Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS

PADA Ny. T DENGAN ULKUS DM


DIRUANG HCU RSUD BANYUMAS

INDANA LAZULFA
1811040079

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


Ny. T usia 68 tahun, dirawat di HCU RSUD Banyumas dengan penurunan kesadaran.

Dari riwayat kesehatan sekarang didapatkan 1 hari sebelum masuk RS keluarga pasien mengatakan Ny.T
mengeluh kelemahan anggota gerak kanan, sulit berbicara dan tidak nyambung, penurunan kesadaran selama
10 menit dirumah, kemudian dibawa ke IGD RSUD Banyumas pada tanggal 18 februari 2019, jam 04.20
WIB, lalu dirawat diruang bougenvile dan dipindahkan ke HCU pada tanggal 20 februari 2019 karena
penurunan kesadaran.
Hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 20 februari 2019, jam 14:00 menunjukkan TD 129/65 mmHg,
N 107 x/menit, RR 31 x/menit, suhu 38,2°C, SPO2: 97%, GDS: 265 mg/dL, GCS: E1 V1 M1, pupil isokor,
terdapat luka pada jempol kaki kanan (keluarga pasien mengatakan kurang lebih 2 bulan luka tidak kunjung
sembuh), terpasang DC, terpasang NGT.

Riwayat kesehatan dahulu, keluarga pasien mengatakan Ny. T memiliki riwayat penyakit DM sudah bertahun-
tahun tetapi tidak mau kontrol ke puskesmas/RS.
Pemeriksaan penunjang radiologi CT Scann menunjukkan kesan Atrophy Cerebri. Pemeriksaan laboratorium
AGD menunjukkan pH: 7.25 mmHg, PCO2: L 17.0 mmHg, PO2: L 47.0 mmHg, HCO3: L 7.4 mmol/L, tCO2:
L 7.9 mmol/L, standar BE (ecf): L -16.5 mmol/L, saturasi O2: L 79.0 %.
PATHWAY KASUS
Genetik Usia

Sel beta rusak

Produksi insulin menurun

penggunaan glukosa sel menurun

Glukagon meningkat

Risiko ketidakstabilan
Hiperglikemi
kadar glukosa darah
DIAGNOSA
KEPERAWATAN

Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah


Diagnosa ini ditegakkan atas dasar GDS: 265 mg/dL, Ny.S memiliki
riwayat penyakit DM yg tidak terkontrol, terdapat luka pada jempol kaki kanan
yg tidak kunjung sembuh.

 Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral


Diagnosa ini ditegakkan atas dasar tingkat kesadaran Ny. T Koma, GCS: E1
V1 M1

Kerusakan integritas jaringan


Diagnosa ini ditegakkan atas dasar didapatkan luka di jempol kaki kanan,
luka menghitam, bau khas.
Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
INTERVENSI
1) Monitor kadar glukosa darah
Manajemen Hiperglikemi (2120) Rasional: memonitor kadar gula darah adalah salah satu
dari penatalaksanaan klien dengan diabetes militus
 Monitor kadar glukosa darah, disamping diet, aktivitas dan obat. Kadar gula darah yang
sesuai indikasi meningkat melebihi batas normal pada penyakit diabetes
 Monitor nadi dan tekanan sering menimbulkan penyakit kardiovaskuler, hal ini
darah ortostatik dilakukan untuk mencegah agar kondisi klien tetap stabil
dan tidak menyebabkan komplikasi yang lainnya (Tandra
 Monitor AGD dan elektrolit 2007)
 Berikan insulin sesuai resep
 Monitor status cairan
 Berikan cairan IV 2) Monitor nadi dan tekanan darah ortostatik
Rasional: untuk menjaga status hemodinamik pasien
 Lakukan kebersihan mulut
INTERVENSI 3) Monitor AGD dan elektrolit

4) Berikan insulin sesuai resep


Rasional: untuk mengontrol kadar glukosa dalam darah

5) Monitor status cairan


Rasional: untuk mempertahankan keseimbangan cairan didalam tubuh
pasien

6) Berikan cairan IV
KOMPLIKASI

 Ketoasidosis Diabetik

 Sepsis
PROGNOSIS

 Ny. T dirawat di HCU RSUD Banyumas pada tanggal 20 februari 2019, GDS
menunjukkan hasil 265 mg/dL, TD 129/65 mmHg, N 107 x/menit, RR 31 x/menit, Suhu
38,2ºC, SPO2 97%, GCS: E1 V1 M1.
 Tanggal 21 Februari 2019 (jam 12:00) TD 150/83 mmHg, N 139 x/menit, RR 41 x/menit,
suhu 40,1°C, GDS: 226 mg/dL, GCS: E1 V1 M1.
 Tanggal 21 Februari 2019 (jam 20:00) TD 102/63 mmHg, N 127 x/menit, RR 17 x/menit,
suhu 40,5°C, GDS: 227 mg/dL, GCS: E1 V1 M1.
 Tanggal 21 Februari 2019 (jam 23:00) TD 71/41 mmHg, N 63 x/menit, RR 14 x/menit,
suhu 27,8°C, GCS: E1 V1 M1.
 Tanggal 21 Februari 2019 (jam 23:30) Ny. T meninggal.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai