KONSEP DASAR
1. Pengertian
Demam berdarah adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh Virus Dengue (arbovirus) yang
masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti (Suriadi, 2006 : 57). Menurut
(Nelson, 2000, Vol 2 : 1134) Demam berdarah adalah suatu penyakit demam berat yang
sering mematikan, disebabkan oleh virus, ditandai oleh permeabilitas kapiler, kelainan
hemostaksis dan pada kasus berat, sindrom syok kehilangan protein. Sedangkan menurut
(Rasyid, 2012 : 3) Demam berdarah dengue (DBD), adalah penyakit infeksi yang disebabkan
oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot, dan atau nyeri sendi yang
disertai penurunan dari sel darah putih, adanya bercak kemerahan di kulit, pembesaran
kelenjar getah bening, penurunan jumlah trombosit dan kondisi terberat adalah perdarahan
dari hampir seluruh jaringan tubuh. Kesimpulan dari uraian diatas, Demam Berdarah Dengue
(DBD) merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh Virus Dengue (arbovirus) yang
masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan ditandai dengan demam
yang disertai menifestasi perdarahan dan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya.
2. Etiologi
Menurut Suriadi (2006 : 57) demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh Virus dengue
sejenis arbovirus. Arbovirus adalah kependekan dari Arthropod Borne Virus, merupakan
golongan virus penyebab penyakit yang ditularkan oleh vektor/binatang kelompok
Arthropoda antara lain nyamuk.
3. Patofisiologi
Infeksi virus dengue, akan mengeluarkan toksin, reaksi imunologis, trombositoposis destruksi
trombosit dalam darah naik.
Saat virus mengeluarkan toksin dapat melepaskan pirogen ke dalam darah yang menstimulasi
pusat termoregulasi (Hipothalamus) dan mengirim impuls ke pusat vasomotor sehingga
menyebabkan peningkatan suhu tubuh. Dari peningkatan suhu tubuh tersebut terjadi
kesalahan interpretasi dan mukosa mulut/lidah kotor dan tidak nyaman. Kesalahan
interpretasi tersebut dikarenakan kurang pengetahuan dan membutuhkan hospitalisasi
sehingga menyebabkan ansietas (kecemasan), sedangkan dari mukosa yang kotor
menyebabkan mual muntah atau anoreksia sehingga intake nutrisi tidak adekuat yeng
kemudian bisa terjadi penurunan daya tahan tubuh dan beresiko terjadi infeksi, sementara
perubahan nutrisi bisa terjadi dan kondisi tubuh dapat melemah selanjutnya akan terjadi
intoleransi aktivitas.
Reaksi imunologis menyebabkan permeabilitas vaskuler meningkat dan dapat terjadi
ekstraksi cairan yang menimbulkan kebocoran plasma yaitu hemokonsentrasi,
hipoproteinuria, efusi pleura, serta acites. Kemudian hipovolemia yang terjadi dapat
menyebabkan hipotensi dan vasodilatasi arteri sehingga kulit menjadi panas dan terjadi
peningkatan penguapan cairan tubuh yang berujung pada deficit volume cairan tubuh.
Sedangkan dari kerusakan trombosit, agregasi trombosit akan meningkat sehingga terjadi
trombositopenia yang menyebabkan menurunnya faktor koagulasi akan memanifestasikan
perdarahan ringan – berat yang beresiko terhadap perdarahan lebih lanjut sehingga vaskositas
darah menurun dan dapat terjadi perdarahan dan suplai O2 dalam zat makanan ke dalam
tubuh menurun yang menyebabkan penumpukan asam laktat dalam otak dan sendi yang
berujung pada nyeri yang akut.
Derajat I : Demam disertai gejala klinis lain atau perdahan spontan, uju turniket
positif, Trombositopenia dan hemokonsentrasi
Derajat II : Derajat I disertai perdarahan spontan di kulit dan atau perdarahan lain
Derajat III : Kegagalan sirkulasi : nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin
lembab, gelisah
Derajat IV : Renjatan berat, denyut nadi dan tekanan darah tidak dapat diukur
5. Manifestasi Klinik
Syok (rejatan) : Rejatan dapat terjadi pada pasien DSS (Dengue Shock Syndrome).
Pleural Effusion : Efusi pleura terjadi disebabkan oleh permeabilitas vaskuler yang
meningkat sehingga menyebabkan ekstrasi cairan intravaskuler ke ekstravaskuler.
Penurunan kesadaran : Terjadi karena hipovolemia yang hebat sehingga sel darah
berkurang dan tidak mampu membawa oksigen secara adekuat ke dalam otak.
7. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik pada pasien dengan demam berdarah dengue menurut Suriadi (2006
:59) adalah sebagai berikut :
Darah lengkap
Penatalaksanaan pada pasien dengan demam berdarah dengue menurut Suriadi, (2006 :60)
adalah sebagai berikut :
Penatalaksanaan medik
Penatalaksanaan keperawatan
1. Minum banyak 1,5 sampai 2 L/hari dengan air teh, gula, atau susu,Hal ini karena
pasien dengan DBD beresiko tinggi mengalami kekurangan volume cairan berlebih.
Mencegah terjadinya kekurangan volume cairan.
2. Meningkatkan perfusi jaringan adekuat,Mengkaji dan mencatat tanda-tanda vital
(kualitas dan frekuensi denyut nadi, tekanan darah, CRT)
3. Memberikan nutrisi secara adekuat.Berikan makanan yang disertai suplemen nutrisi
untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi
4. Mensupport koping keluarga yang adaptif.Ijinkan orangtua dan keluarga untuk
memberikan respons secara panjang lebar, dan identifikasi faktor yang paling
mencemaskan keluarga.
5. Mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal.Ukur tanda-tanda vital : suhu dan
ajarkan keluarga dalam mengukur suhu tubuh. Suhu tubuh normal 360C sampai
370C
1. Riwayat adanya penyakit DBD pada anggota keluarga yang lain sangat menentukan,
karena penyakit DBD adalah penyakit yang bisa ditularkan melalui gigitan nyamuk
aides aigepty.
Pemeriksaan fisik
3. Rencana Keperawatan
Rasional
Intervensi
1. Mengkaji dan mencatat tanda-tanda vital (kualitas, frekuensi denyut nadi, tekanan
darah, dan CRT)
2. Mengkaji dan mencatat sirkulasi pada ekstremitas (suhu, kelembaban, dan warna)
3. Menilai kemungkinan terjadinya kematian jaringan pada ekstremitas sepert dingin,
nyeri, pembengkakan kaki
4. Pantau frekuensi irama jantung, perhatikan distritmia
5. Perhatikan kualitas atau kekuatan dari denyut perifer
6. Kaji kulit terhadap perubahan warna, suhu, kelembaban
7. Kolaborasi :Berikan cairan parental (rujuk pada DK : kekurangan volume cairan)
Rasional
1. Tanda-tanda vital seperti tekanan darah rendah, nadi lemah, frekuensi cepat, dan CRT
>3 detik dapat menunjukkan terjadinya perdarahan
2. Suhu rendah, kulit kering, dan warna sianosis menunjukkan terjadinya perubahan
perfusi jaringan perifer yang tidak adekuat
3. Kematian jaringan dapat diketahui dengan pemeriksaan pada jaringan seperti suhu,
ada nyeri atau tidak, serta adakah pembengkakan pada kaki atau ekstremitas lain
4. Bila terjadi takikardia mengacu pada stimulasi sistem sekunder, sistem saraf simpatis
untuk menekankan respons dan untuk menggantikan kerusakan pada hipovolemia dan
hipertensi
5. Nadi dapat menjdai lemah atau lambat karena hipotensi terus menerus, penurunan
curah jantung
6. Mekanisme kompensasi dari pasodilatasi menyebabkan kulit hangat, merah muda
kering
7. Untuk mempertahankan perfusi jaringan sejumlah besar cairan mungkin dibutuhkan
untuk mendukung volume sirkulasi
Resiko kekurangan volume cairan b.d intake yang tidak adekuat dan
diaphoresis
Tujuan : Keseimbangan cairan dapat dipertahankan yang ditandai dengan : Turgor kulit
elastis dan membran mukosa lembab
Intervensi
Rasional
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual, muntah, anoreksia
Intervensi
Rasional
Intervensi
Rasional
Intervensi
Rasional
1. Untuk memonitor kondisi pasien selama perawatan terutama saat terdi perdarahan.
Perawat segera mengetahui tanda-tanda presyok /syok.
2. Perawat perlu terus mengobaservasi vital sign untuk memastikan tidak terjadi presyok
/ syok.
3. Dengan melibatkan psien dan keluarga maka tanda-tanda perdarahan dapat segera
diketahui dan tindakan yang cepat dan tepat dapat segera diberikan
4. Cairan intravena diperlukan untuk mengatasi kehilangan cairan tubuh secara hebat.
5. Untuk mengetahui tingkat kebocoran pembuluh darah yang dialami pasien dan untuk
acuan melakukan tindakan lebih lanjut.