Anda di halaman 1dari 26

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Dasar Penyakit.

2.1.1 Defenisi Dengue Hemoragic Fever( DHF)

DHF (Dengue haemorragic Fever) adalah penyakit demam akut yang


dapat menyebabkan kematian dan disebabkan oleh empat serotipe virus
dari genus Flavivirus,virus RNA dari keluarga Flaviviridae. Infeksi oleh
satu serotipe virus dengue menyebabkan terjadinya kekebalan yang lama
terhadap serotipe virus tersebut, dan kekebalan sementara dalam waktu
pendek terhadap serotipe virus dengue lainnya. Pada waktu terjadi
epidemic di dalam darah ( Soedarto 2012).

Dengue Hemoragik Fever (DHF) adalah penyakit yang ditandai


dengan demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas dan berlangsung
terus menerus selama 2-7 hari, maifestasi perdarahan termasuk uji
tourniquet positif, trombositopeni, dan hemokosentrasi (peningkatan
hematocrit ≤20 % (Wijaya, 2013).

Dengue Hemoragik Fever (DHF) adalah penyakit demam akut akibat


infeksi virus dengue, dengan manifestasi yang sangat bervariasi, mulai dari
demam akut hingga sindrom renjatan yang dapat menyebabkan mordalita,
( Tanto 2014) .

2.1.2. Anatomi Fisiologi.

a. Anatomi Darah

Darah adalah cairan didalam pembuluh darah yang mempunyai


fungsi transformasi oksigen karbohidrat dan metabolit, mengatur
keseimbangan asam dan basa, mengukur suhu dengan cara konduksi
(hantaran), membawa panas tubuh dari produksi panas (hepar dan otot)
untuk di distribusikan keseluruh tubuh, pengaturan hormon dengan
membawa dan menghantarkan dari kelenjar kesasaran (Drs
Syaifudin,2016)

b. Fisiologi

1. Plasma

Plasma merupakan bagian cairan ini dari darah Plasma adalah air
sekitar 90% dan sekitar 10% protein terlarut. Glukosa, ion, hormon, dan
gas. Darah sebagian besar terdiri dari plasma.

2. Sel Darah Merah

Fungsi utama eritrosit adalah pertukaran gas eritrosit membawa


oksigen dari paru menuju ke jaringan dan membawa oksigen dari paru
menuju kejaringan dan membawa karbon dioksida dari jaringan tubuh
paru. Eritrosit tidak mempunyai sel, tetapi mengandung beberapa
organel dalam sito plasma ( Dr Rukhman 2014).
3. Sel Darah Putih

Sel darah putih (leukosit) pada umumnya dibagi menjadi granulosit


dan agranulosit. Agranulosit terdiri dari limposit dan monosit. Meskipun
leukosit adalah sel darah, tetapi fungsinya lebih banyak dilakukan
didalam jaringan ( Dr Rukhman 2014).

4. Trombosit

Trombosit adalah sel darah yang berperan penting dalam hemostasis.


Trombosit melekat pada lapisan endotel pembuluh darah yang robek
(luka) dengan membentuk plug trombosit. Trombosit tidak mempunyai inti
sel, berukuran 1-4 dan sitiplasma berwarna biru dengan granula ungu
kemerahan (Dr Rukhman 2014).

2.1.3. Etiologi

Menurut Marni 2016

penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari 4 virus asam ribo nukleal tunggal
dari famili flavivirus yang ditularkan oleh vektor nyamuk Aedes aegypti dan
aedes Albopictus. Masa inkubasi penyakit ini berakhir 4-5 hari setelah timbulnya
demam.(Marni 2016 )

2.1.4. Patofisiologi /Pathway

a. Patofisiologi

Virus dengue yang telah masuk ketubuh penderita akan menimbulkan


viremia. Hal tersebut akan menimbulkan reaksi oleh pusat pengatur suhu
di hipotalamus sehingga menyebabkan (pelepasan zat bradikinin,
serotinin, trombin, Histamin) terjadinya: peningkatan suhu. Selain itu
viremiamenyebabkan pelebaran pada dinding pembuluh darah yang
menyebabkan perpindahan cairan dan plasma dari intravascular ke
intersisiel yang menyebabkan hipovolemia. Trombositopenia dapat terjadi
akibat dari, penurunan produksi trombosit sebagai reaksi dari antibodi
melawan virus (Murwani, 2011)

b. Pathway

Dengue hemoragik fever (DHF)

