KETIDAKBERDAYAAN
PADA Tn. H DENGAN DIAGNOSA MEDIS DIABETES MELITUS
TIPE 2 DI RUANG ANTASENA RUMAH SAKIT MARZOEKI
MAHDI BOGOR
gelar Ners
ASEP HIDAYAT
1106129594
FAKULTAS ILMU
KEPERAWATAN UNIVERSITAS
INDONESIA
DEPOK
JUNI 2014
gelar Ners
ASEP HIDAYAT
1106129594
FAKULTAS ILMU
KEPERAWATAN UNIVERSITAS
INDONESIA
DEPOK
JUNI 2014
I
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Tanda Tangan :
Tanggal: 14 Juli 2014
HALAMAN PENGESAHAN
hasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memper
atan, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia.
DEWAN PENGUJI
Ditetapkan di : Depok
Tanggal : 14 Juli 2014
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Asep Hidayat
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah akhir ners ini.
Penulisan karya imiah akhir ners ini dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk mencapai gelar Ners Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia. Penulis menyadari dalam penyusunan karya ilmiah ini banyak
mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dewi Irawaty, MA., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia.
2. Dr Erie Dharma Irawan, SpKJ, selaku Pimpinan RS Dr. H. Marzoeki Mahdi
Bogor yang telah menyediakan tempat untuk pembuatan karya ilmiah akhir
ners ini
3. Ibu Iceu Yulia Wardhani , Skp. M.Kep.,Sp.Kep.J , selaku ketua koordinator
Program Profesi Keperawatan Peminatan Jiwa
4. Ibu Dr.Novy Helena C.D.,S.Kp., M.Sc, selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam
penyusunan karya ilmiah ini.
5. Ibu Linggar Kumoro SKp, selaku Kepala Ruangan Antasena RS Dr. H.
Marzoeki Mahdi Bogor
6. Teman sejawat di Ruang Antasena Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor yang
telah banyak membantu dalam pelaksanaan karya ilmiah ini.
7. Ibunda tercinta dan almarhum Ayahanda yang telah melimpahkan kasih
sayang serta memberikan doa yang tak ada putusnya kepada penulis
8. Istriku tercinta Sarohni dan kedua Jagoan hatiku Fahri Rafadian dan Fawaz
Maulana yang telah memberikan cinta, doa, dan semangat dalam setiap
langkah perjalanan hidupku.
9. Teman-teman khususnya yang tergabung dalam peminatan jiwa yang telah
banyak membantu dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.
10. Semua pihak yang telah membantu penulisan karya ilmiah ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga karya ilmiah akhir ini membawa manfaaat bagi kita semua.
Penulis
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Dibuat di : Depok
Pada tanggal : Juli 2014
Yang menyatakan
(Asep Hidayat)
ABSTRAK
Masalah kesehatan perkotaan dapat di pengaruhi oleh gaya hidup, pola makan,
serta adanya tuntutan hidup. Diabetes Melitus merupakan penyakit tidak menular
namun bisa mematikan bila individu tidak bisa mengatur tatanan dalam hidup,
individu yang terindikasi penyakit Diabetes melitus menjadi sangat rentang
terhadap komplikasi penyakit tersebut, masalah yang dapat ditimbulkan
mengharuskan individu mampu mengatur prilaku dan pola kognitif menjadi lebih
baik, masalah psikososial ketidakberdayaan merupakan masalah kesehatan yang
dapat ditimbulkan diabetes melitus tipe 2, individu yang menderita penyakit
kronis ini memerlukan perawatan psikososial. Dengan komunikasi untuk
meningkatkan harapan hidup serta berpikir positif. Karya ilmiah ini menganalisa
asuhan keperawatan psikososial ketidakberdayaan pada Tn H dengan diagnosa
medis diabetes melitus tipe 2.
