Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

Penyakit tuberculosis paru (TBC) Basil Tahan Asam (BTA) positif adalah penyakit
menular yang di sebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis.yang menyerang dari
balita hinggga usia lanjut.penyakit tuberculosis basil tahan asam (BTA) positif atau juga bisa
disebut dengan TB paru,sampai kini belum berhasil di berantas dan telah menginfeksi
sepertiga penduduk dunia (Depkes RI 2002). Tuberkulosis Paru adalah suatu penyakit
menular langsung yang disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar
kuman Tuberkulosis menyerang paru tapi dapat juga menyerang organ tubuh lainnya.
Tubekulosis Paru merupakan masalah kesehatan utama global yang di hadapi dunia saat ini.
Saai ini setiap menit muncul satu penderita baru dan setiap dua menit muncul satu penderita
baru TB yang menular, bahkan sampai meninggal akibat TB. (Depkes,2008).

Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan penyakit Tuberkulosis?


2. Apa yang menyebabkan timbulnya penyakit Tuberkulosis?
3. Apa saja yang menjadi tanda dan gejala dari penderita Tuberkulosis?
4. Bagaimana cara penularan Tuberkulosis?
5. Bagaimana cara mencegah tuberkulosis?
Tujuan
1. Agar kita mengetahui apa yang di maksud dengan Tuberkulosis
2. Memahami faktor yang dapat menyebabkan timbulnya Tuberkulosis
3. Dapat mengetahui tanda dan gejala dari penderita Tuberkulosis
4. Mengetahui bagaimana cara penularan Tuberkulosis
5. Mengetahui cara pencegahan Tuberkulosis
BAB II
PEMBAHASAN

1 Pengertian Tuberculosis paru

Tuberculosis (TBC) adalah penyakit infeksi yang di sebabkan oleh bakteri


Mycobacterium tubeculosis dengan gejala yang bervariasi terjadi pada tubuh manusia Tbc
menyebar penularannya melalui udara dan ketika seseorang terjadi infeksi Tb aktif seperti batuk
dan bersin menyebarkan butiran ludah mereka melalui udara dan di tularkan bagi orang lain TBC
menyerang tubuh sebagai tempat infeksi penularan organ tubuh yang menyebar sering
kali terjadi pada paru-paru dan juga menyerang seperti kulit, tulang, persendian, selaput otak,
usus serta ginjal yang sering di sebut dengan ekstrapulminal TBC Tuberculosis adalah penyakit
infeksi menular yang disebabkan oleh mycobacterium turbeculosis (price,2005)

2. Etiologi atau penyebab tuberculosis


Berupa bakteri mycobacterium tuberculosis bakteri yang berbentuk batang.mempunyai
sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada perwarnaan BTA mycobacterium yang paling
banyak menimbulkan penyakit tuberculosis pada manusia bakteri TB paling cepat mati kalau
terkena sinar matahari sehingga perlu kalau terkena TB perlu untuk mendapat Vitamin D secara
langsung dan juga kuman TB dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan
lembab sehingga cepat sekali menyerang tubuh dalam jaringan tubuh manusia dengan bakteri
TBC juga dapat di sebarkan dari penderita TBC BTA positif menular kepada orang yang berada
di sekitarnya terutama dengan orang yang kontak erat
3. Tanda dan Gejala
Gejala penyakit TBC dapat di bagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul
sesuai dengan organ yang terlibat gambaran secara klinis tidak teralu khas terutama pada kasus
baru,sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinis
a. Gejala umum
1. Demam tidak terlalu tinggi yang berangsur lama, biasanya dirasakan dimalam
hari disertai keringat malam.
2. Tidak ada nafsu makan dan berat badan menurun
3. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat di sertai dengan darah)
4. Perasaan tidak enak(malaise),lemah
5. Dahak bercampur darah
6. Batuk darah
7. Sesak nafas dan rasa nyeri dada
8. Mengigil da
9. keringat
10. Napas pendek
b.Gejala khusus
1.Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena,bila terjadi sumbatan sebagian
nronkus(saluran yang ke paru-paru)akibat penekanan kelenjar getah bening yang
membesar,akan menimbulkan suara “mengi”suara nafas melemah yang di sertai sesak
2.Kalau ada cairan di rongga pleura(pembungkus paru-paru)dapat di sertai dengan
keluhan sakit dada
3.bila mengenai tulang,maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu
saat dapat membentuk
4.pada anak-anak dapat mengenai otak(lapisan pembungkus otak)dan di sebut sebagai
meningitis (radang selaput otak0, gejalanya adalah demam tinggi adanya penururnan
kesadaran dan kejang-kejang.

c.Tanda
1. kelelahan otot,nyeri dan sesak
2. ketakutan,mudah terangsang
3. demam rendah atau sakit panas akut
4.peningkatan frekuensi pernapasan
5.pengembangan pernapasan tak simetri
6. sputum:hijau/perulen,mukoid kuning,atau bercak darah
7.mudah terangsang dan perubahan mental

4.Patofisiologi
Sebagian besar orang yang telah terinfeksi (80-90%) belum menjadi sakit untuk sementara
kuman yang ada dalam tubuh tersebut bisa berada dalam keadaan dormant(tidur) dan keberadaan
mycobacterium tersebut dapat diketahui dengan uji tes tuberculin. Penderita Tubercullosis paru
biasanya paling cepat dalam waktu 3-6 bulan setelah terjadi infeksi. Mereka yang tidak menjada
sakit tetap mempunyai resiko untuk menjadi penderita Tubercullosis Paru sepanjang sisa hidup
mereka. Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan mycobacterium
Tubercullosis Paru. Droplet yang terhirup sangat kecil ukurannya, sehingga dapat melewati
sistem pertahanan mukosiller bronkus, dan terus berjalan sehingga alvelus dan menetap disana.
Infeksi dimulai saat kuman Tubercullosis paru berhasil berkembang biak dengan cara
pembelahan diri diparu, yang mengakibatkan peradangan diparu. Pembuluh darah di limfe akan
membawa mycobacterium Tubercullosis paru ke kelenjar limfe disekitar hilus paru, dan ini
disebut sebagai kompleks primer adalah sekitar 4-6 minggu. Adanya infeksi dapat dibuktikan
dengan terjadinya perubahan reaksi tuberculin dari negatif menjadi positif.
Kelanjutan setelah infeksi primer tergantung dari banyaknya mycobacterim yang masuk
dan besrnya respon daya tahan tubuh (imunitas seluler)reaksi daya tahan tubuh tersebut dapat
menhentikan perkembangan micobacterium tuberkulosis paru.meskipun demikian ada beberapa
micobacterium akan menetap sebagai kuman persisten atau mycobacterium tuberkulosis
menyebabkan tuberkulosis paru merupakan patogen manusia yang sangat penting. Pada tinjauan
pustaka menurut (Depkes,2008) Tuberkulosis Paru adalah suatu penyakit menular langsung yang
disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman Tuberkulosis
menyerang paru tapi dapat juga
menyerang organ tubuh lainnya. Kuman ini berbetuk batang, mempunyai sifat khusus
yaitu tahan terhadap asam pewarnaan. Oleh karena itu disebut juga sebagai Basil
Tahan Asam (BTA). Kuman Tuberkulosis cepat mati dengan sinar matahari langsung,
tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab. Orang
yang mengidap penyakit TBC Paru biasanya menunjukkan gejala-gejala atau tanda
tanda diantaranya batuk disertai darah, batuk lebih dari 3 minngu, sesak nafas, terdapat
nyeri dada, berkeringat malam hari,badan lemah dn lesu, anoreksia (mual muntah),
penurunan berat badan secara drastis.

