Di Susun Oleh:
Dihar Auliah Agustin (1801104)
Mahasiswa
Mengetahui
Kepala Ruangan
TUBERCULOSIS
A. DEFINISI
berbagai organ, terutama perenkim paru-paru yang disebabkan oleh kuman yaitu
dkk, 2013).Tuberculosis Paru merupakan contoh lain infeksi saluran nafas bawah.
biasanya ditularkan melalui inhalasi percikan ludah (droplet) dari suatu individu
ke individu lainnya.
B. ETIOLOGI
bovis, M. leprea dan sebagainya. Yang juga dikenal sebagi Bakteri Tahan Asam
gangguan pada saluran napas dikenal sebagai MOTT (Mycobacterium Other Than
untuk TB Secara umum sifat kuman TB. (Subuh & Priohutomo, 2014).
berupa lemak/ lipid sehingga kuman mampu tahan terhadap asam serta sangat
tahan terhadap zat kimia dan faktor fisik. Mikroorganisme ini adalah bersifat
aerob yakni menyukai daerah apeks paru-paru yang kandungan oksigennya tinggi.
Daerah tersebut menjadi tempat yang kondusif untuk penyakit tuberculosis. Basil
TB sangat rentang terhadap sinar matahari sehingga dalam beberapa menit saja
akan mati. Ternyata kerentanan ini terutama terhadap gelombang cahaya ultra-
violet. Basil TB juga rentang terhadap panas-basah, sehingga dalam 2 menit saja
basil TB yang berada dalam lingkungan basah sudah akan mati bila terkena air
bersuhu 100ºC. Basil TB juga akan terbunuh dalam beberapa menit bila terkena
C. PATOFISIOLOGI
Bakteri yang terhirup akan dipindahkan melalui jalan nafas ke alveoli, tempat
dimana mereka berkumpul dan mulai untuk memperbanyak diri. Selain itu bakteri
juga dapat di pindahkan melalui sistem limfe dan cairan darah ke bagian tubuh
yang lainnya.
yang masih hidup dan sudah mati dikelilingi oleh makrofag dan membentuk
dinding protektif granuloma diubah menjadi jaringan fibrosa bagian sentral dari
fibrosa ini disebut tuberkel. Bakteri dan makrofag menjadi nekrotik membentuk
taktif karena penyakit tidak adekuatnya sistem imun tubuh. Penyakit aktif dapat
juga terjadi dengan infeksi ulang dan aktivasi bakteri. Turbekel memecah,
menyembuh dan membentuk jaringan parut paru yang terinfeksi menjadi lebih
(Manurung, 2013).
D. GEJALA KLINIS
bermacam- macam atau malah banyak pasien TB paru tanpa keluhan sama sekali
hilang timbulnya demam influenza ini, sehingga pasien merasa tidak pernah
terbebas dari serangan demam influenza. Keadaan ini dapat dipengaruhi oleh
daya tahan tubuh pasien dan berat ringannya infeksi kuman tuberkulosis yang
masuk.
2. Batuk / batuk darah Gejala ini banyak ditemukan, batuk terjadi karena adanya
keluar. Karena terlibatnya brongkus pada setiap penyakit tidak sama, mungkin
saja batuk baru dan setelah penyakit berkembang dalam jariang paru yakni
adalah berupa batuk darah karena terdapat pembuluh darah yang pecah.
Kebanyakan batuk darah pada tuberkulosis terjadi pada kavitas, tetapi terdapat
3. Sesak napas Pada penyakit yang ringan (baru tumbuh) sebelum dirasakan sesak
napas. Sesak napas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjud, yang
4. Nyeri dada Gejala ini agak jarang ditemukan, nyeri dada timbul bila infiltrasi
sering ditemukan berupan anoreksia tidak nafsu makan, berat badan menurun,
sakit kepela, meriang, nyeri otot, keringat malam dll. Gejala malaise ini makin
lama semakin berat dan terjadi hilang timbul secara tidak teratur (Bahar &
Amin, 2011).
E. KLASIFIKASI TUBERKULOSIS PARU
1. Tuberculosis Paru.
yaitu:
yang positif.
2) Satu periksaan dahak memberikan hasil yang positif dan foto rontgen
menyerang organ tubuh lain selain paru-paru, misal selaput paru, selaput otak,
selaput jantung, kelenjar getah bening, tulang, persendian kulit, usus, ginjal,
F. PENATALAKSANAAN
a. Penerapan batuk efektif dan fisioterapi dada pada pasien TB paru yang
b. Pemberian posisi semi fowler pada pasien TB paru telah dilakukan sebagai
salah satu cara untuk membantu mengurangi sesak napas. Posisi yang tepat
pemberian posisi semi fowler terhadap kestabilan pola napas pada pasien
terjadi perbaikan klinis yang cukup signifikan (Sugiarti, Ramadhian, & dkk,
D dimulai pada musim panas antara pukul 05.00- 06.00 pagi sampai tengah
hari. Klien di perkenankan untuk berjemur selama 15 hari. Pada hari
pertama kaki terkena sinar matahari selama 5 menit, pada hari kedua 10
menit dan kaki bagian bawah selama selama 5 menit. Dengan demikian
antibiotic.
kurang, baik tuberkulosis dengan sputum BTA (+) maupun sputum BTA (-).
menjalankan diet tepat yaitu Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP). Asupan
(Suami, istri, orangtua, anak, menantu) yaitu sebanyak 93%, sebanyak 4,7%
informasi secara verbal atau non verbal, bantuan nyata atau tindakan yang
2. Penatalaksana farmakologis
hidup.
buruk selanjudnya.
