Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
, - - -- -- - -- - -- - - - - - - - - -- - - - - - - - - -- -- _._----- --""
HALAMAN PE RNYATAAN ORISINALITAS
NPM
ii
Universitas Indon esi a
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
p Q
- - -
HALA~ PENGESAHAN
DEWAN PENGUJI
Ditetapk an di : Depok
Tan ggal : 11 Juli 20]4
ii
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Masa Esa, yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat meyelesaikan Karya Ilmiah
Akhir Ners (KIAN) ini tepat pada waktunya. KIAN berjudul Analisis Praktik
Keperawatan Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan (PKKMP): Analisis
Batuk Efektif dalam Mengatasi Bersihan Jalan Napas pada Pasien Tuberculosis
Paru ini diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Ners di Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIKUI). Terselesaikannya karya tulis
ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis perlu
menyampaikan rasa terima kasih kepada
iv
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
Medikal Bedah (KMB) di Lantai 7 Zona A. Terima kasih Fiska, Melda, Elida,
Arif, Eta, Nufa dan Sri Mulyati yang selalu semangat dan meramaikan
ruangan.
Penulis menyadari bahwa penulisan KIAN ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk agar
KIAN ini membawa manfaat bagi berbagai pihak, terutama pengembangan Ilmu
Penulis
v
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
If L ·\ 'I \ ". PERNYATAA . " PF:RSETFJUAN PUBLIKA SI TU GA S
AKHIR UNT UK KEPENTINGAN AKADEMIS
beserta perang ka t yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Ro yalty
Nonekslusif im Unive rsitas Indonesia dapat menyimpan,
mengalihmedialformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan
nam a saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak cipta.
Dibuat di : Depok
'Pada Tanggal : 11 Juli 2014
Yang Menyatakan
(Tiur Dam~~i)
vi
Un ivers itas In d o nes ia
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
ABSTRAK
Kata Kunci: batuk efektif, bersihan jalan napas, infeksi paru, TBC
vii
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
ABSTRACT
viii
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS .............................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH ..................................... vi
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
ABSTRACT ................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
1. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah .......................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................... 5
1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................. 6
ix
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
4.2 Analisis Kasus ................................................................................... 28
4.3 Analisis Intervensi dengan Konsep Penelitian Terkait ..................... 31
4.4 Alternatif Pemecahan Masalah yang Dapat Dilakukan .................... 47
x
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel Pemeriksaan Darah .............................................................. 21
Tabel 3.2 Tabel Daftar Terapi Medikasi ........................................................ 22
Tabel 3.3 Tabel Analisis Data ........................................................................ 23
Tabel 3.8 Tabel Hasil Analisis Intervensi ...................................................... 25
xi
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
BAB 1
PENDAHULUAN
Masalah tuberkulosis paru di negara berkembang sudah sampai pada tahap yang
mengkhawatirkan, karena sebanyak 95% kasus tuberkulosis paru berada di negara
tersebut, dan sebanyak 98% kematian yang ada di negara itu disebabkan oleh
tuberkulosis paru. Departemen kesehatan pada tahun 2010 memperkirakan
besarnya jumlah kematian setiap tahunnya sebanyak 101.000 orang dengan kasus
baru sebanyak 539.000 kasus dan insiden tuberkulosis paru (basil tahan asam)
BTA positif sekitar 110 per 100.000 penduduk. WHO memperkirakan jumlah
kematian akibat penyakit ini setiap tahunnya di Indonesia sebanyak 175.000
dengan jumlah kasus pertahun sebanyak 550.000 kasus (Utariani, 2011)
1 Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
2
penduduk dan TB terjadi pada lebih dari 70% usia produktif (Depkes RI, 2010).
Laporan WHO tentang angka kejadian TBC evaluasi selama 3 tahun dari
2008,2009,2010 menunjukkan bahwa kejadian TBC Indonesia mencapai 189 per
100.000 penduduk. Secara global, angka kejadian kasus kejadian TBC 128 per
100.000 penduduk. Survey kesehatan rumah tangga (SKRT) yang diselenggarakan
oleh Departemen Kesehatan, sekitar 30-40% penyakit dan penyebab kematian di
Indonesia adalah penyakit paru. TBC merupakan pembunuh nomor satu diantara
penyakit menular lainnya dan nomor tiga dalam daftar seperti penyebab kematian
utama di Indonesia setelah penyakit jantung dan pembuluh darah dan penyakit
saluran pernafasan akut (Utariani, 2011).
Tuberkulosis saat ini menjadi salah satu dampak dari urbanisasi dan masalah
yang terjadi di masyarakat perkotaan. Semakin meningkatnya urbanisasi akan
berdampak pada kesehatan masyarakat lingkungan kota, baik dari segi tata kota,
masyarakat maupun keadaan sekitarnya. Dampak urbanisasi terhadap kesehatan
dan lingkungan kota salah satunya adalah TB (Pranowo, 2010). Lingkungan
tempat tinggal yang kumuh, gelap dan lembab serta rendahnya asupan nutrisi
membuat turunnya daya tahan tubuh masyarakat kota terutama masyarakat dengan
ekonomi renda, hal tersebut menjadikan TB semakin mudah menular dan menjadi
aktif. Kepala subdirektorat tuberkulosis Kementrian kesehatan mengatakan bahwa
kuman tuberkulosis dalam tubuh masyarakat dengan ekonomi lebih baik jarang
menjadi aktif karena daya tahan tubuh mereka lebih baik (Yana, 2008).
Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu atau
lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah,
batuk darah, sesak nafas, badan lemas, dan nafsu makan menurun, berat badan
menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, dan demam
meriang lebih dari satu bulan (Depkes, 2006). Komplikasi pada penderita
tuberkulosis stadium lanjut; hemoptosis berat (perdarahan dari saluran nafas
bawah) yang dapat mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau
tersumbatnya jalan nafas.Kolaps dari lobus akibat retraksi bronkial. Bronkiektasis
(pelebaran bronkus setempat) dan fibrosis (pembentukan jaringan ikat pada proses
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
3
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
4
keperawatan baik secara biologis, psikologis dan sosial antara lain bersihan jalan
nafas tidak efektif, gangguan pertukaran gas, dan nutrisi kurang dari kebutuhan.
Produksi mukus yang berlebihan baik karena gangguan fisik, kimiawi, atau
infeksi yang terjadi pada membrane mukosa menyebabkan proses pembersihan
tidak adekuat, sehingga mucus banyak tertimbun dan bersihan jalan nafas menjadi
tidak efektif.
