Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

Dengan Jenis Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)


Di Ruang Kencana

Nama : EKSA VIKA SUHERMAN


(CKR0180201)

PROGAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
(2020)
A. KONSEP PENYAKIT
I. DEFINISI PENYAKIT
Demam Berdarah Dengue adalah suatu infeksi arbovirus akut yang masuk
ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegepty. Penyakit ini sering
menyerang anak, remaja an dewasa yang ditandai oleh panas, malaise, sakit
kepala, mual, nyeri, pegal seluruh tubuh, adanya petakia. Pada pasien rejatan
berat, volume plasma dapat berkurang sampai 30% atau lebih dan jika tak
segera ditangani maka akan terjadi anoksia jaringan, asidosis metabolic dan
kematian. Gangguan Hemostatis pada DBD menyangkut 3 faktor yaitu
perubahan vaskuler, trombositopenia dan gangguan koagulasi. Prinsip utama
dalam penatalaksanaan adalah tirah baring, pemberian makanan lunak dan
minum banyak, serta kolaborasi dokter dalam pemberian obat obatan
antipiretik, konsulti, antibiotic kortikosteroid dan anti koagulasi. (Suzanne C.
Seltzer, 2001)

II. ETIOLOGI
Penyebab DBD ini adalah virus dengue yang saat ini dikenal 4 tipe
(yaitu DEN 1, DEN 2, DEN 3 dan DEN 4). Virus dengue tergolong dalam
familia flavivirade. Virus dengue berbentuk batang, bersifat termolabil
sensitive terhadap naktivasi oleh detileter dan adioksicolat, stabil pada suhu
70ºC.
Demam berdarah dengue dapat diketagorikan berdasarkan derajat
penyebab nya :
1. Derajat I
Terdapat demam mendadak selama 2-7 hari disertai manifestasi
perderahan ringan yaitu uji tourniquet positif; trombositopenia dan
hemokonsentrasi.
2. Derajat II
Golongan ini lebih berat dari pada golongan satu, oleh karena
itu ditemukan pendarahan kulit dan manifestasi pendarahan lain,
yaitu perdarahan gusi, hematemesis, gangguan aliran darah perifer
ringan yaitu kulit yang teraba dingin dan lembab pada ujung jari
dan hidung.
3. Derajat III
Penderita shock dengan gejala klinik yang telah tercantum di
atas.
4. Derajat IV
Penderita shock dengan tensi yang tidak dapat diukur dan nadi
tidak dapat diraba.

III. MANIFESTASI KLINIS


Manifestasi klinis dari demam berdarah menurut Suriadi (2006 : 59) :
1. Demam tinggi selama 5 – 7 hari
2. Perdarahan terutama pada bawah kulit (petechia)
3. Epistaksis, melena, hematuria, dan hematemesis
4. Mual, muntah, tidak nafsu makan, diare, dan konstipasi
5. Nyeri otot dan tulang sendi, nyeri abdomen dan ulu hati
6. Sakit kepala
7. Pembengkakan sekitar mata
8. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening
9. Tanda-tanda rejantan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan
darah menurun, gelisah, CRT >3 detik, serta nadi cepat dan lemah)

IV. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pada pasien dengan demam berdarah dengue menurut
Suriadi, (2006 :60) adalah sebagai berikut :
a. Penatalaksanaan medik
- Pemberian Antipiretik jika terdapat demam
- Berikan antikoavulsan jika kejang
- Pemberian terapi IVFD, jika pasien mengalami kesulitan
minum dan hematocrit cenderung meningkat
b. Penatalaksanaan keperawatan
- Minum banyak 1,5 sampai 2 L/hari dengan air teh, gula, atau
susu,Hal ini karena pasien dengan DBD beresiko tinggi
mengalami kekurangan volume cairan berlebih. Mencegah
terjadinya kekurangan volume cairan.
- Meningkatkan perfusi jaringan adekuat,Mengkaji dan mencatat
tanda-tanda vital (kualitas dan frekuensi denyut nadi, tekanan
darah, CRT)
- Memberikan nutrisi secara adekuat.Berikan makanan yang
disertai suplemen nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake
nutrisi
- Mensupport koping keluarga yang adaptif.Ijinkan orangtua dan
keluarga untuk memberikan respons secara panjang lebar, dan
identifikasi faktor yang paling mencemaskan keluarga.
- Mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal.Ukur tanda-
tanda vital : suhu dan ajarkan keluarga dalam mengukur suhu
tubuh. Suhu tubuh normal 360C sampai 370C