TB. Pengobatan TB Paru adalah merupakan salah satu upaya penting efisien
4) Pengobatan diberikan dalam jangka waktu yang cukup lama terbagi dalam
3. Pengobatan tuberculosis
1) Rifampisin
2) INH
3) Pirazinamid
4) Steptomisin
5) Etambutol
Kombinasi dosis tetap ini terdiri dari 4 obat antituberkulosis yaitu rifamsinin,
1) Kanamisin
2) Kuinolon
4. Dosis OAT
BB 40-60 kg : 450 mg
10 mg/kg BB 3 x seminggu,
15 mg/kg BB 2 x seminggu
BB > 60 Kg : 1500 mg
BB 40-60 kg : 1000 mg
BB < 40 kg : 750 mg
BB > 60 kg : 1500 mg
BB 40-60 kg : 1000 mg
BB < 40 kg : 750 mg
BB > 60 kg : 1000 mg
BB 40-60 kg : 750 mg
BB < 40 kg : sesuai BB
a. Insoniazid (INH)
rasa terbakar di kaki dan nyeri otot. Efek ini dapat dikurangi dengan
pellagra).
b. Rimfapisin
b) Sindrom perut
a) Hepatitis
menyebabkan warna merah pada air seni, keringat. Air mata, air liur
Efek samping utama: hepatitis, Nyeri sendi juga dapat terjadi (beri aspirin)
Kadang-kadang terjadi reaksi demam, mual, kemerahan dan reaksi kulit yang
lain.
d. Etambutol
warna merah dan hijau. Gangguan penglihatan akan kembali normal dalam
e. Streptomisin
sakit kepala, muntah dan eritema pada kulit. Efek samping sementara dan
ringan (jarang terjadi) seperti kesemutan sekitar mulut dan telinga yang
TB Aktif
Asupan nutrisi
Bersihan jalan tidak adekuat
Nosiseptor nafas tidak
terangsang efektif
Penurunan BB
Nyeri dada
Defisit nutrisi
kurang dari
Nyeri Akut kebutuhan
Sesak
Batuk terus –
menerus
Gangguan
pola tidur
Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Riwayat kesehatan
kejadian.
b. Pengkajian Primer
1) AirWay
2) Breathing
3) Circulation
4) Disability
5) Expossure
c. Pengkajian Sekunder
fasialis.
4) Aktivitas/istirahat
5) Sirkulasi
6) Neurosensori
gangguanpengecapan/pembauan.
gerakan.
7) Nyeri/Keyamanan
Terapeutik:
1. Modifikasi lingkungan (mis,
penchayaan, kebisingan,
suhu, matras, dan tempat
tidur)
2. Batasi waktu tidur siang, jika
perlu
3. Fasilitasi menghilangkan
stress sebelum tidur
4. Tetapkan jadwal tidur rutin
5. Lakukan prosedur untuk
meningkatkan kenyamanan
(mis. pijat, pengaturan,
posisi, terapi akupresur)
6. Sesuaikan jadwal pemberian
obat dan / atau tindakan
untuk menunjang siklus tidur
terjaga
Edukasi:
1. Jelaskan pentingnya tidur
cukup selama sakit
2. Anjurkan menepati kebiasaan
waktu tidur
3. Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang
mengganggu tidur
4. Anjurkan penggunaan obat
tidur yang tidak mengandung
supresor terhadap tidur REM
5. Ajarkan faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap
gangguan pola tidur (mis,
psikologi, gaya hidup, sering
berubah shift bekerja)
6. Ajarkan relaksasi otot
autogenic atau cara
nonfarmakologi lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Fadhillah, Harif dkk. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Fadhillah, Harif dkk. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tindakan Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Fadhillah, Harif dkk. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
FORMAT PENGKAJIAN KEGAWATDARURATAN TRAUMA
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny.N
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 44 Tahun
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMA
Alamat : Jln.Airlanga 04
No. registrasi : XXXXXX
Tgl. MRS : 20 April 2021
Tgl. pengkajian : 22 April 2021
Diagnosa medis : TB Paru
B. DATA SUBYEKTIF
1. Keluhan utama / alasan masuk rumah sakit
Klien mengatakan sesak nafas sejak 2 hari sebelum dibawa ke Klinik
Asy-Syifa dan nyeri pada dada disertai batuk berdahak
2. Keluhan saat pengkajian
Klien mengatakan sesak nafas disertai nyeri pada dadanya dan batuk
berdahak
C. MEKANISME KEJADIAN
Pada tanggal 17 April 2021 klien tidak mau makan hanya menghabiskan
setengah porsi dan mengeluh nyeri pada dada dan disertai batuk berdahak.
