A. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi
dan orang dewasa yang disebabkan oleh virus dengan manifestasi berupa demam
akut, perdarahan, nyeri otot dan sendi (H.J Mukono, 2018). Dengue adalah suatu
infeksi Arbovirus (Artropod Born Virus) yang akut ditularkan oleh nyamuk
2. Manifestasi Klinis
a. Demam Dengue
terus menerus selama 2-7 hari ditandai dengan dua atau lebih manifestasi klinis
sebagai berikut:
1) Nyeri kepala
7) Leukopenia
dari nilai baku umur dan jenis kelamin, penurunan nilai hematokrit ≥ 20%
Seluruh kriteria DBD diatas disertai dengan tanda kegagalan sirkulasi yaitu;
1) Penurnan kesadaran
2) Gelisah
a. Laboratorium
2
b) Hematokrit meningkat 20% karena darah mengental dan terjadi kebocoran
c) Isolasi virus
d) Uji serologi
IgM ELISA
e) Pada renjatan yang berat periksa : Periksa PCV (setiap jam), faal hemostatis,
b. Radiologi
Pada foto dada terdapat efusi pleura, terutama pada hemitoraks Kanan tetapi
apabila terjadi pembesaran plasma hebat, efusi pleura ditemui dikedua hemitoraks,
3
4. WOC
Viremia
Pengeluaran
Prostaglandin Menekan free Peningkatan permiabilitas
nerve ending membran
Peningkatan kerja
termostat
Sakit pada otot Agregasi Kerusakan Kebocoran
dan sendi trombosit endotel plasma
pembuluh darah
Peningkatan Suhu
Tubuh
Nyeri akut Trombosit Merangsang & Hipovolemia
openia mengaktivasi sitem
Hipertermia pembekuan
Risiko Syok
Resiko
perdarahan DIC
Perdarahan
4
5. Penatalaksanaan
4) Antikonvulasi, u/ kejang demam Untuk anak 1th 75mg im. Jika 15 menit
kejang belum teratasi,beri lagi luminal dengan dosis 3mg/kb BB (anak 1th
1) IVFD
4) Oksigen
c. Penatalaksanaan keperawatan
3 jam, periksa Hb, Ht, Thrombosit tiap 4jam beri minum 1,5 liter -2 liter
d) Pada pasien DHF derajat II: Pengawasan tanda vital, pemeriksaan tanda
5
lemah, kecil dan cepat, tekanan darah menurun, anuria dan sakit perut, beri
infus.
e) Pada pasien DHF derajat III : infus diguyur, posisi semi fowler, beri O2
2) Resiko perdarahan
6. Komplikasi
a. Komplikasi susunan syaraf pusat komplikasi pada sumsum syaraf pusat dapat
c. Infeksi pnemonia, sepsis atau flebitis akibat pencemaran bakteri gram negatif
pada alat-alat pada waktu pengobatan, misalnya pada waktu tranfusi atau
d. Kerusakan hati
e. Kerusakan otak
6
f. Renjatan (syok) syok biasa dimulai dengan tanda-tanda kegagalan sirkulasi
yaitu kulit lembab, dingin pada ujung hidung, jari tangan dan jari kaki serta
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
b. Keluhan utama : Keluhan yang sering muncul pada pasien DHF adalah pasien
demam, kesadaran compos mentis. Turunnya panas terjadi antara hari ke-3
dan ke-7, dan anak semakin lemah. Kadang- kadang disertai dengan keluhan
kepala, nyeri otot dan persendian, nyeri ulu hati dan pergerakan bola mata
terasa pegal, serta adanya manifestasi perdarahan pada kulit, gusi (grade III,
d. Pemeriksaan Fisik
1) B1 (Breathing).
Inspeksi : Pada derajat 1 dan 2 : pola nafas regular, retraksi otot bantu nafas
tidak ada, pola nafas normal, Respirasi Rate dalam batas normal Pada derajat
3 dan 4 : pola napas ireguler, terkadang terdapat retraksi otot bantu nafas, pola
nafas cepat dan dangkal, frekuensi nafas meningkat, terpasang alat bantu
nafas.
7
Auskultasi : Pada derajat 1 & 2 : tidak adanya suara tambahan ronchi,
wheezing. Pada derajat 3 & 4 : adanya cairan yang tertimbun pada paru,
ronchi (+).