V. KOMPLIKASI
Demam berdarah yang tidak tertangani dapat menimbulkan komplikasi
serius, seperti dengue shock syndrome (DDS). Selain menampakkan gejala
demam berdarah, DDS juga memunculkan gejala seperti :
- Tekanan darah menurun.
- Pelebaran pupil.
- Nafas tidak beraturan.
- Mulut kering
- Kulit basah dan terasa dingin.
- Denyut nadi lemah
- Jumlah urine menurun

Tingkat kematian DSS yang segera ditangani adalah sekitar 1-2%.


Namun sebaliknya, bila tidak cepat mendapat penanganan, tingkat kematian
DSS bisa mencapai 40%. Karena itu, penting untuk segera mencari
pertolongan medis, bila Anda mengalami gejala demam berdarah.

Pada kondisi yang parah, demam berdarah bisa menyebabkan kejang,


kerusakan pada hati, jantung, otak, dan paru-paru, penggumpalan darah, syok,
hingga kematian.
VI. DIAGNOSA BANDING

Diagnosa banding dbd who pada asia tenggara, menurut Who Searo
(2011). Diagnosa Banding yang dikhususkan untuk asia tenggara adalah :

 Arboviruses : Chikungunya virus (paling sering disalah


diagnose sebagai dengue di Asia Tenggara)
 Penyakit virus lainnya : Measles; rubella dan viral exanthems
lainnya; Epstein-Barr Virus (EBV); enteroviruses; influenza;
hepatitis A; Hantavirus.
 Penyakit bakteri : Meningococcaemia, leptospirosis, tyhoid,
meliodosis
 Penyakit rickettsia, demam scarlet
 Penyakit parasite : Malaria

B. PENGKAJIAN
I. WAWANCARA
Wawancara adalah menyatakan atau membuat tanya-jawab yang
berkaitan dengan masalah yang dihadapi oleh klien, biasanya juga disebut
dengan anamnesa. Wawancara berlangsung dengan menanyakan hal-hal yang
berhubungan dengan masalah yang dihadapi klien dan merupakan suatu
komunikasi yang direncanakan.
Tujuan dari wawancara adalah untuk memperoleh data tentang masalah
kesehatan dan masalah keperawatan klien, Selain itu wawancara juga
berhubungan untuk membatu klien memperoleh informasi dan berpartisipasi
dalam identifikasi masalah dan tujuan keperawatan, serta membantu perawat
untuk menemukan investigasi lebih lanjut selama tahap pengkajian.
Wawancara yang dilakukan harus terstuktur dan juga real.
Wawancara meliputi :
1) Identitas pasien
Perawat perlu mengetahui nama, umur, jenis kelamin, alamat rumah,
agama, atau kepercayaan, suku bangsa, Bahasa yang dipakai, status
Pendidikan, dan pekerjaan pasien.
2) Keluhan utama
Faktor utama yang mendorong pasien mencari pertolongan atau berobat ke
rumah sakit.
3) Riwayat kesehatan saat ini
Riwayat kesehatan yang di derita saat ini. Perlu juga ditayakan mulai
kapan keluhan itu muncul. Apa tindakan yang telah dilakukan untuk
menurunkan atau menghilangkan keluhan-keluhannya tersebut.
4) Riwayat kesehatan masalalu
Hal ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyebab dari
kesehatan terdahulu.

II. PEMERIKSAAN FISIK


Pemeriksaan Fisik Demam Berdarah Dengue :
 Demam dengan suhu >37.5 – 40ºC
 Terdapat ruam atau bitnik merah pada kulit, petekie, ekimosis
ataupun purpura.
 Uji Tourniket atau Rumple Leed positif dengan menemukan
adanya petekie
 Perdarahan mukosa (tersering epistaksis atau perdarahan gusi)
melena
 Perubahan frekuensi nadi, menjadi lebih cepat dan lembut
kadang sampai tidak teraba jika terjadi shock
 Kulit pucat, dingin dan lembab terutama pada ujung jari kaki,
tangan dan hidung
 Otot sakit dan nyeri sendi
 Nyeri di belakang mata (retro-orbital pain)
 Gangguan gastrointestinal

III. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK


Pemeriksaan diagnostik pada pasien dengan demam berdarah dengue
menurut Suriadi (2006 :59) adalah sebagai berikut:
 Darah lengkap
1. Hemokonsentrasi (hemotokrit meningkat 20% atau lebih)
2. Trombositopenia (trombosit 100.000/mm³ atau kurang)
 Serologi atau Uji HI (Hemoaglutination Inhibition test)
 Rontgen Thoraks apakah terdapat efusi pleura

IV. ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1 Ds : Klien mengatakan panas Arbovirus HIPERTERMIA
sejak 2hari lalu (mll nyamuk aedess)
Do : K.U lemas dan muka ↓
pucat Beredar mll aliran darah
TD : 120/80 mmhg ↓
R : 20x/mnt Infeksi virus dengue
N : 72x/mnt (viremia)
S : 39. 8ºC ↓
Proses Inflamasi

Aktivitas interleukin 1 di
hipotalamus

Pengeluaran prostaglandin

Peningkatan kerja the mostat

Peningkatan suhu tubuh

HIPERTERMIA
2 Ds: Arbovirus KETIDAK
 Klien mengatakan (mll nyamuk aedess) SEIMBANGAN
tidak nafsu makan ↓ NUTRISI
 Klien mengatakn Beredar mll aliran darah KURANG DARI
mual dan muntah ↓ KEBUTUHAN
Infeksi virus dengue TUBUH
Do: (viremia)
 K.U lemah ↓
 Mukosa bibir kering Aktivasi system komplemen
 Muka tampak pucat ↓
Membentuk dan melepaskan zat
C3a & C5a

Peningkatan permeabilitas
membrane

Kebocoran plasma

Ke ekstravaskuler

Abdomen

Ascites

Mual dan muntah

Penurunan nafsu makan

Penurunan intake makanan

KETIDAK SEIMBANGAN
NUTRISI KURANG DARI
KEBUTUHAN TUBUH
3 Ds : Arbovirus KEKURANGAN
 Klien mengatakan (mll nyamuk aedess) VOLUME
haus ↓ CAIRAN
Do : Beredar mll aliran darah
 K.U lemas ↓
 Muka tampak pucat Infeksi virus dengue
 Mukosa bibir kering (viremia)
 TPenurunan trgor ↓
kulit Aktivasi system komplemen

Membentuk dan melepaskan zat
C3a & C5a

Peningkatan permeabilitas
membrane

Kebocoran plasma

Hivopolemia

KEKURANGAN VOLUME
CAIRAN

V. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL


1. Hipertermia
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Kekurangan volume cairan
VI. RENCANA ASUHAN KEPERAWAN

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL EVALUASI


KEPERAWATAN
1. Hipertemi Setelah a. Kaji suhu Mengetahui Suhu pasien
dilakukan tubuh peningkatan suhu sudah kembali
tidakan pasien tubuh, normal
perawatan 1x24 memudahkan
jam status intervensi
hipertermia klien
akan membaik
dengan hasil :
 suhu
tubuh
menjadi
normal
2. Ketidak seimbangan Setelah  Awasi vital Vital sign Nutrisi klien
nutrisi kurang dari dilakukan sign tiap 3 membantu sudah
kebutuhan tubuh tidakan jam/ sesuai mengidentifikasi membaik
perawatan 1x24 indikasi fluktuasi cairan
jam status nutrisi  Kolaborasi intravaskuler
klien akan dengan ahli
membaik dengan gizi
hasil :
- Klien
sudah
mau
makan
3. Kekurangan volume Setelah  Monitor Membantu Kebutuhan
cairan tubuh dilakukan TTV menstabilkan volume cairan
tidakan  Berikan volume cairan klien sudah
perawatan 1x24 cairan oral terpenuhia
jam status  Dorong
nolume cairan keluarga
klien akan agar klien
membaik dengan nafsu
hasil : makan dan
 Tekanan banyak
darah, minum
nadi,
suhu,
dalam
bats
normal
 Tidak ada
tanda-
tanda
dehidrasi
DAFTAR PUSTAKA

1. Carpenito, Lynda Juall. 1998. Diagnosa Keperawatan: Aplikasi pada praktik


klinis, Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
2. Doenges, Marillyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperwatan. Edisi 3. Jakarta:
EGC.
3. Price dan Wilson. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses – Proses
Penyakit. Edisi 6 Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, EGC.

Anda mungkin juga menyukai