Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktikum Klinik Mata Kuliah
Keperawatan Dasar
Dosen Pengampu:
Ns. Ai Rahmawati, S.Kep., M.Kep
Disusun Oleh :
Eka Nursafitri
231FK09029
paru dan dapat menyerang bagian tubuh lain (Suryani, Widianti, Hernawati &
Sriati, 2016). Bakteri dapat masuk melalui sistem peranfasan, pencernaan dan
luka terbuka pada kulit. Tetapi paling banyak melalui inhalasi droplet yang
B. FISIOLOGI SISTEM
Penyebab penyakit Tuberkulosis adalah Mycobacterium tuberculosis.
asam dan alkohol, sehingga dinamakan basil tahan asam (BTA). Bakteri tahan
di udara yang lembab dan gelap, namun tidak tahan terhadap sinar dan udara
Ada dua macam bakteri Tuberkulosis yaitu tipe Human dan tipe Bovin. Basil
tipe Human bisa berada di bercak ludah (droplet) dan udara dari penderita
Tuberkulosis. Sedangkan basil tipe Bovin berada di susu sapi yang menderita
mastitis tuberkulosis usus (Nurarif & Kusuma, 2015, p.210). Bakteri yang
pneumonia kecil (Amin & Bahar, 2014, p.865). Kemudian timbul gejala batuk
dan disertai sesak nafas (Nurarif & Kusuma, 2015, p.65). Jika daya tahan tubuh
penderita Tuberkulosis menurun maka kerusakan paru semakin luas dan parah
C. PATOFISIOLOGI
terbang ketika terkena angin atau dikenal dengan istilah airbone infection.
Apabila bakteri terhirup oleh orang sehat, maka orang tersebut berpotensi
Rahardjo & Nurjazuli, 2015) Bakteri yang menetap di paru akan membentuk
meradang tahunan maka bakteri akan menghancurkan jaringan ikat sekitar dan
masuk ke saluran udara bronkhi dan material nekrosis bisa keluar melalui
batuk produktif dengan secret yang mengandung 10 bakteri hidup yang dapat
ketidakefektifan jalan nafas (Amin & Bahar, 2014). Pada Tuberkulosis stadium
lanjut terjadi fibrosis diseluruh paru dan mengurangi jumlah total jaringan
fungsional paru, oleh sebab itu kapasitas vital pernafasan berkurang yang
oleh basil Tuberkulosis akan diserang oleh makrofag dan dikelilingi seperti
dinding untuk mencegah penyebaran basil yang akan membuat membrane
difusi. Kapasitas difusi yang berkurang akan menyebabkan sesak nafas maka
D. PHATWAY
E. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Wahuningsih dan Wibisono (2015) seseorang dikatakan sebagai
a. Batuk, gejala ini banyak ditemukan karena adanya iritasi pada bronkus.
Bahar, 2014).
b. Sesak nafas Pada penyakit yang ringan (baru tumbuh) belum dirasakan
sesak nafas. Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut,
dan kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena ada hal-hal yang
c. Nyeri dada, gejala ini jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi
2014).
e. Demam tinggi, keadaan ini dipengaruhi oleh daya tahan tubuh pasien dan
berat ringannya infeksi kuman Tuberkulosis yang masuk (Amin & Bahar,
2014).
f. Penurunan berat badan, tidak ada nafsu makan (anoreksia) atau berkurang.
a. Penatalaksanaan Keperawatan :
1. Penyuluhan
sudah disampaikan.
5. Fisioterapi dada
(Hidayat, 2012)
b. Penatalaksanaan Medis
kualitas hidup.
resistensi.
dalam dua tahap yaitu tahap awal serta tahap lanjutan, sebagai
kekambuhan.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Penunjang
1. Sputum :
- Kultur Mycobacterium tuberculosis positif
tahapan aktif, penting untuk menetapkan
diagnose pasti dan melakukan uji terhadap
- Ziehl-Neelsen kepekaan terhadap obat.
BTA positif
2. Tes kulit (PPD, mantourax, Reaksi positif (area indurasi 10 mm atau
vollmer) lebih) menunjukan infeksi masa lalu dan
adanya antibody tetapi tidak berati untuk
menunjukan keaktifan penyakit.
3. Foto thorax Dapat menunjukan infiltrasi lesi awal
pada daerah paru, simpanan kalsium lesi
sembuh primer, efusi cairan, akumulasi
udara, area cavitas, area fibrosa dan
penyimpangan struktur mediastinal.
4. Histologi atau kultur Hasil positif dapat menunjukan serangan
jaringan (termasuk bilasan ekstrapulmonal.
lambung urne, cairan
serebrospinal, biopsy kulit)
5. Biopsi jarum pada jaringan Positif untuk gralunoma TB, adanya giant
paru cell menunjukan nekrosis.
6. Darah
- LED Indikator stabilitas biogik penderita,
respon terhadap pengobatan dan pediksi
tingkat penyembuhan. Sering
meningkatkan pada proses aktif.
H. KOMPLIKASI
a. Komplikasi dini
1. Pleuritis
2. Efusi pleura
peradangan.
3. Empiema
4. Laringitis
Laringitis adalah suatu kondisi dimana pita suara menjadi serak. Saat
suara serak.
2016).
b. Komplikasi lanjut
mengalami keluhan yang mirip dengan gejala TBC, yaitu: sesak nafas,
disebut amiloid menumpuk di jaringan dan organ tubuh. Ketika hal itu
2016)
1. Pengkajian
a. Identitas diri pasien; nama, jenis kelamin, umur, tempat tanggal lahir,
b. Riwayat Kesehatan
berdahak lebih dari 3 minggu, batuk berdarah, sesak nafas, nyeri dada,
berkeringat pada malam hari, demam tinggi dan penurunan berat badan
sesak nafas.
telah dilakukan dan juga tanyakan apakah ada alergi terhadap obat dan
jika terjadi reaksi apa yang timbul. Riwayat diet yang dikonsumsi juga
p.43).
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
b. Review of sytem
- Sistem Pernapasan
- Sistem kardiovaskuler
Bentuk dada simetris, tidak ada otot bantu nafas dan tidak terdapat
- Sistem persyarafan
dan tempat
- Sistem percernaan
- Sistem muskuluskeletal
- Sistem penginderaan
3. Pemeriksaan penunjang :
- Rontgen dada
4. Diagnosa Keperawatan
Batas karakteristik :
- Nasal flaring
- Dyspnea
- Orthopnea
- Nafas pendek
- Pernafasan pursed-lip
- Hiperventilasi
- Deformitas tulang
- Penurunan energi/kelelahan
- Perusakan/pelemahan muskulo-skeletal
- Obesitas
- Posisi tubuh
- Kelelahan otot pernafasan
- Hipoventilasi sindrom
- Nyeri
- Kecemasan
- Disfungsi Neuromuskuler
- Kerusakan persepsi/kognitif
- Imaturitas
Batas Karakteristik :
- Sianosis
- Dispneu
neuromuskular.
5. Rencanaan Keperawatan
6. Implementasi
analisis gas darah dan memonitor saturasi oksigen melalui oksimetri nadi.
7. Evaluasi