2) B2 (Blood)
Inspeksi : pada derajat 1 & 2 pucat, derajat 3 & 4 tekanan vena jugularis
menurun
Palpasi : pada derajat 1 dan 2 nadi teraba lemah, kecil, tidak teratur, Pada
derajat 3 tekanan darah menurun, nadi lemah, kecil, tidak teratur, pada derajat
Perkusi : pada derajat 3 dan 4 normal redup,ukuran dan bentuk jantung secara
kasar pada kasus DHF masih dalam batas normal Auskulatasi : Pada derajat 1
dan 2 bunyi jantung S1, S2 tunggal, pada derajat 3 dan 4 bunyi jantung S1, S2
tunggal
3) B3 (Brain)
Inspeksi : pada derajat 1&2 tidak terjadi penurunan tingkat kesadaran (apatis,
somnolen, stupor, koma) atau gelisah pada derajat 3 dan 4 terjadi penurunan
menurun, pupil miosis atau midriasis, reflek fisiologis atau reflek patologis.
4) B4 (Bladder)
warna berubah pekat dan berwarna coklat tua pada derajat 3 dan 4
Palpasi : pada derajat 3 dan 4 ada nyeri tekan pada daerah simfisis
8
5) B5 (Bowel)
frekuensi lebih dari 3 kali sehari, mukosa mulut kering, perdarahan gusi,
Auskultasi : pada derajat 1 dan 2 bising usus normal, pada derajat 3 dan 4
Perkusi : pada derajat 1 dan 2 mendengar adanya gas, cairan atau massa (-)
hepar dan lien tidak membesar, pada derajat 3 dan 4 terdapat hepar membesar
Palpasi : pada derajat 1 dan 2 ada nyeri tekan, hepar dan lien tidak teraba,
& melena.
6) B6 (Bone)
Inspeksi : pada derajat 1 dan 2 kulit sekitar wajah kemerahan, pasien tampak
lemah, aktivitas menurun, pada derajat 3 dan 4 terdapat kekakuan otot, adanya
ptekie atau bintik-bintik merah pada kulit, akral pasien hangat, biasanya
2. Diagnosa Keperawatan
suhu tubuh diatas normal, takikardia, takipnea, kulit merah, kulit terasa
hangat. (D.0130)
9
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Hipertermia Termoregulasi (L.14134) Manajemen Hipertermia (I.15506)
(D.0130) Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x8 jam
diharapkan suhu tubuh tetap berada pada rentang normal Observasi:
Pengertian : Kriteria Hasil: Identifikasi penyebab hipertermia (mis. dehidrasi,
Suhu tubuh Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun terpapar lingkungan panas, penggunaan inkubator)
meningkat di atas Meningka Menurun Monitor suhu tubuh
rentang normal t Monitor kadar elektrolit
1 Menggigil Monitor haluaran urine
tubuh
1 2 3 4 5 Monitor komplikasi akibat hipertermia
Memburu Cukup Sedang Cukup Membaik Terapeutik:
Sediakan lingkungan yang dingin
k Memburu Membaik
Longgarkan atau lepaskan pakaian
k
Basahi dan kipasi permukaan tubuh
3 Suhu tubuh Berikan cairan oral
1 2 3 4 5 Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
4 Suhu kulit Berikan oksigen, jika perlu
1 2 3 4 5 Edukasi
Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena,
jika perlu
3. Tujuan, Kriteria Hasil, Data Mayor, Minor, dan Diagnosa yang sesuai SDKI dan SLKI (PPNI, 2017, 2018, 2019)
10
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Nyeri Akut Tingkat Nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri (I.08238)
(D.0077) Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam
diharapkan tingkat nyeri menurun Observasi:
Pengertian : Kriteria Hasil: Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
Pengalaman sensorik Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik
kualitas, intensitas nyeri
atau emosional yang Memburuk Membaik
Identifikasi skala nyeri
berkaitan dengan 1 Frekuensi nadi
kerusakan jaringan Identifikasi respons nyeri non verbal
1 2 3 4 5
aktual atau fungsional, 2 Pola nafas Identifikasi faktor yang memperberat dan
dengan onset 1 2 3 4 5 memperingan nyeri
mendadak atau lambat Meningk Cukup Sedang Cukup Menurun Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
dan berintensitas at Meningka Menurun Monitor efek samping penggunaan analgetik
ringan hingga berat t Terapeutik:
yang berlangsung 3 Keluhan nyeri Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi
kurang dari 3 bulan. 1 2 3 4 5 nyeri
4 Meringis
Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
1 2 3 4 5
Fasilitasi istirahat dan tidur
5 Gelisah
1 2 3 4 5 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
6 Kesulitan tidur pemilihan strategi meredakan nyeri
1 2 3 4 5 Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
nyeri
Kolaborasi
11
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
12
Anjurkan pemberian produk darah, jika perlu
Anjurkan pemberian pelunak tinja, jika perlu
13
2. Implementasi Keperawatan
3. Evaluasi Keperawatan
membandingkan secara sistematis antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau
kiteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Tujuan dari evaluasi adalah untuk
mengetahui sejauh mana perawatan dapat dicapai berdasarkan kriteria hasil sesuai
perawat secara langsung pada pasien dan yang dirasakan pasien setelah tindakan
keperawatan,
14
DAFTAR PUSTAKA
15