Di Susun Oleh:
KAMPUS PASURUAN
Mengetahui
A. DEFINISI
DHF (Dengue Haemoragic Fever) adalah penyakit yang disebabkan oleh
karena virus dengue yang termasuk golongan abro virus melalui gigitan nyamuk
Aedes Aegygti betina. Penyakit ini biasa disebut Demam Berdarah Dengue
(Hidayat, 2006).
Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus
Dengue (arbo virus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aides
aegypti. Demam Berdarah Dengue adalah suatu penyakit menular yang
disebabkan oleh virus dengue terutama menyerang anak-anak dengan ciri-ciri
demam tinggi mendadak,disertai manifestasi perdarahan dan berpotensi
menimbulkan renjatan/syok dan kematian (Amin & Hardi, 2013).
B. ETIOLOGI
Virus dengue termasuk sejenis arbo virus (Arthropod borne viruses) artinya
virus yang ditularkan melalui gigitan antropoda misal nyamuk aedes aegypti
(betina). Nyamuk aedes aegyph maupun aedes aibopictus merupakan
vektor penular virus dengue dari penelitian kepada orang lain dengan
melalui gigitannya. Nyamuk betina lebih menyukai menghisap darah
korbannya pada siang hari terutama pada waktu pagi hari dan senja hari
( Alan R. Tumbelaka, 2004).
Infeksi yang pertama kali dapat memberi gejala sebagai dengue fever
dengan gejala utama demam, nyeri otot/sendi. Virus dengue termasuk genus
Flavirus, keluarga flaviridae. Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2,
DEN -3, DEN-4. Keempatnya ditemukan di Indonesia dengan DEN-3 serotipe
terbanyak. Infeksi salah satu serotype akan menimbulkan antibodyterhadap
serotype yang bersangkutan, sedangkan tidak dapat memberikan perlindungan
yang memadai terhadap serotipe lain tersebut. Seorang yang tinggal di daerah
endemis dengue dapat terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama hidupnya. Keempat
serotipe virus dengue dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia (Sujono,
2010).
C. PATOFISIOLOGI
Fenomena patofisiologi yang utama pada penderita DHF adalah
meningkatnya permeabilitas dinding kapiler yang mengakibatkan terjadinya
perembesan plasma ke ruang ekstra seluler. Hal pertama yang terjadi setelah
virus masuk kedalam tubuh penderita adalah vitemia yang mengakibatkan
penderita mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal di
seluruh tubuh, ruam atau bintik- bintik merah pada kulit (petekie), hyperemi,
tenggorokan, pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati
(hepatomegali) dan pembesaran limpa. Peningkatan permeabilitas dinding
kapiler mengakibatkan berkurangnya volume plasma, terjadi hipotensi, hemo
konsentrasi dan hipoprotenia serta efusi pleum dan renjatan (syok).
Gangguan hemostatis pada DHF menyangkut 3 faktor yaitu: perubahan
vaskuler, trombositopenia dan gangguan koagulasi. Hemokonsentrasi
(peningkatan hematokrit > 20%) menunjukkan atau menggambarkan adanya
kebocoran (perembesan) plasma sehingga nilai hematokrit menjadi penting
untuk patokan pemberian cairan intravena.
D. MANIFESTASI KLINIS
Kriteria klinis DBD / DHF menurut WHO (1997)
a. Demam mendadak tinggi selama 2-7 hari, kemudian turun secara lisis
demam disertai gejala tidak spesifik, seperti anoreksia, malaise,
nyeri pada punggung, tulang, persendian dan kepala.
b. Perdarahan (termasuk uji bendung positif) seperti petekie, epistaksis,
hematemosis, melene.
c. Hepatomegali,
d. Syok : nadi kecil dan cepat dengan tekanan nadi <20 mmHg, hipotensi
disertai gelisah dan akral dingin.
e. Konsentrasi (kadar Ht >20% dan normal) (Alan R. Tumbelaka, 2004).
Selain demam dan perdarahan yang merupakan ciri khas DHF,
gambaran lain yang tidak khas dan biasa dijumpai pada penderita DHF
adalah :
a) Keluhan pada saluran pernapasan seperti batuk, pilek, sakit waktu
menelan.
b) Keluhan pada saluran pernapasan : mual, muntah, tidak nafsu makan
(anoreksia), diare, konstipasi.
c) Keluhan sistem yang lain : nyeri atau sakit kepala, nyeri pada otot,
tulang dan sendi, (break bone fever), nyeri otot abdomen, nyeri ulu
hati, pegal-pegal pada seluruh tubuh, kemerahan pada kulit,
kemerahan (flushing) pada muka, pembengkakan sekitar mata,
lakrinasi dan fotopobia, otot-otot sekitar mata sakit bila disentuh dan
pergerakan bola mata terasa pegal.
E. KLASIFIKASI
DHF di klasifikasikan berdasarkan derajat beratnya penyakit, secara klinis
dibagi menjadi : (WHO, 1997).