Kata kunci:
uiring the individual to regulate behavior and cognitive patterns for the better, psychosocial problems powerlessness is a he
2. TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................7
2.1 Diabetes Melitus..................................................................................7
2.2 Ketidakberdayaan...............................................................................12
2.2.1 Definisi.....................................................................................12
2.2.2 Patofisiologi ketidakberdayaan................................................13
2.2.3 faktor predisposisi....................................................................14
2.2.4 karakteristik ketidakberdayaan................................................16
2.2.5 tindakan keperawatan...............................................................17
4.ANALISA SITUASI...............................................................................30
4.1 Profile Ruangan..................................................................................30
4.2 Analisa Masalah Keperawatan dengan konsep terkait KKMP
dan konsep kasus terkait....................................................................31
4.3 Analisa Intervensi keperawatan.........................................................35
4.4 Alternatif Pemecahan Masalah..........................................................37
DAFTAR REFERENSI
DAFTAR LAMPIRAN
tahankan keseimbangan hidupnya. Keseimbangan yang dipertahankan oleh setiap individu untuk dapat menyesuaikan diri d
t penurunan glukosa darah yang akan berdampak pada prilaku ketidakmampuan dalam
Penderita diabetes mellitus di daerah bogor saat ini telah mencapai 2.1 %
menurut data yang ditampilkan Rikesdas, (2013). Prilaku yang kurang sehat
ditimbulkan oleh gaya hidup yang tidak baik bagi masyarakat Bogor, peningkatan
penderita diabetes melitus lebih tinggi dari penderita di Jawa Barat sebanyak 2 %,
dan peningkatan angka obesitas pada usia produktif antara 45-54 tahun mencapai
43 % individu (Dinkes Kota Bogor, 2014).
Perawatan bagi penderita diabetes melitus menurut Depkes RI, (2011) mencapai
2.6 %, sedangkan rawat inap 2.81 %. Rumah sakit Marzoeki Mahdi yang
melakukan perawatan bagi penderita diabetes melitus khususnya di ruang
antasena pada Januari 2014 sebanyak 17.6 % penderita menjalani perawatan
karena penyakit riwayat penyakit diabetes melitus. Menurut Aujoulat.,
Deccache.Luminet, (2007) beberapa klien yang menderita penyakit kronis
mengalami ketidakberdayaan terhadap harapan kesembuhan dan penanganan akan
penyakit yang diderita sehingga menimbulkan keputusan yang tidak bisa
dilakukan oleh penderita penyakit kronis.
Kondisi kesehatan yang dialami dapat membuat penderita menjadi tidak fokus dan
kurang mampu berpikir positif secara realistis. Masalah psikososial yang timbul
dari respon individu terhadap penyakit yaitu ketidakberdayaan. Ketidakberdayaan
adalah pengalaman tentang kurangnya kontrol seseorang terhadap situasi
termasuk persepsi bahwa sesuatu tidak akan bermakna mampu mempengaruhi
terhadap hasil yang ingin dicapai (NANDA, 2012). Seseorang yang mengalami
ketidakberdayaan kehilangan kontrol terhadap kejadian dalam hidupnya dan
merasa segala sesuatu tidak bermakna bagi dirinya.
Penulisan
umum:
n karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan analisa tentang asuhan keperawatan Ketidakberdayaan pada pasien Diabe
husus:
husus yang ingin diperoleh dari penulisan karya ilmiah akhir ini adalah:
entifikasi masalah fisik dan psikososial yang dapat terjadi pada klien dengan Diabetes Melitus.
alisistentangpelaksanaanasuhankeperawatanfisikdan psikososial yang dapat dilakukan pada penderita Diabetes Melitus.
aluasi pemberian asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien Tn. H dengan sumber-sumber rujukan dan teori-teori te
faat Penulisan
Pada bab ini akan dijelaskan tentang teori dan penelitian terkait Diabetes Melitus.
Yang berhubungan dengan masalah psikososial akibat dari penyakit fisik
diantaranya ansietas dan ketidakberdayaan.
