadi

penurunan kesadaran serta pada grade IV dapat

trjadi DSS

f. Pemeriksaan Penunjang

1) Darah

a) Leukopenia dijumpai pada hari ke 2 atau ke 3

b) Dujimpai juga trombositopenia dan hemokonsentrasi

c) Masa pembekuan normal, masa perdarahan memanjang

10
d) Pada pemeriksaan kimia darah tampak hipoproteinemia,

hiponatremia, SGPT/SGOT, ureum dan pH darah mungkin

meningkat.

2) Air Seni

Mungkin ditemukan albuminurea ringan

3) Sumsum Tulang

Pada awal sakit biasanya hiposeluler, kemudian pada hari ke 5

hiperseluler dengan gangguan maturasi. Pada hari ke 10 kembali

normal.

4) Uji Serologi

Dengan serum ganda ( Ig M ) dan serum tunggal ( Ig G )

F. MASALAH YANG MUNGKIN MUNCUL


DATA ETIOLOGI MASALAH
Ds : Virus Dengue Termoregulasi
- Mengatakan panas badan ( masuk melalui gigitan tidak efektif
Do : nyamuk aedes agypti ) (Hipertermi)
- kenaikan suhu tubuh diatas ↓
rentang normal Dengue Haemorragic Fever
- serangan atau konvulsi ↓
(kejang) Reaksi immunologi
- kulit kemerahan Kompleks virus
- pertambahan RR ↓
- takikardi Pelepasan Pirogen
- saat disentuh tangan terasa ↓
hangat/ panas pelepasan asam arakidonat
pada hipotalamus

Pireksia

Termoregulasi tidak efektif
(Hipertermi)

DS: Virus Dengue Nyeri

11
Laporan secara verbal ↓
mengatakan nyeri perut Dengue Haemorragic Fever
DO: ↓
Posisi untuk menahan Reaksi immunologi
nyeri Kompleks virus
Tingkah laku berhati- ↓
hati Pelepasan Pirogen
Gangguan tidur (mata ↓
sayu, tampak capek, pelepasan asam arakidonat
sulit atau gerakan pada hipotalamus
kacau, menyeringai) ↓
diaphoresis, Peningkatan stimulasi
perubahan tekanan nosiseptor
darah, perubahan ↓
nafas, nadi dan dilatasi nyeri
pupil
Perubahan autonomic
dalam tonus otot
(mungkin dalam
rentang dari lemah ke
kaku)
Tingkah laku ekspresif
(contoh : gelisah,
merintih, menangis,
waspada, iritabel,
nafas
panjang/berkeluh
kesah)
Perubahan dalam
nafsu makan dan
minum
DS : Virus Dengue Hipovolemia
- Mengeluh Haus ↓
DO: Dengue Haemorragic Fever
- Penurunan turgor ↓
kulit/lidah Reaksi immunologi
- Membran mukosa/kulit Kompleks virus
kering ↓
- Peningkatan denyut nadi, Reaksi antigen antibody
penurunan tekanan ↓
darah,penurunan Anti histamine dilepas
volume/tekanan nadi ↓
- Pengisian vena menurun Permeabilitas kapiler↑
- Perubahan status mental ↓

12
- Konsentrasi urine Kehilangan plasma darah
meningkat ↓
- Temperatur tubuh Dehidrasi
meningkat ↓
- Kehilangan berat badan Hipovolemia
secara tiba-tiba
- Penurunan urine output
- HMT meningkat
- Kelemahan
DS: Virus Dengue Nutrisi Kurang
- Mengeluh Nyeri abdomen ↓ Dari
- Mengeluh Muntah Dengue Haemorragic Fever Kebutuhan
DO: ↓ Tubuh
- Kurang nafsu makan Reaksi immunolog Kompleks
- Bising usus berlebih virus
- Konjungtiva pucat ↓
- Denyut nadi lemah Pelepasan Pirogen

Pembesaran getah benih,
splenomegali, hepatomegali

Penekanan pada daerah gaster

Anoreksia

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Termoregulasi tidak efektif (Hipertermi) berhubungan dengan perubahan laju

metabolism.