5. Pemeriksan penunjang
Pemeriksaan penunjang TB Paru ialah ada beberapa tahap:
1. Anamnesis yang dilakukan pada pemeriksaan fisik
2. Pemeriksaan Laboratorium Darah Rrutin (LED normal atau meningkat)
3. Melakukan pemeriksaan foto thoraks
4. Pemeriksaan sputum:untuk Mycobacterium
5. tuberculosis pada tahap aktif penyakit
6. Pemeriksaan tes kulit

6. Penatalaksanaan
Pengobatan TB PARU
Pengobatan TB Paru terbagi atas 2 fase:
- Fase intensif (2-3 bulan)
- Fase lanjtan (4-7 bulan)
. obat yang dipakai:
- Lini 1 (obat utama)
- Lini 2 (obat tambahan)
lini 1
- Rifampisin
- INH
- Piasinamid
- Etambutol
- Streptomisin
Kemasan
- Obat tunggal: disajikan secara terpisah masing-masing R,H,Z,E,S
- Obat kombinasi dosis tetap (FDC = Eixed Dose Combination)
Evaluasi pengobatan
- Evaluasi klinik
- Evaluasi bakteriologik
- Evaluasi radiologik
- Evaluasi efek samping obat
- Evaluasi keteraturan berobat

. evaluasi klinik
- Pasien dievaluasi tiap 2 minggu pada 1 bulan pertama selanjutnya tiap 1 bulan
- Respon pengobatan dan efek samping serta komplikasi

Dinilai : keluhan, berat badan dan pemeriksaan fisik


. evaluasi bakteriologik
(0-2-6/9 bulan pengobatan)
- Mendeteksi konversi sputum
- Kultur (biakan) dan resistensi

7. klasifikasi Tuberculosis

Berdasarkan pemeriksaan, tuberculosis(TBC) dapat di klasifikasikan menjadi 3 yaitu:


a.Tb Paru BTA Positif
Disebut TB paru BTA (+) Apabila sekurang kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak
SPS (sewaktu pagi sewaktu) hasilnya positif, atau 1 spesimen dahak SPS (+) disertai
pemeriksaan radiologi paru menunjukan gambar TBC Aktif.
b. TB paru BTA Negative
Apabila dalam 3 pemeriksaan specimen dahak SPS BTA Negative dan
pemeriksaan Radiologi dada menjukkan gambaran TBC Aktif. TB Paru dengan BTA(-)
dan gambaran radiologi positif dibagi berdasarkan tingkat keparahan, bila menunjukkan
keparahan yakni kerusakan luas dianggap berat.
c. TB Ekstra Paru
TB menyerang orang organ tubuh diluar paru, termasuk pleura yaitu yang
menyelimuti paru, serta organ lain seperti selaput otak, selaput jantung
pericaditis,kelenjar limfe, kulit, persendian, ginjal, saluran kencing dll.

Berdasarkan keparahannya, maka TB dapat dikategorikan kedalam tingkat ringan, dan berat.
Yang termasuk berat: pericaditis, milier, meningitis, TB Usus
8. Cara Penularan Tuberkulosis

TB paru di tularkan melalui udara (melalui percikan dahak penderita TB)ketika penderita
tuberkulosis batuk,bersin,berbicara dan meludah mereka memercikkan mycobacterium
tuberkulosis paru ke udara.percikan dahak (droplet )yang mengandung bakteri dapat bertahan di
udara suhu kamar selama beberapa jam .hanya droplet nukleus ukuran 1-5 (mikron) yang dapat
melewati atau tembus sistem mukobasiler saluran nafas sehingga dapat mencapai dan berserang
di bronkhiolus dan alveolus.setelah mycobacterium tuberkulosis paru masuk ke dalam tubuh
manusia melalui pernapasan mycobacterium tuberkulosis paru menyebar dari paru ke bagian
tubuh lainnya ,melalui sistem peredaran darah,pembuluh darah limfe,saluran nafas,atau
penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya sesorang dapat terpapar dengan
tuberkulosis paru hanya dengan menghirup mycobacterium tuberkulosis paru walaupun hanya
jumlah sedikit .penderita tuberkulosis paru dengan status basil tahan asam(BTA) psitif dapat
menularkan sekurang-kurangnya kepada 10-15 orang lain setiap tahunnya (Depkes,2008)
Pada waktu batuk atau bersin,bernapas, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam
bentuk droplet (percikan dahak) terutama di daerah kumuh yang padat penduduk. Droplet yang
mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat
terinfeksi kalau dropet tersebut terhirup ke dalam saluran pernapasan. Selama kuman TB masuk
ke dalam tubuh manusia melalui pernapasan, kuman TB tersebut dapat menyebar dari paru ke
bagian tubuh yang lainnya, melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran napas
atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya. Daya penularan dari seorang
penderita di tentukan oleh banyaknya kuman yang di keluarkan oleh parunya. Maka tinggi
derajat positif hasil pemeriksaan dahak, makin menular penderita tersebut. Bila hasil
pemeriksaan dahak negatif (tidak terlihat kuman), Maka penderita tersebut di anggap tidak
menular. Kemungkinan seseorang terinfeksi TB di tentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara
dan lamanya menghirup udara tersebut.