2.1.1 Defenisi
a. Faktor Genetik
b. Faktor imunologi
c. Faktor Lingkungan
si pengambilan glukosa oleh jaringan. Untuk mengatasi resistensi insulin dan mencegah terbentuknya glukosa dalam darah
perwatan secara mandiri. Pengkajian meliputi tanda poliuria, polidipsi, dan polifagia. Brunner dan Suddarts, (2002) penderit
emberian pendidikan kesehatan secara terarah guna memberikan informasi yang dapat dimengerti oleh penderita dan bisa
diantaranya : ansietas, masalah prilaku, depresi, namun menurut Smeltzer dan Bare ( 2002) mengungkapkan hal yang sam
mana individu dengan kondisi depresi, apatis dan kehilangan kontrol yang diekpsresikan oleh individu baik verbal maupun n
han yang terjadi. Stres akan menyebabkan korteks serebri mengirimkan sinyal menuju hipotalamus. Hipotalamus kemudian
jiwa terdiri dari dua strategi pelaksanaan. Tindakan keperawatan yang pertama untuk klien dengan ketidakberdayaan deng
menyimpulkan bahwa pada kelompok intervensi diketahui terjadi
omunikasi yang terarah memberikan dukungan terhadap kondisi kesehatan individu sehingga individu mempunyai perasaa
respons ( sumber
takut akan terjadi sesuatu yang disebabkan oleh antisipasi bahaya. Ini
merupakan sinyal yang menyadarkan bahwa peringatan tentang bahaya yang
akan datang dan memperkuat individu mengambil tindakan menghadapi
ancaman. Ansietas memiliki nilai yang positif. Menurut Stuart dan Laraia,
(2005) aspek positif dari individu berkembang dengan adanya konfrontasi,
gerak maju perkembangan dan pengalaman mengatasi kecemasan. Tetapi
pada keadaan lanjut perasaan cemas dapat mengganggu kehidupan
seseorang, menurut Khuwaja et al, (2010) 58 % menyatakan individu
mengalami kecemasan terhadap penyakitnya dan tak tahu harus berbuat apa.
Ditambahkan Roupa Ζ.et al, (2009) dalam jurnal tentang ansietas dan
depresi pada penderita diabetes mellitus tipe 2 menemukan mengalami
masalah ansietas 53.2 %
ningkatkan lahan persepsinya, ansietas pada tingkat ini dapat meningkatlkan motivasi belajar dan menghasilkan pertumbu
erhatian hanya pada hal yang selektif namun dapat melakukan sesuatu dengan terarah, reaksi awal klien yang terdiagnosis
Menurut Stuart dan Laraia, (2005) individu dapat menilai serta mengatasi
ansietas dengan menggerakkan sumber koping di lingkungan. sumber
koping yang bisa digunakan sebagai pendukung dalam segi ekonomi,
kemampuan penyelesaian masalah, dukungan sosial, serta keyakinan
budaya yang dapat membantu seseorang mengintegrasikan pengalaman
yang menimbulkan stres dan belajar mengadopsi strategi koping yang
berhasil/efektif.
au penyimpangan realitas dan merupakan respon maladaptif terhadap stres misalnya supresi, disosiasi, proyeksi dan lainnya
eferensi disimpulkan bahwa tujuan intervensi pada ansietas adalah menurunkan tingkat ansietas serta melatih klien untuk m
uk menggunakan sumber dukungan dan suport sosial dalam membantu klien mempelajari respon koping yang baru serta aja
raining relaksasi ini adalah mengatur pernapasan, menurunkan ketegangan otot dan perubahan kesadaran. pada tehnik pe
Dalam bab ini menyajikan hasil pengkajian fisik dan psikososial serta masalah
keperawatan. Penyajian dalam bentuk deskriptif dan menggambarkan bagaimana
pengkajian, penegakan diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi
keperawatan yang diberikan terhadap klien.