2. Nyeri berhubungan dengan Agen cedera fisiologis

3. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan plasma darah sekunder

terhadap reaksi immunologi

4. Deficit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan

13
H. NURSING CARE PLAN

No MASLAH TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


KEPERAWATAN TUPAN TUPEN
1 Termoregulasi tidak Setelah Setelah dilakukan Edukasi termoregulasi
efektif (Hipertermi) dilakukan tindakan keperawatan
Observasi
berhubungan dengan tindakan selama …x…jam
- Identifikasi kesiapan
perubahan laju keperawatan Pasien tidak Untuk mengetahui kemamppuan
dan kemampuan
metabolism. Ditandai selama … x … mengalami hipertermi, klien menerima informasi
menerima informasi
cengan Hari, dengan kriteria hasil:
Terapeutik
Ds : Termoregulasi  tidak mengatakan - Sediakan materi dan
- Mengatakan panas tidak efektif panas Memudahkan klien memahami
media Pendidikan Kesehatan
badan (Hipertermi)  suhu dalam batas yang disampaikan
- Dokumentasikan hasil
Do : berhubungan normal Memastikan suhu klien terkontrol
pengukuran suhu
- kenaikan suhu tubuh dengan  tidak terjadi kejang Edukasi
diatas rentang perubahan laju  RR normal Membantu menurunkan panas
- Ajarkan kompres hangat
normal metabolisme  saat diraba kulit tubuh klien
jika demam
- serangan atau teratasi normal Untuk mendapatkan hasil yang
- Ajarkan cara pengukuran
konvulsi (kejang) suhu akurat
- Anjurkan pemebrian
- kulit kemerahan Membantu menurunka ppanas
antipiretik, sesuai indikasi
- pertambahan RR tubuh klien secara farmakologi
- Anjurkan membanyak
- takikardi
minum

14
- saat disentuh tangan
- Anjurkan penggunaan
terasa hangat/ panas
pakaian yang longgar
- Anjurkan minum analgesic
sesuai indikasi

2 Nyeri akut berhubungan Setelah Setelah dilakukan Manajemen Nyeri


dengan Agen cedera dilakukan tinfakan keperawatan Observasi
fisiologis yang ditandai
dengan : tindakan selama …x…jam Identifikasi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas,
DS: keperawatan Pasien tidak
intensitas nyeri.
Laporan secara verbal selama … x … mengalami nyeri,
Terapeutik
mengatakan nyeri perut Hari dengan kriteria hasil:
1. Berikan tehnik non
Membantu klien mengontrol nyeri

DO: Nyeri akut  Nyeri menurun secara mandiri tanpa efek


farmakolo untuk
berhubungan
Posisi untuk dengan Agen  Meringis menurun farmakologi
mengurangi rasa
menahan nyeri cedera nyeri( mis, TENS,
fisiologis
Tingkah laku hipnosis, akupresure,
teratasi
berhati-hati terapi musik, biofeedback,
Gangguan tidur terapi pijat, aroma terapi,
(mata sayu, tehnik imajinasi
tampak capek, terbimbing, kompres
sulit atau hangat/dingin, terapi
gerakan kacau, Memberikan rasa nyaman
bermain)
menyeringai) terhadap klien
2. Kontrol lingkungan yang

15
diaphoresis, memperberat rasa nyeri
perubahan (mis. Suhu ruangan,
tekanan darah, pencahayaan , kebisingan)
perubahan nafas, Edukasi
nadi dan dilatasi 1. Jelaskan penyebab, Membantu klien untuk
pupil periode, dan pemicu mengidentifikasi nyeri
Perubahan nyeri
autonomic
2. Ajarkan tehnik non
dalam tonus otot Membantu klien mengontrol nyeri
farmakologis untuk
(mungkin dalam tanpa efek farmakologi
mengurangi rasa nyeri
rentang dari
Kolaborasi
lemah ke kaku) Membantu klien untuk meredakan
Kolaborasi pemberian
Tingkah laku nyeri dengan efek farmakologi
analgesik
ekspresif
(contoh :
gelisah,
merintih,
menangis,
waspada,
iritabel, nafas
panjang/berkelu
h kesah)
Perubahan

