Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN PRATIK KLINIK KEPERAWATAN I

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN DAN NERS PONTIANAK


POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK
SEMESTER GANJIL TA. 2020-2021

PKK 1 : KEBUTUHAN DASAR MANUSIA 1 ( KDM 1 )


KOMPETENSI : PPOK (TUBERKULOSIS )

NAMA : CHRISTOFHORUS ISSAFAJAR BACURA’


NIM : 191121007
KELAS : Tk 2 SARJANA TERAPAN DAN NERS KEPERAWATAN
PONTIANAK

A. KONSEP KEBUTUHAN PENYAKIT TERKAIT GANGGUAN YANG


DIIDENTIFIKASI :
1. Pengertian
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit paru-paru yang disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini tidak hanya menyerang paru-paru, tapi
juga bisa menyebar ke bagian tubuh lain, seperti tulang, kelenjar getah bening, sistem
saraf pusat, dan ginjal.
Bakteri TBC menyebar di udara melalui percikan dahak atau cairan dari saluran
pernapasan penderitanya, misalnya saat batuk atau bersin.
2. Etiologi

TBC (tuberkulosis) disebabkan oleh infeksi kuman dengan nama yang sama,
yaitu Mycobacterium tuberculosis. Kuman atau bakteri ini menyebar di udara melalui
percikan ludah penderita, misalnya saat berbicara, batuk, atau bersin. Meski demikian,
penularan TBC membutuhkan kontak yang cukup dekat dan cukup lama dengan penderita,
tidak semudah penyebaran flu.Makin lama seseorang berinteraksi dengan penderita TBC,
semakin tinggi risiko untuk tertular. Misalnya, anggota keluarga yang tinggal serumah
dengan penderita TBC.
Pada penderita TBC yang tidak menimbulkan gejala (TBC laten), kuman TBC tetap tinggal
di dalam tubuhnya. Kuman TBC dapat berkembang menjadi aktif jika daya tahan tubuh
orang tersebut melemah, seperti pada penderita AIDS. Namun, TBC laten ini tidak menular.

3. Patofisiologi / mekanisme gangguan kebutuhan terkait


Patofisiologi Tuberkulosis paru (TB paru) melibatkan inhalasi Mycobacterium
tuberculosis, suatu basil tahan asam (acid-fast bacilli). Setelah inhalasi, ada beberapa
kemungkinan perkembangan penyakit yang akan terjadi, yaitu pembersihan langsung dari
bakteri tuberkulosis, infeksi laten, atau infeksi aktif.
Ketika seorang pengidap TB paru aktif batuk, bersin, menyanyi, atau meludah, orang ini
dapat mengeluarkan titik-titik air liur kecil (droplets) ke udara bebas.  Droplets yang
berisi Mycobacterium tuberculosis ini, apabila terinhalasi orang lain akan masuk sampai
di antara terminal alveoli paru. Organisme kemudian akan tumbuh dan berkembang biak
dalam waktu 2-12 minggu sampai jumlahnya mencapai 1000-10.000. Jumlah tersebut
akan cukup untuk mengeluarkan respon imun seluler yang mampu dideteksi melalui
reaksi terhadap tes tuberkulin. Namun, tubuh tidak tinggal diam, dan akan mengirimkan
pertahanan berupa sel-sel makrofag yang memakan kuman-kuman TB ini.  Selanjutnya,
kemampuan basil tahan asam ini untuk bertahan dan berproliferasi dalam sel-sel
makrofag paru menjadikan organisme ini mampu untuk menginvasi parenkim, nodus-
nodus limfatikus lokal, trakea, bronkus (intrapulmonary TB), dan menyebar ke luar
jaringan paru (extrapulmonary TB). Organ di luar jaringan paru yang dapat diinvasi
oleh Mycobacterium tuberculosis diantaranya adalah sum-sum tulang belakang, hepar,
limpa, ginjal, tulang, dan otak.  Penyebaran ini biasanya melalui rute hematogen.
Apabila terjadi keterlibatan multi organ, maka TB paru akan memerlukan pengobatan
yang lebih lama, hal ini biasanya sebagai konsekuensi terhadap ketidakpatuhan penderita
terhadap tatalaksana pengobatan TB, atau keterlambatan diagnosis.
4. Tanda dan Gejala
1) Gejala respratorik
a) Batuk Keluhan batuk, timbul paling awal dan merupakan gangguan yang paling sering
dikeluhkan.
b) Batuk darah Keluhan batuk darah pada klien TB Paru selalu menjadi alasan utama
klien untuk meminta pertolongan kesehatan.
c) Sesak nafas Keluhan ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau
karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothoraks, anemia, dan lain-
lain.
d) Nyeri dada Nyeri dada pada TB Paru termasuk nyeri pleuritik ringan.Gejala ini timbul
apabila sistem persarafan di pleura terkena TB.
2) Gejala sistematis
a) Demam Keluhan yang sering dijumpai dan biasanya timbul pada sore atau malam hari
mirip demam atau influenza, hilang timbul, dan semakin lama semakin panjang
serangannya, sedangkan masa bebas serangan semakin pendek.
b) Keluhan sistemis lain Keluhan yang biasa timbul ialah keringat malam, anoreksia,
penurunan berat badan, dan malaise.Timbulnya keluhan biasanya bersifat gradual muncul
dalam beberapa minggusampai bulan.Akan tetapi penampilan akut dengan batuk, panas,
dan sesak nafas.