ermenung dan jarang berinteraksi dengan orang lain, klien sendiri bekerja sebagai tenaga pengajar didaerah kota Bogor, klie
ang berdasarkan pedoman standar asuhan keperawatan pada pasien ketidakberdayaan yaitu melakukan pengkajian ketidak
t berpengaruh terhadap ketidakberdayaanya, mengidentifikasi pemikiran yang negatif dan membantu klien menghilangkan
Mahasiswa juga melibatkan keluarga khususnya istri dan anak pertama klien
dengan menjelaskan kondisi klien, kondisi penyakit, dan bagaimana
mengontrol ketidakberdayaan klien dengan memberikan dukungan penuh
untuk klien dalam menjalani perawatan setelah selesai dirawat
a, menjalankan peran sebagai tenaga pengajar dan melanjutkan cita cita keluarga yang harmonis dan dinamis. Mahasiswa m
a Tindak Lanjut
ndak lanjut untuk klien dengan mempertahankan cara berpikir positif dan mengembangkan harapan positif yang sudah d
gkatkan lagi bagaimana manajemen stres terhadap suatu masalah
agar ketika muncul stressor individu akan menggunakan koping yang adaptif
untuk mengambil keputusan dan tidak terjebak kembali dalam situasi
ketidakberdayaannya.
Bab ini akan membahas ruang praktek, berdasarkan analisa hasil asuhan
keperawatan yang telah dilakukan dan dibandingkan dengan teori, jurnal, serta
penelitian sebelumnya yang terkait dengan karya ilmiah ini. Hal yang akan
dipaparkan meliputi hasil asuhan keperawatan, intervensi keperawatan utama
hususan pada pasien denga penyakit dalam dan bedah, dengan perawatan kelas 2 dan 3. Ruang Antasena dipimpin oleh sa
heterogen dan menguasai dalam beberapa bidang yang ada didaerah perkotaan besar khususnya daerah ibukota Jakarta.
Masala yang dihadapi dalam perkotaan kaena mobilitas yang tinggi beresiko
terhadap gaya hidup kuran sehat bagi masyarakat kota bogor. Beberapa
masalah tersebut merupakan batasan dalam keperawatan psikososial dan
memerlukan penanganan keperawatan perkotaan yang terarah, khususnya
didaerah kota Bogor. Oleh karena itu penting bagi perawat untuk memberikan
asuhan keperawatan psikososial bagi pasien yang sedang dirawat khususnya
di ruang Antasena Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor.
4.2 Analisis Masalah Keperawatan dengan Konsep terkait KKMP dan
Konsep Kasus Terkait
Perubahan gaya hidup yang tidak sehat tersebut terjadi pada komunitas yang
tidak sadar karena tuntutan dan kondisi kehidupan dari individu itu sendiri,
sebanyak 90 % penyebab diabetes adalah perubahan gaya hidup yang
cenderung kurang aktifitas fisik, diet tidak sehat, dan tidak seimbang serta
konsumsi tembakau (DepKes, 2008). Respon yang ditimbulkan akibat
penyakit diabetes mellitus dalam masalah psikososial bisa berdampak pada
penerimaan diri yang negatif sehingga terjadi penolakan terhadap status
penyakitnya yang akan berakibat pada ketidakmampuan individu dalam
menata harapan hidupnya dengan dukungan terhadap kesehatannya sendiri
serta berpikir secara positif tentang kondisi penyakitnya, Darmono (2005)
yak terjadi pada masyarakat perkotaan karena pola hidup tak sehat yang dijalanankan masyarakat perkotaan saat ini. Peny
a sembuh dan kondisi defisiensi pengetahuan yang dialami klien dan keluarga tentang masalah-masalah kesehatan. Untuk m
elah klien dapat mengendalikan semua gejala, eksplorasi konflik dan stessor
Karya ilmiah ini sesuai dengan tujuan telah dapat menggambarkan asuhan
keperawatan klien dengan ketidakberdayaan pada Tn.H di ruang Anatasena
Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor. Berdasarkan uraian penjelasan dari bab
sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan dan saran sebagai berikut.
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil karya ilmiah maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut.
7.2 Saran
Terkait dengan kesimpulan hasil karya ilmiah, terdapat beberapa saran yang
mungkin dapat dijadikan acuan dalam pengembangan hasil karya ilmiah ini.
ada agar pengkajian yang dilakukan dapat menyeluruh mencakup bio psikososio spiritual. Selain itu Rumah Sakit Marzoeki M
watan psikososial. KerjasamaRumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor dengan mahasiswa program Magister Fik UI. Tidak dipubl
werment: reflections on the challenge of fostering the adoption of a new paradigm. tanggal 27 juni 2014,jam 21:10 WIB
among outpatients with type 2 diabetes: A multi-centre study of prevalence and associated factors. Diabetology& Metabolic
ducation for Adult with Type 2 Diabetes. A Meta-analysis of The Effect on Glicemic Control. Diabetes Care. 25(7):11591171>
G.W. & Laraia, M.T. (2005). Principle and practice of psychiatric nursing. 8th ed. St. Louis: Mosby Year Book.