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
5
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Secara umum, kegiatan praktik keperawatan komunitas yaitu sebagai berikut; (1)
Memberikan asuhan keperawatan secara langsung baik kepada individu, keluarga,
kelompok khusus baik di rumah (homenursing), di sekolah (school health
nursing), di perusahaan, di posyandu, di daerah binaan kesehatan masyarakat;
(2) penyuluhan atau pendidikan kesehatan masyarakat dalam rangka merubah
perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang berkaitan dengan
keperawatan dan kesehatan; (3) Konsultasi dan pemecahan masalah kesehatan
yang dihadapi; (4) Bimbingan dan pembinaan sesuai dengan masalah yang
diadapi; (5)Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang memerlukan
penanganan lebih lanjut; (6) Penemuan kasus; (7) Penghubung antara masyarakat
dengan unit pelayanan kesehatan; (8) Melaksanakan asuhan keperawatan
komunitas; (9)Mengadakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan
instansi terkait dan terakhir yaitu memberikan contoh atau role model yang baik
bagi masyarakat yang berkaitan dengan keperawatan dan kesehatan (Stenhope &
Lancaster, 2004).
1 Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
7
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
8
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
9
Kasus setelah gagal (failure) adalah pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap
positif atau kembali menjadi positif pada bulan kelima atau lebih selama
pengobatan. Kasus Pindahan (Transfer In) adalah pasien yang dipindahkan dari
UPK yang memiliki register TB lain untuk melanjutkan pengobatannya. Kasus
lain adalah semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan diatas. Dalam kelompok
ini termasuk Kasus Kronik, yaitu pasien dengan hasil pemeriksaan masih BTA
positif setelah selesai pengobatan ulangan (Tamsuri, 2008).
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
10
Materi tuberkular yang dilepaskan dari dinding kavitas akan masuk ke dalam
percabangan trakeobronkhial. Proses ini dapat akan terulang kembali ke bagian
lain dari paru-paru, atau basil dapat terbawa sampai ke laring, telinga tengah atau
usus. Kavitas yang kecil dapat menutup sekalipun tanpa pengobatan dan
meninggalkan jaringan parut bila peradangan mereda lumen bronkus dapat
menyempit dan tertutup oleh jaringan parut yang terdapat dekat perbatasan rongga
bronkus. Bahan perkejuan dapat mengental sehingga tidak dapat mengalir melalui
saluran penghubung sehingga kavitas penuh dengan bahan perkejuan dan lesi
mirip dengan lesi berkapsul yang tidak terlepas keadaan ini dapat menimbulkan
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
11
gejala dalam waktu lama atau membentuk lagi hubungan dengan bronkus dan
menjadi tempat peradangan aktif.
Penyakit dapat menyebar melalui getah bening atau pembuluh darah. Organisme
yang lolos dari kelenjar getah bening akan mencapai aliran darah dalam jumlah
kecil dapat menimbulkan lesi pada berbagai organ lain. Jenis penyebaran ini
dikenal sebagai penyebaran limfohematogen, yang biasanya sembuh sendiri.
Penyebaran hematogen merupakan suatu fenomena akut yang biasanya
menyebabkan tuberkulosis milier. Hal ini terjadi apabila fokus nekrotik merusak
pembuluh darah sehingga banyak organisme masuk kedalam sistem vaskular dan
tersebar ke organ-organ tubuh.
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
12
Pemeriksaan lain seperti foto toraks, biakan dan uji kepekaan dapat digunakan
sebagai penunjang diagnosis sepanjang sesuai dengan indikasinya.Tidak
dibenarkan mendiagnosis TB hanya berdasarkan pemeriksaan foto toraks
saja.Foto toraks tidak selalu memberikan gambaran yang khas pada TB paru,
sehingga sering terjadioverdiagnosis.Gambaran kelainan radiologik Paru tidak
selalu menunjukkan aktifitas penyakit.
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
13
Paket Kombipak yaitu terdiri dari obat lepas yang dikemas dalam satu paket, yaitu
Isoniasid, Rifampisin, Pirazinamid dan Etambutol (Santosa, 2007).Paduan OAT
ini disediakan program untuk mengatasi pasien yang mengalami efek samping
OAT KDT.Paduan OAT ini disediakan dalam bentuk paket, dengan tujuan untuk
memudahkan pemberian obat dan menjamin kelangsungan (kontinuitas)
pengobatan sampai selesai(Depkes, 2006).
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
14
penulisan resep. Jumlah tablet yang ditelan jauh lebih sedikit sehingga pemberian
obat menjadi sederhana dan meningkatkan kepatuhan pasien (Depkes, 2006).
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
15
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
16
2) Sistem pernapasan
Pada sistem pernapasan pada saat pemeriksaan fisik dijumpai
• Inspeksi : adanya tanda – tanda penarikan paru, diafragma, pergerakan
napas yang tertinggal, suara napas melemah.
• Palpasi : Fremitus suara meningkat.
• Perkusi : Suara ketok redup.
• Auskultasi : Suara napas brokial dengan atau tanpa ronki basah, kasar dan
yang nyaring.
3) Sistem pengindraan
Pada klien TB paru untuk pengindraan tidak ada kelainan
4) Sistem kordiovaskuler
Adanya takipnea, takikardia, sianosis, bunyi P 2 syang mengeras.
5) Sistem gastrointestinal
Adanya nafsu makan menurun, anoreksia, berat badan turun.
6) Sistem muskuloskeletal
Adanya keterbatasan aktivitas akibat kelemahan, kurang tidur dan keadaan
sehari- hari yang kurang meyenangkan.
7) Sistem neurologis
Kesadaran penderita yaitu komposments dengan GCS : 456
8) Sistem genetalia
Biasanya klien tidak mengalami kelainan pada genitalia
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
17
Sekret yang menumpuk pada jalan napas dapat dikeluarkan dengan latihan batuk
efektif. Smeltzer (2001) menyebutkan bahwa batuk efektif merupakan suatu
metode batuk dengan benar dimana dapat energi dapat dihemat sehingga tidak
mudah lelah dan dapat mengeluarkan dahak secara maksimal. Penelitian yang
dilakukan oleh Pranowo (2010) menunjukkan adanya efektifitas batuk efektif
dalam pengeluaran sputum untuk penemuan BTA pasien TB paru di ruang rawat
inap RS Mardi Rahayu Kudus. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Yana
(2008) disimpulkan bahwa ada hubungan antara tehnik batuk efektif dengan
pengeluaran sputum pada penderita tuberkulosis paru akut di wilayah kerja
Puskesmas Jungkat Kecamatan Siantan Kabupaten Pontianak.
