Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGUE HEMORAGIC FEVER

(DHF)

DISUSUN OLEH :

NIKE ARDIYANTI GAYATERI

11222095

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA

2023
A. DEFINISI

Demam dengue adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue, dan
disebarkan melalui perantara nyamuk Aedes Aegypti yang telah terinfeksi dengan virus
dengue(Ratna,2011). Demam Berdarah Dengue (DBD/DHF) merupakan penyakit
menular yang ditandai panas (Demam) serta pendarahan(Ratna 2011). DBD merupakan
merupakan bentuk yang lebih parah dari demam dengue dimana terjadi perembesan
plasma yang ditandai hemakonsentrasi(peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan
di rongga tubuh yang menyebabkan syok, apabila tidak ditangani dengan tepat dapat
berujung kematian.

Derajat DBD/DHF menurut WHO :

Derajat I : Demam 2-7 hari disertai gejala tidak khas, dapat ditandai dengan uji
torniquet (+).

Derajat II : Sama dengan Derajat I, dengan disertai pendarahan spontan seperti


eputaksis, hematemesis, melena, pendarahan gusi.

Derajat III : Ditemukan tanda kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lembut(≤
120x/menit), tekanan nadi menurun (≤ 20mmhg) atau hipotensi disertai
kulit dingin, lembab, dan pasien menjadi gelisah.

Derajat IV : syok bera, nadi tidak teraba dan teakanan darah tidak teratur,
akral dingin dan berkeringat, kulit tampak biru.

B. ETIOLOGI

DBD disebabkan oleh virus dengue, yang merupakan genus flavivirus, keluarga
flaviridae. Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4, keempat
serotipe tersebut ditemukan di Indonesia. Seseorang yang tinggal di daerah endemis
dengue dapt terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama hidupnya(Sudoyo Aru,dkk 2009)

Virus dengue ditularkan melalui vektor serangga.Serangga yang berperan dalam


penyebaran virus dengue adalah nyamuk Aedes Aegepypti, nyamuk ini tersebar di
seluruh daerah tropis, dengan ciri khas terdapat sepasang garis putih yang sejajar di
tengah badan dan garis lengkung putih yang lebih tebal pada setiap sisi tubuhnya. Aedes
Aegypti senang berkembang biak pada genangan air yang bersih dan tempat
penyimpanan air, selain itu nyamuk jenis ini juga lebih senang menggigit pada tempat-
tempat yang terlinsungi seperti di dalam rumah.

C. MANIFESTASI KLINIS
1. Demam Dengue
Merupakan deam akut selama 2-7 hari, ditandai dengan dua atau lebih manifestasi
klinis sebagai berikut :
- Nyeri kepala
- Nyeri retro-orbital
- Mialgia/artralgia
- Ruam kulit
- Manifestasi pendarahan (ptekie atau uji bendung positif)
- Leukopenia
- Pemeriksaan serulogi dengue positif; tidak ditemukan DD/DBD yang sudah
dikonfirmasi pada lokasi dan waktu yang sama.
2. Demam Berdarah Dengue
berdasarkan diagnostik WHO 1997 daignosis DBD ditegakkan bila semua hal
dibawah ini terpenuhi
a. Demam atau riwayat demam akut antara 2-7 hari, biasanya bersifat bifasik.
b. Manifestasi pendarahan biasanya berupa :
- Uji torniquet positif
- Ptekie, ekimosis, dan purpura
- Pendarahan mukosa (epistaksis, perdarahan gusi), saluran cerna, tempat bekas
suntikan
- Hematemesis atau melena
c. Trombositopenia < 100.00/ul
d. Kebocoran plasma yang ditandai dengan :
- Peningkatan nilai hematokrit ≥ 20% dari nilai baku sesuaiumur dan jenis
kelamin
- Penurunan nilai hematokrit ≥ 20% setelah pemberian cairan yang adekuat
e. Tanda kebocoran plasma seperti : hipoproteinemi, asites, efusi pleura.
3. Sindrom Syok Dengue
Seluruh kriteria DBD diatas disertai dengan kegagalan sirkulasi yaitu :
a. Penurunan kesadaran ,gelisah
b. Nadi cepat lemah
c. Hipotensi
d. Tekanan darah menurun ≤ 20 mmHg
e. Perfusi perifer menurun
f. Kulit dingin-lembab
D. CLINICAL PATHWAY

