Anda di halaman 1dari 20

DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER (DHF)/ DEMAM

BERDARAH DENGUE (DBD)

Lekat Novi
02.0022.132
Bab I Laporan Pendahuluan

Konsep Konsep Dasar


Dengue Haemorrhagic Fever
(Dhf)

Tinjauan Teori

Konsep Dasar Asuhan


Keperawatan Pada Pasein
DHF
Konsep Konsep Dasar
Dengue Haemorrhagic Fever (Dhf)

Pengertian

Penyakit Dengue Haemorrhagic Fever (Dhf)/ Demam Berdarah Dengue


(DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang
tergolong Arthtopod-Bone Virus, genus Flavivirus, dan famili
Flaviviridae. DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes
terutama Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Penyakit ini dapat
muncul sepanjang tahun dan dapat menyerang seluruh kelompok umur.
Penyakit ini berkaitan dengan kondisi lingkungan dan perilaku
masyarakat (Kemenkes RI, 2013).
Etilogi DHF

Virus dengue yg menjadi penyebab penyakit ini termasuk ke dalam Arbvirus (Arthropodborn virus) group B, tetapi dari
empat tipe yaitu virs dengue tipe 1,2,3 dan 4 keempat tipe virus dengue tersebut terdpat di Indonesia
Vektor.
Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor yaitu nyamuk aedes aegypti, nyamuk aedes albopictus,
aedes polynesiensis dan beberapa spesies lain merupakan vektor yang kurang berperan. Infeksi dengan salah satu serotipe
akan menimbulkn antibodi seumur hidup terhadap serootipe bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipe
jeniis yang lainnya.

Patofisiologi

Virus Dengue masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk terjadi viremia, yang ditandai
dengan demam mendadak tanpa penyebab yang jelas disertai gejala lain seperti sakit kepala, mual, muntah,
nyeri otot, pegal di seluruh tubuh, nafsu makan berkurang dan sakit perut, bintik-bintik merah pada kulit.
Kelainan juga dapat terjadi pada sistem retikulo endotel atau seperti pembesaran kelenjar-kelenjar getah
bening, hati dan limpa. Pelepasan zat anafilaktoksin, histamin dan serotonin serta aktivitas dari sistem
kalikrein menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding kapiler/vaskuler sehingga cairan dari
intravaskuler keluar ke ekstravaskuler atau terjadinya perembesaran plasma akibat pembesaran plasama
terjadi pengurangan volume plasma yang menyebabkan hipovolemia, penurunan tekanan darah,
hemokonsentrahipoproteinemia, efusi dan renjatan. Selain itu sistem reikulo endotel bisa terganggu
sehingga menyebabkan reaksi antigen anti bodi yang akhirnya bisa menyebabkan anaphylaxia (Prasetyani,
Radita Dewi, 2015).
 Siklus Demam
Berdarah

Siklus demam DBD memiliki kekhasan, turun naik dengan pola menyerupai
bentuk pelana kuda. mengalami fase demam tinggi antara 39-40° Celcius.
Kemudian akan masuk ke dalam fase kritis dengan gejala demamnya menurun
drastis (kembali ke 37° C) ia justru sedang mengalami shock syndrome yang
ditandai dengan penurunan suhu tubuh tiba-tiba tadi, denyut nadi cepat dan
lemah, gelisah, kesadaran menurun, ujung tangan dan kaki teraba dingin, bibir
kebiruan, serta wajah pucat dan tubuh berkeringat. Fase kritis ini juga sering
disertai perdarahan (mimisan, timbul bintik merah pada kulit, perdarahan usus,
muntah darah, gusi berdarah, darah pada tinja atau warnanya kehitarnan). Syok
dapat terjadi setelah 2 sampai 6 hari sejak gejala DBD timbul. Bila terjadi syok,
DBD disebut juga Dengue Syok Syndrome atau DSS. Pasien dengan DSS yang tak
tertangani biasanya berakhir dengan kematian. Sebaliknya, bila fase kritis ini
dapat dilewati, maka pada hari ke-6 dan ke-7 sejak gejala DBD muncul, akan
memasuki fase penyembuhan. 
Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala yang timbul bervariasi berdasarkan derajat DHF, dengan
masa inkubasi antara 13-15 hari. Adapun tanda dan gejala menurut
Mansjoer, 2003 adalah :
• Demam tinggi mendadak dan terus menerus 2-7 hari
• Manifestasi perdarahan, paling tidak terdapat uji tourniquet positif,
seperti perdarahan pada kulit (petekie, ekimosis. Epistaksis, Hematemesis,
Hematuri,dan melena)
• Pembesaran hati (sudah dapat diraba sejak permulaan sakit)
• Syok yang ditandai dengan nadi lemah, cepat disertai tekanan darah
menurun (tekanan sistolik menjadi 80 mmHg atau kurang dan diastolik 20
mmHg atau kurang) disertai kulit yang teraba dingin dan lembab terutama
pada ujung hidung, jari dan kaki, penderita gelisah timbul sianosis disekitar
mulut.
Derajat Penderita Demam
Berdarah Dengue

