KETIDAKBERDAYAAN
PADA Tn. H DENGAN DIAGNOSA MEDIS DIABETES MELITUS
TIPE 2 DI RUANG ANTASENA RUMAH SAKIT MARZOEKI
MAHDI BOGOR
Ners
ASEP HIDAYAT
1106129594
Ners
ASEP HIDAYAT
1106129594
Tanda Tangan :
Tanggal : 14 Juli 2014
HALAMAN PENGESAHAN
DEWAN PENGUJI
Ditetapkan di : Depok
Tanggal : 14 Juli 2014
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Asep Hidayat
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah akhir ners ini.
Penulisan karya imiah akhir ners ini dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk mencapai gelar Ners Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia. Penulis menyadari dalam penyusunan karya ilmiah ini banyak
mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dewi Irawaty, MA., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia.
2. Dr Erie Dharma Irawan, SpKJ, selaku Pimpinan RS Dr. H. Marzoeki Mahdi
Bogor yang telah menyediakan tempat untuk pembuatan karya ilmiah akhir
ners ini
3. Ibu Iceu Yulia Wardhani , Skp. M.Kep.,Sp.Kep.J , selaku ketua koordinator
Program Profesi Keperawatan Peminatan Jiwa
4. Ibu Dr.Novy Helena C.D.,S.Kp., M.Sc, selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam
penyusunan karya ilmiah ini.
5. Ibu Linggar Kumoro SKp, selaku Kepala Ruangan Antasena RS Dr. H.
Marzoeki Mahdi Bogor
6. Teman sejawat di Ruang Antasena Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor yang
telah banyak membantu dalam pelaksanaan karya ilmiah ini.
7. Ibunda tercinta dan almarhum Ayahanda yang telah melimpahkan kasih
sayang serta memberikan doa yang tak ada putusnya kepada penulis
8. Istriku tercinta Sarohni dan kedua Jagoan hatiku Fahri Rafadian dan Fawaz
Maulana yang telah memberikan cinta, doa, dan semangat dalam setiap
langkah perjalanan hidupku.
9. Teman-teman khususnya yang tergabung dalam peminatan jiwa yang telah
banyak membantu dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.
10. Semua pihak yang telah membantu penulisan karya ilmiah ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga karya ilmiah akhir ini membawa manfaaat bagi kita semua.
Penulis
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Dibuat di : Depok
Pada tanggal : Juli 2014
Yang menyatakan
(Asep Hidayat)
ABSTRAK
Masalah kesehatan perkotaan dapat di pengaruhi oleh gaya hidup, pola makan,
serta adanya tuntutan hidup. Diabetes Melitus merupakan penyakit tidak menular
namun bisa mematikan bila individu tidak bisa mengatur tatanan dalam hidup,
individu yang terindikasi penyakit Diabetes melitus menjadi sangat rentang
terhadap komplikasi penyakit tersebut, masalah yang dapat ditimbulkan
mengharuskan individu mampu mengatur prilaku dan pola kognitif menjadi lebih
baik, masalah psikososial ketidakberdayaan merupakan masalah kesehatan yang
dapat ditimbulkan diabetes melitus tipe 2, individu yang menderita penyakit
kronis ini memerlukan perawatan psikososial. Dengan komunikasi untuk
meningkatkan harapan hidup serta berpikir positif. Karya ilmiah ini menganalisa
asuhan keperawatan psikososial ketidakberdayaan pada Tn H dengan diagnosa
medis diabetes melitus tipe 2.
Kata kunci:
Urban health problems can be influenced by lifestyle, diet, as well as the demands
of life. Diabetes Mellitus is a disease is not contagious but can be deadly if an
individual can not set the order in life, individuals who indicated Diabetes
mellitus become very vulnerable to the complications of the disease, a problem
that can arise requiring the individual to regulate behavior and cognitive patterns
for the better, psychosocial problems powerlessness is a health problem that can
arise with type 2 diabetes mellitus, individuals who suffer from this chronic
disease requires psychosocial treatment. With communications to improve life
expectancy and positive thinking. This paper analyzes the psychosocial nursing
care powerlessness on Mr. H with a medical diagnosis of type 2 diabetes mellitus.