Virus Dengue terdapat pada


nyamuk aedes aeygypty

Nyamuk aedes aegypty


menggigit Manusia

Masuk ke Aliran Darah

Viremia

Mekanisme Tubuh komponen antigen dan renjatan

Untuk Melawan Virus antibodi meningkat (proses imonologi)

Peningkatan asam pembebasan histamin kepembuluh darah

lambung dan ke otak melalui

Anoreksia,mual,muntah peningkatan permebialitas


Dinding pembuluh darah Virus berkembang di
DIFISIT
] dalam darah
NUTRISI
hipovolemia
Kebocoran plasma
HIPERTERMIA

Perdarahan ektra seluler Plasma banyak menguap

pada jaringan intertitial tubuh


RESIKO SYOK
Hemolobin turun

Nutrisi oksigen ke jantung penekanan saraf

Menurun RESIKO
PERDARAHAN
lemas

INTOLENRANSI
AKTIFITAS

Sumber : Tim Pokja DPP PPNI ( 2017), Murwani (2011), Herdman (2010).
2.1.5. Manifestasi klinik

Menurut Khair 2013,


Tanda dan gejalanya adalah :
1. Demam tinggi 5-7 hari
2. Perdarahan , terutama perdarahan bawah kulit, ptekie, hematoma
3. Epistaksi, hemamelena, hematuria
4. Mual, muntah diare, konstipasi, tidak ada nafsu makan
5. Nyeri otot, tulang dan sendi, abdomen dan ulu hati.
6. Sakit kepala
7. Pembengkakan sekitar mata
8. Pembesaran hati, limpa dan kelenjer getah bening
9. Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin,tekanan darah
menurun, gelisah, capila reffil time lebih dari 2 detik nadi cepat dan
lemah).

1.2.6. Komplikasi

Menurut Widagdo (2012) komplikasi DBD adalah sebagai berikut :

1. Gagal ginjal.

2.Efusi pleura.

3. Hepatomegali.

4.Gagal jantung
. 1.2.7. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Susalaningrum,R. (2013) pada pemeriksaan darah pasien DHF


akan dijumpai sebagai berikut.

1. Hb dan PCV meningkat (> 20 %).

2. Trombositopenia (< 100.000/ml).

3. Leukopenia (mungkin normal atau lekositosis)

4. Ig.D dengue positif

5. Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan hipoproteinemia,


hipokloremia, hiponatremia.

6. Urin dan pH darah mungkin meningkat.

7. Asidosis metabolik: pCO2 < 35-40 mmHg, HCO3 rendah.

8. SGOT/SGPT mungkin meningkat.

2.1.8. Penatalaksaan Medis dan Perawatan

a. Menurut (Meilany, 2010) penatalaksanaan untuk DBD sebagai berikut :

1. Tirah baring
2. Makanan lunak, dan bila belum nafsu makan diberi minum 1,5-2
liter dalam 24 jam (susu, air dengan gula) atau air tawar yang
ditambah garam.
3. Medika Mentosa yang bersifat simtomatis, seperti hiepertermia
diberikan asetamiofen, jangan diberikan asetosal karena bahaya
perdarahan.
b. Pasien tanda renjatan dilakukan :

1. Pemasangan infus dan dipertahankan 12-48 jam setelah renjatan


teratasi.
2. Observasi keadaan umum, nadi, tekanan darah, suhu, dan pernapasan
tiap jam, serta Hb dan Ht tiap 4-6 jam pada hari pertama selanjutnya
tiap 24 jam
3. Pada pasien DSS diberikan cairan intravena yang diberikan dengan
diguyur, seperti NaCl, ringer laktat, yang dipertahankan selama 12-
24 jam setelah renjatan teratasi. Bila tidak nampak perbaikan dapat
diberikan plasma sejumlah 15-29 ml/kg BB dan dipertahankan
selama 12-24 jam. Setelah renjatan teratasi bila kadar Hb dan Ht
mengalami penurunan maka diberi transfusi darah.

2.2 Konsep Dasar Keperawatan (Asuhan Keperawatan Teoritis)

Konsep dasar adalah langkah-langkah sistematik untuk menentukan


dalam merencanakan penyelesaian masalah klien, lalu
mengimplementasikan dan mengevaluasi apakah rencana yang dibuat
cukup efektif dalam menyelesaikan masalah yang terjadi . (Herdman,
2015) .

2.2.1. Pengkajian

Pengkajian merupakan pengumpulan informasi subjektif dan


objektif,dan peninjauan informasi riwayat pasien pada rekam medik.
Informasi subjektif, misalnya dengan wawancara pasien/ keluarga.
Sedangkan informasi objektif, misalnya dengan pengukuran tanda-
tanda vital dan pemeriksaan fisik.

Data yang perlu dikaji yaitu :

a. Anamnese
1. Identitas Pasien

Nama, no rekam medis, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,


alamat, pekerjaan, agama, status perkawinan, suku bangsa, tanggal
masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, tanggal registrasi.

2. Identitas penanggung jawab.

Nama/inisial, umur, jenis kelamin, alamat dan hubungan dengan


pasien.

b. Riwayat Kesehatan

1. Keluhan Utama (pada saat pengkajian) :

Alasan atau keluhan yang menonjol pada pasien Dengue Hemoragik


Fever (DHF) Untuk datang kerumah sakit adalah panas tinggi dan
badan lemah.

2. Riwayat penyakit saat ini.

Didapat adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil


dan saat demam kesadaran kompos mentis. Turunnya panas antara hari
ke-3 dan ke-7. Dan pasien semakin lemah. Kadang=kadang disertai
dengan keluhan batuk, pilek, nyeri menelan, mual muntah, anorexia,
diare, sakit kepala, nyeri otot, dan persendian, nyeri uluhati dan
pergerakan bola mata terasa pegal serta adanya manifestasi perdarahan
pada kulit, gusi ( grade III dan IV) melena atau hematomisis.

3. Riwayat Penyakit Yang Pernah Diderita

Riwayat kesehatan dahulu meliputi pernah menderita DHF atau


tidak, riwayat kurang gizi, riwayat aktivitas sehari-hari, pola hidup (life
style)
4. Riwayat Penyakit Yang Pernah Diderita Keluarga

Riwayat adanya penyakit DHF dalam anggota keluarga.

Genogram

5. Riwayat alergi.

Riwayat alergi pada pasien.

c. Pengkajian pola fungsi gorgon Widodo (2017)

1. Persepsi Kesehatan dan managemen kesehatan.

Menggambarkan Persepsi,pemeliharaan dan penanganan kesehatan


Persepsi terhadap arti kesehatan,dan penatalaksanaan kesehatan,kemampuan
menyusun tujuan,pengetahuan tentang praktek kesehatan,

2. Pola aktivitas dan latihan.

Menggambarkan pola latihan,aktivitas,fungsi pernafasan dan sirkulasi.


Pentingnya latihan/gerak dalam keadaan sehat dan sakit, gerak tubuh dan
kesehatan berhubungan satu sama lain.

Kemampuan klien dalam menata diri apabila tingkat kemampuan :

a. Mandiri,

b. Dengan alat bantu,

c. Dibantu orang lain,

d. Dibantu orang dan alat


e. Tergantung dalam melakukan ADL, kekuatan otot dan Range Of Motion,
riwayat penyakit jantung, frekuensi, irama dan kedalaman nafas, bunyi nafas
riwayat, penyakit paru.

3. Pola Istirahat-Tidur

Menggambarkan Pola Tidur,istirahat dan persepasi tentang energi.


Jumlah jam tidur pada siang dan malam, masalah selama tidur, insomnia atau
mimpi buruk, penggunaan obat, mengeluh letih

4.  Pola Nutrisi Metabolik

Menggambarkan Masukan Nutrisi, balance cairan dan elektrolit


Nafsu makan,pola makan, diet,fluktuasi BB dalam 6 bulan terakhir, kesulitan
menelan,Mual/muntah,Kebutuhan jumlah zat gizi, masalah /penyembuhan
kulit,Makanan kesukaan.