bitat.(2003) The Challenge of Slums—Global Report on Human Settlements 2003.London: Earthscan; 2003.
olis, E.M .( 2000 ), Psychiatric Nursing Clinical Guide; Assesment Tools and Diagnosis . Philadelphia. W.B Saunders Co.
ck, S L (2008). Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta: EGC Wiyadi.(2012). HubunganTingkat Kecemasan dengan kadar gula da
ita Diabetes Melitus yang dirawat di ruang Flamboyan RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA. Laporan penelitian sa
on,J.M.(2005), Nursing Diagnosis Hand Book With NIC Intervention and NOC out Come . ( 7 th. ed). New Jersey : Prentice Ha
s,E.B.(2009).Hubungan antara konsep diri dengan depresi penderita diabetes mellitus di puskesmas pracimantoro 1 wonogo
perawatan Universitas muhamadiyah Surakarta.jawa tengah
MASALAH PSIKOSOSIAL
INFORMASI UMUM
Inisial klien : Tn H P
Usia : 44 (tahun)
Suku : Sunda
KELUHAN UTAMA
Klien mengeluh nyeri ulu hati dan dada terasa sesak, mual ( + ), muntah ( - ),
pusing ( + ), riwayat penyaki DM Tipe 2
PENAMPILAN UMUM DAN PERILAKU MOTOR
Fisik
Berat badan : 63 tahun
Tinggi badan : 165 cm
Tanda-tanda vital : TD: 100/ 70 MmHg .P 20 X/menit .Nd : 93 X/menit
T : 36,5 C
Riwayat pengobatan fisik :
Klien selalu rajin berobat jalan untuk mengambil obat dalam setiap
bulannya
Tingkat Ansietas
Tingkat ansietas (lingkari tingkat ansietas dan chek list perilaku yang
ditampilkan)
Panik
PERILAKU PERILAKU
Tenang Menarik diri
Ramah Bingung √
Pasif Disorientasi
Waspada Ketakutan
Merasa membenarkan lingkungan Hiperventilasi
Kooperatif Halusinasi/ delusi
Gangguan perhatian Depersonalisasi
Gelisah √ Obsesi
Sulit berkonsentrasi √ Kompulsi
Waspada berlebihan Keluhan somatik
Tremor Hiperaktivitas
Bicara cepat Lainnya:
KELUARGA
Genogram
Tipe keluarga
(√) nuclear family diad family
Pengambilan keputusan
(√) kepala keluarga istri
orang tua bersama-sama
RIWAYAT SOSIAL
Pola sosial
Teman/ orang terdekat
Klien dekat dengan tetangga sekitar walaupun klien sudah mulai
mengurangi intensitasnya karena tak mau berkumpul terlalu lama
Tingkah Laku
dan Afek
PERILAKU JELASKAN
Senang
Sedih √ Klien mengatakan tak semangat
dalam menatap kehidupan dan
harapan yang harus dicapai
Patah hati
Putus asa
Gembira
Euporia
Curiga
Lesu √ Klien tak semangat ketika
berdiskusi tentang
masalah
penyakitnya
Marah/ Bermusuhan
Lain-lain:
Masalah Keperawatan: - Ansietas Ringan Sedang
- Ketidakberdayaan
Proses Pikir
PERILAKU
Jelas
Logis
Mudah diikuti
Relevan
Bingung
Bloking
Delusi
Arus cepat
Asosiasi lambat
Curiga
Memori jangka pendek Hilang Utuh √
Memori jangka panjang Hilang Utuh √
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan Persepsi
PERILAKU JELASKAN
Halusinasi Tidak ada kelainan
Ilusi Tidak ada kelainan
Depersonalisasi Tidak ada kelainan
Derealisasi Tidak ada kelainan
Halusinasi Jelaskan
Pendengaran Tidak ada kelainan
Penglihatan Tidak ada kelainan
Perabaan Tidak ada kelainan
Pengecapan Tidak ada kelainan
Penghidu Tidak ada kelainan
Lain-lain: Tidak ada kelainan
Kognitif
1. Orientasi realita
mengetahui kenapa dirawat, dan merasakan ketidakmampuannya akan kondisi yang diderita serta harapan akan masa depa
nya
2. Memori
Gangguan jelaskan
gangguan daya ingat Tidak ada kelainan
jangka panjang
gangguan daya ingat Tidak ada kelainan
jangka pendek
gangguan daya ingat saat Tidak ada kelainan
ini
paramnesia, sebutkan Tidak ada kelainan
MasalahKeperawatan :
Jelaskan:
ewasa menengah, dimana mulai mengalami tahapan regenarasi kepada anak anaknya, sedangkan dalam fungsi keluarga dal
nyakit kronis.
DO:
- Klien tampak sedih dan murung
saat menceritakan masalahnya
- klien tampak sering termenung
2 DS:
- khawatir dengan tindakan Ansietas Ringan Sedang
penusukan pada daerah dada
- klien merasa mual jika
membayangkan obat-obat yang
harus dikonsumsi setiap harinya
- Klien khawatir dan takut
penyakitnya bertambah parah
- klein menyebutkan merasa tak ada
keinginan untuk beraktivitas
dilingkungan rumah klien
DO:
- Klien tampak murung
- Klien terlihat gelisah
- Klien sulit berkonsentrasi dengan
pembicaraan tentang prosedur
tindakan
3 DS : Nyeri Akut
- Klien mengatakan sakit bila
digerakan pada daerah
penusukan
- Klien mengatakan dalam skala 4
DO :
- Klien tampak meringis
- Klien tampak mempertahankan
posisi badannya, secara tegak
4 DS: Resiko perubahan nutrisi
- Perut terasa mual, ada rasa ingin kurang dari kebutuhan tubuh
muntah, makan sulit hanya masuk
1-4 sendok makan.
DO:
- Klien tampak lemah
- TD: 100/70 mmHg, Nadi : 93
x/menit, suhu 36.5 C, dan frekuensi
napas 20 x/menit.
- Tinggi badan 165 cm
- BB sebelum sakit 65 kg ( ± 3
bulan sebelum masuk RS)
- Berat badan saat ini 63 kg.
- BB ideal 60,5 - 65,5 kg.
- IMT = 23 (normal)
- Lingkar lengan atas 20 cm
- Konjungtiva pucat, warna pink
muda.
- Sklera agak keruh, ikterik tidak
ada.
- Bibir agak pucat dan kering
- Hb: 12,8 mg/ dL
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NO TUJUAN RENCANA TINDAKAN RASIONAL
KEPERAWATAN
1. Ketidakberdayaan Tujuan : klien mampu Sp 1 Pasien
mengontrol - Kaji ketidakberdayaan klien - Untuk menentukan intervensi
ketidakberdayannya - Bantu klien menguraikan selanjutnya
Kriteria hasil : perasannya - Agar klien dapat mengungkapkan
- Klien mampu berpartisipasi penyeba ketidakberdayaannya
dalam pengambilan - Latih klien untuk berpikir - Berpikir positif membawa perubahan
keputusan. positif baik dalam fisik dan mental individu
- Klien mampu termotivasi - Latih klien untuk - Untuk menegaskan bahwa klien
untuk aktif mencapai tujuan mengembangkan harapan mampu lebih baik
yang realistis positif (afirmasi positif)
Sp 2 Pasien - Untuk mengetahui perkembangan
- Evaluasi kondisi respon ketidakberdayaannya
ketidakberdayaan - Agar dapat mengendalikan situasi
- Latih klien untuk mengontrol tertentu
ketidakberdayaan
Sp 1 keluarga - Agar keluarga mengetahui kondisi
- Jelaskan kondisi klien dan klien dan mampu berperan dalam
cara merawat perawatan
Sp 2 Keluarga - Untuk melihat sejauh mana peran
- Evaluasi peran keluarga keluarga dalam merawat klien
merawat klien
2. Ansietas Ringan Sedang Umum : ansietas berkurang
DIAGNOSA
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI
KEPERAWATAN
Ketidakberdayaan Tanggal 03 – juni -2014 S : klien mengatakan saat ini merasa bingung, merasa
Jam 15.00 Sp 1,2 klien tidak bisa melakukan apa-apa, tidak mengerti harus
- Membantu klien untuk mengungkapkan perasaannya berbuat apa, pekerjaannya juga jadi terbengkalai
- Mendiskusikan dengan klien tentang masalah yang dihadapinya karena sering merasa tak mampu.