5. Komplikasi Penyakit
Meski komplikasi tuberkulosis dapat terjadi hampir pada semua organ manusia, namun ada
beberapa komplikasi yang paling sering terjadi dan perlu diwaspadai, seperti komplikasi TB
yang terjadi pada beberapa organ di bawah ini :
1. Kerusakan pada Otak
2. Gangguan Fungsi Penglihatan
3. Kerusakan pada Tulang dan Sendi
4. Kerusakan Fungsi HatI
5. Kerusakan pada Ginjal
6. Kerusakan pada Jantung
6. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan pada tuberkulosis paru (TB paru)
adalah :
1. Tes kulit (Mantoux test)
Tes ini dilakukan dengan cara menyuntikkan cairan yang disebut dengan tuberkulin.
Itu sebabnya, tes ini disebut juga dengan nama uji tuberkulin. Tuberkulin disuntikkan
di bagian bawah lengan Anda. Setelah itu, Anda akan diminta untuk kembali ke
dokter dalam waktu 48-72 jam setelah tuberkulin disuntikkan..
2. The Interferon Gamma Release Assays (IGRA)
IGRA adalah jenis pemeriksaan TBC terbaru yang dilakukan dengan mengambil
sedikit sampel darah Anda. Tes darah dilakukan untuk mengetahui bagaimana sistem
imun tubuh Anda merespons bakteri penyebab TBC.
Pada prinsipnya, sistem imun tubuh Anda memproduksi molekul yang disebut dengan
sitokin. Tes IGRA bekerja dengan cara mendeteksi salah satu jenis sitokin bernama
interferon gamma.
3. Sputum smear microscopy
Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya TBC adalah sputum
smear microscopy, atau mengambil sedikit cairan dahak untuk diperiksa di bawah
mikroskop. Anda mungkin lebih mengenalnya dengan nama tes dahak atau
pemeriksaan BTA.
4. Rontgen thorax TB paru
Hasil rontgen dada (thorax) dapat memberikan gambaran klinis dari kondisi paru-paru
seseorang sehingga bisa mendeteksi penyakit TBC.Pemeriksaan TBC ini mungkin
dilakukan setelah satu spesimen tes dahak BTA menunjukkan hasil positif dan dua
spesimen lainnya negatif. Anda juga akan diminta melakukan rontgen thorax apabila
hasil tes Anda negatif semua dan Anda telah diberikan obat antibiotik non-TB paru,
tapi tak ada perbaikan.Dari foto rontgen thorax dapat diketahui apakah terdapat tanda-
tanda infeksi bakteri di paru-paru. Hasil foto rontgen thorax yang abnormal
menunjukan bakteri TB aktif menginfeksi bagian paru-paru. Itu sebabnyan sering
disebut dengan gambaran tuberkulosis aktif.
7. Penatalaksanaan Medik
Tujuan pengobatan Tuberculosis ialah memusnahkan basil tuberkulosis
dengan cepat dan mencegah kambuh. Obat yang digunakan untuk Tuberculosis
digolongkan atas dua kelompok yaitu :
a. Obat primer : INH (isoniazid), Rifampisin, Etambutol, Streptomisin,
Pirazinamid. Memperlihatkan efektifitas yang tinggi dengan toksisitas
yang masih dapat ditolerir, sebagian besar penderita dapat disembuhkan
dengan obat-obat ini.
b. Obat sekunder : Exionamid, Paraminosalisilat, Sikloserin, Amikasin,
Kapreomisin dan Kanamisin
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN :
1. Pengkajian
Pengkajian pada klien dengan gangguan oksigenasi dilakukan mulai dari pengumpulan