5.  Pola Eliminasi

Menjelaskan pola Fungsi eksresi,kandung kemih dan Kulit


Kebiasaan defekasi,ada tidaknya masalah defekasi,masalah miksi (oliguri,disuri,
dll),penggunaan kateter, frekuensi defekasi dan miksi, Karakteristik urin dan
feses, pola input cairan, infeksi saluran kemih,masalah bau badan, perspirasi
berlebih, dll

6. Pola Kognitif Perseptual

Menjelaskan Persepsi sensori dan kognitif. Pola persepsi sensori meliputi


pengkajian fungsi penglihatan, pendengaran, perasaan, pembau dan
kompensasinya terhadap tubuh. Sedangkan pola kognitif didalamnya mengandung
kemampuan daya ingat klien terhadap persitiwa yang telah lama terjadi dan atau
baru terjadi dan kemampuan orientasi klien terhadap waktu, tempat, dan
nama(orang atau benda yang lain).Tingkat pendidikan, persepsi nyeri dan
penanganan nyeri, kemampuan untuk mengikuti, menilai nyeri skala 0-10,
pemakaian alat bantu dengar, melihat, kehilangan bagian tubuh atau fungsinya,
tingkat kesadaran, orientasi pasien, adakah gangguan penglihatan,pendengaran,
persepsi sensori (nyeri),penciuman dll.

7. Pola Konsep Diri

Menggambarkan sikap tentang diri sendiri dan persepsi terhadap kemampuan.


Kemampuan konsep diri antara lain gambaran diri, harga diri, peran, identitas dan
ide diri sendiri. Manusia sebagai system terbuka dimana keseluruhan bagian
manusia akan berinteraksi dengan lingkungannya. Disamping sebagai system
terbuka, manusia juga sebagai mahkluk bio-psiko-sosio-kultural spriritual dan
dalam pandangan secara holistic. Adanya kecemasan, ketakutan atau penilaian
terhadap diri, dampak sakit terhadap diri, kontak mata, aktif atau pasif, isyarat non
verbal,ekspresi wajah, merasa tak berdaya,gugup atau relaks.

8. Pola Koping

Menggambarkan kemampuan untuk menangani stress dan penggunaan


system pendukung. Penggunaan obat untuk menangani stress,interaksi dengan
orang. Penggunaan obat untuk menangani stress,interaksi dengan orang
terdekat, , menangis, kontak mata,metode koping yang biasa digunakan , efek
penyakit terhadap tingkat stress.

9.Pola Reproduksi/Seksual

Menggambarkan kepuasan atau masalah yang aktual atau dirasakan dengan


seksualitas. Dampak sakit terhadap seksualitas, riwayat haid,pemeriksaan mamae
sendiri, riwayat penyakit hub sex, pemeriksaan genital.
10. Pola Peran dan Hubungan

Menggambarkan dan mengetahui hubungan dan peran klien terhadap anggota


keluarga dan masyarakat tempat tinggal klien.Pekerjaan,tempat tinggal, tidak
punya rumah, tingkah laku yang passive atau agresif terhadap orang lain,masalah
keuangan dll

11.  Pola Keyakinan Dan Nilai

Menggambarkan dan Menjelaskan pola nilai,keyakinan termasuk spiritual.


Menerangkan sikap dan keyakinan klien dalam melaksanakan agama yang dipeluk
dan konsekuensinya. Agama, kegiatan keagamaan dan buadaya,berbagi denga
orang lain,bukti melaksanakan nilai dan kepercayaan, mencari bantuan spiritual
dan pantangan dalam agama selama sakit.

12.  Pola Keyakinan Dan Nilai

Menggambarkan dan Menjelaskan pola nilai, keyakinan termasuk spiritual.


Menerangkan sikap dan keyakinan klien dalam melaksanakan agama yang dipeluk
dan konsekuensinya. Agama, kegiatan keagamaan dan buadaya,berbagi denga
orang lain,bukti melaksanakan nilai dan kepercayaan, mencari bantuan spiritual
dan pantangan dalam agama selama sakit.

d. Pemeriksaan Fisik.