9. pencegahan dan penanggulagan TB Paru

a. Pencegahan TBC Paru


Menurut dakes RI (1998), tindakan pencegahan penularan yang dapat dilakukan
oleh pasien TBC Paru adalah:
1.Menutup mulut bila batuk
2. Membuang ludah/dahak pada wadah tertutup yang telah disediakan, misalnya kaleng
yang telah diisi dengan cairan lysol / pasir.
3. Memeriksakan anggota keluarga lainnya apakah juga terjena penularan TBC paru.
4. Makan makanan bergizi
5. Memperhatikan rumah terutama lantai dan ventilasi/jendela.
6. Memisahkan alat makan dan minum pasien.
7. Untuk bayi lahir diberikan imunisasi/vaksin BCG
pencegahan yang paling efektif adalah Gaya Hidup untuk menunjang Ketahanan Tubuh kita:
- Cukup gizi, jangan telat makan
- Cukup istirahat, jika capai istirahat dulu
- Jangan Stres Fisik, capai berlebihan
- Jangan Stres Mental, berusahalah berpikir positip dan legowo (bisa menerima)
- Makan makanan sehat
- Melindungi saluran pernapasan
- Pola hidup sehat
- Menjaga kebersihan
BAB III
PENUTUP

1 Kesimpulan
Tuberkulosis atau yang lebih terkenal dengan singkatan TBC adalah suatu penyakit yang
di sebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis, biasanya menyerang paru-paru
(TB paru), walaupun pada beberapa kasus, organ-organ lain ikut terserang.
DAFTAR PUSTAKA