Virus Dengue (vektor Beredar dalam Infeksi virus


nyamuk Aedes Aegypti) aliran darah Dengue (Viremia)

PGE2 Hipotalamus Membentuk dan Mengaktifkan


melepaskan zat C3a, C5a sistem
komplemen

Hipertermi Peningkatan reabsorbsi Permeabilitas


Na+ dan H2O membran meningkat

Agregasi trombosit Kerusakan endotel Resiko syok


pembuluh darah Hipovolemik

Trombositopeni
Merangsang Renjatan
&mengaktivasi faktor Hipovolemik dan
pembekuan hipotensi

DIC Kebocoran
plasma

Pendarahan

Resiko Resiko perfusi jaringan


pendarahan tidak efektif

Asidosis Hipoksia jaringan


metabolik

Resiko syok Kekurangan Ke ekstravaskuler


hipovolemik volume cairan

Paru-paru Hepar Abdomen

Efusi pleura Hepatomegali Ascites

Ketidak efektifan pola nafas Mual, muntah


Penekanan intra
abdomen
Ketidakseimbangan
Nyeri nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan dijumpai(Nur Salam 2008) :

1. Hb dan PCV meningkat (≥ 20%)


2. Trombositopenia (≤ 100.000/ml).
3. Leukopenia (mungkin normal atau leukositosis).
4. Ig.D.dengue positif.
5. Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan hipoproteinemia, hipokloremia, dan
hiponatremia.
6. Urium dan pH darah mungkin meningkat.
7. Asidosis metabolik : pCO2 <35-40 mmHg dan HCO3 rendah.
8. SGOT/SGPT mungkin meningkat.
F. PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan DHF yaitu :
1. Tirah baring
2. Makanan lunak dan diberi minum 1,5-2 liter dalam 24 jam.
3. Untuk hiperpireksia duberikan kompres
4. Berikan antibiotik bila terdapat kemungkinan terjadi infeksi.
b. Pada pasien dengan tanda renjatan dilakukan :
1. Pemasangan infus RL/Asering dan dipertahankan selama 12-48 jam
2. Observasi keadaan umum (tanda Tanda Vital)
c. Pencegahan DBD
A) Melakukan PSN DB (Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah) dengan
3M:
1) Menutup rapt penampungan air.
2) Menguras penampungan air minimal 1 minggu sekali.
3) Mengubur dan menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menjadi tempat
menggenangnya air.
B) Pengasapan (Fogging).
C) Larvadisasi, yaitu menaburkan bubuk abate pada tempat penyimpanan air untuk
membunuh larva nyamuk.
D) Penyuluhan Demam berdarah.
G. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
1. Identitas pasien
2. Keluhan utama : terjadi panas tinggi (≥ 41°C), terdapat bintik-bintik merah
pada kulit, keadaan umum anak lemah
3. Riwayat kesehatan
a) Riwayat penyakit sekarang: tanyakan kepada keluarga klien kapankah
terjadi keluhan, dan tindakan apa yang dilakuka untukmenatasi keluhan
b) Riwayat penyakit dahulu: tanyakan apakah keluarga klien apakah pasien
pernah mengalami penyakit yang lain atau penyakit yang sama dengan
jenis virus yang berbeda.
c) Riwayat keluarga : tanyakan kepada keluarga apakah dalam keluarga
pernah terjadi kasus yang sama.
d) Riwayat imunisasi: kaji kekebalan imun dari klien, dengan mengetahui
tingkat imunitas resiko timbulnya komplikasi dapat terjadi.
e) Riwayat gizi: kaji status gizi klien, apakah terjadi gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi.
f) Riwayat pemakaian obat: tanyakan kepada keluarga klien, apakah
memiliki alergi terhadap obat tertentu.
g) Kondisi lingkungan: tanyakan kepada klien bagaimanakah kondsi
lingkungan di sekitar rumah klien, apakah terdapat genangan air, atau
terdapat tumpukan sampah.
4. Pemeriksaan fisik
a) Sitem pernafasan (B1)
Apakah ada ketidak efektifan pola nafas, apakah ada ronchi, wheezing, da
gangguan irama pernafasan.
b) Sistem kardiovaskuler (B2)
Apakah terjadi gangguan sirkulasi darah dan irama jantung, kaji frequensi
denyut nadi, dan tekanan darah.
c) Sistem persarafan (B3)
Kaji tingkat kesadaran (composmentis, somnolent, apatais, dsb), apakh
terjadi nyeri.
d) Sistem perkemihan (B4)
Hitung jumlah rin yang keluar dan asupan cairan tubuh pasien, apakah
sebanding (adekuat) atau tidak.
e) Sistem pencernaan (B5)
Kaji apakah terjadi mual untah, kaji apakah terdapat hematemesis, melena,
atau gusi berdarah.
f) Sistem muskuloskeletal dan integumen(B6)
Kaji apakah terjadi nyeri pada bagian ekstermitas dan otot,kaji kekuatan
otot klien pada saat tirah baring, apakah ekstermitas terasa dingin,
berkeringat dan kulit tampak kebiruan. Kaji apakah timbul ptekie pada
daerah integumen, tugor kulit, muncul keringat dingin dan lembab.
H. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Resiko syok hipovolemik b.d perdarahan berlebihan, pindahnya cairan
intravaskuler ke ekstravaskuler
2. Kekurangan volume cairan b.d pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake nutrisi yang
tidak adekuat yang disebabkana mual muntah dan nafsu makan menurun
4. Ketidak efektifan pola nafas b.d jalan nafas tergangu akibat spasme otot-otot
pernafasan, nyeri, hipoventilasi
5. Nyeri akut b.d penekanan intra abdomen karena hepatomegali
6. Ganguan pola tidur b.d gangguan pola nafas, nyeri, hipertermia
I. INTERVENSI

DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL


Resiko syok hipovolemik b.d Setelah diberikan tindakan keperawatan 1. Monitor status sirkulasi 1. Mengetahui keseimbangan
perdarahan berlebihan, pindahnya diharapkan syok dapan dicegah dan BP,warna kulit, suhu cairan tubuh klien dan tanda-
cairan intravaskuler ke ditangani. kulit, denyut jantung, tanda dehidrasi
ekstravaskuler Kriteria hasil: nadi perifer, dan kapiler 2. Megetahui keseimbangan
- Nadi dan irama jantung refil kondisi klien terkini
dalam batas yang 2. Monitor TTV(nadi 3. Dengan meningikan bagian
diharapkan tekanan darah, suhu) kaki klien, dapat
( nadi: 80-90x/menit; 3. Tempatkan klien dalam meningkatkan preload
TD: 80-100/60 mHg) posisi supine jantung sehingga tidak terjadi
- Frequensi dan irama 4. Kolaborasi dengan penurunan kesadaran
nafas dalam batas yang dokter dalam pemberian 4. Kolaborasi dengan dokter
diharapkan(20-30x/menit) cairan IV atau oral sesuai dalam memenuhi cairan
- Mata cekung tidak advis tubuh pasien yang hilang,
ditemukan serta mempertahankan
kondisi klien
Kekurangan volume cairan b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Monitor status hidrasi 1. Mengontrol tanda-tanda
pindahnya cairan intravaskuler ke diharapkan keseimbangan cairan tubuh 2. Catat intake dan output dehidrasi
ekstravaskuler klien dapat terpenuhi, stetus hidrasi cairan 2. Mengetahui jumlah
pasien terpenuhi serta mempertahankan 3. Monitor vital sign/TTV intake dan output cairan
intake cairan dan nutrisi secara adekuat 4. Dorong klien untuk klien selama sehari, guna
Kriteria hasil: makan dan minum mengetahui kebutuhan
- Mempertankan urine 5. Tawarkan snack (jus cairan klien
output sesuai usia, BB, BJ buah, buah segar) 3. Mengetahui kondisi klien
urine normal, HT normal 6. Monitor masukan cairan terkini
- Tekanan darah nadi dan makanan/cairan dan 4. Memotivasi klien agar
suhu tubuh dalam batas hitung intake kalori bisa memenuhi
normal (nadi: harian kebutuhan cairan yang
80-90x/menit; TD: 80- 7. Dorong keluarga untuk dibutuhkan
100/60 mHg; suhu:36,6- mebantu psien makan 5. Menambah asupan cairan
37,2°C) 8. Kolanorasi dengan pasien apabila pasien
- Tidak ada tanda dehidrasi, dokter dalam pemberian suka memilihmilih
tugor kulit baik,membran cairan per IV makanan
ukosa lembab, tidak ada 6. Mengetahui masukan dan
rasa haus berlebih keluaran cairan
7. Dengan bantuan keluarga
akan menambah
motivasiklien dalam
memenuhi kebutuhan
cairan sehari-hari
8. Kolaborasi dengan dokter
untuk memenuhi
kebutuhan cairan klien
per IV