data yang meliputi : biodata, riwayat kesehatan, keluhan utama, TTV (Tanda-tanda vital),
riwayat kesehatan masa lalu, pemeriksaan fisik, pola kegiatan sehari-hari. Hal yang perlu
dikaji pada klien dengan gangguan oksigenasi :
a. Biodata pasien
Tanggal pengkajian :
Nama pengkajian :
Umur :
Jenis Kelamin :
Tingkat Pendidikan :
Ruang :
Waktu pengkajian :
b. Keluhan utama dan riwayat keluhan utama
Keluhan uatama adalah keluhan yang paling dirasakan mengganggu oleh klien pada
saat perawat mengkaji, dan pengkajian tentang riwayat keluhan utama seharusnya
mengandung unsur PQRST (Paliatif/Pravokatif, Quality, Regio, Skala, dan Time)
c. Tanda- tanda vital
- Neonatus : 30 – 60- x/mnt
- Bayi : 44 x/mnt
- Anak : 20 – 25 x/mnt
- Dewasa : 15 - 20 x/mnt
- Dewasa tua : volume residu meningkat, kapasitas vital menurun
d. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam hal ini perlu dikaji apakah ada anggota keluarga yang mengalami masalah /
penyakit yang sama.
e. Riwayat Penyakit Sekarang
Kaji kondisi yang pernah dialami oleh klien diluar gangguan yang dirasakansekarang
khususnya gangguan yang mungkin sudah berlangsung lama biladihubungkan dengan
usia dan kemungkinan penyebabnya, namun karenatidak mengganggu aktivitas klien,
kondisi ini tidak dikeluhkan
f. Riwayat Penyakit Massa Lalu
Meliputi pengkajian apakah gangguan yang dirasakan pertama kali atau sudah sering
mengalami gangguan pola tidur.
g. Riwayat psikologis
Perawat perlu mengetahui tentang :
- Perilaku / tanggapan klien terhadap masalahnya / penyakitnya
- Pengaruh sakit terhadap cara hidup
- Perasaan klien terhadap sakit dan therapi
- Perilaku / tanggapan keluarga terhadap masalah / penyakit dari therapi
- Riwayat spiritual
h. Pemeriksaan fisik
1) Hidung dan sinus
- Inspeksi cuping hidung, deviasi septum, perforasi, mukosa (wama, bengkak,
eksudat, darah), kesimetrisan hidung.
- Palpasi : sinus frontalis, sinus maksilaris
2) Faring
- Inspeksi : warna, simetris, eksudat ulserasi, bengkak
3) Trakhea
Palpasi dengan cara berdiri disamping kanan pasien, letakkan jari tengah pada
bagian bawah trakhea dan raba trakhea ke atas, ke bawah dan ke samping
sehingga kedudukan trakhea dapat diketahui.
4) Thoraks
- Inspeksi
a) Postur, bervariasi misalnya pasien dengan masalah pernapasan kronis
klavikulanya menjadi elevasi ke atas.
b) Bentuk dada, pada bayi berbeda dengan orang dewasa. Dada bayi berbentuk
bulat/melingkar dengan diameter antero-posterior sama dengan diameter
tranversal (1 : 1), Pada orang dewasa perbandingan diameter antero-posterior
dan tranversal adalah 1 : 2. Beberapa kelainan bentuk dada diantaranya :
Pigeon chest yaitu bentuk dada yang ditandai dengan diameter tranversal
sempit, diameter antero-posterior membesar dan sternum sangat menonjol ke
depan. Funnel chest merupakan kelainan bawaan dengan ciri-ciri berlawanan
dengan pigeon chest, yaitu sternum menyempit ke dalam dan diameter antero-
posterior mengecil, Barrel chest ditandai dengan diameter antero-posterior dan
tranversal sama atau perbandingannya I : l
c) Kelainan tulang belakang diantaranya
Kiposis atau bungkuk dimana punggung melengkung/cembung ke belakang.
Lordosis yaitu dada membusung ke depan atau punggung berbentuk cekung,
Skoliosis yaitu tergeliatnya tulang belakang ke salah satu sisi.
d) Status sirkulasi
Kaji heart rate/denyut nadi apakah takhikardi yaitu denyut nadi lebih dari 100
x/mnt, ataukah bradikhardi yaitu denyut nadi kurang dari 60 x/mnt.
e) Tekanan darah
Kaji tekanan darah apakah hipertensi yaitu tekanan darah arteri yang tinggi,
ataukah hipotensi yaitu tekanan darah arteri yang rendah.
- Auskultasi
Tindakan mendengarkan bunyi yang di timbulkan oleh bermacam-macam
organdan jaringan dalam tubuh, instrument yang digunakan untuk auskultasi
adalahstetoskop.
a) Pola nafas
Kaji kecepatan/frekuensi pernapasan apakah pernapasan klien eupnea yaitu
pernapasan normal dimana kecepatan 16 - 24 x/mnt, klien tenang, diam dan
tidak butuh tenaga untuk melakukannya, atau tachipnea yaitu pemapasan yang
cepat, frekuensinya lebih dari 24 x/mnt, atau bradipnea yaitu pernapasan yang
lambat, frekuensinya kurang dari 16 Wmnt, ataukah apnea yaitu keadaan
terhentinya pernapasan.
b) Volume pernafasan
Apakah hiperventilasi yaitu bertambahnya jumlah udara dalam paru-paru
yang ditandai dengan pernapasan yang dalam dan panjang ataukah
hipoventilasi yaitu berkurangnya udara dalam paru-paru yang ditandai
dengan pemapasan yang lambat.
c) Pernafasan
Apakah klien menggunakan pernapasan dada yaitu pernapasan yang ditandai
dengan pengembangan dada, ataukah pernapasan perut yaitu pernapasan yang
ditandai dengan pengembangan perut.
d) Ritme / irama pernafasan
Dikaji ritme/irama pernapasan yang secara normal adalah reguler atau
irreguler, ataukah klien mengalami pernapasan cheyne stokes yaitu
pernapasan yang cepat kemudian menjadi lambat dan kadang diselingi apnea,
atau pernapasan kusmaul yaitu pernapasan yang cepat dan dalam, atau
pernapasan biot yaitu pernapasan yang ritme maupun amplitodunya tidak
teratur dan diselingi periode apnea.
e) Kesulitan bernapas
Kaji kesulitan bernapas klien, apakah dispnea yaitu sesak napas yang menetap
dan kebutuhan oksigen tidak terpenuhi, ataukah ortopnea yaitu kemampuan
bernapas hanya bila dalam posisi duduk atau berdiri.
f) Bunyi napas
Kaji adanya stertor/mendengkur yang terjadi karena adanya obstruksi jalan
napas bagian atas, atau stidor yaitu bunyi yang kering dan nyaring dan
didengar saat inspirasi, atau wheezing yaitu bunyi napas seperti orang bersiul,
atau rales yaitu bunyi yang mendesak atau bergelembung dan didengar saat
inspirasi, ataukah ronchi yaitu bunyi napas yang kasar dan kering sena di
dengar saat ekspirasi.
Bunyi nafas normal :
- Bronchial
Bunyi keras, nada tinggi dengan gaung atau kualitas
- BronkovasikulerBunyi sedang dengan nada sedang, mempunyai kualitas
redam
- VasikulerBunyi yang dihasilkan nada rendah, halus, respirasi lebih keras
dan lebihtinggi dari ekspirasi