Aditama,T.,1995., “Manajeman Adminitrasi rumah sakit’.,Ul.press,


Jakarta
Arif moensjoer ,2001.,’kapita selekta kedokteran.’edisi 3,jilid i. Media
Aesculapius,FKUI: Jakarta;
Dewi aggreni ,2010,analisis faktor yang berhubungan dengan kepatuhan
Minum obat pasien TB paru pada fase intensif di RSU Cbabat,
Cimahi, skripsi STIKES A,H.Yani cimahi.
Depkes ,RI. 1993.,”Pedoman penemuan dan pengobatan penderita TB
Paru” .jakarta ;
Depkes, RI. 2002.,”Pedoman nasional penanggulangan tuberculosis”
Jakarta ;
Hood Alsagaf,H.Abdul,Mukty.,”Dasar- Dasar ilmu penyakit paru”;
http://www.google.com/ m?q=kombenasi+ obat+ tb&client=ms-
operamini & chanel=new.kombinasi obat TBC –google search;
http://www.infopenyakit.com/2007/12/ penyakit-tuberculosi-tbchtml.
Tuberculosiparu ( tb paru ).google.com;
http://www.syiham.co.cc/2010/02/penyakittuberculosis.html.the center of
knowledge,penyakit tuberculosis,
http;//www.rajawali.com/artikel/kesehatan/264-tuberculosis-paru-tb-paru
html.tuberculosis paru ;
mamat supriyono,2011 hubungan antara pengetahuan sikap pasien dan
dukungan keluarga terhadap kepatuhan minum obat pasien TB
paru di BKPM pati,Skripsi, STIKES Muhamadiyah,semarang.
Makatitah, yohansond,2008,’ faktor-faktor yang mempengaruhi
Kepatuhan pasien dalam mengkomsumsi obat anti
Tuberculosis ,”skripsi,STIKES Papua- sorong;
Notoatmodjo,2002.,metodologi peneletian kesehatan ‘’rineka cipta.
Jakarta
Notoatmodjo ,2003.,”Pendidikan dan perilaku kesehatan.” Jakarta :
Rineka cipta ,Jakarta;
Price,sylvia anderson.,2005., “ PATOFISIOLOGI : Konsep klinis proses-proses penyakit .
“Edisi 6,volume 2,EGC.jakarta;
Zulkifli ,A. Dan bahar ,A 2006.,”tuberculosis paru.” Buku ajar ilmu
Penyakit dalam Jakarta ,Ul;
ASKEP KASUS TBC
Pengkajian:
Pasien mengatakan 3 hari yang lalu sebelum MRS pasien mengeluh sesak nafas, sesak hilang
timbul, kemudian tanggal 01 juli 2015 pasien datang ke puskesmas Ngasem
pukul 09.05 WIB pasien di rujuk untuk periksa ke Poli Dalam RSUD Gambiran,
pasien datang ke Poli dalam pukul 10.30 WIB dengan keluhan sesak nafas dan batuk
kemudian pasien di pindahkan untuk rawat inap di ruang Sedap malam. Selama
perawatan 5 hari di ruang sedap malam di kelas 3 pasien diberikan terapi
cefoperazone 3x500 mg / hari, furosemid ½ ampul/hari, humolin N 1x/hari, O2 nasal
kanul 2 liter/mennit, foto thorak, perkembangan selama dirawat di ruang kelas 3
kondisi pasien sedikit membaik, kemudian pasien di pindah ke ruang paru hari ke 6
pasien mendapatkan terapi nebulizer, O2 nasal kanul 2 liter/menit, cefoperazone
500mg/hari, humolin N 1x/hari
Pengkajian
a. IDENTITAS
Nama : Tn. M
Jenis Kelamin : L
Umur : 72 tahun
Alam : Pagu , Kediri
Agama : Islam

No Kelompok data Kemungkinan Masalah Diagnosa


Penyebab keperawatan
1. DS : pasien droplet infection Ketidakefek tifan Ketidakefektifan
mengatakan batuk  bersihan jalan nafas bersihan jalan nafas
dahak sulit keluar TB berhubungan dengan
DO : Bunyi nafas  penumpukan sekret
Ronchi, pernafasan Parenkin paru di tandai dengan
cuping hidung,  pasien mengatakan
terdapat retraksi Peradangan di batuk dahak sulit
intercosta, Hasil foto bronkus keluar Bunyi nafas
thorak : Cor : tidak  Ronchi, pernafasan
membesar Pulmo : penumpukan cuping hidung,
fibro infiltrat pada sekret terdapat penarikan
paru kiri dan apeks retraksi intercosta,
kanan, kavitas Hasil foto thorak :
perihiler kiri sinus  Cor : tidak membesar
frenikul kanan tajam sekret tidak keluar Pulmo : fibro infiltrat
Kesan : KP for saat batuk pada paru kiri dan
advanced, pleura  apeks kanan, kavitas
infulstion sinistra ketidakefektifan perihiler kiri sinus
TTV: TD : 120/70 bersihan jalan nafas frenikul kanan tajam
mmHg N : 88x/menit Kesan : KP for
S : 37°C RR : advanced, pleura
25x/menit infulstion sinistra
TTV: TD : 120/70
mmHg N : 88x/menit
S : 37°C RR :
25x/menit

Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah cara mengidentifikasi,memfokuskan, dan
mengatasi kebutuhan spesifik pasien serta respon terhadap masalah aktual, resiko
tinggi ataupun potensial. Menurut Batticaca(2008), diagnosa yang mungkin muncul
diantaranya :
A.ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan
sputum berlebih, pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ventilasi yang tidak
adekuat, resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan organisme purulen,
perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan distensi abdomen
dan mual muntah, gngguan pertukran gas berhubungan dengan kongesti paru,
penurunan perifer yang mengakibatkan asidosis laktat dan penurunan curah jantung.