Caranya adalah sebelum dilakukan batuk, klien dianjurkan untuk minum air
hangat dengan rasionalisasi untuk mengencerkan dahak. Setelah itu dianjurkan
untuk inspirasi dalam. Hal ini dilakukan selama dua kali. Kemudian setelah
insipirasi yang ketiga, anjurkan klien untuk membatukkan dengan kuat (Subrata,
2006).
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
18
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
BAB 3
LAPORAN KASUS KELOLAAN UTAMA
3. 1 Pengkajian
3. 1. 1 Identitas pasien
Pasien dengan nama Tn B (32 tahun) datang ke RSCM karena penurunan
kesadaran. Pasien adalah karyawan swasta di bagian perpajakan pada salah
satu perusahaan di Jakarta. Pasien tinggal di Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Pasien merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Pasien datang ke rumah
sakit diantar oleh keluarga. Klien dirawat di ruang isolasi Zona A lantai 7
RSCM dengan diagnosa medis HIV, TB Millier dan ensephalitis.
3. 1. 2 Anamnesis
a. Keluhan utama pada saat dirawat
Pasien mengeluh sesak sejak satu hari sebelum masuk rumah sakit. Sesak
semakin berat dirasakan apabila dalam posisi berbaring. Selain sesak, pasien
juga mengeluhkan ada batuk berdahak dengan dahak yang sulit dikeluarkan.
Produksi dahak banyak. Dahak berwarna putih dan kental. Batuk mulai
dirasakan sebelum masuk ke rumah sakit. Pasien juga mengeluhkan adanya
mual dan tidak nafsu makan. Porsi makan yang biasa dihabiskan adalah
seperempat sampai setengah porsi makan. Berat badan pasien pun menurun
sebanyak 18 kilogram selama 3 bulan. Selain itu adanya edema pada
ekstremitas juga membuat pasien sulit dalam beraktifitas. Saat ini pasien
mengatakan tidak ada masalah dalam BAK.
19 Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
20
d. Aktifitas/ istirahat
Sebelum dirawat pasien karyawan perusahaan swasta. Selama diarawat di
RSCM aktivitas terbatas di tempat tidur. Aktivitas dibantu oleh keluarga dan
perawat. Saat ini klien ada hemiparase kiri. Klien tirah baring total care semua
aktivitas dibantu oleh perawat dan keluarga.
e. Sirkulasi
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat sakit hipertensi dan masalah jantung
sebelumnya. Saat dilakukan pengkajian, tekanan darah pasien yaitu 110/70
mmHg. Nadi94 kali/menit, teraba kuat dan regular. Suhu tubuh 36,5oC,
capillary refill time (CRT) ≤ 3 detik. Tidak ada murmur maupun gallop, tidak
ada pembengkakan kelenjar getah bening. JVP 5+ 2 cmH2O.
f. Integritas ego
Klien merasa senang selama dirawat ditemani oleh Ibunya. Berdasarkan hasil
wawancara dengan Ibu klien, klien menerima kondisinya saat ini. Beliau
mengaku bahwa penyakit yang dideritanya saat ini adalah konsekuensi dari
gaya hidupnya sejak muda.
g. Eliminasi
Klien sudah dua hari belum BAB. Tidak mendapatkan obat- pencahar. BAB
terakhir konsistensilunak, tidak ada lendir dan darah. BAK saat ini
menggunakan folley catheter , warna kuning kemerahan, volume urin 1500-
2000cc/ 25 jam.
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
21
h. Makanan/ cairan
Saat ini pasien mendapat asupan dari NGT. Dietnya makanan cair 6 x 250 cc.
Tidak ada mual muntah, bisung usus positif 3-5 x/menit. BB saat ini 45 kg, TB
165, saat ini underweight, berat badan ideal 56.5 kg. Kebutuhan kalori
1900kkal. Konjugtiva anemis, hb 9.4 g/dl, tidak ada edema perifer, asistes tidak
ada. Lidah tampak kotor, turgor kulit kering dan tidak elatis. Saat ini mendapat
Cairan IVFD Nacl 0.9 % 500cc/ 8jam.
i. Kebersihan/ hygiene
Kebutuhan sehari-hari pasien dibantu oleh keluarga. Mobilisasi pasien hanya di
tempat tidur dan turun dari tempat tidur. Mandi dan berpakaian pasien dibantu
oleh keluarga. Makan dapat dilakukan secara mandiri. Pasien mandi 1 kali/
hari yaitu pada pagi dan sore hari. Pasien juga berpakaian rapi dan sesuai serta
selalu berganti pakaian setiap harinya. Saat pengkajian dilakukan kulit kepala
pasien terlihat berketombe dan kering. Pasien mengaku belum keramas sejak
dirawat.
j. Neurosensori
Kesadaran CM apatis, GCS E4M6V5. Pupil isokor diameter 2mm. Klien
2222 4444
hemiparese sinistra , kekuatan otot .
2222 4444
k. Nyeri/ ketidaknyamanan
Pasien tidak mengeluhkan adanya nyeri.
l. Pernapasan
Pasien mengatakan sesak dan batuk masih dirasakan. Pasien menggunakan alat
bantu pernapasan yaitu oksigen nasal kanul dengan kecepatan 3 lpm. Frekuensi
napas 22 kali/menit, simetris, dan ada penggunaan otot bantu pernapasan.
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
22
Bunyi napas terdengar ronkhi pada apeks kiri paru. Produksi sputum yang
dikeluarkan pada saat batuk adalah banyak, kental, dan berwarna kuning.
m. Keamanan
Tidak ada riwayat alergi makanan maupun obat.
n. Interaksi sosial
Pasien sudah menikah dan memiliki dua orang anak.