1) Derajat I
Demam dengan uji bendung positif.
2) Derajat II
Derajat I dan disertai perdarahan spontan pada kulit atau tempat lain.
3) Derajat III
Nadi cepat dan lemah, tekanan nadi < 20 mmHg, hipotensi, akral
dingin.
4) Derajat IV
Syok berat, nadi tidak teraba, tekanan darah tak beraturan. (Alan R.
Tumbelaka, 2004).
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
G. PENATALAKSANAAN
c) Minum banyak (2-2,5 liter /24 jam) dapat berupa jus, susu, sirup, teh
manis dan beri penderita oralit.
BIODATA
Nama : Sdr. K
Jenis kelamin : Laki – laki
Umur : 20
Status perkawinan : Belum nikah
Pekerjaan : Belum berkerja
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMA
Alamat : Tambak yudan
No. Register : xxxxx
Tanggal MRS :.28 Maret 2021
Tanggal pengkajian : 29 Maret 2021
AKTIVITAS SEHARI-HARI
A. POLA TIDUR/ISTIRAHAT
1. Waktu tidur :
SMRS : Klien mengatakan tidur jam 20.00 WIB
MRS : Klien mengatakan tidur jam 21.00 WIB
2. Waktu bangun :
SMRS : Klien mengatakan bangun jam 06.00 WIB
MRS : Klien mengatakan bangun jam 05.00 WIB
3. Masalah tidur :
SMRS : Klien mengatakan tidak ada masalah tidur
MRS : Klien mengatakan ada masalah tidur karena nyeri
pada dadanya
B. POLA ELIMINASI
1. BAB :
SMRS : 1-2x / hari
MRS : 1x/ hari
2. BAK :
SMRS : 5-8x/ hari
MRS : 6-8x/ hari
3. Kesulitan BAB/BAK :
SMRS : Klien mengatakan tidak ada kesulitan BAB/BAK
MRS : Klien mengatakan tidak ada kesulitan BAB/BAK
3. Pemeliharaan kuku :
SMRS : Klien mengatakan memotong kuku seminggu 2x
MRS : Klien mengatakan memotong kuku seminggu 1x
DATA PSIKOSOSIAL
A. Pola Komunikasi :
Klien mengatakan jika diajak berbicara berespon positif
D. Dampak di rawat di RS :
Klien mengatakan tidak bisa beraktivitas seperti biasa ketika di klinik
DATA SPIRITUAL
A. Ketaatan beribadah :
PEMERIKSAAN FISIK
A. Kesan umum/Keadaan Umum : Lemas
B. Tanda-tanda vital
Suhu tubuh : 38,0 ºC Nadi : 90x/menit
Tekanan Darah : 120/80 mmHg Respirasi : 20x/menit
Tinggi badan : 170 Berat badan : 65
C. Pemeriksaan kepala dan leher :
1. Kepala dan rambut
a. Bentuk kepala : Bulat
Ubun-ubun : Tidak ada benjolan
Kulit kepala : Bersih dan tidak ada lesi
b. Rambut : Lurus
Penyebaran dan keadaan rambut : Merata
Bau : Tidak berbau
Warna : Hitam
c. Wajah : Bulat
Warna kulit : Sawo matang
Struktur wajah : Simetris
2. Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan : Mata lengkap dan simetris
b. Kelopak mata (palpebra) : Tidak ada benjolan
d. Pupil : Isokor
e. Kornea dan iris : Tidak ada radang, gerakan bola mata normal
3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi : Tidak ada pembengkakan dan
tidak ada septum nasi
4. Telinga
a. Bentuk telinga : Simetris
Ukuran telinga : Sedang
Ketegangan telinga : Tidak tegang, lentur
b. Lubang telinga : Tidak ada serumen, tidak ada perdarahan dan benda
asing
c. Ketajaman pendengaran : Klien mampu mendengar dengan baik
6. Leher
a. Posisi trachea : Simetris
b. Tiroid : Tidak ada pembesaran
c. Suara : Jelas
d. Kelenjar Limfe : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
e. Vena Jugularis : Tidak ada pembesaran vena jugularis
f. Denyut Nadi Carotis : Teraba
D. Pemeriksaan Integumen (kulit)
a. Kebersihan : Bersih
b. Kehangatan : Hangat
c. Warna : Sawo matang
d. Tekstur : Lembab
e. Kelembaban : Lembab
f. Kelainan pada kulit : Tidak ada kelainan
F. Pemeriksaan Thorax/Dada
1. Inspeksi Thorax
a. Bentuk Thorax : Normal
b. Pernapasan
- Frekwensi : 20x/menit
- Irama : Normal dan teratur
c. Tanda-tanda kesulitan bernapas : Tidak ada tanda – tanda kesulitan
bernafas
2. Pemeriksaan Paru
a. Palpasi getaran suara (Vokal Fremitus) : Normal, getaran antra kanan
dan kiri sama
b. Perkusi : Sonor
c. Auskultasi :
- Suara napas : Vesikuler
3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi dan palpasi
- Pulsasi : Tidak ada palpasi
- Ictus cordis : ICS V pada linea midclavicula kiri selebar 1cm
b. Perkusi :
- Batas-batas jantung : ICS II linea dtrenalis dedtrs dinidtrs, ICS IV
sternalis dekstra, ICS IV midcalicula sinistra.
