Disusun Oleh
Puji Astuti
Nim. P3.73.20.3.11.028
Dosen Pembimbing:
SUMIJATUN,SKp.MARS
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Penyakit Tuberculosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia
maupun di berbagai belahan dunia. Penyakit Tuberculosis adalah suatu penyakit menular yang angka
kejadiannya masih tinggi.
Tuberculosis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan bakteri berbentuk batang (basil) yang di kenal
dengan nama mikrobakterium tuberculosis, Penularan penyakit ini melalui perantaran dahak/ludah yang
mengandung basil Tuberculosis paru, pada waktu penderita batuk butir-butir air ludah beterbangan di udara dan
terhisap oleh orang yang sehat dan masuk ke dalam paru-parunya yang kemudian menyebabkan penyakit
Tuberculosis Paru.
Penyakit Tubercolosis, jaringan yang paling sering di serang adalah paru-paru (96,9%). Dari hasil pengkajian
Didesa Karangmukti khususnya RW 003 dan 004 di dapatkan hasil untuk TB Paru sebanyak 11 orang. 64% dari
penderita tidak berobat secara teratur. Oleh sebab itu diperlukan perhatian khusus untuk penanganan TB Paru
agar tidak menularkan lebih luas lagi. Dan pada makalah ini penulis akan membahas mengenai Asuhan
Keperawatan Keluarga pada TB Paru semoga dapat dijadikan pedoman sebagai penatalaksanaan pada TB Paru.
1. Tujuan
2. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami dan dapat menerapkan asuhan keperawatan keluarga pada anak dengan TB Paru.
1. Tujuan Khusus
2. Mahasiswa dapat mengerti mengenai konsep dasar TB Paru
3. Mahasiswa dapat mengerti mengenai konsep dasar asuhan keperawatan pada anak dengan TB Paru.
1. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam makalah ini penulis menggunakkan metode studi literature, adapun
teknik yang digunakan yaitu studi kepustakaan dengan mempelajari bukubuku, browsing internet dan sumber
buku lain untuk mendapatkan data dalam pembuatan makalah ini.
1. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pemahaman pembaca akan makalah ilmiah ini, maka disusun secara sistematis BAB I,
terdiri dari Pendahuluan yang meliputi latar belakang, tujuan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II, terdiri dari Konsep dasar mengenai TB Paru. BAB III, terdiri dari Asuhan keperawatan pada anak Si
dengan TB Paru di keluarga Tn.Sa yang meliputi Pengkajian, Diagnosa, Intervensi, Implementasi, Evaluasi.
BAB IV, terdiri dari Pembahasan. BAB V, terdiri dari Penutup yang meliputi Kesimpulan dan Saran.
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Nyeri dada
Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura sehingga
menimbulkan pleuritis.
1. Mailase
Penyakit tuberculosis bersifat radang yang menahun. Gejala mailase sering ditemukan berupa anoreksia, tidak
ada nafsu makan, badan makin kurus (berat badan turun), sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam dan
lain-lain. Mailase makin lama makin berat dan terjadi hilang timbul secara tidak teratur (Bahar, 1998)
1. Patofisiologis
TB. Primer
Kuman dibatukkan / bersin (droplet nudei inidinborne)
Terisap organ sehat
Menempel di jalan nafas / paru-paru
Menetap / berkembang biak
Sitoplasma makroflag
Membentuk sarang TB Pneumonia kecil
(sarang primer / efek primer)
Radang saluran pernafasan
(limfangitis regional)
Komplek primer
Sembuh
Komplikasi
TB Sekunder
Reorpsi
Meluas
Meluas
Sembuh
Perkapuran
Jaringan Keju
Sembuh
Kavitas
Meluas
Memadat/bekas
Bersih Sembuh
Tuberkuloma
1. Penatalaksanaan /Pengobatan
Tujuan :
1. Menyembuhkan Penderita
2. Mencegah kematian
3. Mencegah kekambuhan
4. Menurunkan tingakat penularan 85%
5. Mencegah terjadinya resisten obat (Cermin Dunia Kedokteran, 2006 : 137)
Isoniasid (H)
Dikenal dengan INH, bersifat bakteriasid, dapat membunuh 90% populasi kuman dalam beberapa hari
pertama pengobatan. Obat ini sangat efektif dalam keadaan metabolic efektif, yaitu kuman yang sedang
berkembang. Dosis hariannya dianjurkan 5mg/kgBB, sedangkan untuk pengobatan intermitten 3 kali seminggu
diberikan dengan dosis 10mg/kgBB.
Rifamphisin (R)
Bersifat bakteriasid, dapat membunuh kuman semi-dormant (persister) yang tidak dapat dibunuh oleh INH.
Dosis 10mg/kgNN diberikan sama untuk pengobatan harian maupun intermitten seminggu 3 kali.
Pirasinamid (Z)
Bersifat bakteriasid, dapat membunuh kuman yang berada dalam sel dengan suasana asam. Dosis harian
dianjurkan 25 mg/kgBB, sedangkan untuk pengobatan intermitten 3 kali seminggu diberikan dengan dosis
35mg/kgBB.
Streptomicin (S)
Bersifat baketriasid, dosis hariannya dianjurkan 15 mg/kgBB sedangkan untuk pengobatan intermitten 3 kali
sehari menggunakan dosis yang sama. Penderita umur 60 tahun dosisnya 0,75gr/hari. Sedangkan diatas usia 60
tahun diberikan 0,5 gr/hari.
Ethambutol (E)
Bersifat sebagai bakteriostatik. Dosis hariannya dianjurkan 15 mg/kgBB sedangkan untuk pengobatan
intermitten 3 kali seminggu dosis 30mg/kgBB.
suku/bangsa,
status perkawinan, alamat, tanggal masuk RS, diagnosa medis, ruang dan nomor register.