Pemeriksaan laboratorium
Tabel 3. 1. Pemeriksaan Darah
Tanggal Jenis Nilai Satuan Nilai normal
Pemeriksaan
7 mei Analisa Gas
2014 Darah
- pH 7, 32 7, 35-7, 45
- pCO 2 58 mmHg 35-45
- pO 2 89 mmHg 75-100
- HCO 3 22 mmol/L 21-25
- Total CO 2 15, 2 mmol/L 21-27
- Bace Excess -4,6 mmol/L -2,5-+2,5
- Standard HCO 3 20, 6 mmol/L 22-24
- Saturasi O 2 96 % 95-98
Ureum Darah 18 mg/dL <50
Protein
- Protein Total 4,4 g/dL 6,4-8,7
- Albumin 3.2 g/dL 3,5-5,2
- Globulin 2,85 g/dL 1,8-3,9
- Albumin- 0,5 ≥1
Globulin
SGPT 20 U/L < 33
SGOT 12 U/L < 27
Mg Darah 1,6 mg/dL 1,7-2,55
Fosfat Inorganik 6 mg/dL 2,7-4,5
Elektrolit
- Natrium 130 mEq/L 132-147
- Kalium 4, 22 mEq/L 3,3-5,4
- Clorida 96 mEq/L 94-111
Kreatinin 0.4 mg/dL 0,6-1,2
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
23
Sel T (CD3+) 70 %
Sel T (CD3+) 70 %
abosulut
Sel T (CD 4) L 13 % 31-60
Sel T (CD 4) 112 sel/UL
3. 1. 3 Pemeriksaan diagnostik
Tabel 3.2 Pemeriksaan diagnostik
Tanggal Jenis Pemeriksaan Kesan
02/05/2014 Radiologi Noduler millier yang
tersebar di kedua
lapang paru. TB millier
02/05/2014 CT Scan kepala axial Tampak lesi hipodens di
lobus frontal kanan.
Suspect ensephalitis
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
24
3. 2 Analisis Data
No Data Masalah
1 D S: Bersihan jalan napas
- Pasien mengatakan batuk; batuk berdahak tidak efektif
dan sulit dikeluarkan berhubungan dengan
- Sputum berwarna kuning dan kental peningkatan
- Pasien merasa sesak produksi sputum
- Sesak berkurang ketika menggunakan
oksigen
- Sesak sedikit mengganggu aktifitas
DO:
- KU lemah, batuk (+), sputum kental
warna kuning
- Klien tampak sulit mengeluarkan
sputum
- Napas cepat dan dangkal RR: 22
kali/menit.
- Ada penggunaan otot bantu pernapasan
- Dada simetris
- Terdengar ronkhi pada apeks kiri paru
- Menggunakan O2 nasal kanul 3L/menit
2 DS: Ketidakseimbangan
Tn.B mengeluh badannya lemas nutrisi: kurang dari
DO: kebutuhan tubuh
- Konjugtuva anemis, Sklera tidak ikterik
- Penurunan BB 10 kg dalam 4 bulan. BB
saat ini 45 kg, TB 165, IMT: 14, 28,
underweight, LLA 14 cm
- Hb : 9.4 g.dl, albumin 3.2 g/dl
3 DS: Gangguan integritas
Tidak ada kulit
Do:
- Ku tampak lemah
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
25
No Data Masalah
- Terdapat luka dekubitus grade II di
daerah sakrum kanan
- Hemiparese kanan
- Mobilisasi terbatas mika/miki
3 DS- Risiko perluasan
DO: infeksi
- Klien riwayat menderita TB sejak 1 tahun
lalu dan minum obat selama 4 bulan
kemudian berhenti
- Leukosit 4000
- Klien dengan diagnosa imuno
compromised (HIV), CD4 Low
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
26
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
BAB 4
ANALISIS SITUASI
Masalah pada sistem pernapasan merupakan masalah kesehatan yang mudah terjadi
di lingkungan perkotaan. Udara yang tidak bersih lagi yang ada di lingkungan kota
dapat menjadi sarana penyebaran penyakit. Salah satu penyakit yang banyak terjadi
pada daerah perkotaan adalah TBC. TBC tidak hanya dapat menyerang masyarakat
dewasa, tetapi juga anak-anak. Lingkungan kumuh dan tidak terjaga kebersihannya
pun dapat menjadi tempat hidup bakteri, virus, maupun jamur yang dapat
mengakibatkan TBC. Bahkan, asap yang dihasilkan oleh dapur penduduk pun dapat
menjadi penghantar penyebaran penyakit ini. Apabila agen penyebab TBC ini
terhirup oleh individu dengan penurunan sistem imunitas tubuh, maka agen penyebab
TBC tersebut dapat dengan mudah menginfeksi individu.
Gaya hidup yang tidak sehat seperti kebiasaan merokok dan mengkonsumsi alkohol
pun menjadi faktor risiko TBC. Kedua hal tersebut, rokok dan alkohol, merupakan
barang yang tidak sulit ditemukan di daerah perkotaan. Budaya makan makanan yang
tidak seimbang pun merupakan ciri khas masyarakat kota. Makanan yang tidak
seimbang membuat tubuh kekurangan nutrisi yang seharusnya didapatkan. Hal ini
27 Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
28
juga dapat mempengaruhi daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi. Oleh sebab
banyaknya faktor risiko yang dapat mengakibatkan TBC, kerentanan masyarakat kota
terhadap penyakit tersebut menjadi sangat tinggi.
Data dari Riskesdas pada tahun 2013 menunjukkan peningkatan terjadinya prevalensi
penyakit tuberkulosis yaitu dari 2,3% di tahun 2007 menjadi 4,5% pada tahun 2013.
Selain itu, angka insidensi yang besar pun terjadi pada rumah sakit pusat rujukan
nasional, RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Dalam bulan Januari-Juni 2014 sudah
tercatat 103 kasus TBC yang dirawat di ruang perawatan penyakit dalam. Oleh karena
tingginya angka kejadian TBC ini, peran perawat menjadi sangat penting dalam
mengadakan promosi dan pemeliharaan kesehatan terkait TBC. Promosi dan
pemeliharaan kesehatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat
khususnya mengenai TBC supaya dapat mencegah terjadinya TBC dan mengatasi
tanda dan gejala yang timbul akibat penyakit TBC.
4. 2 Analisis Kasus
TBC dengan mudah menyerang masyarakat perkotaan. Faktor risiko terjadinya TBC
dapat berasal dari berbagai macam sumber. Faktor risiko dapat berasal dari dalam diri
individu maupun dari luar. Usia pasien yang masih dalam tahap dewasa awal tidak
memungkiri dapat terjangkit TBC. Hal ini dikarenakan TBC dapat terjadi karena
adanya faktor risiko dari penderita yang memungkinkan agen penyebab TBC
menginfeksi.
Penurunan sistem imunitas tubuh pada pasien menjadi faktor predisposisi yang
menyebabkan infeksi TBC cepat menyerang. Infeksi yang dilakukan oleh bakteri
tidak dapat dilawan oleh tubuh karena lemahnya sistem pertahanan tubuh. Oleh
karena itu bakteri dapat dengan bebas hidup dalam tubuh individu. Individu yang
mengalami penurunan sistem pertahanan tubuh harus mendapat pengawasan agar
infeksi yang diderita tidak menyebar. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2010 oleh
Schnell dkk di Paris mengenai TBC pada pasien dengan immunocompromised
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
29
didapatkan data bahwa dari 100 responden dengan immunocompromised, lebih dari
50% mengalami TBC dan sisanya mengalami infeksi saluran napas atas. Seiring
berjalannya penyakit, 10 responden yang mengalami TBC meninggal dunia.