1. ROS (Review of sistem)/Observasi dan pemeriksaan fisik

a. Keadaaan umum

b. Tanda-tanda vital

Pada penderita Dengue Haemorrjagic Fever (DHF) harus dilakukan


pemeriksaan tanda-tanda vital seperti suhu, denyut nadi dan
pernafasan. Manurung,( 2011)
c. Tinggi badan

d. Berat badan sebelum dan setelah dirawat.

e. Keadaan kulit

meliputi warna,turgor, kelembapan, edema, dan kelainan.

2, Pemeriksaan kepala dan leher.

a. Kepala.

Meliputi bentuk kepala, bola mata, kelopak mata, konjuntiva, slera,


pupil, fungsi penglihatan , fungsi pendengaran, gangguan penciuman.

b. Leher

Meliputi bentuk, peningkaatan JVP, pembesaran tyroid, pembesaran


kelenjar getah bening, pembesaran tonsil, nyeri waktu menelan.

c. Dada

1. Inspeksi meliputi bentuk dada, irama, jenis nafas, suara napas,


sesak nafas, batuk, sputum.

2, Palpasi meliputi ekspansi dada saat bernapas, nyeri tekan, massa,


taktil premitus

3. Auskultasi meliputi suara napas, suara tambahan.

Jantung

1. inspeksi meliputi palpasi aorta dan ictus cortis.

2. palpasi meliputi myeri dada


3. perkusi meliputi batas jantung

4. auskultasi meliputi bunyi jantung, CRT, aktral.

Payudara

Meliputi kesimetrisan, luka, hiperpikmentasi, pengeluaran, massa.

d. Abdomen

1. Inspeksi meliputi bentuk, warna kulit, jejas, ostomi.

2. auskultasi meliputi frekuensi peristaltik usus,

3. perkusi meliputi timpani,hipertimpani, pekak.

4. palpasi meliputi hati dan lien

e. Genitalia

Meliputi kebersihan, alat bantu, kandung kencing,

f. Anus dan rektum

Meliputi pembesaran vena, atresia ani, peradangan.

g. Ektremitas

Meliputi otot, tulang,


e. Pemeriksaan penunjang

1. Data penujang

Meliputi tanggal, jenis pemeriksaan, hasil dan kesan.

Pemeriksaan laboratorium

a. Trombositopeni (100.000/mm3)

Trombositopenia didefinisikan sebagai jumlah trombosit yang kurang


dari 100.000/mm3. Jumlah trombosit rendah ini dapat merupakan
akibat berkurangnya produksi atau meningkatnya penghancuran
trombosit.

b. Hb dan PCV meningkat (20%)

Hematokrit (PVC) 20% merupakan indicator akan timbulnya renjatan.

c. Leukopeni (mungkin normal atau lekositosis)

Leukopenia adalah rendahnya jumlah total sel darah putih (leukosit)


disbanding nilai normal. Jadi jika kekurangan sel darah putih maka
system pertahanan tubuh menurun dan mudah terkena infeksi virus ini.

d. Pada renjatan yang berat,

periksa : Hb, PCV berulang kali (setiap jam atau 4-6 jam apabila sudah
menunjukkan tanda perbaikan . Nurarif, (2015)

2. Therafi

Meliputi tanggal atau shif, jam ,nama obat, dosis, cara pemberian,
golongan obat, keterangan indikasi.
Gizi/Diet

  2.2.2. Diagnosa Keperawatan.

Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons


klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya
baik yang berlangsung aktual maupun potensial.Tim pokja SDKI DPP
PPNI (2017)

Diagnosa keperawatan yang ditentukan pada pasien Dengue Hemoragik Fever


antara lain adalah:

1, Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit.

2. Difisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan.

3. Hipovolemia berhubungan dengan permeabilitasi kapiler.

4. Intoleransi aktifitas berhubungaan dengan kelemahan dan tirah baring.

5. Resiko syok berhubungan dengan kekurangan volume cairan.

6. Resiko perdarahan berhubungan dengan gangguan kougulasi trombositopeni.


2,2,3, Intervensi

Berikut adalah rencana tindakan teoritis yang akan dilakukan pada klien
dengue hemoragik fever (DHF) berdasarkan asuhan keperawatan dalam SDKI,
SDLI,SIKI.

Diagnosa Keperawatan Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan


No
1 Hipertermi Dalam waktu 3x24 1. Identifikasi penyebab
berhubungan dengan setelah dilakukan hipertermia .
proses penyakit proses perawatan 2. Monitor suhu tubuh
dibuktikan dengan: suhu menjadi normal 3. Anjurkan tirah baring
(36* -37*c) 4. Berikan cairan oral
Gejala dan tanda 5. Kolaborasi
mayor: Kriteria hasil: pemberian cairan dan
1. Termoregulasi elektrolit intravena
Subjektif: 2, Suhu tubuh
(tidak tersedia) membaik
3. Suhu kulit
Objektif : membaik
Suhu tubuh diatas 4. Takikardi menurun
normal 5. Kejang tidak
Gejala dan data minor: terjadi

Subjektif :
(tidak tersedia)

Objektif :
1. Kulit merah
2. Kejang
3. Takikardi
4. Kulit terasa hangat
2. Difisit nutrisi Dalam waktu 3x24 1. Identifikasi status
berhubungan dengan jam keadekuatan nutrisi
ketidakmampuan asupan nutrisi 2. Identifikasi alergi dan
menalan makanan membaik. intoleransi makanan
Dibuktikan dengan : 3. Identifikasi makanan
Kriteria hasil yang disukai
Gejala dan tanda status nitrisi 4. Monitor asupan
mayor: 1. Porsi makanan makanan
Subjektif: yang diberikan habis. 5. Monitor berat badan
(Tidak tersedia) 2. Kekuatan otot 6. Sajikan makanan
mengunyah membaik secara menarik dan suhu
Objektif: 3. Kekuatan otot yang sesuai
Berat badan menurun menelan membaik 7. Kolaborasi pemberian
minimal 10% dibawah 4. Nafsu makan medikasi sebelum
rentang normal membaik makan
8. Kolaborasi dengan
Gejala dan tanda minor: ahli gizi untuk
1. Cepat kenyang menentukan jumlah
setelah makan kaloridan jenis nutrien
2. Kram dan nyeri yang dibutuhkan jika
abdomen perlu`
3. Nafsu makan
menurun

Objektif :
1. Bising usus
hiperaktif
2. Otot mengunyah
melemah
3. Otot menelan
melemah

3 Hipovolemia Dalam waktu 3x24 1. Periksa tanda dan


berhubungan dengan jam kondisi volume gejala hipovolemia
permeabilitasi kapiler. cairan intravaskuler 2. Identivikasi penyebab
Dibuktikan dengan: membaik. hipovolemia
3. Monitor intake autput
Gejala dan tanda Kriteria hasil: 4. Monitor kecepatan
mayor: Status cairan infus yang ketat
Subjektif: 1.Kekuatan nadi
(tidak tersedia) meningkat
2. Kurgor kulit
Objektif: meningkat
1. Frekuensi nadi 3. Output urine
meningkat meningkat
2. Nadi teraba lemah 4. Pengisian vena
3. Tekanan darah meningkat
menurun 5. Frekuensi nadi
4. Tekanan nadi membaik
menyempit 6. Tekanan nadi
5. Turgor kulit menurun membaik
6. Membran mukosa 7. Kadar hb membaik
kering 8. Kadar ht membaik
7. Volume urine
menurun
8. Hematokrit
meningkat
Gejala dan tanda minor:
Subjektif :
1. Merasa lemah
2. Mengeluh haus

Objektif :
1. Pengisian vena
menurun
2. Status mental
berubah
3. Suhu tubuh
meningkat
4. Konsentrasi urine
menurun
5. Berat badan menurun
tiba tiba