2. Identitas Penanggung Jawab.
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pelajaran, agama, alamat, hubungan dengan klien.
3. Aktifitas/istirahat.
Gejala : Kelelahan umum dan kelemahan.
Napas pendek karena kerja.
Kesulitan tidur pada malam hari atau demam malam hari, menggigil dan atau berkeringat.
Tanda : Takikardia, takipnea/dispnea pada kerja.
Kelelahan otot, nyeri, dan sesak (tahap lanjut).
4. Integritas Ego
Gejala : Adanya/faktor stres lama.
Masalah keuangan, rumah.
Perasaan tak berdaya/etnik : madura, dll.
Tanda : Menyangkal (khususnya selama tahap dini).
Ansietas, ketakutan, mudah terangsang.
5. Makanan/cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan.
Tak dapat mencerna.
Penurunan berat badan.
Tanda : Turgor kulit buruk, kering/kulit bersisik.
Kehilangan otot/hilang lemak subkutan.
6. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.
Tanda : Berhatihati pada area yang sakit. perilaku distraksi, gelisah.
7. Pernapasan
Gejala : Batuk, produktif atau tak produktif.
Napas pendek.
Riwayat tuberkulosis/terpajan pada individu terinfeksi.
Tanda : Peningkatan frekuensi pernapasan.
Pengembangan pernapasan tak simetris.
Perkusi pekak dan penurunan fremitus (cairan pleural atau penebalan pleural).
Karakteristik sputum : Hijau/purulen, mukoid kuning, atau bercak darah.
Deviasi trakeal (penyebaran bronkogenik).
Tak perhatian, mudah terangsang yang nyata, perubahan mental (tahap lanjut)
8. Keamanan
Gejala : Adanya kondisi penekanan imun, contoh AIDS, Kanker.
Menunjukkan teknik , perubahan pola hidup untuk peningkatan lingkungan yang aman
Intervensi :
1)
2)
3)
Anjurkan pasien untuk batuk /bersin dan mengeluarkan pada tissue dan menghindari meludah
4)
5)
6)
7)
8)
Kaji pentingnya mengikuti dan kultur ulang secara perodik terhadap sputum
9)
1. Bersihan jalan nafas tak efektif B.d adanya secret Kelemahan , upaya batuk ,burukEdema tracheal.
Kriteria Evaluasi :
Pasien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuat
Intervensi :
1) Kaji fungsi pernafasan , kecepatan , irama , dan kedalaman serta penggunaan otot asesoris
2) Catat kemampuan unttuk mengeluarkan mukosa / batuk efekttif
3) Beri posisi semi/fowler
4) Bersihkan sekret dari mulut dan trakhea
5) Pertahankan masukan cairan sedikitnya 2500 ml per hari
6) Kolaborasi pemberian oksigen dan obat obatan sesuai dengan indikasi
1. Gangguan pertukaran gas B.d Penurunan permukaan efektif paru , atelektasis ,Kerusakan membran
alveolar kapiler ,Sekret kental , tebal, Edema bronchial
Kriteria Evaluasi :
Pasien menunjukkan perbaikan venilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan GDA dalam rentang normal
dan bebas gejala distress pernapasan
Intervensi :
1) Kaji Dipsnea,Takhipnea, menurunnya bunyi nafas ,peningkatan upaya pernafasan , terbatasnya ekspansi
dinding dada , dan kelemahan
2)Evaluasi perubahan tingkat kesadaran , catat sianosis dan atau perubahan pada warna kulit
3) Anjurkan bernafas bibr selama ekshalasi
4)
Tingkatkan tirah baring / batasi aktivitas dan atau Bantu aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan
5)
Kolaborasi oksigen
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan B.d Kelemahan ,Sering batuk / produksi sputum ,Anorexia
,Ketidakcukupan sumber keuangan
Kriteria hasil :
Menunjukkan peningkatan BB, menunjukkan perubahan perilaku / pola hidup untuk meningkatkan /
mempertahankan BB yang tepat
Intervensi :
1)
Catat status nutrisi pasien pada penerimaan , catat turgor kulit , BB, Integrtas
kemampuan menelan , riwayat mual / muntah atau diare
mukosa oral ,
2)
3)
4)
Selidiki anorexia , mual , muntah dan catat kemungkinan hhubungan dengan obat .
5)
6)
Dorong makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein dan karbohodrat.
7)
8)
Kolaborasi antipiretik
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
2. Data Dasar Keluarga
3. Nama Kepala Keluarga (KK)
: Tn. Sariya
4. Usia
: 38 th
5. Agama
: Islam
6. Pendidikan
: SD
7. Pekerjaan
: Karyawan
9. Komposisi Keluarga
No Nama
Pekerjaan
Ayah
38 th
SD
Islam
Karyawan
Ibu
30 th
SD
Islam
IRT
Anak
11 th
SD
Islam
Pelajar
Anak
3 th
Islam
Pelajar
Sariya
Siti
Nurhayati
Siti
Nurlela
Ipi
Ilpiyanti
Belum
sekolah
1. Genogram
1. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. Sa adalah tipe keluarga inti. Terdiri dari Ayah , Ibu, dan 2 Anak.
Tn. Sa berasal dari suku Sunda (Subang) Jawa Barat dan Ny.S juga berasal dari suku Sunda (Purwakarta) Jawa
Barat. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah Bahasa Sunda, Tn. Sa sudah lama tinggal di purwakarta dan
istrinyapun sudah tinggal diPurwakarta sejak lahir. Lingkungan tempat tinggal klien saat ini dikelilingi dengan
orang-orang dengan suku yang sama yaitu sunda, yang memang kampung mereka sendiri.