c. Auskultasi :
- Bunyi Jantung I : Lup, pada ruang ICS IV linea
stenalis kiri dan ICS V linea midclavicula kiri
- Bunyi Jantung II : Dup tunggal pada ruang ICS II
linea strenalis kanan dan ICS II liena strenalis kiri
G. Pemeriksaan Abdomen :
a. Inspeksi
- Bentuk abdomen : Normal
- Benjolan/Massa : Tidak ada benjolan/ massa
- Bayangan Pembuluh Darah abdomen : Tidak ada bayangan
pembuluh darah abdomen
b. Auskultasi
- Peristaltik usus : Tidak Terkaji
c. Palpasi
- Tanda Nyeri Tekan : Tidak ada nyeri tekan
d. Perkusi
- Suara Abdomen : Tympani
c. Kekuatan otot :5 5
5 5
J. Pemeriksaan Neurologi
f. Refleks :
a. Refleks Fisiologis : Bisep, trisep, patella
c. Persepsi : Baik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Diagnosa Medis : DHF
2. Rontgen :
3. ECG : -
4. USG : -
5. Lain-lain : -
1. Inf. RL
2. Inj. Antrain 3 x 1
3. Inj. Ceftriaxone 2 x 1
Perawat
DIHAR AULIAH AGUSTIN
NIM. 1801104
ANALISA DATA
DS : Nyeri akut
- Klien mengatakan
pusing
- Klien mengatakan
sulit tidur karena
panasnya
P : Suhu badan naik
Q : Tertekan
R : kepala
S:4
T : Suhu badan naik
Do :
- Klien tampak
meringis
Nyeri akut
DIAGNOSA KEPERAWATAN
DIAGNOSA
TGL MUNCUL TGL TERATASI TT
KEPERAWATAN
29 Maret 2021 Hipertermi b.d proses 31 Maret 2021
penyakit
DIAGNOSA
SLKI SIKI
NO KEPERAWATAN
KODE DIAGNOSIS KODE LUARAN KODE INTERVENSI
1. D.0115 Hipertermi Luaran Utama : Intervensi Utama :
L.14134 Termoregulasi I.15506 Manajemen hipertermi
i15Observasi :
501) Identifikasi penyebab hipertermi
Setelah dilakukan intervensi 6 (misal, dehidrasi, terpapar lingkungan
keperawatan selama 3x24 jam panas, penggunaan inkubator)
didapatkan data termoregulasi 2) Monitor suhu tubuh
membaik dengan kriteria: Terapeutik :
1. pucat menurun 1) Berikan cairan oral
2. suhu tubuh membaik 2) Lakukan pendinginan eksternal
3. menggigil menurun (missal, selimut hipotermi atau
kompres dingin pada dahi, leher, dada,
abdomen, axilla)
Edukasi :
1) Anjurkan tirah baring
Kolaborasi :
1) Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena
NO.
NO TGL DX. TINDAKAN TT
KEP
Senin, 29 1 - Melakukan BHSP
Maret 2021 - Mengobservasi tanda vital
22.00 WIB S : Pasien mengatakan badan panas dan
pusing
O : TD = 120/80 mmHg
N = 80x/menit
S = 38,0oC
R = 20x/menit
- Menganjurkan keluarga melakukan
kompres dingin di dahi atau ketiak
S : Pasien mengatakan lebih nyaman
O : pasien tampak rileks
- Menganjurkan tirah baring
S : Pasien mengatakan susah tidur karena
lingkungan RS yang ramai
O:-
TANGGAL
NO DX TANGGAL
Selasa, 30 Maret 2021
KEP Rabu, 31 Maret 2021
Jam 06.00
1 S: S:
- Klien mengatakan sudah - Klien mengatakan sudah tidak
mendingan, pusing (+) panas lagi, pusing (-)
O: O:
- K/u : cukup - K/u : membaik
- TD : 110/70 mmHg - TD : 120/80 mmHg
- N : 82 x/menit - N : 80 x/menit
- S : 37,0 oC - S : 36,3 oC
- RR: 20 x/menit - RR: 20 x/menit
A: Masalah Teratasi Sebagian A: Masalah Teratasi
2 S: S:
- Klien mengatakan masih pusing - Klien mengatakan sudah tidak
- Klien mengatakan sudah bisa pusing lagi
tidur - Klien mengatakan sudah bisa
tidur
O:
- k/u : cukup O:
- Klien tampak meringis - k/u : cukup
- Skala 2
A : Masalah teratasi
A : Masalah teratasi sebagian
P: Hentikan intervensi
P: Lanjutkan intervensi