B.Pada kasus Tn. “M” diagnosa yang muncul adalah ketidakefektifan bersihan
jalan nafas berhubungan dengan penumpukan sekret. Sedangkan diagnosa dengan pola
nafas tidak efektif berhubungan dengan ventilasi yang tidak adekuat, resiko
penyebaran infeksi berhubungan dengan organisme purulen, perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan distensi abdomen dan mual muntah,
gangguan pertukran gas berhubungan dengan kongesti paru, penurunan perifer yang
mengakibatkan asidosis laktat dan penurunan curah jantung. karena tidak ada data
data subyektif maupun data objektif yang ditemukan dalam Tn. “M” yang cukup
mendukung diagnosa tersebut. Penulis memprioritaskan diagnosa ketidakefektifan
bersihan jalan nafas pada urutan pertama karena apabila masalah tidak segera
ditangani maka semua kebutuhan pasien akan selalu memerlukan bantuan dari
keluarga atau orang lain.

Intervensi
Intervensi yang penulis susun antara lain :

1). observasi TTV dengan rasional untuk mengetahui keadaan umum pasien

2). kaji fungsi pernafasan (bunyi nafas, kecepatan, kedalaman, penggunan otot bantu nafas)

dengan rasional adanya suara nafas ronchi, wheezing menunjukkan adanya sekret di

jalan nafas

3). kaji kemampuan mengeluarkan sekret (catat karakter, volume, adanya

batuk darah) dengan rasional pengeluaran dahak akan sulit bila sekret sangat kental

4). berikan pasien latihan nafas dalam dan batuk efektif dengan rasional dapat

meningkatkan sekret dimana ada gangguan ventilasi di tambah ketidaknyamanan

5). bantu pasien untuk fisioterapi dada dengan rasional memudahkan upaya bernafas

dalam menguatkan drainase sekret

6). Pertahankan asupan cairan hangat sedikitnya

2500 ml dengan rasional hidrasi yang menandai dapat membantu mengencerkan sekret

dan mengefektifkan pembersih jalan nafas.

7). Kolaborasi dalam pemberian terapi obat dengan rasional membantu proses penyembuhan.

Implementasi

Implementasi atau pelaksanaan merupakan realisasi dari rencana tindakan yang

telah disesuaikan dengan diagnosa keperawatan yang telah dirumuskan pada diagnosa

ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan sekret.

1.)Mengobservasi tanda – tanda vital pasien TD : 120/70 mmHg, Nadi : 88 x/mnt, Suhu : 37°C,
RR : 25x/mnt.

2). Mengkaji pernafasan (bunyi nafas, kecepatan, kedalaman, penggunaan otot bantu). Respon
tindakan : suara nafas ronchi (+/+), irama nafas reguler, terdapat penarikan intercosta,
pernafasan cuping hidung.

3). Mengkaji kemampuan mengeluarkan dahak. Respon tindakan : dahak berwarna putih kental,
tidak ada bauk darah
.4) Memberikan pasien latihan nafas dalam dan batuk efektif. Respon tindakan : pasien belum
mampu batuk efektif secara sempurna.

5). Membantu pasien untuk fisioterapi dada. Respon tindakan : pasien mampu melakukan
fisioterapi dada dengan bantuan.

6). Mempertahankan asupan cairan hangat sedikitnya 2500 ml. Respon tindakan : pasien mampu

mempertahankan asupan cairan untuk memperlancar pengeluaran dahak.