16
dalam nafsu
makan minum
3 Hipovolemia Setelah Setelah diberikan Manajemen Hipovolemia
Observasi :
berhubungan dengan diberikan asuhan keperawatan Untuk mengetahui perubahan
1. Periksa tanda dan gejala
TTV dan tanda gejala dari
kehilangan plasma asuhan selama …x… Jam hipovolemia (mis.
hipovolemia
Frekuensi nadi meningkat,
darah sekunder keperawatan diharapkan cairan dan
nadi teraba lemah, tekanan
terhadap reaksi selama …x… elektrolit klien darah menurun, tekanan
nadi menyempit, turgor
immunologi, yang Jam seimbang dengan
kulit menurun, membran
ditandai dengan : diharapkan kriteria hasil : mukosa kering, volume
urin menurun, hematokrit
DS: cairan dan 1. Kekuatan nadi
meningkatkan, haus,
meningkat
- Mengeluh Nyeri elektrolit klien lemah)
2. Berat badan cukup
abdomen seimbang
Terapeutik :
meningkat
- Mengeluh Muntah 1. Hitung kebutuhan cairan Untuk emngontrol cairan yang
3. Perasaan lemah
DO: dibutuhkan
menurun Edukasi :
- Kurang nafsu makan 1. Anjurkan memperbanyak Agar pasien dapat memenuhi
4. Frekuensi nadi
asupan cairan oral dengan baik nutrisi
- Bising usus berlebih normal
2. Anjurkan menghindari Agar asupan cairan yang
- Konjungtiva pucat 5. Tekanan darah perubahan posisi mendadak diberikan tidak kembali keluar
normal
Denyut nadi lemah
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian cairan Agar dapat memenuhi kebutuhan
IV isotonis (mis. NaCl, RL) cairan sehingga pasien tidak
2. Kolaborasi pemberian mengalami dehidrasi.
produk darah Memastikan pasien tetap
mendapatkan pasokan darah
yang cukup sehingga oksigen
terpenuhi dan proses

17
metabolisme tidak
terganggu.
4 Deficit nutrisi Setelah Setelah dilakukan Management Nutrisi Observasi
berhubungan dengan dilakukan asuhan keperawatan Observasi : 1. Dapat menghindari alergi
kurangnya asupan
makanan, yang ditandai asuhan selama …x… Jam - identifikasi status nutrisi yang disebabkan oleh
dengan : keperawatan diharapkan - identifikasi alergi dan makanan
intoleransi makanan
DS : selama …x… pemenuhan kebutuhan - identifikasi makanan yang 2. Meningkatkan naafsu
- Mengeluh Haus Jam pasien tercukupi di sukai makan klien
DO: diharapkan dengan kriteria hasil : - monitor asupan makanan 3. Meningkatkan dan
- Penurunan turgor pemenuhan - Porsi makanan - monitor berat badan mempertahankan
kulit/lidah kebutuhan yang di habiskan - monitor hasil pemeriksaan 4. Jumlah kalori dan niutrisi
laboratorium
- Membran nutrisi pasien meningkat yang di butuhkan
mukosa/kulit kering tercukupi - Verbalisasi Terapeutik Terapeutik
- Peningkatan denyut keinginan untuk - fasilitasi menentukan 1. Untuk mempertahaankan
nadi, penurunan meningkatkan pedoman diet (mis, pola makan yang benar untuk
tekanan nutrisi piramida makanan) klien
darah,penurunan meningkat 2. Memberikan makan tinggi
- sajikan makanan secara
volume/tekanan nadi - Pengetahuan serat bagi klien untuk
menarik dan suhu yang
- Pengisian vena tentang standar menghidari konstipasi
sesuai
menurun asupan nutrisi Kolaborasi
- berikan suplemen makanan ,
- Perubahan status Untuk meminimalisir rasaa nyeri
yang tepat jika perlu
mental yang terjadi pada saat klien akan
meningkat
- Konsentrasi urine Edukasi : makan
- Nafsu makan
- anjurkan posisi duduk , jika
meningkat
18
- Temperatur tubuh membaik mampu
meningkat Kolaborasi :
- Kehilangan berat - Kolaborasi pemberian
badan secara tiba- medikasi sebelum makan
tiba (pereda nyeri, antiemetic),
- Penurunan urine jika perlu
output
- Kolaborasi dengan ahli giji
- HMT meningkat
untuk menentukan jumlah
- Kelemahan
kalori dan jenis nutrient
yang di butuhkan

19
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan dan Dokumentasi. EGC: Jakarta

Moorhed,(et al). 2013. Nursing Outcomes Classifications (NOC) 5th Edition. Missouri :
Mosby Elsevier

NANDA Internasional. 2012. Diagnosis Keperawatan : Definisi Dan Klasifikasi 2012-


2014/Editor, T. Heater Herdman : Alih Bahasa, Made Sumarwati, Dan Nike Budhi
Subekti : Editor Edisi Bahasa Indonesia, Barrag bariid, Monica ester, dan Wuri
Praptiani. Jakarta.: EGC

Syaifullah,N. 1998. Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam, FKUI : Jakarta

10

Anda mungkin juga menyukai