Disusun Oleh:
FAKULTAS KEPERAWATAN
2023
A. Pengertian
Dengue haemoragic fever (DHF) atau dikenal sebagai demam berdarah
adalah penyakit infeksi virus yang disebabkan oleh virus dengue yang
ditandai dengan manifestasi perdarahan, penurunan trombosit
(trombositopenia), adanya hemokonsentrasi yang ditandai kebocoran plasma
(peningkatan hematokrit, asites, efusi pleura, hipoabluminemia) dapat
disertai gejala-gejala khas seperti nyeri kepala, nyeri otot dan tulang, ruam
kulit, nyeri belakang bola mata.
B. Etiologi
Penyakit DHF merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus
dengue yang disebabkan oleh nyamuk terutama spesies nyamuk aedes
aegepty. DHF diesbabkan oleh virus dengue yang masuk golongan genus
flavivirus keluarga flavivindae. Flavivirus salah satu virus dengan diameter
sekitar 30 mm yang terdiri dari asam anibokeat rantai tunggal dengan berat
molekul mencapai 4x104 terdapat 4 tipe serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2,
DEN-3, dan DEN-4 yang keseluruhan dapat menyebabkan terjadinya
demam dengue, keempat type ini bisa ditemukan di Indonesia dengan DEN-
3 merupakan serotype terbanyak ditemukan.
C. Klasifikasi
DD/DBD Derajat Tanda dan Gejala Laboratorium
DD Demam disertai dua atau Leukopenia serologi
lebih tanda: mialgia, trombositopenia tidak dengue
sakit kepala, nyeri ditemukan bukti ada
retroorbital, atralgia. kebocoran plasma
DBD I Gejala di atas diatambah Trombositopenia <100.000
uji bendung positif ada kebocoran plasma
DBD II Gejala di atas, ditambah
dengan endarahan
spontan
DBD III Gejala di atas ditambah
kegagalan sirkulasi (kulit
dingin, lembab, gelisah)
DBD IV Syok berat disertai
dengan tekanan darah,
dan nadi tidak teratur
D. Manifestasi Klinis
1. Demam atau riwayat demam akut antara 2-7 hari,biasanaya bersifat
bisasik
2. Manifestasi perdahan yang biasanay berupa:
- Uji torniqute (+)
- Ptekie, ekimosis atau pleura
- Perdarahan mukasa (epistaktis, perdarahan gusi), saluran cernah,
tempat bekas suntikan
- Hematemesis atau melena
3. Tromositipenis <100.000/ul
4. Kebocoran plasma yang ditandai dengan:
- Peningkatan nilai hematokrit ±20% dari nilai baku sesuai umur dan
jenis kelamin
- Penurunan nilai hematokrit <20% setelah pemberian cairan yang
adekuat
5. Tanda kebocoran plasma seperti:
- Hipoproteinemia, asitosis, efusi pleura
E. Komplikasi
1. Perdarah disebabkan oleh perubahan vaskular, penurunan jumlah
trombosit dan koagulasi (trombositopenia) dihubungkan dengan
meningkatnya megakonosit muda dan sel-sel tulang pendeknya. Masa
hidup trombosit tenderwin perdarahan dapat dilihat dari uji torniquet (+),
ptekie, ekimosis dan perdarahan saluran cerna, hematemesis dan melena.
2. Kegagalan sirkulasi DSS (Dengue Syok Syndrom) terjadi pada hari ke-2
sampai 7 yang disebabkan oleh peninkatan permeabilitas vesikuler
sehingga terjadi kebocoran plasma, efusi cairan seroid ke rongga pleura.
3. Hepatomegali, hati umumnya membesar dengan nekrosis karena
perdarahan yang terjadi pada lobulus hari dan sel kapilaer.
4. Efusi pleura, terjadi karena kebocoran plasma yang mengakibatkan
ekstrasi cairan intramuskular sel hal tersebut dibuktikan dengan adanya
cairan dalam rongga pleura yaitu adanya dipneu.