Ketidakseimbangan nutrisi kurang Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Kaji adanya alergi 1. Mengetahui apakah klien
dari kebutuhan tubuh b.d intake diharapkan status nutrisi dapat kembali, makanan memiliki alergi terhadap
nutrisi yang tidak adekuat yang dan mengontrol berat badan dan intake 2. Berika makanan salah satu jenis makanan
disebabkana mual muntah dan nafsu makanan dan minuman. yang terpilih/ sesuai tertentu
makan menurun Kriteria hasil: dengan kadar gizi 2. Emenuhi kebutuhan
- Adanya peningkatan BB yang diperlukan nutrisi klien
sesuai tujuan (setelah 3. Memotivasi klien agar
- Berat badan ideal sesuai berkolaborasi dengan dapat menghabiskan
tinggi badan ahli gizi) makananya
- Mamapu mengidentifikasi 3. Dorong klien untuk 4. Menciptakan lingkungan
kebutuhan nutrisi makan dan minum yang nyaman dan
- Tidak terjadi penurunan 4. Ciptakan lingkungan menyenangkan dalam
BB yag berarti yang nyaman membantu pasien untuk
5. Berikan informasi menambah nafsu makan
kepada kluarga 5. Memberikan informasi
tentang kebutuhan kepada keluarga tentang
nutrisi kebutuhan nutrisis harian
6. Monitor jumlah yang dibutuhkan klien
nutrisi dan 6. Mengetahui jumlah kalori
kandungan kalori yang diperlukan tubuh
7. Monitor BB dan 7. Mengetahui pertambahan
adanya penurunan dan pengurangan BB
BB klien
8. Monitor mual 8. Mengetahui apakah
muntah masih terjadi mual
9. Monitor tipe dan muntah
jumlah aktivitas yang 9. Mengetahui aktivitas
biasa dilakukan klien yang
10. Monitor interaksi memepengaruhi terhadap
klien dan orang tau kebutuhan nutrisi harian
selama makan klien
11. Jadwalkan 10. Mengetahui hubungan
pengobatan dan klien dan orang tua guna
tindakan tidak dalam menambah motivasi klien
jam makan untuk makan
12. Monitor lingkungan 11. Agar jam makan klien
selama makan tidak terganngu, dan
13. Kolaborasi dengan nutrisi klien dapat
ahli gizidalam terpenuhi
pemberian nutrisi 12. Mengetahui apakah
harain terdapat penyulit di
lingkungan yang
menyebabkan klien sulit
makan
13. Berkolaborasi dengan
ahli gizi dalam
menentukan asupan yang
sesuai dengan kondisi
klien
Ketidak efektifan pola nafas b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Pertahankan posisi 1. Dengan posisi klien semi
jalan nafas tergangu akibat spasme diharapkan jalan nafas dapat kembali pasien semifowler fowler(45°) akan
otot-otot pernafasan, nyeri, lancar dan tanda-tanda vital kembali 2. Lakukan tindakan memperlebar jala nafas
hipoventilasi normal nebulizer klien sehingga sesak
Kriteria hasil: 3. Monitor tanda-tanda teratasi
- Klien tidak merasa sesak, vital 2. Dengan pemberian