Bunyi nafas menyimpang


- Fine crackles
Bunyi tidak terus menerus terdegar bunyi ledakan mirip dengan
gesekanrambut dekat telinga
- Coarse crackles
Bunyi tidak terus merus, bunyi ledakan keras dengan kualitas
gelembung,mirip gelembung soda karbonat.
- Ronchi
Bunyi keras, tinggi, kualitas mendengkur terus menerus mirip gesekan 2
balon
- Mengi
Bunyi berkualitas musik, nada tinggi terus menerus
g) Batuk dan sekresi
Kaji batuk dan sekresinya, apakah klien mengalami batuk produktif yaitu
batuk yang diikuti Oleh sekresi, atau batuk non produktif yaitu batuk kering
dan keras tanpa sekresi, ataukah hemoptue yaitu batuk yang mengeluarkan
darah.
h) Oksigenasi klien
apakah terjadi anoxia yaitu suatu keadaan dengan jumlah oksigen dalam
jaringan kurang, atau hipoxemia yaitu suatu keadaan dengan jumlah oksigen
dalam darah kurang, atau hipoxia yaitu berkurangnya persediaan oksigen
dalam jaringan akibat kelainan internal atau eksternal, atau cianosis yaitu
warna kebiru-biruan pada mukosa membran, kuku atau kulit akibat
deoksigenasi yang berlebihan dari Hb, ataukah clubbing finger yaitu
membesarnya jari-jari tangan akibat kekurangan oksigen dalam waktu yang
lama.
- Palpasi
Untuk mengkaji keadaan kulit pada dinding dada, nyeri tekan, massa, peradangan,
kesimetrisan ekspansi dan taktil vremitus. Taktil vremitus adalah vibrasi yang
dapat dihantarkan melalui sistem bronkhopulmonal selama seseorang berbicara.
Normalnya getaran lebih terasa pada apeks paru dan dinding dada kanan karena
bronkhus kanan lebih besar. Pada pria lebih mudah terasa karena suara pria besar.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang terjadi pada pasien dengan tb paru :
1. Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
2. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d spasme jalan napas
3. Pola nafas tidak efektif b.d ventilasi nafastidak adekuat
Intervensi
1) Gangguan pertukaran gas
a. Terapi oksigen
b. Manajemen jalan nafas
c. Pemantauan respirasi
d. Manajemen lingkungan
e. Peningkatan tidur
2) Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
a. Manajemen jalan nafas
b. Penghisapan jalan nafas
c. Latihan batuk efektif
3) Pola Nafas Tidak Efektif
a. Manajemen jalan nafas
b. Terapi oksigen
c. Pemantauan tanda vital

3. Implementasi
1. Memberikan O2 dengan menggunakan nasal kanul untuk memfasilitasi suction
nasotrakea
2. Mengunakan alat yang steril setiap melakukan tindakan
3. Memonitor status oksigen pasien
4. Memposisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
5. Mengidentifikasi pasien perlunya pemsangan alat jalan nafas buatan
6. Mengobservasi adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi
7. Memonitor bunyi nafas tambahan
8. Memberikan posisi semi-fowler atau fowler untuk memaksimalkan ventilasi

b. Evaluasi
Evaluasi Keperawatan Intervensi dan terapi keperawatan dievaluasi dengan
membandingkan kemajuan pencapaian klien terhadap tujuan intervensi dan hasil akhir
yang diharapkan dari rencana asuhan keperawatan. Klien diharapkan dapat :
a. Mempertahankan jalan nafas secara efektif yang ditunjukkan dengan adanya
kemampuan untuk bernafas, jalan nafas bersih, tidak ada sumbatan, frekuensi, irama dan
kedalaman nafas normal serta tidak ditemukan adanya tanda hipoksia.
b. Mempertahankan pola nafas secara efektif yang ditunjukkan dengan adanya
kemampuan untuk bernafas, frekuensi, irama dan kedalaman nafas normal, tidak
ditemukan adanya tanda hipoksia, serta kemampuan paru berkembang dengan baik.
c. Meningkatkan perfusi jaringan yang ditunjukkan dengan adanya kemampuan pengisian
kapiler, frekuensi, irama, kekuatan nadi dalam batas normal dan status hidrasi normal.
d. Mempertahankan pertukaran gas secara efektif yang ditunjukkan dengan adanya
kemampuan untuk bernafas, tidak ditemukan dispnea pada usaha nafas, inspirasi dan
ekspirasi dalam batas normal, normal, serta saturasi saturasi oksigen oksigen dan pCO 2
dalam keadaan normal.
C. DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.alodokter.com/waspadai-penyakit-penyebab-gangguan-pernapasan-berikut-
ini (diakses pada 19 februaru 2020)
2. SIKI, SDKI DAN SLKI EDISI 1 CETAKAN II
3. https://www.alomedika.com/penyakit/pulmonologi/tuberkulosis-paru/penatalaksanaan
4. https://www.emc.id/id/care-plus/komplikasi-apa-saja-yang-diakibatkan-tuberkulosis-
lihat-di-sini

Anda mungkin juga menyukai