Adapaun derajat penderita Demam Berdarah Dengue menurut (Nurarif


dan kusuma, 2013) adalah:
 Derajat I
Demam di sertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Panas 2-
7 hari, ujitourniquet positif, trombositopenia, dan hemokonsentrasi.
 Derajat II
Sama dengan derajat I, di tambah dengan gejala-gejala perdarahan
spontan seperti petekie, ekimosis, hemetemesis, melena, oerdarahan
gusi.
 Derajat III
Di tandai oleh gejala kegagalan peredaran darah, seperti nadi lemah
dan cepat (>120x/m) tekanan nadi sempit (<120 mmHg), tekanan
darah menurun, (120/80-120/100-120/110-90/70-80/70-80/0-0/0)
 Derajat IV
Nadi tidak teraba, tekanan darah tidak teratur (denyut jantung >
140x/m) anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak
biru.
Pemeriksaan Penunjang

Diantaranya adalah pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan


radiologi (Andra dan Yessi, 2013):
 Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan
dijumpai
• IgG dengue positif (dengue blood)
• Trombositopenia
• Hemoglobin meningkat >20%
• Hemokonsentrasi (hematokrit meningkat)
• Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan hipoproteinema,
hiponatremia, hipokalemia
• SGOT dan SGPT mungkin meningkat
• Ureum dan pH darah mungkin meningkat
• Waktu perdarahan memanjang
• Pada analisa gas darah arteri menunjukkan asidois metabolik PCO2
<35- 40 mmHg,HCO3 rendah.
Pemeriksaan laboratorium urine
Pemeriksaan radiology (Thorax dan USG)
Komplikasi

Komplikasi DHF menurut Smeltzer dan Bare (2012) adalah

Perdarahan

kegagalan sirkulasi

Hepatomegali

Efusi pleura.
Penatalaksanaan

Kegagalan sirkulasi darah


• Pengawasan tanda vital
•Pemeriksan Ht, Hb dan trombosit
•sesuai permintaan dokter
Risiko terjadi pendarahan
• Pendarahan grastointestinal
didahului oleh adanya rasa sakit
perut yang hebat atau daerah
Keperawatan retrosternal
Peningkatan suhu tubuh akibat
infeksi virus dengue maka
pengobatannya dengan pemberian
antipiretika dan anti konvulsan dan
komres
Gangguan rasa aman dan nyaman
•Latar belakang budaya

DHF tanpa renjatan


Demam tinggi, anoreksia dan sering
muntah menyebabkan pasien dehidrasi
dan harus. Pada pasien ini perlu diberi
banyak minum

.Medis

DHF disertai renjatan (DSS)


Pasien yang mengalami renjatan (syok)
harus segera dipasang infus sebagai
penganti cairan yang hilang
Konsep Dasar Asuhan
Keperawatan Pada Pasein
DHF

Identitas pasien

Riwayat kesehatan
Pengkajian
Riwayat penyakit yang pernah
diderita

Pola persepsi fungsional


kesehatan
Hipertermi

Gangguan aman nyaman


Diagnosa Nyeri
Keperawatan
Resiko defisit volume cairan

Resiko nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh
Intervensi Keperawatan

Implementasi
Keperawatan

Evaluasi
Keperawatan
Bab II
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien

 
No.Rm : 040426
Nama : Nn. D
Ruang rawat inap: Capella
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 13 Desember 2002
Usia : 21 th 11 bulan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Sadang 2
Masuk RS : 07 November 2022
Diagnosis : DHF
Tanggal pengkajian 07 – 11- 2022
Lanjutan

Keluhan
Utama Demam

Pasien datang ke Rumah Sakit Gading Medika tanggal


Riwayat 07-11-2022 dengan keluhan demam hari ke 4 terus
menerus, pasien mengatakan demam turun saat
Penyakit
minum obat, lalu meningkat Kembali, pasien juga
Sekarang mengatakan Mual(+), Muntah (+) 2x sebelum masuk
rumah sakit, pasien juga mengatakan kepala terasa
sakit, pasien mengatakan badannya terasa lemas
Tidak pernah mengalami keluhan serupa
sebelumnya.
Riwayat
Penyakit Dahulu

Riwayat Penyakit Tidak ada keluarga dan lingkungan sekitar yang


Keluarga dan mengalami keluhan serupa.
Lingkungan
Aku berdiri karena punya
mimpi. Berbekal usaha dan doa,
duniaku arungi. Berharap kerja
keras ini bisa mengubah
hidupku nanti.

Anda mungkin juga menyukai