OLEH
841718096
PENDAHULUAN
kasus baru tuberkulosis sebesar 6,4 juta, setara dengan 64% dari insiden
juta pasien. Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai beban
tuberkulosis yang terbesar diantara 8 negara yaitu India (27%), China (9%),
(4%) dan Afrika Selatan (3%). Angka insiden tuberkulosis Indonesia pada
tahun 2017 sebesar 319 per 100.000 penduduk dan angka kematian penderita
tubuh untuk mengeluarkan mukus di jalan nafas (Santosa, Teguh, & Widjaja,
1
2014). Mukus merupakan produk dari infeksi atau proses patologi penyakit
yang harus dikeluarkan dari jalan nafas agar diperoleh hasil pengurangan
sesak nafas, pengurangan batuk dan perbaikan pola nafas (Desianti, Burhan,
(Lestari, 2015). ACBT bertujuan untuk membersihkan jalan nafas dari mukus
3 detik dan ekpirasi 2 detik sehingga udara yang masuk dan keluar paru lebih
expansion exercise pada tahap ini dada di kembangkan dengan menahan nafas
technique (ACBT) ini adalah cara yang sangat mudah dilakukan, tanpa
2
memerlukan alat bantu apapun, dan juga tanpa efek negatif seperti pemakaian
obat-obatan.
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
tuberculosis
3
BAB II
1. Pengertian Tuberkulosis
organ tubuh lainnya. Bakteri ini dapat masuk melalui saluran pernapasan,
saluran pencernaan dan luka terbuka pada kulit. Tetapi paling banyak
melalui inhalasi droplet yang berasal dari orang yang terinfeksi bakteri
4
2. Etiologi
dan sinar ultraviolet. Ada dua macam mikobakteria tuberculosis yaitu Tipe
Human dan Tipe Bovin. Basil Tipe Bovin berada dalam susu sapi yang
bercak ludah dan di udara yang berasal dari penderita TBC, dan orang
Kusuma, H, 2015).
3. Manifestasi klinis
e. Peningkatan sel darah putih dengan dominasi limfosit (Nurarif, A.H &
Kusuma, H, 2015)
4. Diagnosis
a. Foto Toraks
umumnya berada di apeks paru, tetapi dapat juga pada lobus bawah
bercak-bercak seperti awan dan batas-batas yang tidak tegas. Bila lesi
5
telah diliputi jaringan ikat maka bayangan akan terlihat berupa bulatan
b. Mikroskopi
Meragukan : 1-9/100 LP
+ : 10-99/100 LP
++ : 1-10/LP
6
dengan kemampuan mendeksi 102 basil per milliliter, meskipun
5. Pengobatan
c. Ditelan secara teratur dan diawasi langsung oleh pengawas minum obat
Pada tahap awal, pengobatan diberikan setiap hari selama 2 bulan agar
secara efektif menurunkan jumlah kuman yang ada dalam tubuh pasien
tahap lanjutan bertujuan untuk membunuh sisa kuman yang masih ada
di Indonesia adalah :
7
Kategori 1
Kategori 2
atau HRZE, dimana HRZE diberian setiap hari selama 3 bulan danS
diberikan hanya 2 bulan pertama. Bila sputum BTA masih positif maka
sekresi yang ada pada saluran napas, ACBT juga terbagi menjadi tiga
8
melonggarkan jalan napas dan meningkatkan ventilasi pada paru-paru, dan
sekresi mukus pada saluran pernapasan (Lewis, Williams & Olds, 2012)
a. Kontrol Pernapasan
dengan cara:
Letakkan satu tangan diatas perut dan biarkan bahu dalam posisi
rileks
napasnya. Tiga atau 4 kali bernapas dirasa cukup pada keadaan sesak
napas yang ringan dan lebih dari itu jika disertai adanya infeksi.
b. Latihan Pernapasan
dilakukan yaitu:
9
Rilekskan dada bagian atas
c. Huffing
sputum dari saluran napas kecil. Langkah yang harus dilakukan yaitu:
10
Batuk dan keluarkan dahak apapun. Jika tidak ada sputum yang
11
BAB III
3.1 Hasil
12
Kronik (PPOK) sputum 5.5607 ml,
hasil uji statistik
diperoleh p=0,00
dimana p < 0,05
yang bermakna Ha
diterima, sehingga
diambil kesimpulan
ada manfaat teknik
Active Cycle of
Breathing Technique
(ACBT) untuk
membersihkan jalan
napas sehingga dapat
menurunkan sesak
napas.
Titih Active Cycle Of Quasi ACBT memberikan Google
Huria, Breathing Experimen pengaruh yang Scholar
Dwi Technique t dengan bermakna terhadap
Wulandari (ACBT) pre–post jumlah sputum dan
Ningtias Terhadap test design ekspansi toraks pada
Peningkatan with kelompok intervensi
Nilai VEP1, control daripada kelompok
Jumlah Sputum, group kontrol dengan nilai
Dan Mobilisasi p = 0,026 untuk
Sangkar jumlah sputum dan p
Thoraks Pada = 0,004 untuk
Pasien PPOK Di ekspansi toraks.