- Membantu klien mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat O : klien masih tampak sedih, bicara dan gerakan lamban
mempengaruhi ketidakberdayaannya A : ketidakberdayaan belum teratasi
- Membantu klien mengidentifikasi hal yang negatif dan bantu P : latih klien mengontrol ketidakberdayaan
menurunkan dengan cara meningkatkan pemikiran yang positif
Ansietas Ringan Sedang Jam 16 : 45 S : Klien mengatakan khawatir akan tindakan
- Mengkaji kebutuhan rasa aman klien penusukan pada dirinya
- Menyediakan ekpress feeling perasaaan klien - Klien takut bila sakitnya bertambah parah
- Melatih teknik relaksasi napas dalam dan distraksi - Klien bersedia ketika ditawarkan teknik relaksasi.
- Masukan dalam jadwal harian O : klien tampak termenung
klien terlihat bersedih ketika bercerita tentang
rencana tindakan punksi
- Klien tampak mau mempraktekan teknik napas
dalam dan distraksi
A : Ansietas Ringan Sedang belum Teratasi
P : lanjutkan intervensi Sp 3
Motivasi latihan Sp 3 teknik relaksasi
Resiko nutrisi kurang dari Jam : 17 : 30 WIB S: klien mengatakan makan mulai berselera setiap makan
kebutuhan tubuh - Mengobservasi texture, turgor kulit. nasi tim.
- Mengobservasi intake out put - klien mengatakan kadang masih terasa mual
- Mengkaji status nutrisi dan kebiasaan makan. O : Turgor kulit cukup.
- Menganjurkan klien makan-minum adekuat sesuai diet. Porsi makan malam habis ½ porsi
- Mengidentifikasi perubahan pola makan. Klien tampak makan dengan piring dan sendok dari
- Bekerjasama dengan keluarga dalam penyediaan alat kesehatan rumah
- Bekerjasama dengan tim kesehatan lain untuk pemberian A : Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
diet rendah serat tubuh belum teratasi
P : lanjutkan intervensi dengan tim kesehatan lain untuk
pemberian diet rendah serat
DIAGNOSA TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI (SOAP)
KEPERAWATAN
Ketidakberdayaan Tanggal 05 juni 2014 S: klien mengatakan senang bisa berbincang bincang
Jam 09 .00 . Sp 4 klien dengan perawat, klien akan mencoba mempraktekan
- Membantu klien untuk mengungkapkan perasannya penatalaksanaan diet bagi dirinya
- Mendiskusikan dengan klien tentang masalah yang O : klien tampak ceria, klien terlihat konsentrasi dalam
dihadapinya pembicaraanya
- Membantu klien berpartisipasi dalam keputusan A : ketidakberdayaan belum teratasi
yang berkenaan dengan perawatan klien P : latih klien mengambil keputusan tentang perawatan
Sp Keluarga sendiri.
- Mendiskusikan dengan keluarga tentang kondisi klien dan
cara merawat klien
- Mendiskusikan dengan keluarga dalam memotivasi klien
Ansietas Ringan Sedang Tanggal 05 – juni - 2014 S : klien mengatakan mulai mengerti kenapa harus
Jam 15.10 WIB Sp 3 klien dilakukan tindakan punksi
- Mendiskusikan persepsi dan perasaannya klien - klien mau melakukan latihan napas dalam sehari tiga
- Mendiskusikan latihan teknik relaksasi napas dalam kali
dan distraksi - klien akan melakukan hypnosis lima jari bila lagi
- Mendiskusikan latihan hypnosis lima jari sedang cemas
- Menanyakan latihan teknik relaksasi napas dalam dan hypnosis O : klien tampak sedih, sering termenung
lima jari dalam kekeseharian klien sesuai jadwal yang telah - klien tanpak konsentrasi dalam hypnosis lima jati
disepakati - klien tanpak konsentrasi dalam latihan relaksasi
napas dalam
A : Ansietas Ringan Sedang belum teratasi
P :.
P: Bantu klien latihan teknik relaksasi napas dalam dan
distraksi sesuai jadwal
- Bantu klien melakukan teknik hypnosis lima jari
dalam kesehariannya
K: Mendiskusikan penyebab dan cara mengatasi
masalah kecemasan klien
Resiko nutrisi kurang dari Jam : 17 : 40 Wib S : klien mengatakan makannya habis dan berselera
kebutuhan tubuh - Mengobservasi texture, turgor kulit. dengan diet nasi Tim
- Mengobservasi intake out put - klien mengatakan sekarang sudah ada rasa nasi.
- Mengkaji status nutrisi dan kebiasaan makan. O : Turgor kulit cukup,.
- Menganjurkan klien makan-minum adekuat sesuai diet. Porsi makan malam habis ¾ porsi.
- Mengidentifikasi perubahan pola makan. Klien tampak senang dengan menu hari ini.
- Bekerjasama dengan tim kesehatan lain untuk pemberian A : Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
diet rendah serat dan mengganti bubur dengan nasi tim tubuh teratasi
P : Pertahankan intervensi
DIAGNOSA TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI (SOAP)
KEPERAWATAN
Nyeri Tanggal 06 juni 2014 S : klien mengatkan nyeri berkurang sesaat setelah
jam 16:10 WIB melakukan teknik relaksasi nafas dalam
- memonitor keadaan umum dan tanda tanda vital O : klien tampak lebih tenang,
- mengkaji skala nyeri 5 (skala 1 – 10 ) - klien mempraktekkan teknik nafas dalam dan guide
- memberikan posisi yang nyaman bagi klien imagery
- melatih klien teknik nafas dalam untuk mengurngi nyeri dan A : nyeri belum teatasi
guide imagery P : P: latih teknik relaksasi dan distraksi
- kolaborasi untuk pemberian terapi analgesik K; Latihan teknik nafas dalam
ketidakberdayaan Tanggal : 06 – juni -2014 S: klien mengatakan senang dengan kondisi sekarang,
Jam 17.00 Sp 4.5 klien - klien mau melakukan pelaksanaan diet dan melakukan
- Membantu klien untuk mengungkapkan perasannya tindakan injeksi pada dirinya
- Mengevaluasi kondisi ketidakberdayaannya O : klien tampak antusias , raut wajah klien tampak
- Membantu klien berpartisipasi dalam pengambilan senang
keputusan yang berkenaan dengan perawatan sendiri A : ketidakberdayaan teratasi
- Memotivasi klien aktif dalam mencapai tujuan yang realistis P : lanjutkan intevensi.
Sp 2 : evaluasi dan monitor motivasi klien dalam pola
pikir positif dan
Sp Keluarga : motivasi keluarga dalam peran harapan
positif klien
Ansietas Ringan Sedang Tanggal 06 – juni - 2014 S : klien mengatakan nyeri bila menggerakan badannya
Jam 15.20 WIB Sp 4 klien akibat tindakan punksi
- Mendiskusikan persepsi dan perasaannya klien - klien khawatir akan hasilnya
- Mempraktekan teknik relaksasi dalam dan hypnosis lima O : klien tampak sering termenung, klien Nampak sering
jari dalam kesehariananya sesuai jadwal yang telah menyendiri
disepakati A : AnsietasRingan Sedang belum teratasi
- Sp Keluarga: motivasi keluarga dalam peran latihan P :. P: bantu kien latihan teknik relaksasi napas dalam
teknik relaksasi napas dalam dan distraksi dan distraksi
K: motivasi klien dalam pelaksanaan latihan teknik
relaksasi napas dalam