Kegiatan keagamaan yang ada di lingkungan keluarga Tn,Sa adalah pengajian bapak-bapak, namun Tn.Sa tidak
rutin mengikuti kegiatan pengajian tersebut karena terkadang pekerjaan Tn.Sa membuatnya pulang malam,
Istrinya pun Ny.S bekerja di luar rumah dan pulang pada sore hari. Setiap hari anaknya dititipkan dengan nenek
dan pamannya yang rumanya dekat dengan mereka. Anak pertamanya sekolah pada pagi hari. Anaknya yang
kedua hanya bermain dilingkungan sekitar rumahnya saja. Tn. Sa tidak meiliki jadwal untuk rekreasi secara
rutin bersama keluarganya, karena jarang memiliki waktu yang libur yang cukup, Tn.Sa lebih memilih untuk
berstirahat di rumah saat libur. Tn.Sa hanya kumpul dengan keluarganya saat malam hari.
Keluarga Tn.Sa jarang sekali jalan-jalan seperti halnya ke mall. Kebiasaan berbusana Tn.Sa dan keluarganya
hanya sederhana saja. Tidak terlalu mengikuti perkembangan saat ini. Namun mereka masih menjaga kultur
budaya sunda dalam berpakaian.
Dan makanan yang disajikan dan dikonsumsi oleh keluarga Tn.Sa dan anaknya biasanya seperti sayuran, dan
lauk-lapuk. Terkadangpun Ny.S membuat olahan makanan yang dipelajari dari orang tuanya makanan khas
sunda.
Peran ayah, ibu dan anak masih menganut kultur budaya Sunda, Anak-anak selalu mengikuti apa yang
diperintahkan orangtuanya tanpa beranimembantah.Peran Tn.Sa saat ini sebagai Kepala Keluarga yang
memberi nafkah kepada keluarganya. Anak pertama yang bernama An.Si sangat menyayangi adiknya, terlihat
saat sangat menjaga adiknya setelah pulang sekolah An.SI menemani adiknya bermain dan membantu
memenuhi segala kebutuhan adiknya. Di Keluarga Tn.Sa yang mengambil keputusan adalahTn.Sa. Tetapi
biasanya keputusan diambil setelah bermusyawarah dengan Ny.S Dekorasi di dalam rumah tidak
menggambarkan budaya Sunda. Tn.Sadan keluarganya jika sakit hanya dapat pergi kepuskesmas pembantu/
bidan terdekat untuk melakukan pemeriksaan dan mendapat pengobatan.
1. Idcntifikasi Nilai-Nilai Spriritual/Agama
Keluarga Tn.Sa beragama Islam dan menjalankan ajaran agama seperti Shalat, Puasa dan Mengaji. Ny.S juga
sudah melatih anak-anaknya untuk menjalankan puasa dibulan Ramadhan. Dan Ny.S mengikutkan anakanaknya untuk mengaji bersama pada sore hari di pengajian anak-anak dekat rumahnya.
1. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Penghasilan keluarga didapatkan dari Tn.Sa sebagai karyawan pabrik dan Ny.Sebagai buruh kerja borongan di
konveksi setiap hari. Semua kebutuhan keluarga dipenuhi secukup-cukupnya. Ny.S mengatakan tidak
mempunyai tabungan, uang yang di dapatkan habis untuk kebutuhan sehari-hari dan untuk membayar cicilan
kendaraan.
Waktu luang Tn.Sa saat libur bekerja digunakan untuk beristirahat. Karena menurutnya waktu liburnya yang
hanya satu hari harus digunakan untuk beristirahat agar besok dapat bekerja lagi dengan maksimal. Ny.S
mengisi waktu luangnya setelah pulang bekerja dengan berinteraksi dengan anak-anaknya, mengobrol dengan
tetangga, dan bercanda dengan anaknya.
2. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
a. Tahap Perkembangan keluarga saat ini:
Keluarga Tn.Sa dalam tahap perkembangan ke 3 yaitu keluarga dengan anak sekolah. tahap ini di mulai saat
anak masuk pada usia 6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. pada tahap ini orang tua perlu belajar berpisah
dengan anak, memberi kesempatan pada anak untuk bersosialisasi baik aktivitas di sekolah maupun diluar
sekolah. Tugas perkembangan sebagai berikut :
Mempertahankan hubungan yang sehat baik dalam keluarga maupun diluar keluarga (keluarga lain dan
lingkungan sekitar).
3. DATA LINGKUNGAN
1. Karakteristik Rumah
Rumah yang sekarang ditempati adalah rumah warisan dari orang tua Ny.S . Luas kira-kira 48 m2, rumah
berupa semipermanen yang sebagian bangunannaya terbuat dari kayu, rumah tak memiliki halaman hanya
sedikit teras yang masih belum diplester, tidak tampak tanaman hias yang ditanam dirumah. Secara umum
rumah tampak bersih, namun masih terlihat barang-barang yang diletakkan tidak pada tempatnya. Rumah
memiliki jendela namun jendela paten yang tidak dapat dibuka sehingga untuk ventilasi udara kurang baik. Air
bersih didapatkan dari sumur pompa. Pembuangan air limbah langsung dialirkan ke kali dan untuk pembuangan
sampah ditimbun kemudian dibakar.
Berikut denah rumahnya:
Dapur
Kmr.mndi
Kmr.tdur
8m
R.keluarga
Kmr.tdur
Teras rumah
6m
menaiki kendaraan umum harus berjalan terlebih dahulu ke jalan utama, dan harus menunggu lama untuk
mendapatkan angkot.Keadaan jalan di lingkungan tempat tinggal terdiri dari gang-gang kecil. Secara umum
lingkungan di sekitar rumah masih terlihat kotor. Pengolahan sampah yang dikelola dengan cara dibakar
menyebabkan ketidaknyamanan di area tersebut saat membakar sampah. Pelayanan kesehatan puskesmas dekat
rumah ada rustu dengan jarak sekitar setengah km. Bisa diakses menggunakan ojek atau angkutan umum.
Mushola juga sangat dekat karena berada di lingkungan RT.
1. MobilitasGeografis Keluarga
Keluarga sudah lama tinggal di lingkungan Rt.06Rw.03 Desa Karangmukti. Sebelumnya keluarga pernah
tinggal disubang namun hanya sebentar dan kemudian pindah menempati rumah yang diwariskan kepada Ny.S.
d.Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :
Ny.S tidak mengikuti kegiatan seperti arisan ibu-ibu di lingkungan sekitar rumahnya. Di sekitar rumahnya pun
tidak ada pengajian untuk ibu-ibu. Ny.S hanya berinteraksi dengan tetangganya setelah ia pulang bekerja dan
saat libur dengan cara berbincang-bincang atau mengobrol. Ny.S mengatakan anaknya biasanya hanya bermain
dengan anak-anak disekitar rumahnya. Ny.S tidak mengikuti mengikuti kegiatan tentang kesehatan, Ny.S hanya
memeriksakan keadaan kesehatannya jika salah satu dari keluarganya mulai sakit dan tidak bisa disembuhkan
dengan obat warung. Dan itu pun hanya ke Puskesmas pembantu dekat rumahnya atau pergi ke bidan desa.
1. Sistem Pendukung atau Jaringan Sosial Keluarga :
Hubungan keluarga dengan masyarakat cukup baik. Karena Tn.Sa, istri dan anaknya mampu berinteraksi di
lingkungan sekitar. Keluarga tidak meiliki jaringan sosial keluarga seperti asuransi kesehatan. Bisanya saat
sakit keluarga Tn.Sa hanya memeriksakan ke puskesmas pembantu atau bidan desa.
4. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola-Pola Komunikasi
Tn.Sa jarang berkomunikasi dengan anak-anaknya karena saat pulang sudah malam dan istrinya Ny.S selalu
berinteraksi dengan anaknya walaupun harus bekerja pada dari pagi hingga sore namun setelah pulang bekerja
ia harus meluangkan waktunya untuk anak-anaknya. Hubungan antara ibu dengan anak baik, terlihat dari anak
keduanya An.I yang selalu ingin berdekatan dengan Ny.S.
b. Struktur Kekuatan
Menurut Ny.S dirinya lebih dekat dengan anak-anaknya dan ibu nya yang tinggal berdekatan dengannya,
karena Ny.S karena interaksi yang begitu sering dilakukan Ny.S dengan anak dan orang tuanya.Dirumahnya
yang mengambil keputusan adalah Tn.Sa, setelah sebelumnya bermusyawarah dengan Ny.S.
1. Struktur Peran
Tn.Sa berperan sebagai kepala keluarga dan mencari nafkah untuk keluarganya. Setiap hari dirinya bekerja
untuk memenuhi semua kebutuhan keluarganya. Ny.S berperan sebagai Ibu Rumah Tangga yang mengasuh
anak-anaknya dirumah namun Ny.S juga bekerja sebagai buruh dikonveksi jika sedang ada pekerjaan saja, jika
tidak Ny.S hanya sebagai IRT, Ny.S juga selalu menyiapkan keperluan untuk keluarganya dirumah. Setiap pagi
juga Ny.S selalu menyiapkan sarapan untuk keluarganya dirumah sebelum berangkat bekeeja. An.Si berperan
sebagai siswa SD dan anak. Saat ini usiaAn.Si sudah 11 thn. Setiap harinya An.Si sekolah didekat balai desa
dengan jarak 500 km, biasanya An.Si diantar untuk kesekolah dan pulang jam 12 siang. Setelah sampai
dirumah biasanya An.Si makan siang dan mengajak adiknya bermain sambil mengasuhnya. An.I berperan
sebagai anak saat ini usia An.I 3 thn.
1. Nilai-Nilai Keluarga
Nilai-nilai yang dianut oleh keluarga adalah nilai-nilai agama islam dan budaya sunda Tn.Sa dan Ny.S sudah
mengajarkan kepada anak-anaknya untuk shalat 5 waktu. Dan mengikutkan anaknya untuk pengajian anak pada
sore hari. Nilai budaya sunda yang mempengaruhi seperti berperilaku sopan kepada orang yang lebih tua.
Selalu mengucapkan salam setiap ingin masuk rumah dan selalu meminta izin apabila ingin pergi keluar rumah.
5. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi Afektif
Keluarga Tn..Sa saling menyanyangi dan saling menghargai. Menurut Ny.S dirinya akan selalu menunggu
suaminya pulang dulu dan baru beristirahat. Ny.S selalu mengontrol perkembangan anak-anaknya. Ny. S juga
memberikan pesan kepada anak-anaknya agar tidak macam-macam ketika kedua orangtuanya tidak ada, dan
mematuhi perintah paman dan nenek yang mengasuhnya saat orangtuanya tidak ada.
b. Fungsi Sosialisasi
Tn.S mengatakan bahwa sosialisasi antara dirinya dan lingkungan dirasakan baik, setiap memiliki waktu luang
di sela libur kerjanya Tn.S menyempatkan waktu untuk berinteraksi dengan tetangga sekitar rumahnya serta
untuk mengikuti beberapa kegiatan. Contohnya kegiatan pengajian. Begitu juga dengan Ny.S, An.Si dan An. I
yang terlihat dapat bersosialisasi dengan lingkungan disekitar rumahnya.
juga mengatakan tidak memiliki waktu luang. Oleh sebab itu, keluarga Tn.Sa baru memeriksakan anggota
keluarganya ketika sudah tidak bisa ditangani sendiri atau oleh obat warung.
Ny.S pun memiliki maag ia hanya meminum obat warung saat maagnya kambuh. Ny.S setiap hari memasak
untuk anak-anaknya terdiri dari sayur dan lauk pauk, namun terkadang anak-anaknya tidak mau untuk
memakan sayur. Tn.Sa melepaskan kelelahannya setelah bekerja dengan langsung beristirahat.
Keluarga Tn.Sa sangat jarang sekali dan hampir tidak pernah berolahraga.Tn.Sa mengatakan tidak pernah ada
waktu luang untuk berolahraga karena sibuk bekerja dan Ny.S masih meiliki anak kecil yang harus dijaga
seperti An.I.
6. KOPING KELUARGA
a. Stresor-stresor (baik jangka pendek mau-pun jangka panjang)
Ny.S sebenarnya ingin memeriksakan kembali anaknya namun karena jauhnya puskesmas dan tidak memiliki
waktu luang karena harus bekerja.
1. Kemampuan Keluarga Berespon terhadap Situasi Stressor
Masalah-masalah yang ada dalam keluarga biasanya diselesaikan dengan berdiskusi. Yang biasanya mengambil
keputusan tetap dari kepala keluarga yaitu Tn.Sa . Anak-anak belum dilibatkan dalam pengambilan keputusan,
karena menurut Ny.S, anak-anak belum cukup umur untuk diikutkan dalam mengambil keputusan.
1. Strategi adaptasi disfungsional
Sampai saat ini belum ditemukan adaptasi disfungsional.
Komponen
Kepala
Bp. Sa
Ibu. S
Anak Si
kepala bersih,
kepala bersih,
kepala bersih,
warna hitam.
tebal.
Rambut sebahu.
Mata
Hidung
Telinga
Anak I
Rambut dan kulit
kepala bersih, warna
hitam, lurus,
Rambut pendek
sebahu dan berkilau.
Distribusi menyebar
rata.
rata.
menyebar rata.
dapat mengikuti
dapat mengikuti
dapat mengikuti
dapat mengikuti
arah gerakkan
arah gerakkan
arah gerakkan
arah gerakkan
tangan pemeriksa,
tangan pemeriksa,
tangan pemeriksa,
tangan pemeriksa,
tekan, diameter
tekan, diameter
tekan, diameter
tekan, diameter
pupil + 2 mm,
pupil + 2 mm,
pupil + 2 mm,
cahaya +/+,
konjungtiva tidak
konjungtiva tidak
konjungtiva tidak
konjungtiva tidak
anemis, kornea
anemis, kornea
anemis, kornea
anemis, kornea
tidak ikhterik.
tidak ikhterik.
tidak ikhterik.
tidak ikhterik.
Bentuk simetris,
Bentuk simetris,
Bentuk simetris,
Bentuk simetris,
dengan kulit
dengan kulit
dengan kulit
dengan kulit
sekitarnya, tidak
sekitarnya, tidak
sekitarnya, tidak
sekitarnya, tidak
cairan, mukosa
cairan, mukosa
cairan, mukosa
cairan, mukosa
hidung lembab,
hidung lembab,
hidung lembab,
hidung lembab,
terdapat bulu
terdapat bulu
terdapat bulu
terdapat bulu
hidung, uji
hidung, uji
hidung, uji
penciuman baik (N
ciuman baik (N I)
I)
I)
I)
Daun telinga
Daun telinga
Daun telinga
Daun telinga
kanan,bersih, tidak
kanan,bersih, tidak
ada benjolan ,
tidak bengkak,
masteudeus, tidak
masteudeus, tidak
tekan pada
masteudeus, tidak
masteudeus, tidak
dapat mendengar
dapat mendengar
ada serumen.
dapat mendengar
dengan baik
dengan baik
Klien dapat
rata.
mendengar dengan
baik
dengan baik
Bibir simetris,
Mulut
Bibir simetris,
mukosa lembab,
mukosa lembab,
Tenggorokan
Bibir simetris,
mukosa lembab,
dapat bergerak ke
kekanan (N XII),
kekanan (N XII),
dapat merasakan
(N XII), tidak
dapat merasakan
dapat merasakan
manis
merasakan asam,
dengan baik.,
dengan baik.
bolong 1.
gigi (+).
Leher dan
Bibir simetris,
Tidak ada
menelan,
menelan,
kesulitan menelan,
pembesaran
pembesaran
pembesaran
kelenjar getah
kelenjar getah
kelenjar getah
bening
bening
bening
jugularis(-), tidak
jugularis(-), tidak
jugularis(-), tidak
Simetris,
Dada
Simetris,
Simetris,
bronkovesikuler,
bronkovesikuler,
RR: 18 X/ menit.
bronkovesikuler,
namun pada saat
batuk suara nafas
terdapat ronchi
Simetris,
bronkovesikuler,
RR: 24 X/ menit.
RR: 22 X/ menit.
Tidak ada nyeri
Abdomen
Ekstremitas
keluhan
keluhan
Gerakan tak
Gerakan tak
Gerakan tak
Gerakan tak
terbatas, mampu
terbatas, mampu
terbatas, mampu
terbatas, mampu
fleksi/ ekstensi
fleksi/ ekstensi
fleksi/ ekstensi
fleksi/ ekstensi
bengkak (-),
bengkak (-),
bengkak (-),
kemerahan (-),
kemerahan (-),
kemerahan (-),
kemerahan (-),
kekuatan otot
kekuatan otot
kekuatan otot
kekuatan otot
normal mampu
normal mampu
normal mampu
normal mampu
menahan tahan
refleks (+)
refleks (+)
refleks (+)
55555 55555
55555 55555
55555 55555
55555 55555
55555 55555
55555 55555
matang, tekstur
langsat, tekstur
langsat, tekstur
langsat, tekstur
sedikit kasar.
halus
halus
halus
Sedikit
panjang, terawat
panjang, terawat
panjang,sianosis
panjang,
bersih,sianosis(-),
bersih,sianosis(-),
bersih,sianosis(-),
(-), terawat.
Suhu tubuh
36.6 o C
36,8 oC
36.5 o C
36.6 o C
BB
62 Kg
47 Kg
23 kg
14,5 kg
TB
165 cm
160 cm
133 cm
87 cm
TD
130/90 mmHg
110/80 mmHg
110/70 mmHg
Kulit
Kuku
Ny. S mengatakan, masalah kesehatan yang saat ini dialami oleh keluarganya adalah An.Si yang menderita flek
paru berusia 11 thn. Sebelumnya An.Si pernah mengalami pengobatan namun pngobatannya tidak tuntas klien
hanya menjalani pengobatan 2 bulan, keluarga mengaku tidak memiliki biaya untuk melakukan kontrol
pemeriksaan kembali. Saat ini An.Si masih sering mengalami batuk namun dengan frekuensi yang jarang. Ny.S
hanya mengatakan, bahwa anaknya terkadang mengalami batuk disertai dahak dan terkadang sesak .Ny.Si tidak
mengetahui penyebab dari penyakit flek paru yang diderita anaknya.Ny.Si mengatakan, akibat dari batuk
batuk yang di alami anaknya , anak Si jadi terganggu tidurnya tidak nyaman karena batuk yang dialaminya.
Ny.S mengatakan, saat anaknya mengalami batuk hanya di berikan obat warung, sebenarnya Ny,S mau
membawa anaknya untuk ke puskesmas namun karena letak puskesmas bungursari yang jauh dari rumahnya
dan karena kesibukannya bekerja Ny.S memutuskan untuk diberikan obat warung saja. Ia juga mengatakan jika
kesana harus menaiki angkot dan untuk mendapatkan angkot harus menunggu lama. Penataan Ruangan
dirumah klien masih terlihat kurang rapih. Ada barang-barang yang diletakkan tidak pada tempatnya. Bangunan
rumah yang semi permanen dan belum semua bagian lantai di plester. Ventilasi udara yang kurang baik terlihat
dari kaca yang paten dan tidak bisa dibuka, ada debu-debu yang menumpuk di sekitaran sudut rumah. Ny. H
mengatakan hanya bisa membawa anaknya ke puskesmas pembantu atau ke bidan karena puskesmas
kecamatan letaknya jauh. Dan kendalanya adalah di puskesmas pembantu tidak lengkap untuk pemeriksaannya.
No
Data Fokus
Masalah
Data Subyektif:
Keluarga
mengatakan An.Simasih sering
mengalami batuk disertai dahak
dan sesak.
Keluarga
mengatakan An.SiPernah
mengikuti pengobatan di
puskesmas namun tidak
dilanjutkan.
keluargaTn.Sa
Data Obyektif:
TD.110/70 mmHg
Nadi 80x/mnt
RR 22x/ mnit
Suhu 36,7C
Data Subyektif:
Data Obyektif :
Ttv
N: 80x/menit
RR: 18x/menit
Suhu : 36,8C
BB : 47 kg
Data Subjektif
3.
diketahuinya.
Data Objektif
Ttv
RR 24x/mnit
Nadi 87x/mnt
Suhu 32C.
No
Kriteria
Hitungan Skor
Skala
1
Aktual: 3
Pembenaran
Risiko : 2
Potensial : 1
Kemungkinan
masalah dapat
diubah: Sebagian
Skala
2
X2
Mudah : 2
Keluarga hanya
memberikan obat warung
untuk mengatasi keluhan
Sebagian : 1
anaknya.
Tidak Dapat : 0
Potensial masalah
untuk dicegah:Cukup
Skala
Tinggi : 3
3/3 X 1
Cukup : 2
Rendah : 1
Menonjolnya
oleh perawat.
2/2 X 1
masalah: masalah
perlu segera
ditangani
Skala
Segera : 2
Tidak perlu segera 1:
Tidak dirasakan : 0
Jumlah
No
Kriteria
Hitungan Skor
Pembenaran
Skala
Aktual: 3
3/3 X 1
Risiko : 2
Potensial : 1
Kemungkinan
masalah dapat
diubah: Sebagian
Ny.S mengetahui jika
dirinya telat makan mkan
Skala
2
X2
Mudah : 2
Sebagian : 1
Tidak Dapat : 0
Potensial masalah
untuk dicegah:Cukup
2/3 X 1
2/3
Skala
Tinggi : 3
pola makannya.
Cukup : 2
Rendah : 1
Menonjolnya
masalah: masalah
perlu segera
ditangani
Skala
sangat mengganggu ia
sangat ingin sekali
Segera : 2
disembuhkan.
Jumlah
2/3
SKALA PRIORITAS
MASALAH ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
No
Kriteria
Hitungan
Skor Pembenaran
2/3 X 1
2/3
Skala
Aktual: 3
pilek, dan keluarga
Risiko : 2
menganggap penyakit
tersebut sudah biasa.
Potensial : 1
Kemungkinan masalah
dapat
diubah: Sebagian
Skala
2
X2
Mudah : 2
Sebagian : 1
Tidak Dapat : 0
Potensial masalah
Masalah ini sudah sering
untuk dicegah:Cukup
Skala
Tinggi : 3
2/3 X 1
2/3
Cukup : 2
periksa ke fasilitas
kesehatan.
Rendah : 1
Menonjolnya
masalah: tidak perlu
segera ditangani
Keluarga mengatakan
hanya dengan diberi obat
Skala
1/2 X 1
1/2
Segera : 2
Dari skoring di atas diagnosa keperawatan pada keluarga Tn. Sa adalah sebagai berikut:
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif pada An.Si di keluarga Tn.S (Score 4)
2. Gangguan rasa nyaman nyeri pada Ny. S dikeluarga Tn.Sa (Score 3 2/3)
3. Resiko terjadinya ISPA berulang pada keluarga Tn. Sa khususnya An. I (Score 3)
No
Tanggal
Dan
Jam
9 Mei
2014
Pukul
10.00
Dx.1
No DX/
Implementasi
Evaluasi (SOAP)
Paraf
Subjektif:
Puji
Astuti
TUK
Pengertian TB Paru
Penyebab TB Paru
Tanda dan gejala TB Paru
1. Memberi pendidikan
kesehatan pada keluarga
tentang Pengertian TB
Paru, Penyebab TB Paru,
Tanda dan gejala TB Paru.
Keluarga dapat
menyebutkan kembali
pengertian TB Paru
yaitu penyakit yang
menular, merusak paruparu.
Keluarga dapat
menyebutkan kembali
Penyebab TB Paru
yaitu oleh bakteri
microbacterium
tuberculosis.
1. Memberi kesempatan
pada keluarga untuk
mengiden-tifikasi
Pengertian TB Paru,
Penyebab TB Paru, Tanda
dan gejala TB Paru.
Keluarga dapat
menyebutkan kembali
tanda dan gejala TB
Paru yaitu : batukbatuk terus menerus
selama kurang lebih 3
minggu dan berdahak,
sesak nafas, keluar
1. Memberikanreinforcemen keringat dingin pada
t positif seperti pujian atas malam hari, dan berat
kemampuan keluarga
badan menurun.
mengidentifikasi
Pengertian TB Paru,
Penyebab TB Paru, Tanda
dan gejala TB Paru.
Objektif:
Keluarga
tampak
memperhatikan
1. Mengevaluasi
pengetahuan keluarga dan dengan seksama saat
memberikan kesempatan penkes dan diskusi
berlangsung
pada keluarga untuk
membandingkan
pengetahuan yang
Terjadi kontak
dimiliki keluarga dengan mata saat berinteraksi
standar.
dengan perawat
Keluarga
tampak sekali-kali
menganggukkan kepala
tanda mengerti
penjelasan yang
perawat berikan
Keluarga
tersenyum senang saat
diberikan pujian oleh
perawat
Analisa:
Masalah teratasi
dimana keluarga
memahami tentang
pengertian TB Paru,
penyebab TB Paru,
tanda dan gejala TB
Paru.
Perencanaan:
Lanjutkan TUK 2
Subjektif:
TUK.2
1. Menjelaskan dan berdiskusi
pada keluarga mengenai akibat
dari penyakit TB Paru
2. Menanyakan kembali pada
keluarga akibat TB Paru
3. Motivasi keliuarga untuk
mengambil keputusan dalam
mengatasi TB Paru.
4. Memberikan reinforcement
positif atas keputusan yang
diambil keluarga dalam
mengatasi TB Paru.
9 Mei
2014
Keluarga dapat
menyebutkan kembali
Akibat dari TB Paru
adalah pnemonia
tuberkulosis, dan
kematian, dan jika
penderita tidak teratur
minum obat penyakit
akan menjadi lebih
berat penyakitnya,
penyakit menjadi
makin sulit diobati, dan
perlu waktu lebih lama
untuk dapat sembuh,
Puji
Astuti
Keluarga
memutuskan untuk
Pukul
16.00
mengatasi dan
merawat An.Si yang
menderita TB Paru
Dx.1
Objektif
Tampak
keluarga
memperhatikan dengan
seksama saat diskusi
berlangsung
Terjadi kontak
mata saat berinteraksi
dengan perawat
Tampak
keluarga sekali-kali
menganggukkan kepala
tanda mengerti
penjelasan yang
perawat berikan
Keluarga
tersenyum senang saat
diberikan pujian oleh
perawat.
Keluarga telah
mengambil keputusan
untuk merawat
anaknya.
Analisa
Masalah teratasi
dimana keluarga
memahami tentang
akibat dariTB Paru jika
tidak segera di tangani
dan bahaya dari putus
obat, dan keluarga
sudah mampu
mengambil keputusan.
Perencanaan:
Lanjutkan TUK 3
Subyektif
TUK 3:
Keluarga
mampu
menjelaskan
kembali cara
merawat pasien
dengan cara
minum obat
secara teratur,
makan makanan
yang bergizi,
istirahat cukup,
menjaga
kebersihan
lingkungan.
Keluarga
mampu
menjelaskan
kembali
bagaimana
mencegah
penularan TB
Paru yaitu
dengan cara
dengan
memisahkan
perlengkapan
makan anggota
keluarga dengan
pasien, menutup
mulut saat
bersin dan
batuk, serta
membuang
dahak pada
tempatnya.
Objektif:
10 Mei
2014
Pukul
11.00
Dx.1
Keluarga dan
Puji
klien mampu
mempraktikkan Astuti
kembali cara
nafas dalam
untuk
membantu
mengeluarkan
dahak dengan
cara tarik nafas
dalam melalui
hidung dan
hembuskan
seperti meniup
balon sebanyak
3x dan waktu
yang ketiga
batukkan.
Keluarga
tampak
memperhatikan
dengan seksama
saat diskusi
berlangsung
Terjadi kontak
mata saat
berinteraksi
dengan perawat
Keluarga
tampak sekalikali
menganggukkan
kepala tanda
mengerti
penjelasan yang
perawat berikan
Keluarga
tersenyum
senang saat
diberikan pujian
oleh perawat
Analisa
Masalah teratasi
Perenanaan
Lanjutkan TUK 4
Subjektif
TUK 4:
1.Mendiskusikan dengan
keluarga tentang modifikasi
lingkungan yang tepat untuk
mendukung penyembuhan TB
Paru
1. Mendorong keluarga
untuk mengidentifikasi
lingkungan yang tepat
Keluarga dapat
menjelaskan tentang
modifikasi lingkungan
yang dapat mendukung
untuk penyembuhan
TB Paru kembali
dengan cara
pencahayaan ruangan
yang cukup, ventilasi
rumah yang cukup,
jendela dibuka agar
sinar matahari bisa
masuk kedalam rumah,
menjemur kasur, bantal
minimal 1minggu
sekali dijemur, tidak
membuang dahak
sembarangan tempat,
tapi gunakan kaleng
yang didalamnya sudah
diisi cairan desinfektan.