F. Patofisiologi
Dengue ditularkan pada manusia terutama oleh nyauk Aedes Aegepty dan
nyamu Aedes Albopictus dan juga terkadang ditularkan oleh Aedes
Pollynesiesisdan beberapa spesies nyamuk lainnya yang aktif menghisap
darah pada siang hari. Sesudah darah yang terinfeksi terhisap nyamuk, virus
memasuki kelenjar liur nyamuk (saliva glandasi) lalu berkembang biak dan
menjadi infektif dalam waktu 8-10 hari yang disebut masa inkubasi. Skala
virus memasuki tubuh nyamuk dan berkembangbiak nyamuk akan tetap
infektif seumur hidupnya
G. Pathway
Demam 38,5C
Peningkatan
Permebilitas membran
reabsorpsi Na2 dan
meningkat
H 2O
Hipertermia
Trombositopenia
Merangsang dan Kebocoran Plasma
mengaktifkan faktor
DIC
Risiko
perdarahan
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Trombositopenia (<100.000/ mm³)
2. Hb dan PCV meningkat 20%
3. Leukopenia (mungkin normal atau leukositosis)
4. Isolasi virus.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
DENGUE HEMORRHAGIC FEVER (DHF)
viii. Abdomen
Periksa kontur abdomen ketika sedang berdiri atau berbaring terlentang, simetris
atau tidak, periksa warna dan keadaan kulit abdomen, amati turgor kulit.
Lakukan auskultasi terhadap bising usus serta perkusi pada semua area
abdomen. Pada klien Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) biasanya ada
pembesaran hati (hepatomegali), asites, dan mengalami nyeri tekan
ix. Genetalia dan Anus
Periksa kulit sekitar daerah anus terhadap kemerahan dan ruam, kaji kebersihan
sekitar anus dan genetalia, inspeksi ukuran penis, inspeksi adanya tanda- tanda
pembengkakan, amati ukuran skrotum, periksa anus terhadap tanda-tanda fisura,
hemoroid dan polip.
x. Punggung dan bokong
Kaji bentuk kesimetrisan punggung dan bokong, kaji adanya lesi atau tidak, kaji
adanya kelainan tulang belakang. Pada umumnya tidak terjadi kelainan pada
klien Dengue Hemorrhagic Fever (DHF).
xi. Ekstremitas
Kaji bentuk kesimetrisan bawah dan atas, kelengkapan jari, apakah terdapat
sainosis pada ujung jari. Adanya atrofi dan hipertrofi otot, masa otot tidak
simetris, tonus otot meningkat, rentang gerak terbatas, kelemahan otot, gerakan
abnormal seperti tremor distonia, edema, tanda kernig positif ( nyeri bila kaki
diangkat dan dilipat ), tugor kulit tidak cepat Kembali setelah dicubit, kulit
kering dan pucat, amati apakah ada klabing pinger. Pada klien dengan Dengue
Hemorrhagic Fever (DHF) biasanya akral hangat serta terjadi nyeri otot, sendi
dan tulang.
xii. Data Psikososial
Hal-hal yang perlu dikaji dalam data psikososial untuk memudahkan dalam
menentukan intervensi diantaranya :
• Respon anak terhadap kecemasan
• Respon anak terhadap kehilangan kendali
• Respon anak terhadap trauma fisik dan nyeri
• Mekanisme koping anak pada hospitalisasi
• Reaksi dan mekanisme koping keluarga terhadap hospitalisasi anak.
2. Analisa Data
Analisa adalah menghubungkan data yang diperoleh dengan konsep, teori, prinsip, asuhan
keperawatan yang relevan dengan kondisi klien. Analisa data dilakukan melalui
pengesahan data, pengelompokkan data, membandingkan data, menentukan masalah
kesehatan dan keperawatan klien.
3. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan mungkin muncul pada klien dengan DHF, menurut (Doenges,
2012) adalah :
a. Hipertemi berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan suhu tubuh
meningkat
b. Risiko defisit nutrisi berhubungan dengan intake makanan yang kurang
c. Risiko tinggi difisit volume cairan tubuh berhubungan dengan perpindahan cairan dari
intra vaskular ke extra vaskular
d. Risiko perdarahan berhubungan dengan trombositopenia
e. Risiko syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan
f. Gangguan aktivitas berhubungan dengan kelemahan
g. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kurang nya pengetahuan keluarga tentang
perawatan personal hygiene
4. Asuhan Keperawatan
• Intervensi Keperawatan
Edukasi :
- Anjurkan membuat catatan harian
tentang perasaan dan situasi pemicu
pengeluaran makanan
- Ajarkan pengaturan diet yang tepat
- Ajarkan keterampilan koping untuk
penyelesaian perilaku makan
Kolaborasi :
- Kolasi dengan ahli gizi tentang target
berat badan, kebutuhan kalori, dan
pilihan makanan
3. Hipovolemia bd Setelah dilakukan Tindakan (I.03116)
kekurangan intake tindakan Observasi :
cairan ditandai keperawatan - Periksa tanda dan gejala
dengan membran selama ... x 24 jam hipovolemia (misal frekuensi nadi
mukosa kering anak diharapkan meningkat,nadi teraba lemah,
status cairan tekanan darah menurun, tekanan
membaik (L.03028) nadi menyempit, turgor kulit
Kriteria hasil : menurun, membran mukosa
1. Kekuatan nadi kering, volume urin menurun,
meningkat hematokrit meningkat, haus,
2. Turgor kulit lemah)
meningkat - Monitor intake dan output cairan
3. Berat badan Terapeutik :
meningkat - Hitung keburuhan cairan
4. Perasaan lemah - Berikan posisi modified
menurun trendelenburg
5. Keluhan haus - Berikan asupan cairan oral
menurun Edukasi :
6. Frekuensi nadi - anjurkan memperbanyak asupan
membaik tekanan cairan oral
darah membaik - anjurkan menghindari perubahan
7. Membran mukosa posisi mendadak
membaik
8. Kadah Hb Kolaborasi :
membaik kadar ht - pemberian cairan iv
membaik
9. Suhu tubuh
membaik
Edukasi :
- Jelaskan penyebab atau faktor
risiko syok
- Jelaskan tanda dan gelaja awal
syok
- Anjurkan melapor jika menemukan
atau merasakan tanda gelaja syok
- Anjurkan memperbanyak asupan
oral
- Anjurkan hndari alergen
Kolaborasi :
- Kolaborasi IV jika perlu
- Kolaborasi pemberian tranfusi
darah jika perlu
- Kolaborasi anti inplasi jika perlu
ii. Pemantauan caiaran (I.03121)
Observasi :
- Monitor frekuensi dan kekuatan
nadi
- Monitor frekuensi kekuatan napas
- Monitor tekanan darah
- Monitor berat badam
- Monitor waktu pengisian kapiler
- Monitor elastisitas atau turgor kulit
- Monitor jumlah, warna dan berat
jenis urine
- Monitor kadar albunim dan protein
total
- Monitor hasil pemeriksaan serum
(mis, osmolaritas serum,
hematokrit, natrium, kalium, dan
BUN)
- Monitor intek dan output cairan
- Identifikasi tanda-tanda
hipovolemia (mis, frekuensi nadi
meningkat, nadi terasa lemah,
tekanan darah menurun, tekanan
nadi menyempit, turgor kulit
menurun, mukosa kering, volume
urine menurun, hematokrit
meningkat, haus, lemah,
konfentrasi urine meningkat dan
berat badan menurun dalam waktu
singkat)
- Indentifikasi tanda tanda
hipervolemia (mis, dispneu, edema
perifer, edema anasarka, JVP
meingkat, CVP meningkat, reflek
hepatojugular +, berat badan
menurun dalam waktu singkat
- Identifikasi faktor risiko
ketidakseimbangan cairan (mis,
prosedur pembedahan mayor,
trauma atau perdarahan, luka
bakar, averesis, obstruksi
intestinal, peradangan prankeas,
penyakit ginjal dan kelenjar,
disfungsi intestinal)
Terapeutik :
- Atur interfal waktu pemantauan
sesuai kondisi pasien
- Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi :
- Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan
jika perlu
6. Gangguan Setelah dilakukan Dukungan Mobilisasi (1.05173)
Aktifitas b.d tindakan Observasi :
kelemahan keperawatan … x … - Identifikas adanya nyeri atau
(D.0054) jam, diharapkan keluhan fisik lainnya
suhu tubuh menurun - Identifikasi toleransi fisik
dengan kriteria hasil melakukan pergerakan
: - Monitor frekuensi jantung &
1. Pergerakan tekanan darah sebelum
ekstremitas memulai mobilisasi
2. Kekuatan Otot - Monitor kondisi umum
3. Rentan Gerak selama melakukan mobilisasi
Terapeutik :
- Fasilitasi aktifitas mobilisasi
dengan alat bantu (misal,
pagar tempat tidur)
- Fasilitasi melakukan
pergerakan
- Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
Edukasi :
- Jelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
- Ajarkan mobilisasi sederhana yang
harus dilakukan (mis. Duduk di
tempat tidur, duduk di sisi tempat
tidur, pindah dari tempat tidur ke
kursi)