7). berkolaborasi dalam pemberian terapi obat. Respon tindakan : nebulizer ventolin

1x2,5 mg

Evaluasi

A. Dalam pengkajian didapatkan hasil pengkajian pasien yang mendukung diagnose satu

seperti : pasien mengatakan batuk dahak sulit keluar Bunyi nafas ronchi, terdapat

pernafasan cuping hidung, terdapat penarikan retraksi intercosta, keadaan umum

pasien terlihat lemah,pasien berbaring di tempat tidur, pucat, kesadaran pasien

composmentis, GCS 4,5, TTV: TD : 120/70 mmHg, N : 88x/menit, S : 37°C, RR :

25x/menit.

B. Diagnosa prioritas yang muncul pada Tn. M adalah Ketidakefektifan bersihan jalan

nafas berhubungan dengan penumpukan sekret di tandai dengan pasien mengatakan

batuk dahak sulit keluar serta sesak nafas, bunyi nafas Ronchi, terdapat pernafasan

cuping hidung, terdapat penarikan retraksi intercosta, keadaan umum pasien terlihat

lemah,pasien berbaring di tempat tidur, pucat, kesadaran pasien composmentis, GCS

4,5,6. TTV: TD : 120/70 mmHg, N : 88x/menit, S : 37°C, RR : 25x/menit.

C. Rencana tindakan yang dilakukan oleh perawat pada pasien Tn. M adalah sebagai

berikut : 1). observasi TTV 2). Kaji fungsi pernafasan (bunyi nafas, kecepatan, kedalaman,
penggunan otot bantu nafas) 3). Kaji kemampuan mengeluarkan sekret 20

(catat karakter, volume, adanya batuk darah) 4). Berikan pasien latihan nafas dalam

dan batuk efektif, 5). Bantu pasien untuk fisioterapi dada 6). Pertahankan asupan
cairan hangat sedikitnya 2500 ml. 7). kolaborasi dalam penberian terapi obat.

D. Tindakan keperawatan yang dilakukan adalah

1). Mengobservasi TTV. Hasil tindakan

: 120/70mmHg, N : 86x/menit, S : 36,8°C, RR : 23x/menit.

2). Mengkaji fungsi

pernafasan (bunyi nafas,kecepatan, kedalaman, penggunaan otot bantu). Hasil

Tindakan : suara nafas ronchi (+/+), irama nafas reguler, terdapat pernafsa cuping

hidung, terdapat penarikan intercosta.

3). Kaji kemampuan mengeluarkan sekret (catat

karakter, volume, adanya batuk darah). Hasil tindakan : dahak berwarna putih kental,

tidak ada batuk darah.

4). Memberikan pasien latihan nafas dalam dan latihan batuk

efektif. Hasil tindakan : pasien mampu melakukan batuk efektif.

5). membantu pasien

untuk fisioterapi dada. Hasil tindakan : pasien mampu melakukan fisioterapi dada

dengan bantuan

. 6). mempertahankan asupan cairan hangat sedikitnya 2500 ml. Hasil

Tindakan : pasien mampu mempertahankan asupan cairan untuk mengeluarkan dahak.

7). kolaborasi dalam penberian terapi obat. Hasil tindakan : Nebulizer Ventolin 1x2,5

mg.

 Pada tahap evaluasi selama 3 hari didapat kan hasil pada masalah asuhan keperawatan
pada yang di alami Tn. M dapat teratasi atau pulih karena adanya penanganan yang
secara baik sebab Tn.M telah merasakan kondisi tubuh yang sudah pulih dan normal
kembali atau membaik.
KMB I
TUBERCULOSIS PARU (TBC)

Dosen Pengampuh : Ners. Dirgantari Pademme, S.Kep., M.Kep

NAMA KELOMPOK I

1. Weland Metekohy
2. Dewi Wulan Pertiwi
3. Hawana
4. Marlin Halitopo
5. Amelia Nauw
6. Sarce Manim
7. Reza Ardiansyah

YAYASAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PAPUA (YPMP)

STIKES PAPUA SORONG

TAHUN 2017/2018

Anda mungkin juga menyukai