Penyebab terjadinya TBC pada orang dewasa dapat diakibatkan oleh beberapa faktor.
Selain dipengaruhi oleh kebiasaan merokok dan minum alkohol, TBC juga dapat
menyerang individu yang mengalami malnutrisi (Badash, 2011). Berdasarkan
kategori IMT, pasien tergolong kurus. Pasien juga termasuk orang yang sering
melewatkan waktu makan. Kebiasaan seperti ini dapat membuat tubuh kekurangan
asupan nutrisi yang seharusnya didapatkan dalam satu hari. Jika hal ini berlangsung
dalam jangka waktu yang lama, fungsi pertahanan tubuh pun akan terganggu. WHO
pada tahun 1968 mnerbitkan WHO Monograph on Nutrition-infection Interactions
yang merupakan hasil kerjasama Nevin S. Scrimshaw, Carl Taylor, dan John Gordon
mengemukakan bahwa kaitan antara malnutrisidan infeksi adalah sinergistis. Artinya,
malnutrisi memperparah penyakit infeksi, demikian juga halnya infeksi
memperburuk malagizi (Scrimshaw et al., 1968 dalam Siagian, 2006). Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Rakhmawati pada tahun 2008 menunjukkan
adanya hubungan antara status gizi dengan kejadian tuberkulosa pada anak (p value =
0,005). Dari penelitian tersebut menyatakan bahwa 82,4% anak yang mengalami
status gizi kurang tuberkulosa, sedangkan 60,4% kelompok kontrolnya (yang tidak
menderita tuberkulosa) memiliki status gizi baik.
Penurunan imunitas tubuh pada pasien juga dapat dipengaruhi oleh kebiasaan pasien
yang tidak suka makan sayur. Sayur mengandung mikronutrien yang dibutuhkan
tubuh untuk proses pembentukuan sistem imun. Vitamin dan mineral merupakan
contoh mikronutrien yang berperan dalam proses pembentukan imunitas tubuh.
Sebagai contohnya adalah vitamin A, E, dan C memiliki peran dalam pembentukan
imunitas tubuh. Vitamin A sangat penting untuk memelihara integritas epitel,
termasuk epitel usus. Hal ini berkaitan dengan hambatan fisik terhadap patogen dan
imunitas mukosal. Vitamin E dapat menurunkan produksi faktor penekan imunitas
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
30
Penyebab terjadinya TBC tidak hanya disebabkan oleh kondisi kesehatan seseorang,
namun juga kondisi lingkungan sekitar orang tersebut. Pasien sehari-hari bekerja di
kawasan kota Jakarta dan selalu terpapar oleh udara kota Jakarta. Sarana transportasi
umum yang setiap hari digunakan oleh pasien untuk pergi ke tempat kerja juga
memungkinkan pasien untuk terpapar oleh polusi dari kendaraan bermotor setiap hari.
Hasil studi yang dilakukan oleh Ditjen PPM & PL, tahun 1999 pada pusat keramaian
di 3 kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Yogyakarta dan Semarang menunjukkan
gambaran sebagai berikut: kadar debu (SPM) 280 ug/m3, kadar SO2 sebesar 0,76
ppm, dan kadar NOx sebesar 0,50 ppm, dimana angka tersebut telah melebihi nilai
ambang batas/standar kualitas udara. Sumber pencemaran udara dapat pula berasal
dari aktifitas rumah tangga dari dapur yang berupa asap. Menurut beberapa penelitian
pencemaran udara yang bersumber dari dapur telah memberikan kontribusi yang
besar terhadap penyakit ISPA. TBC dapat terjadi akibat udara dan lingkungan yang
tidak sehat. Hal ini dikarenakan udara yang tidak sehat mengangdung bakteri, virus,
jamur atau parasit sebagai pemicu timbulnya TBC.
Masalah keperawatan utama yang dialami oleh pasien adalah bersihan jalan napas
tidak efektif. Produksi sekret cenderung berlebih sehingga dapat menutup jalan napas.
Oleh sebab itu, fungsi pernapasan pun tidak berjalan dengan baik. Adanya
penumpukan sekret membuat jalan napas cenderung menyempit sehingga udara yang
masuk ke dalam tubuh pun sedikit. Pasien yang mengalami masalah bersihan jalan
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
31
napas tidak efektif akan juga mengalami batuk sebagai usaha membersihkan jalan
napas dari produksi sekret yang berlebih. Batuk merupakan suatu mekanisme normal
pada manusia untuk membersihkan jalan napas dari benda-benda asing yang
seharusnya tidak berada pada jalan napas sehingga jalan napas dapat kembali paten.
Proses penyakit yang diakibatkan oleh infeksi TBC tidak hanya menyebabkan
masalah bersihan jalan napas, namun juga dapat mengganggu status nutrisi seseorang.
Proses penyakit yang ditimbulkan oleh agen penyebab TBC membuat penderita TBC
kehilangan napsu makan dan merasa mual sehingga intake nutrisi pun berkurang.
Pasien juga mengalami hal serupa. Setiap kali makan hanya menghabiskan setengah
dari porsi makan seharusnya. Pasien mengatakan dirinya merasa mual dan tidak nafsu
makan.
Intoleransi aktifitas juga dialami oleh pasien. Sesak yang bertambah apabila
melakukan aktifitas yang cenderung berat mengakibatkan pasien harus bed rest untuk
memulihkan kondisinya. Pengawasan terhadap tanda-tanda vital secara teliti
dilakukan untuk memonitor pasien terhadap peningkatan toleransi pasien terhadap
aktifitas.