irama nafas normal, 4. Kolaborasi dengan nebulizer diharapkan
frequensi nadas normal, dokter dalam jalan nafas dapat melebar
tidak ada suara nafas pemberian obat 3. Mengetahui kondisi
abnormal bronkhodilator terkini klien
- Tanda-tanda vital 4. Kolaborasi dalam
normal(20-30x/menit) pemberian bronkodilator
terhadap klien untuk
memperlebar jalan nafas
Nyeri akut b.d penekanan intra Setelah diakukan tindakan keperawtan 1. Lakukan pengkajian 1. Mengetahui tingkatan
abdomen karena hepatomegali diharakan tingkat nyeri berkurang ,dan terhadap nyeri nyeri yang dialami klien
pasien merasa nyaman 2. Gunakan kominikasi 2. Dengan menggunakan
Kriteria hasil: teraupetik untuk komunikasi teraupetik,
- Klien mengaku nyeri mengetahui akan terjadi hubungan
berkurang pengalaman pasien saling percaya antar
- Klien mengatakan merasa 3. Kaji sumber dan tipe perawata dan klien
nyaan nyeri sehingga sumber nyeri
4. Ajarkan teknik nafas dapat dikaji
dalam 3. Mengetahui sumber nyeri
5. Kolaborasi klien untuk ditangani
dalam pemberian 4. Dengan menghirup nafas
terapi analgesik dalam ,otot-otot yang
terdapat di diaframa akan
terelaksasi dan mngurangi
ketegangan
5. Kolaborasai dengan
dokter dalam pemberian
terapi farmakologis guna
mengurangi nyeri
Ganguan pola tidur b.d gangguan Setelah diberikan tindakan keperawtan 1. Anjurkan klien agar 1. Dengan menciptakan
pola nafas, nyeri, peningkatan suhu diharapkan klien dapat beristirahat menciptakan lingkungan yang nyaman
dengan optimal lingkungan yang aka membantu klien
Kriteria hasil: nyaman kepada klien rileks
- Mencapai tidur yang 2. Jelaskan kepada 2. Dengan mengetahui
nyenyak(8 jam sehari) keluarga pasien pentingnya kualitas tidur
- Pasie tidak rewel pentingnya tidur kepada keluarga,
yang adekuat diharapkan keluarga
3. Kolaborasi dengan dapat menciptakan
dokter dalam lingkungan yang nyaman
pemberia obat tidur 3. Kolaborasi pemberian
obat tidur unuk
membantu klien tidur
dengan nyenyak
DAFTAR PUSTAKA

Dani S, Cecep.2011.VEKTOR PENYAKIT TROPIS.Yogyakarta: Gosyen Publishing

Dewi P, Ratna.2011.WASPADAI PENYAKIT PADA ANAK.Jakarta barat: PT Indeks

Nadesul, Hendrawan.2007.Cara Mudah Mengalahkan Demam Berdarah.Jakarta: PT


Kompas Media Nusantara

Nanda.2013. APLIKASI ASUHAN KEPERAWTANBERDASARKAN DIAGNOSA MEDIS &


NANDA NIC-NOC.Amerika:Med Action publishing

Nilus S&Wikanda.2013.PERTOLONGAN PERTAMA PADA ANAK


SAKIT.YOGYAKARTA: KATAHATI

Nursalam, dkk.2008.ASUHAN KEPERAWATAN BAYI dan ANAK.Jakarta: Salemba Medika

Sujono&Suharsono.2010.Asuhan Keperawatan pada Anak Sakit.Yogyakarta: Gosyen


Publishing

Anda mungkin juga menyukai