4. Intoleransi aktifitas Dalam waaktu 3x24 1.Identifikasi gangguan


berhubungaan dengan jam respon fisiologis fungsi tubuh yang
kelemahan dan tirah terhadap aktivitas mengakibatkan
baring. yang membutuhkan kelelahan
Dibuktikan dengan: tenaga meningkat. 2. Monitor kelelahan
Gejala dan tanda fisik dan emosional
mayor: Kriteria hasil; 3. Anjurkan tirah baring
Mengeluh lelah 1. Frekuensi nadi 4. Anjurkan melalukan
meningkat aktivitas secara bertahap
Objektif: 2. Memudahan dalam 5. Anjurkan
Frekuensi jantung melakukan aktivitas menghubungi perawat
meningkat >20% dari Sehari-hari meningkat jika tidak dapat berpidah
kondisi istirahat 3. Keluhan kelelahan atau berjalan.
menurun
Gejala dan tanda minor: 4. Perasaan lemah
Subjektif:
1. merasa tidak nyaman
setelah beraktifitas
2. merasa lemah

Objektitif :
Tekanan darah berubah
>20% dari kondisi
istirahat.

5. Resiko syok Dalam waktu 3x24 1. Monitor status kardio


berhubungan dengan jam syok tidak pulmonal (frekuensi dan
kekurangan volume terjadi. kekuatan nadi,
cairan TD,frekuensi napas)
Kriteria hasil: 2. Monitir status
1. Kekuatan nadi oksigenisasi
meningkat 3. Monitor status cairan
2. Outpun urine 4. Pasang jalur IV (jika
meningkat perlu)
3. Tingkat kesadaran 5. Jelaskan penyebab
meningkat dan faktor ressiko syok.
4. Tekanan nadi 6. Jelaskan tanda dan
membaik gejala syok
5. Pengisian kapiler 7. Anjurkan melapor jika
membaik menemukan /merasakan
6. Trekuensi nadi tanda dan gejala awal
membaik. syok
8. Anjurkan
memperbanyak asupan
cairan oral
9. Kolaborasi pemberian
IV.

6. Resiko perdarahan Dalam waktu 3x24 1. Monitor tanda dan


berhubungan dengan jam perdarahan tidak gejala perdarahan
gangguan kougulasi terjadi. 2. Monitor nilai HT/HB
trombositopeni. sebelum dan sesudah
Kriteria hasil: kehilangan darah
Tingkat perdarahan. 3. Pertahankan bed rest
1. Hematomisis selama perdarahan.
menurun. 4. Jelaskan tanda dan
2. Perdarahaan anus gejala pardarahan
menurun 5. Anjurkan segera
3. HB membaik melapor jika terjadi
4. Hematokrit perdarahan.
membaik Kolaborasi dengan tim
TD membaik. medis.

2.2.4. Implementasi

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan


oleh perawat untuk membantu kliendari masalah status kesehatan yang
lebih baik yang yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan
gordon dalam potter&perry( 2011)
2.2.5 Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah


tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau tidak untuk
mengatasi suatu masalah Meirisa( 2013).

Evaluasi dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya


dalam perencanaan, membandingkan hasil tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan menilai
efektivitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian, perencanaan dan
pelaksanaan Mubarak dkk( 2011).
PROPOSAL

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN X DENGAN GANGGUAN SISTEM


IMUN DAN HEMATOLOGI DENGUE HEMORAGIK FEVER (DHF)
DIRUANG NUSA INDAH RS PT PUSRI PALEMBANG TAHUN 2020

OLEH ;

RIRI ANGRIA SARI

01.19.0174.R

YAYASAN WAHANA BAHAKTI KARYA HUSADA

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM II/SRIWIJAYA

TAHUN 2020
HALAMAN PERSETUJUAN

PROPOSAL Ini Berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN X


DENGAN GANGGUAN SISTEM IMUN DAN HEMATOLOGI DENGUE
HEMORAGIK FEVER (DHF) DIRUANG NUSA INDAH RS PT PUSRI
PALEMBANG 2020

Oleh :

Riri Angria Sari

O1.19.0174.R

Palembang, 19 Maret 2020

Pembimbing

(Ria Dila Syahfitri S.kep Ns M. Kes)

NIDN: 0221058801

Anda mungkin juga menyukai