Proses infeksi yang menimbulkan reaksi peradangan ini menghasilkan cairan edema
yang mengandung eritrosit dan fibrin serta relatif sedikit leukosit membuat paru
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
32
menjadi tidak lagi berisi udara namun cairan yang kental dan cenderung berwarna
merah. Akibat hal ini adalah suara paru ronkhi dapat terdengar pada lapang paru yang
terinfeksi. Penumpukkan cairan kental yang berlebihan ini harus dikeluarkan supaya
tidak mengganggu proses pertukaran oksigen yang diperlukan tubuh dalam proses
metabolisme. Pasien yang mengalami kesulitan untuk mengeluarkan dahak dapat
dibantu untuk mengeluarkan dahak. Salah satu caranya adalah dengan mengajarkan
teknik batuk efektif yang dapat membantu pengeluaran dahak.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Strickland et. al tahun 2013 menyatakan bahwa
usaha peningkatan bersihan jalan napas akan meningkatkan oksigenasi, menurunkan
lama waktu perawatan, mengatasi atelektasis/konsolidasi paru, dan meningkatkan
pernapasan mekanik. Penelitian ini juga merekomendasikan bagi pasien dengan
gangguan bersih jalan napas yang memiliki kelemahan untuk batuk untuk batuk
secara manual ataupun dibantu secara mekanik. Pembersihan jalan napas ini sangat
penting bagi pasien TBC karena retensi sekret yang tidak dikeluarkan dalam waktu
yang lama dapat menghambat pernapasan yang dapat berujung kepada kematian.
Di samping kedua penelitian tersebut, terdapat pula penelitian yang tidak sejalan
dengan hasil dari kedua penelitian tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Elkins et.
al pada tahun 2005 menyatakan bahwa batuk efektif tidak signifikan dalam mengatasi
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
33
bersihan jalan napas. Sedikitnya produksi sekret setelah dibatukkan dan tidak
berkurangnya gejala yang ditimbulkan oleh produksi sekret berlebih menunjukkan
bahwa teknik ini tidak signifikan digunakan pada pasien dengan masalah bersihan
jalan napas tidak efektif.
Pasien mengalami gangguan bersihan jalan napas dari hari pertama perawatan.
Kesulitan mengeluarkan dahak yang dialami oleh pasien membuat pasien terganggu
dan tidak nyaman karena harus berkali-kali batuk. Tindakan batuk efektif diajarkan
kepada pasien dan dievaluasi selama tiga hari perawatan. Setelah batuk efektif
diajarkan, pasien mengatakan pernapasan jauh lebih lega dan dahak yang dapat
dikeluarkan banyak. Sebelum batuk efektif dilakukan, pasien minum air hangat untuk
membantu mengencerkan dahak. Setelah tiga hari perawatan, pasien mengatakan
sudah tidak batuk lagi dan suara ronkhi pada paru mulai menghilang.
Intervensi batuk efektif ini pun tidak berjalan sendiri. Sebagai tenaga kesehatan,
kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain pun dilakukan. Pemberian obat untuk
mengatasi batuk pun diberikan pada pasien ini sehingga dapat meningkatkan
kesembuhan pasien dari masalah bersihan jalan napas tidak efektif tersebut.
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
34
Batuk efektif bukanlah satu-satunya cara dalam mengatasi bersihan jalan napas.
Batuk efektif dapat dikombinasikan dengan intervensi lain yang dapat juga
meningkatkan pengeluaran sekret dari jalan napas. Intervensi lain yang dapat
dilakukan adalah fisioterapi dada dengan postural drainase. Postural drainase
bertujuan untuk memindahkan sekret yang berada di jalan napas yang sempit ke jalan
napas yang lebih lebar sehingga dapat lebih mudah untuk dikeluarkan
Masalah bersihan jalan napas ini merupakan masalah yang sering dialami pada pasien
yang mengalami infeksi paru. Namun, pelaksanaan intervensi unuk mengatasi
masalah bersihan jalan napas sering diabaikan oleh perawat ruangan. Oleh karena itu,
perlu adanya kesadaran untuk meningkatkan intervensi mandiri yang dapat dilakukan
oleh perawat untuk mengatasi masalah bersihan jalan napas yang dialami oleh pasien.
Diharapkan setelah adanya contoh sederhana ini perawat ruangan bersedia untuk
melanjutkan intervensi batuk efektif maupun postural drainase pada pasien dengan
tuberkulosis dengan masalah bersihan jalan napas tidak efektif.
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
BAB 5
5.1 Kesimpulan
Hasil studi kasus dan pembahasan pada karya ilmiah ini maka simpulan yang di
dapat adalah:
1. Penyebab tuberkulosis (TB) pada masyarakat perkotaan adalah padatnya
pemukiman, rendahnya pengetahuan mengenai proses penularan, lingkungan
yang tidak sehat, malnutrisi, penyakit-penyakit yang menyebabkan rendahnya
imunitas seperti HIV/AIDS serta tingginya polusi udara.
2. Tuberculosis (TB) yang terjadi pada pasien kelolaan dipicu oleh penyakit HIV
yang dideritanya. HIV/AIDS menyebabkan depresi sistem imun sehingga
pasien rentan tertular penyakit infeksi oportunistik seperti TBC
3. Masalah keperawatan utama yang terjadi pada pasien TB adalah bersihan jalan
napas tidak efektif akibat peningkatan produksi sputum. Selain itu, pada pasien
TB juga sering ditemukan masalah kekurangan nutrisi karena salah satu gejala
TB adalah penurunan berat badan tiba-tiba.
4. Intervensi keperawatan yang dilakukan pada studi kasus ini adalah latihan
batuk efektif untuk mengatasi masalah bersihan jalan napas pada pasien TB
5. Hasil intervensi pada pasien TB dalam studi kasus ini menunjukkan bahwa
batuk efektif dikolaborasikan dengan terapi inhalasi dengan Nacl 3 % efektif
untuk membantu pengeluaran sekret sehingga oksigenasi pasien membaik.
6. Evaluasi hasil intervensi dilihat melalui pemeriksaan fisik seperti frekeunsi
pernapasan, keluhan sesak, suara napas, dan hasil saturasi oksigen .
7. Intervensi keperawatan lainnya untuk mengatasi masalah bersihan jalan napas
pada pasien TB adalah dengan postural drainage. Postural Drainage
memanfaatkan gravitasi untuk membantu sputum keluar melalui jalan napas
utama sehingga lebih mudah untuk dikeluarkan. Postural drainase juga
bermanfaat mencegah sputum bertumpuk pada tempat yang sama pada waktu
yang lama sehingga menimbulkan infeksi lebih lanjut.
35 Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
36
5.1 Saran
5.1.1 Pelayanan
1. Karya tulis ini dapat dijadikan data awal untuk melakukan penelitian
terkait intervensi keperawatan untuk menangani kasus serupa seperti
gangguan bersihan jalan napas pada pasien TB lainnya
2. Penelitian selanjutnya diharapkan mampu mengaplikasikan intervensi
keperawatan latihan batuk efektif kepada sampel pasien yang lebih banyak
dan jangka waktu yang lebih lama sehingga dapat dibandingkan
efektivitasnya dalam menangani masalah bersihan jalan napas dengan
sampel yang tidak diberikan latihan teknik batuk efektif.