Kemudian klien periksa ke mantri terdekat serta mendapatkan obat lalu klien
mengkonsumsinya. Namun sakit klien tak kunjung sembuh. Akhirnya klien
dibawa ke Klinik Asy-Syifa pada tanggal 20 April 2021 oleh keluarganya
pada jam 10.45 WIB untuk mendapatkan perawatan.
P : nyeri bertambah ketika batuk
Q : seperti tertekan
R : dada
S : 6 (Sedang)
T : hilang timbul
D. SAMPLE
Sign and symptom :
1. Nyeri dada
2. GCS : 4 5 6
3. K/U : Lemah
4. Grimace
Alergi :
Klien mengatakan tidak punya alergi obat atau makanan
Medication :
Klien tidak sedang dalam pengobatan atau klien tidak sedang mengkonsumsi
obat apapun.
Perawat
Nama : Ny. N
Umur : 44 Tahun
No Register : XXXXX
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 DS : Mikrobacterium Bersihan jalan
Klien mengatakan sesak nafas dan nafas tidak
batuk berdahak Alveolus efektif b.d
DO : sekresi yang
1. K/U : Lemah Respons inflamasi tertahan
2. GCS : 4 5 6 (Fagosit oleh neutrophil,
3. TTV : TD = 150/100 mmHg makrofag, limfosit
N = 130 x/menit melisiskan
S = 37,2ºC
RR = 25 x/menit Masa fibrosa (bagsentral
SPO2: 74 – tuberkelghon)
TB Aktif
Pembentukan sputum
Batuk
Nyeri Akut
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama : Ny. N
Umur : 44 Tahun
No. Register : XXXXXX
N TGL
DIAGNOSA KEPERAWATAN TGL TERATASI TT
O MUNCUL
Edukasi :
1. Jelaskan tujuan dan prosedur
batuk efektif
2. Anjurkan Tarik nafas dalam
melalui hidung selama 4
detik, ditahan selama 2 detik
kemudian keluarkan dari
mulut dengan bibir mecucu
(dibulatkan) selama 8 detik
3. Anjurkan mengulangi tarik
nafas dalam hingga 3 kali
4. Anjurkan batuk dengan kuat
langsung setelah Tarik napas
dalam yang ke – 3
NO.
NO TGL DX. TINDAKAN TT
KEP
20 April 1 1) Bina hubungan saling percaya (BHSP)
2021 dan tetap menggunakan prinsip 5S
10.45 WIB (Senyum, Sapa, Salam, Sopan,
Santun)
2) Memperkenalkan diri dan
menjelaskan tujuan kepada Ny. N
3) Membuat kontrak waktu dengan
keluarga Ny. N
4) Memberikan penjelasan mengenai
penyakit TB Paru mulai dari
pengertian, penyebab, gejala, dan cara
pencegahan
5) Mengobservasi tanda – tanda vital
TD : 150/100mmHg
Nadi : 130x/menit
RR : 25x/ menit
Suhu : 37,20C
SPO2 : 74
6) Berkalaborasi dengan tim medis
dalam pemberian obat
2 1) Membuat kontrak waktu dengan
keluarga Ny. N
2) Memberikan penjelasan mengenai
penyakit TB Paru mulai dari
pengertian, penyebab, gejala, dan cara
pencegahan
3) Identifikasi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
P : nyeri bertambah ketika batuk
Q : seperti tertekan
R : dada
S : 6 (Sedang)
T : hilang timbul
4) Mengobservasi tanda – tanda vital
TD : 150/100mmHg
Nadi : 130x/menit
RR : 25x/ menit
Suhu : 37,20C
5) Menganjurkan distraksi atau relaksasi
untuk mengurangi rasa nyeri
6) Berkalaborasi dengan tim medis dalam
pemberian obat
2 S : Klien mengatakan sesak nafas S : Klien mengatakan sesak nafas S : Klien mengatakan sesak nafas
disertai nyeri pada dadanya ketika batuk disertai nyeri pada dadanya ketika batuk disertai nyeri pada dadanya ketika batuk
P : nyeri bertambah ketika batuk P : nyeri bertambah ketika batuk P : nyeri bertambah ketika batuk
Q : seperti tertekan Q : seperti tertekan Q : seperti tertekan
R : dada R : dada R : dada
S : 6 (Sedang) S : 4 (Sedang) S : 4 (Sedang)
T : hilang timbul T : hilang timbul T : hilang timbul