4.Memberi reinforcement
terhadap kemampuan keluarga
mengungkapkan kembali apa
yang telah didiskusikan
11 Mei
2014
Pukul
11.00
Objektif:
Keluarga
tampak antusias dalam
memikirkan cara yang
dapat keluarga lakukan
dalam memodifikasi
lingkungan untuk
mencegah TBC Paru.
Analisa:
Masalah teratasi
dengan perwat sebagai
fasilitator
Perencanaan:
Mempertahankan dan
meningkatkan
kemampuan keluarga
untuk memodifikasi
lingkungan rumah.
Lanjtkan ke TUK 5
Dx.1
Subjektif:
Keluarga dapat
menyebutkan fasilitas
kesehatan yang dapat
digunakan oleh
keluarga untuk
mencegah TB Paru,
yaitu : Rumah sakit,
Puskesmas, praktek
(klinik).
Puji
Astuti
TUK 5:
1. Mendiskusikan dengan
keluarga tentang fasilitas
kesehatan yang tersedia
2. Mendiskusikan dengan
keluarga untuk
menyebutkan manfaat
fasilitas kesehatan
3. Mendorong keluarga
untuk memanfaatkan
fasilitas kesehatan untuk
mengatasi TBC Paru
4. Memberi reinforcement
seperti pujian terhadap
kemampuan keluarga
menyebutkan kembali
manfaat fasilitas
kesehatan
5. Memberi kesempatan
keluarga bertanya tentang
hal yang belum jelas
Keluarga dapat
menyebutkan manfaat
fasilitas kesehatan
seperti: memberikan
informasi kesehatan,
memberikan
pengobatan,
memberikan pelayanan
konseling, membantu
meningkatakan
kesehatan
keluarga
mengatakan akan
membawa An. Si yang
mengalami TB Paru ke
fasilitas kesehatan yang
ada
Objektif:
Keluarga
tampak antusias
bertanya tentang
manfaat fasilitas
kesehatan
Keluarga mau
memeriksakan anggota
keluarganya yang sakit
ke fasilitas kesehatan.
Keluarga
tampak memperhatikan
dengan seksama saat
diskusi berlangsung
Terjadi kontak
mata saat berinteraksi
dengan perawat
12 Mei
2014
Keluarga
Puji
tampak sekali-kali
menganggukkan kepala Astuti
tanda mengerti
penjelasan yang
perawat berikan
Pukul
11.00
Dx.1
Keluarga
tersenyum senang saat
Analisa:
Masalah teratasi
dengan perawat sebagai
fasilitator dan keluarga
mau
untukmemeriksakan
anggota keluarganya ke
fasilitas kesehatan.
Planning:
Mempertahankan dan
meningkatkan
kemampuan keluarga
untuk menggunakan
fasilitas kesehatan dan
melakukan kintrol
untuk pengobatan TB
Paru.
BAB V
PENUTUP
Setelah penulis memberikan asuhan keperawatan keluarga Tn.Sa khususnya kepada An.Si denganTB Paru,
maka penulis menarik kesimpulan dan mengajukan beberapa saran sebagai bahan pertimbangan yang
diharapkan dapat berguna dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan TB Paru.
1. KESIMPULAN
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga pada An.Si denganTB Paru, penulis melaksanakan secara
bertahap mulai dari npengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Dengan menggunakan pendekatan
secara komprehensif yang mencakup bio, psiko, sosial dan spiritual.
Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis yang hampir seluruh organ tubuh
dapat terserang olehnya, tapi yang paling banyak adalah paru-paru (IPD, FK, UI, 2005).
Adapun tanda dan gejala dari TB Paru adalah Demam, Batuk disertai dahak / darah, Sesak Nafas, Nyeri dada,
Malaise meliputi anoreksia, nafsu makan menurun, sakit kepala, nyeri otot, keringat malam.
Prinsip penatalaksanaan keperawatan klien dengan TB Paru adalah dengan medikasi tentunya ke fasilitas
kesehatan, Memberikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit TB Paru , pentingnya minum obat, pengawas
obat (PMO). Penanganan segera penyakit yang dapat dilakukan secara mandiri di rumah yaitu dengan teknik
nafas dalam untuk mengeluarkan dahak, meminum air hangat hingga memberikan fisioterapi dada.
Pada kasus ini An. Si pernah mengalami putus obat, dan saat ini An.Sitengah melakukan pengobatan kembali
oelh karena itu diperlukan perhatian khusus untuk kepatuhan minum obat agar tidak terjadi lagi putus obat dan
perlunya PMO. Setelah dilakukan asuhan keluarga mau untuk melakukan perawatan kepada An.Si secara baik
dan tuntas dengan harapan anaknya dapat sembuh total. Keluarga menyatakan keseriusannya untuk menjalani
pengobatan.
1. SARAN
Setelah penulis memberikan asuhan Keperawatan Keluarga dengan TB Paru pada An.Si dikeluarga Tn.Sa,
penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Diharapkan agar perawat dapat meningkatkan pengetahuan serta keterampilan khususnya dalam
pemberian asuhan keperawatan keluarga dengan TB Paru pada An.Si dikeluarga Tn.Sa demi
meningkatkan mutu keperawatan.
2. Peningkatan support sistem dan perlihatan keluarga dalam pemberian asuhan keperawatan sangat
penting untuk meningkatkan motivasi keluarga dalam perawatan anak dan keluarganya.
DAFTAR PUSTAKA
Friedman, Marilyn M. 1998. Family Nursing Teoryand Practice. Edisi III. Penerjemah Ina Debora R. L.
Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
Griffith, H. Winter. 1994. Complete Guide to Symtomps, Illnessand surgery. Cetakan I. Penterjemah : Peter
Anugrah. Penerbit Arcan : Jakarta.