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi
6. Jakarta: EGC
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. 2001. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam edisi ketiga. Balai Penerbit FKUI : Jakarta.
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
Stiller,K et all. (2008). Efficacy of Breathing and Coughing Exercise in the
Prevention of Pulmonary Complications After Coronary Artery Surgery.
Diakses pada tanggal 7 Juli 2014 pada Downloaded From:
http://publications.chestnet.org/ on 06/28/2014
WHO. (2013). Global Tuberculosis Report. Diakses pada tanggal 7 Juli 2014 pada
http://www.who.int/tb/publications/global_report/en/
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
Lampiran 1
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
Lampiran 1
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
Lampiran 1
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
Lampiran 2
Rencana Asuhan Keperawatan Tn.B dengan HIV, TB paru di Ruang Rawat Penyakit dalam RSCM Zona A Lantai 7
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
Lampiran 2
Kolaborasi
- Kolaborasi pembatasan cairan apabila ada Edema memperburuk ingeritas kulit
edema akibat overload sehingga harus dikontrol.
- Kolaborasi transfusi albumin pada kasus
edema akibat hipoalbumin
- Kolaborasi pemerian salep topikal atau Antibiotik peerlu diberikan pada kasus luka
antibiotik yangs esuai apabila ada luka yang terinfeksi
Pendidikan kesehatan
- Ajarkan keluarga mengenai makanan yang
dianjurkan, dibatasi,, dan dilarang sesuai
dengan kondisi pasien
- Berikan informasi yang tepat mengenai
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
Lampiran 2
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
Lampiran 2
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
Lampiran 2
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
Lampiran 2
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
Lampiran 3 Pathway Tuberkulosis Paru
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
1
Abstrak
Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan yang sering dijumpai akibat urbanisasi pada
masyarakat perkotaan. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi oportunistik yang
menyerang saluran pernapasan. Salah satu masalah keperawatan yang ditimbulkan akibat
penyakit ini adalah bersihan jalan napas tidak efektif. Pada pasien TB terjadi peningkatan
produksi sputum sehingga menghambat jalan napas dan apbila tidak ditangani dapat
menimbulkan kegawatan pernapasan. Teknik batuk efektif telah lama direkomendasikan
sebagai intervensi keperawatan untuk mengatasi masalah bersihan jalan napas. Karya tulis ini
bertujuan menganalisis pengaruh batuk efektif terhadap pasien TB paru di ruang rawat
penyakit dalam RSCM. Hasil studi menunjukkan latihan batuk efektif yang rutin terbukti
meningkatkan bersihan jalan napas sehingga memperbaiki oksigenasi.
Kata Kunci: bersihan jalan napas, batuk efektif, infeksi paru, TBC
Abstact
Tuberculosisis a health problem that isoften encountered as a result of urbanization on urban
communities. Pulmonary tuberculosisis an opportunistic disease that attacks
therespiratorytract. One of thenursing problems caused by this diseaseis ineffective airway
clearance. TB patients increased sputum production thus inhibiting airway and if left
untreated it canlead torespiratory distress. Cough techniques have been recommended as
effective nursing interventions to address the problem of airway clearance. This paper aims to
analyzethe impact of effective cough in a patient with TB in internal medicine wards of
RSCM. The study shows that regular exercise of effective cough is proven effective to
improve airway clearance and improve oxygenation.
Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu hampir semua negara. Prevalensi TBC di
masalah kesehatan yang utama di dunia. Afrika sebesar 30%, Asia sebesar 55%,
Setiap tahun terdapat 9 juta kasus baru dan dan untuk China dan India sebesar 35%
kasus kematian hampir mencapai 2 juta dari semua kasus tuberkulosis. WHO
dalam Global Reports 2010 menyatakan
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
2
bahwa pada tahun 2009 angka kejadian TB pasien TB dunia. Survey kesehatan rumah
di seluruh Indonesia adalah sebesar 9,4) tangga (SKRT) yang diselenggarakan oleh
dan meningkat terus secara perlahan setiap Departemen Kesehatan, sekitar 30-40%
tahunnya dan menurun lambat seiring penyakit dan penyebab kematian di
adanya peningkatan per kapita. Prevalensi Indonesia adalah penyakit paru. TBC
kasus TB di seluruh dunia sebesar 14 juta merupakan pembunuh nomor satu diantara
(berkisar 12 juta sampai 16 juta) (Blanc L, penyakit menular lainnya dan nomor tiga
Falzon D, Fitzpatrick C et al, 2010). dalam daftar seperti penyebab kematian
utama di Indonesia setelah penyakit
Masalah tuberkulosis paru di negara
jantung dan pembuluh darah dan penyakit
berkembang sudah sampai pada tahap
saluran pernafasan akut (Utariani, 2011).
yang mengkhawatirkan, karena sebanyak
95% kasus tuberkulosis paru berada di Tuberkulosis saat ini menjadi salah satu
negara tersebut, dan sebanyak 98% dampak dari urbanisasi dan masalah yang
kematian yang ada di negara itu terjadi di masyarakat perkotaan. Semakin
disebabkan oleh tuberkulosis paru. meningkatnya urbanisasi akan berdampak
Departemen kesehatan pada tahun 2010 pada kesehatan masyarakat lingkungan
memperkirakan besarnya jumlah kematian kota, baik dari segi tata kota, masyarakat
setiap tahunnya sebanyak 101.000 orang maupun keadaan sekitarnya. Dampak
dengan kasus baru sebanyak 539.000 urbanisasi terhadap kesehatan dan
kasus dan insiden tuberkulosis paru (basil lingkungan kota salah satunya adalah TB
tahan asam) BTA positif sekitar 110 per (Pranowo, 2010). Lingkungan tempat
100.000 penduduk. WHO memperkirakan tinggal yang kumuh, gelap dan lembab
jumlah kematian akibat penyakit ini setiap serta rendahnya asupan nutrisi membuat
tahunnya di Indonesia sebanyak 175.000 turunnya daya tahan tubuh masyarakat
dengan jumlah kasus pertahun sebanyak kota terutama masyarakat dengan ekonomi
550.000 kasus (Utariani, 2011) renda, hal tersebut menjadikan TB
semakin mudah menular dan menjadi aktif
TB merupakan salah satu masalah
(Yana, 2008).
kesehatan penting di Indonesia. Selain itu,
Indonesia menduduki peringkat ke-3 Gejala utama pasien TB paru adalah batuk
negara dengan jumlah penderita TB berdahak selama 2-3 minggu atau lebih.
terbanyak di dunia setelah India dan Batuk dapat diikuti dengan gejala
China. Jumlah pasien TB di Indonesia tambahan yaitu dahak bercampur darah,
adalah sekitar 5,8 % dari total jumlah batuk darah, sesak nafas, badan lemas, dan
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
3
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
4
Diagnosa medis TBC didapatkan dari data pada oksigenasi yang lebih baik. Hasil
medikal record dan ditunjang oleh evaluasi menunjukkan perbaikan dilihat
pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan dari nlai frekuensi pernapsan pasien turun
fisik dilakukan untuk mengkaji keluhan dari 24 kali per menit hingga 18 kali per
gangguan pernapasan seperti sesak, menit. Selain itu keluhan sesak berkurang
frekuensi pernapasan, suara napas, dan dari yang awalnya sesak berat hilang
adanya sianosis dan tanda-tanda distress timbul dan berkurang hari ke 3.
pernapasan sebagai salah satu komplikasi
gangguan bersihan jalan napas. Perbaikan status pernapasan juga diamati
melalui produksi sputum. Sputum dari
Setelah dilakukan pengkajian ditegakkan
awal kental dan susah keluar, semakin hari
beberapa diagnosa keperawatan yang
semakin mudah dikeluarkan dan menjadi
sesuai dengan keluhan pasien. Pada pasien
encer. Suara napas juga mengalami
ini diagnosa utamanya adalah bersihan
perubahan dengan hasil askultasi paru
jalan napas tidak efektif. Pada pasien
menunjukkan ronchi berkurang dari hari
dilakukan intervensi latihan batuk efektif
ke hari. Hasil intervensi uga dilihat dari
secara terjadwal. Intervensi keperawatan
perolehan saturasi oksigen pasien yang
melibatkan keluarga pasien sebagai
membaik dari hari ke hari yaitu dari 94.5
pengawas pasien dalam melakukan latihan,
menjadi 97.1 %.
Lalu, evaluasi terhadap pernapasan
dilakukan setiap hari dengan melihat hasil
Pembahasan
analisa frekuensi pernapasan, keluhan
Masalah pada sistem pernapasan
sesak, suara pernapasan (adanya ronchi)
merupakan masalah kesehatan yang
dan saturasi oksigen. Intervensi mandiri
mudah terjadi di lingkungan perkotaan.
keperawatan batuk efektif juga
Udara yang tidak bersih lagi yang ada di
dikolaborasikan dengan terapi inhalasi
lingkungan kota dapat menjadi sarana
Nacl 3 % untuk mengencerkan sputum.
penyebaran penyakit. Salah satu penyakit
Hasil yang banyak terjadi pada daerah perkotaan
Hasil intervensi keperawatan dinilai adalah TBC. TBC tidak hanya dapat
melalui pemeriksaan fisik dan hasil menyerang masyarakat dewasa, tetapi juga
pemeriksaan saturasi oksigen perfier. Hasil anak-anak. Lingkungan kumuh dan tidak
intervensi menunjukkan latihan batuk terjaga kebersihannya pun dapat menjadi
efektif memperbaiki jalan napas, tempat hidup bakteri, virus, maupun jamur
melegakan pernapasan dan berdampak yang dapat mengakibatkan TBC. Bahkan,
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
5
asap yang dihasilkan oleh dapur penduduk penumpukan sekret membuat jalan napas
pun dapat menjadi penghantar penyebaran cenderung menyempit sehingga udara
penyakit ini. Apabila agen penyebab TBC yang masuk ke dalam tubuh pun sedikit.
ini terhirup oleh individu dengan Pasien yang mengalami masalah bersihan
penurunan sistem imunitas tubuh, maka jalan napas tidak efektif akan juga
agen penyebab TBC tersebut dapat dengan mengalami batuk sebagai usaha
mudah menginfeksi individu. membersihkan jalan napas dari produksi
Penurunan sistem imunitas tubuh pada sekret yang berlebih. Batuk merupakan
pasien menjadi faktor predisposisi yang suatu mekanisme normal pada manusia
menyebabkan infeksi TBC cepat untuk membersihkan jalan napas dari
menyerang. Infeksi yang dilakukan oleh benda-benda asing yang seharusnya tidak
bakteri tidak dapat dilawan oleh tubuh berada pada jalan napas sehingga jalan
karena lemahnya sistem pertahanan tubuh. napas dapat kembali paten.
Oleh karena itu bakteri dapat dengan bebas
hidup dalam tubuh individu. Individu yang Proses penyakit yang diakibatkan oleh
mengalami penurunan sistem pertahanan infeksi TBC tidak hanya menyebabkan
tubuh harus mendapat pengawasan agar masalah bersihan jalan napas, namun juga
infeksi yang diderita tidak menyebar. dapat mengganggu status nutrisi
Penelitian yang dilakukan pada tahun 2010 seseorang. Proses penyakit yang
oleh Schnell dkk di Paris mengenai TBC ditimbulkan oleh agen penyebab TBC
pada pasien dengan immunocompromised membuat penderita TBC kehilangan napsu
didapatkan data bahwa dari 100 responden makan dan merasa mual sehingga intake
dengan immunocompromised, lebih nutrisi pun berkurang. Pasien juga
dari50% mengalami TBC dan sisanya mengalami hal serupa. Setiap kali makan
mengalami infeksi saluran napas atas. hanya menghabiskan setengah dari porsi
Seiring berjalannya penyakit, 10 makan seharusnya. Pasien mengatakan
responden yang mengalami TBC dirinya merasa mual dan tidak nafsu
meninggal dunia. makan.
Masalah keperawatan utama yang dialami
oleh pasien adalah bersihan jalan napas Penelitian lain yang dilakukan oleh
tidak efektif. Produksi sekret cenderung Strickland et. al tahun 2013 menyatakan
berlebih sehingga dapat menutup jalan bahwa usaha peningkatan bersihan jalan
napas. Oleh sebab itu, fungsi pernapasan napas akan meningkatkan oksigenasi,
pun tidak berjalan dengan baik. Adanya menurunkan lama waktu perawatan,
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
6
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
7
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014
8
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Yana, Agustus. (2008). Hubungan Teknik
Outcomes Classification Batuk Efektif dengan Pengeluaran
Sputum Pada Pasien Tuberkulosis Paru
(NOC) Second Edition. New
Akut di Wilayah Kerja Puskesmas
Jersey: Upper Saddle River
Jungkat Kecamatan Siantan Kabupaten
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Pontianak. Skripsi: Universitas
Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Diponegoro
Analisis praktik ..., Tiur Dame Uli S., FIK UI, 2014