Rumah Sakit Sedangkan pada
Paru Respira nilai VEP1, ACBT
Yogyakarta tidak memberikan
pengaruh yang
bermakna dengan
nilai p = 0,058
Shereen Impact Of Active Cohort Hasil penelitian Research
Hamed Cycle Of design menunjukkan pada Gate
Elsayed, Breathing test bejalan 6 menit
Walid Technique On terdapat perbedaan
Kamal Functional yang signifikan
Mohamme Capacity In dalam t-istirahat
d Abdel Patient With antara sebelum dan
13
Basset, Bronchiectasis sesudah perawatan
Karim dimana nilai dari
Ahmed pra-perawatan
Fathy (82,26 ± 27.32) dan
untuk post-
perawatan (130.33 ±
43,85) dimana nilai
t= 7.54 dan nilai p =
0.0001 dengan
peningkatan
presentasi 58.42%.
Index dispnea pre
dan post perawatan
ada perbedaan yang
signifikan dimana
nilai rata-rata pra-
perawatan (100.73 ±
14.91) dan untuk
post perawatan
adalah (71.53 ±
15.58) dimana nilai
t= 10.25 dan nilai p
= 0.0001 dengan
presentasi 28.98%.
Hesham Comparison True Ada perbedaan Research
Abdelhali between active experime signifikan mengenai Gate
m, Heba cycle of nt with mMRC sebelum dan
Aboelnaga breathing with one group sesudah ACBT dan
, Karim postural pre test – fisioterapi
Fathy drainage versus post test konvensional.
conventional Perbandingan
chest sehubungan dengan
physiotherapy in skor dyspnea
subject with MMRC sebelum dan
bronchiectasis sesudah ACBT
menggunakan uji-t
berpasangan
didapatkan (t=
6,325, p= 0,0000)
dimana sebelum
14
dilakukan ACBT
skor MMRC sebesar
2,93 dan setelah
dilakukan ACBT
skor MMRC sebesar
1,6.
3.2 Pembahasan
active cycle of breathing diberikan setiap 1 kali / hari selama 10 hari, dengan
Penelitian oleh Lestari, R.I (2015) juga menunjukkan bahwa ada manfaat
sesak nafas dimana dimana p<0.05 yang mengandug arti Ha diterima dan Ho
15
ditolak, sehingga diambil kesimpulan ada manfaat teknik Active Cycle of
(ACBT) dapat lebih mudah mengeluarkan sputum, sesak napas menurun dan
mobilisasi sangkar torak lebih baik. Pada penelitian ini intervensi latihan
technique/huffing. Sama halnya pada jurnal pertama, jurnal ini juga tidak
tersebut.
Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Huria, T. dan Ningtias, D.W (2017)
pengaruh yang bermakna terhadap jumlah sputum dan ekspansi toraks pada
ini dilakukan satu kali sehari selama 15 – 20 menit perhari selama 3 hari.
16
Latihan ini dilakukan berdasarkan 3 tahapan ACBT yaitu breathing control,
dengan dua jurnal sebelumnya pada jurnal penelitian ini dijelaskan langkah-
langkah yang harus dilakukan pada setiap tahapan latihan active cycle of
breathing.
Dari semua penelitian yang ada dalam analisa jurnal ini semua penelitian
saluran pernafasan yang mana merujuk pada 1 gejala yaitu sesak nafas.
pada tahap breathing control. Pada tahap thoracic expansion exercise dapat
(2015) dimana penelitiannya menunjukkan bahwa index dispnea pre dan post
perawatan ada perbedaan yang signifikan, nilai t= 10.25 dan nilai p = 0.0001
17
dengan presentasi 28.98%. Latihan ini memudahkan perpindahan sekret
bahwa ACBT merupakan teknik latihan yang baik untuk pembersihan saluran
langkah yang harus dilakukan pada setiap tahapan latihan active cycle of
breathing.
beberapa serat ini menembus masuk ke bagian pusat dari paru. batang
18
dalam sirkulasi, yang dilepaskan kedalam tubuh oleh perangsangan simpatis
sesak nafas.
19
BAB IV
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Hasil analisis jurnal ini diharapkan dapat dijadikan masukan dan bahan
20
DAFTAR PUSTAKA
Abdelhalim, H., Aboelnaga, H., & Fathy, K. (2016). Comparison Between Active
Cycle Of Breathing with Postural Drainage Versus Conventional Chest
Physiotherapy in Subjects with Brochiectasis. Egyptian Journal Of Chest
Diseases and Tuberculosis
Lewis, L. K., Williams, M. T., & Olds, T. S. (2012). The active cycle of breathing
technique: A systematic review and meta-analysis. Respiratory Medicine
21
Patrick C, S Shenoi. (2016). Diagnostic for Pulmonary Tuberculosis. Postgrad
Med J.
Setiati S, et al. (2014). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna
Publishing.
22