4.ANALISA SITUASI............................................................................... 30
4.1 Profile Ruangan ................................................................................. 30
4.2 Analisa Masalah Keperawatan dengan konsep terkait KKMP
dan konsep kasus terkait.................................................................... 31
4.3 Analisa Intervensi keperawatan ......................................................... 35
4.4 Alternatif Pemecahan Masalah.......................................................... 37
DAFTAR REFERENSI
DAFTAR LAMPIRAN
Penderita diabetes mellitus di daerah bogor saat ini telah mencapai 2.1 %
menurut data yang ditampilkan Rikesdas, (2013). Prilaku yang kurang sehat
ditimbulkan oleh gaya hidup yang tidak baik bagi masyarakat Bogor, peningkatan
penderita diabetes melitus lebih tinggi dari penderita di Jawa Barat sebanyak 2 %,
dan peningkatan angka obesitas pada usia produktif antara 45-54 tahun mencapai
43 % individu (Dinkes Kota Bogor, 2014).
Perawatan bagi penderita diabetes melitus menurut Depkes RI, (2011) mencapai
2.6 %, sedangkan rawat inap 2.81 %. Rumah sakit Marzoeki Mahdi yang
melakukan perawatan bagi penderita diabetes melitus khususnya di ruang
antasena pada Januari 2014 sebanyak 17.6 % penderita menjalani perawatan
karena penyakit riwayat penyakit diabetes melitus. Menurut Aujoulat.,
Deccache.Luminet, (2007) beberapa klien yang menderita penyakit kronis
mengalami ketidakberdayaan terhadap harapan kesembuhan dan penanganan akan
penyakit yang diderita sehingga menimbulkan keputusan yang tidak bisa
dilakukan oleh penderita penyakit kronis.
Kondisi kesehatan yang dialami dapat membuat penderita menjadi tidak fokus dan
kurang mampu berpikir positif secara realistis. Masalah psikososial yang timbul
dari respon individu terhadap penyakit yaitu ketidakberdayaan. Ketidakberdayaan
adalah pengalaman tentang kurangnya kontrol seseorang terhadap situasi
termasuk persepsi bahwa sesuatu tidak akan bermakna mampu mempengaruhi
terhadap hasil yang ingin dicapai (NANDA, 2012). Seseorang yang mengalami
ketidakberdayaan kehilangan kontrol terhadap kejadian dalam hidupnya dan
merasa segala sesuatu tidak bermakna bagi dirinya.
Tujuan Penulisan
Tujuan khusus yang ingin diperoleh dari penulisan karya ilmiah akhir ini adalah:
Mengidentifikasi masalah fisik dan psikososial yang dapat terjadi pada
klien dengan Diabetes Melitus.
Menganalisis tentang pelaksanaan asuhan keperawatan fisik dan
psikososial yang dapat dilakukan pada penderita Diabetes Melitus.
Mengevaluasi pemberian asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien
Tn. H dengan sumber-sumber rujukan dan teori-teori terkait.
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat baik
secara ilmu, aplikatif, dan metodologi.
Pada bab ini akan dijelaskan tentang teori dan penelitian terkait Diabetes Melitus.
Yang berhubungan dengan masalah psikososial akibat dari penyakit fisik
diantaranya ansietas dan ketidakberdayaan.
2.1.1 Defenisi
a. Faktor Genetik
b. Faktor imunologi
c. Faktor Lingkungan
2.1.3.1 Pengkajian
Ketidakberdayaan
2.2.1 Pengertian
Ansietas
2.3.1 Defenisi
Stuart dan Sundeen (1998) dalam Stuart dan Laraia (2005) membagi
ansietas menjadi 4 tingkat yaitu:
Ansietas ringan
Ansietas sedang
Ansietas berat
Menurut Stuart dan Laraia, (2005) individu dapat menilai serta mengatasi
ansietas dengan menggerakkan sumber koping di lingkungan. sumber
koping yang bisa digunakan sebagai pendukung dalam segi ekonomi,
kemampuan penyelesaian masalah, dukungan sosial, serta keyakinan
budaya yang dapat membantu seseorang mengintegrasikan pengalaman
yang menimbulkan stres dan belajar mengadopsi strategi koping yang
berhasil/efektif.
Tujuan intervensi keperawatan pada klien ansietas sedang dalam Stuart dan
Laraia, ( 2005) Klien dapat mengidentifikasi dan menggambarkan
kecemasan yang dirasakan, klien dapat mengidentifikasi kejadian
sebelumnya yang menyebabkan ansietas, klien dapat menggambarkan
respon koping adaptif dan maladaptif dan klien dapat
mengimplementasikan atau mempraktekkan dua respon adaptif untuk
mengatasi ansietas. Intervensi keperawatan pada klien dengan ansietas
antara lain:
Dalam bab ini menyajikan hasil pengkajian fisik dan psikososial serta masalah
keperawatan. Penyajian dalam bentuk deskriptif dan menggambarkan bagaimana
pengkajian, penegakan diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi
keperawatan yang diberikan terhadap klien.
3.1 Pengkajian
Menurut klien orang yang berarti dalam kehidupannya adalah istri dan anak-
anaknya. Klien berpenampilan rapi, memakai baju sesuai ukurannya. Saat
berbicara klien tampak tenang, terkadang tampak termenung dan sedih saat
menceritakan masa lalunya yang menurut klien sangat menyedihkan dan
sempat membuat klien depresi ketika mengetahui mengidap penyakitnya,
klien tak mengerti mengapa menderita penyakit diabetes melitus kenapa bukan
orang lain saja, klien merasa selama ini tak pernah mengontrol pola
makannya, klien mengatakan tidak tahu harapan kedepan dalam kehidupannya
ini khususnya terhadap pemulihan penyakitnya ini dan masa depan anak-
anaknya terhadap kondisi penyakitnya yang kronis, klien merasa tak mampu
menentukan pilihan bila ditanya daerah mana yang akan dilakukan
penyuntikan, klien merasa apapun yang akan dilakukan tak akan mengubah
klien sebagai sebagai penderita diabetes melitus. Klien tidak mengalami
ganguan memori, namun kadang bila dalam pembicaraan klien sulit untuk
berkonsentrasi dan kadang terlihat gelisah Klien dapat menceritakan kejadian
masa lalunya dan kejadian yang baru saja terjadi.
Diagnosa Keperawatan
- Ketidakberdayaan
Intervensi Keperawatan
Aktifitas Keperawatan
Mahasiswa juga melibatkan keluarga khususnya istri dan anak pertama klien
dengan menjelaskan kondisi klien, kondisi penyakit, dan bagaimana
mengontrol ketidakberdayaan klien dengan memberikan dukungan penuh
untuk klien dalam menjalani perawatan setelah selesai dirawat
Bab ini akan membahas ruang praktek, berdasarkan analisa hasil asuhan
keperawatan yang telah dilakukan dan dibandingkan dengan teori, jurnal, serta
penelitian sebelumnya yang terkait dengan karya ilmiah ini. Hal yang akan
dipaparkan meliputi hasil asuhan keperawatan, intervensi keperawatan utama
serta serta alternatif pemecahan masalah keperawatan yang dilakukan pada klien
Tn H di ruang Antasena Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor.
Ruang yang digunakan oleh mahasiswa profesi FIK UI sebagai lahan praktik
mata ajar Karya Ilmiah Akhir Ners Peminatan Jiwa adalah ruangan Antasena
Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor. Ruangan ini merupakan ruang rawat
inap pasien fisik dengan kekhususan pada pasien denga penyakit dalam dan
bedah, dengan perawatan kelas 2 dan 3. Ruang Antasena dipimpin oleh satu
orang Kepala Ruangan (Karu) dan dibantu dengan adanya dua orang Ketua
Tim (Katim) serta terdapat 24 perawat pelaksana, Ruangan Antasena
berusaha untuk mencapai misi rumah sakit untuk memberikan pelayanan
keperawatan secara komprehensif.
Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor terletak di pusat kota Bogor. Bogor
sebagai kota yang berkembang memiliki masyarakat yang mempunyai tingkat
mobilitas yang lumayan tinggi seperti perkotaan, masyarakat kota Bogor
mempunyai pekerjaan secara heterogen dan menguasai dalam beberapa
bidang yang ada didaerah perkotaan besar khususnya daerah ibukota Jakarta.
Masala yang dihadapi dalam perkotaan kaena mobilitas yang tinggi beresiko
terhadap gaya hidup kuran sehat bagi masyarakat kota bogor. Beberapa
masalah tersebut merupakan batasan dalam keperawatan psikososial dan
memerlukan penanganan keperawatan perkotaan yang terarah, khususnya
didaerah kota Bogor. Oleh karena itu penting bagi perawat untuk memberikan
asuhan keperawatan psikososial bagi pasien yang sedang dirawat khususnya
di ruang Antasena Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor.
4.2 Analisis Masalah Keperawatan dengan Konsep terkait KKMP dan
Konsep Kasus Terkait
Perubahan gaya hidup yang tidak sehat tersebut terjadi pada komunitas yang
tidak sadar karena tuntutan dan kondisi kehidupan dari individu itu sendiri,
sebanyak 90 % penyebab diabetes adalah perubahan gaya hidup yang
cenderung kurang aktifitas fisik, diet tidak sehat, dan tidak seimbang serta
konsumsi tembakau (DepKes, 2008). Respon yang ditimbulkan akibat
penyakit diabetes mellitus dalam masalah psikososial bisa berdampak pada
penerimaan diri yang negatif sehingga terjadi penolakan terhadap status
penyakitnya yang akan berakibat pada ketidakmampuan individu dalam
menata harapan hidupnya dengan dukungan terhadap kesehatannya sendiri
serta berpikir secara positif tentang kondisi penyakitnya, Darmono (2005)
Diagnosa Ketidakberdayaan
Pemberian motivasi yang positif sangat diperlukan oleh klien yang mengalami
persepsi yang salah terhadap penyakit yang dideritanya penguatan positif juga
harus diberikan pada kelurga klien agar mampu memberikan semangat dalam
membangun kembali harapan berdasarkan komitmen untuk menjadi lebih baik.
Dorong klien menggunakan bicara diri positif ” saya bisa mengatasi masalah ini “.
Setelah klien dapat mengendalikan semua gejala, eksplorasi konflik dan stessor
yang menyebabkan timbulnya gejala bersama klien. Ajarkan teknik relaksasi
kepada klien untuk mengurangi ketegangan dalam perasaan klien. Oleh karena itu
juga diperlukan kerjasama dengan perawat spesialis jiwa dalam menentukan
tindakan keperawatan psikososial khususnya dalam merawat klien yang
mengalami ketidakberdayaan.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
Karya ilmiah ini sesuai dengan tujuan telah dapat menggambarkan asuhan
keperawatan klien dengan ketidakberdayaan pada Tn.H di ruang Anatasena
Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor. Berdasarkan uraian penjelasan dari bab
sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan dan saran sebagai berikut.
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil karya ilmiah maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut.
7.2 Saran
Terkait dengan kesimpulan hasil karya ilmiah, terdapat beberapa saran yang
mungkin dapat dijadikan acuan dalam pengembangan hasil karya ilmiah ini.
Bagi Penelitian
Ooi G, Phua KH. (2007) Urbanisation and slum formation. J Urban Health.
Ompad D, Galea S, Caiaffa W, Vlahov D. (2007) Social determinants of the
health of urban populations: implications for intervention. J Urban
Health. 2007; in press.
Palizqir M,Bakhtiar M, Esteghamati A (2013 ) Association of Depression
and Anxiety With Diabetes Mellitus Type 2 Concerning Some
Sociological Factors. Iranian Red Crescent Medical Journal. 2013
August; 15(7): 644-8. DOI: 10.5812/ircmj.12107 . Islamic Azad
University, Najafabad Branch, Isfahan, IRAN
PB PERKENI.(2006).buku konsensus 2006. Konsensus Pengelolaan dan
Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2006.jakarta
Potter, P.A.& Perry, A.G. (2005). Fundamental of nursing; Concept process
and practice.(4th.ed). Philadephia: Mosby-year Book-inc.
Riset kesehatan Dasar (Riskesdas). (2013). Tahun 2030 Prevalensi Diabetes
Melitus Di Indonesia Mencapai 21,3 Juta Orang.
http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/414.
Roupa Ζ.et al(.2009). Anxiety and depression in patient with types Diabetes
Mellitus,Depending on sex and Body mass index,Galatsi, Athens,
Greece .pp:32-40 ISSN:1108-7366, E-ISSN:1791-809X www.hsj.gr
Health Science Journal® All Rights Reserved .
Rosenthal. S (2006). Power and Powerlessness. Canada at
www.collectionscanada.ca/amicus/index-e.html ISBN 1‑4120-5691-8
. Oxford, UK OX1 1HH United Kingdom.diunduh tanggal 27 juni
2014,jam 16:43 WIB
Smeltzer, C.S. &Bare, G.B (2002). Brunner & Suddarth’s Textbook of
medical surgical nursing. 8th Ed. Piladelphia: Lippincott-
Raven Publishers.
Stuart, G.W. & Laraia, M.T. (2005). Principle and practice of psychiatric
nursing. 8th ed. St. Louis: Mosby Year Book.
UN Habitat.(2003) The Challenge of Slums—Global Report on Human
Settlements 2003.London: Earthscan; 2003.
Varcarolis, E.M .( 2000 ), Psychiatric Nursing Clinical Guide; Assesment
Tools and Diagnosis . Philadelphia. W.B Saunders Co.
Videback, S L (2008). Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta: EGC
Wiyadi.(2012). HubunganTingkat Kecemasan dengan kadar gula darah
penderita Diabetes Melitus yang dirawat di ruang Flamboyan RSUD
ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA. Laporan penelitian
samarinda.Indonesia
Wilkinson,J.M.(2005), Nursing Diagnosis Hand Book With NIC
Intervention and NOC out Come . ( 7 th. ed). New Jersey : Prentice
Hall Inc.
Winasis,E.B.(2009).Hubungan antara konsep diri dengan depresi penderita
diabetes mellitus di puskesmas pracimantoro 1 wonogori. Fakultas
ilmu keperawatan Universitas muhamadiyah Surakarta.jawa tengah
Wandell.P.E. (2005).Quality Of life patients With diabetes mellitus.
Scandinavian Journal of Primary Health Care, 2005; 23: 68_/74
Center of Family Medicine, Karolinska Institutet, Huddinge, Sweden
ISSN 0281-3432 print/ISSN 1502-7724 online # 2005 Taylor &
Francis.DOI: 10.1080/02813430510015296
World Health Organization (2010). Urban matter word health day
2010.1000 cities 1000 lives..Geneva.
World Health Organization (2009). Cities and public health crises. Report
of the international consultation,29-30 October 2008. Lyon, France…
http://www.who.or.jp/network.html diunduh tanggal 25 juni 2014 jam
23:30 WIB
PENGKAJIAN KEPERAWATAN JIWA
MASALAH PSIKOSOSIAL
INFORMASI UMUM
Inisial klien : Tn H P
Usia : 44 (tahun)
Suku : Sunda
KELUHAN UTAMA
Klien mengeluh nyeri ulu hati dan dada terasa sesak, mual ( + ), muntah ( - ),
pusing ( + ), riwayat penyaki DM Tipe 2
PENAMPILAN UMUM DAN PERILAKU MOTOR
Fisik
Berat badan : 63 tahun
Tinggi badan : 165 cm
Tanda-tanda vital : TD: 100/ 70 MmHg .P 20 X/menit .Nd : 93 X/menit
T : 36,5 C
Riwayat pengobatan fisik :
Klien selalu rajin berobat jalan untuk mengambil obat dalam setiap
bulannya
Tingkat Ansietas
Tingkat ansietas (lingkari tingkat ansietas dan chek list perilaku yang
ditampilkan)
Panik
PERILAKU PERILAKU
Tenang Menarik diri
Ramah Bingung √
Pasif Disorientasi
Waspada Ketakutan
Merasa membenarkan lingkungan Hiperventilasi
Kooperatif Halusinasi/ delusi
Gangguan perhatian Depersonalisasi
Gelisah √ Obsesi
Sulit berkonsentrasi √ Kompulsi
Waspada berlebihan Keluhan somatik
Tremor Hiperaktivitas
Bicara cepat Lainnya:
KELUARGA
Genogram
Tipe keluarga
(√) nuclear family diad family
Pengambilan keputusan
(√) kepala keluarga istri
orang tua bersama-sama
RIWAYAT SOSIAL
Pola sosial
Teman/ orang terdekat
Klien dekat dengan tetangga sekitar walaupun klien sudah mulai
mengurangi intensitasnya karena tak mau berkumpul terlalu lama
Tingkah Laku
Tingkah Laku Jelaskan
Resah √ Klien mengatakan tak tahu dengan masa
depan anaknya karena takut penyakitnya
dapat menghancurkan masa depan anak-
anaknya
Agitasi
Letargi
Sikap √ Klien tak mau menentukan tujuan dan
pilihan tempat terapi injeksi yang di
diskusikan
Ekspresi wajah √ Klien tampak sering termenung
Lain-lain
Masalah Keperawatan : Ketidakberdayaan
Pola komunikasi
POLA KOMUNIKASI POLA KOMUNIKASI
Jelas √ Aphasia
Koheren Perseverasi
Bicara kotor Rumination
Inkoheren √ Tangensial
Neologisme Banyak bicara/ dominan
Asosiasi longgar Bicara lambat
Flight of ideas Sukar berbicara:
Lainnya:
Masalah Keperawatan: Ketidakberdayaan
PERILAKU
Jelas
Logis
Mudah diikuti
Relevan
Bingung
Bloking
Delusi
Arus cepat
Asosiasi lambat
Curiga
Memori jangka pendek Hilang Utuh √
Memori jangka panjang Hilang Utuh √
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
Persepsi
PERILAKU JELASKAN
Halusinasi Tidak ada kelainan
Ilusi Tidak ada kelainan
Depersonalisasi Tidak ada kelainan
Derealisasi Tidak ada kelainan
Halusinasi Jelaskan
Pendengaran Tidak ada kelainan
Penglihatan Tidak ada kelainan
Perabaan Tidak ada kelainan
Pengecapan Tidak ada kelainan
Penghidu Tidak ada kelainan
Lain-lain: Tidak ada kelainan
MasalahKeperawatan: tidak ada masalah keperawatan
Kognitif
1. Orientasi realita
2. Memori
Gangguan jelaskan
gangguan daya ingat Tidak ada kelainan
jangka panjang
gangguan daya ingat Tidak ada kelainan
jangka pendek
gangguan daya ingat saat Tidak ada kelainan
ini
paramnesia, sebutkan Tidak ada kelainan
MasalahKeperawatan : Ketidakberdayaan
Jelaskan:
DO:
- Klien tampak sedih dan murung
saat menceritakan masalahnya
- klien tampak sering termenung
2 DS:
- khawatir dengan tindakan Ansietas Ringan Sedang
penusukan pada daerah dada
- klien merasa mual jika
membayangkan obat-obat yang
harus dikonsumsi setiap harinya
- Klien khawatir dan takut
penyakitnya bertambah parah
- klein menyebutkan merasa tak ada
keinginan untuk beraktivitas
dilingkungan rumah klien
DO:
- Klien tampak murung
- Klien terlihat gelisah
- Klien sulit berkonsentrasi dengan
pembicaraan tentang prosedur
tindakan
3 DS : Nyeri Akut
- Klien mengatakan sakit bila
digerakan pada daerah penusukan
- Klien mengatakan dalam skala 4
DO :
- Klien tampak meringis
- Klien tampak mempertahankan
posisi badannya, secara tegak
4 DS: Resiko perubahan nutrisi
- Perut terasa mual, ada rasa ingin kurang dari kebutuhan tubuh
muntah, makan sulit hanya masuk
1-4 sendok makan.
DO:
- Klien tampak lemah
- TD: 100/70 mmHg, Nadi : 93
x/menit, suhu 36.5 C, dan frekuensi
napas 20 x/menit.
- Tinggi badan 165 cm
- BB sebelum sakit 65 kg ( ± 3
bulan sebelum masuk RS)
- Berat badan saat ini 63 kg.
- BB ideal 60,5 - 65,5 kg.
- IMT = 23 (normal)
- Lingkar lengan atas 20 cm
- Konjungtiva pucat, warna pink
muda.
- Sklera agak keruh, ikterik tidak
ada.
- Bibir agak pucat dan kering
- Hb: 12,8 mg/ dL
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NO TUJUAN RENCANA TINDAKAN RASIONAL
KEPERAWATAN
1. Ketidakberdayaan Tujuan : klien mampu Sp 1 Pasien
mengontrol - Kaji ketidakberdayaan klien - Untuk menentukan intervensi
ketidakberdayannya - Bantu klien menguraikan selanjutnya
Kriteria hasil : perasannya - Agar klien dapat mengungkapkan
- Klien mampu berpartisipasi penyeba ketidakberdayaannya
dalam pengambilan - Latih klien untuk berpikir - Berpikir positif membawa perubahan
keputusan. positif baik dalam fisik dan mental individu
- Klien mampu termotivasi - Latih klien untuk - Untuk menegaskan bahwa klien
untuk aktif mencapai tujuan mengembangkan harapan mampu lebih baik
yang realistis positif (afirmasi positif)
Sp 2 Pasien - Untuk mengetahui perkembangan
- Evaluasi kondisi respon ketidakberdayaannya
ketidakberdayaan - Agar dapat mengendalikan situasi
- Latih klien untuk mengontrol tertentu
ketidakberdayaan
Sp 1 keluarga - Agar keluarga mengetahui kondisi
- Jelaskan kondisi klien dan klien dan mampu berperan dalam
cara merawat perawatan
Sp 2 Keluarga - Untuk melihat sejauh mana peran
- Evaluasi peran keluarga keluarga dalam merawat klien
merawat klien
2. Ansietas Ringan Sedang Umum : ansietas berkurang
Khusus:
- Klien dapat membina - Bina hubungan saling - Menentukan tindakan keperawatan
hubungan saling percaya percaya yang akan dilakukan..
dengan perawat. - Perkenalkan diri, yanyakan nam
- Klien mampu mengenal aklien dan panggilan yang
ansietas. disukainya. - Rasa aman dapat menurunkan
- Klien mampu mengatasi - Kaji kebutuhan rasa aman klien. ansietas.
ansietas melalui teknik - Ungkapan hati dapat meringankan
relaksasi nafas dalam dan - Sediakan waktu untuk ekspress beban pikiran atau kecemasan.
distraksi. feeling.
- klien dapat menggunakan - Dengan mengenal masalah klien akan
tehnik relaksasi nafas dalam - Bantu klien mengenal lebih kooperatif terhadap tindakan
secara mandiri ansietas. perawatan yang akan dilakukan.
- Klien dapat dukungan Jelaskan kepada klien tentang
keluarga dalam mengatasi pengertian ansietas penyebab
ansietas. tanda tanda dan akibat dari
ansieatas.
Bantu klien mengidentifikasi
penyebab ansietas yang
dialaminya.
Bantu klien mengidentifikasi
tanda tanda ansietas yang
dialaminya
Bantu klien mengidentifikasi
akibat dari ansietas yang
dialaminya.
Bantu klien mengidentifikasi
cara yang dilakukan untuk
menurunkan kecemasan yang
telah dilakukan.
Motivasi klien untuk tetap
melakukan cara menurunkan
kecemasan yang telah - Memberikan pengetahuan tentang
dilakukan. tehnik relaksasi nafas dalam.
- Ajarkan cara lain mengatasi
kecemasan dengan relaksasi Demonstrasi memungkinkan klien
nafas dalam dan distraksi serta untuk melihat secara langsung
hipnosis lima jari. pelaksanaan relaksasi nafas dalam.
Demonstrasikan cara Dengan memperagakan kembali klien
melakukan relaksasi nafas akan dapat lebih mengingat pelajaran
dalam dan distraksi serta yang didapat.
hipnosis lima jari.
Minta klien untuk
mendemonstrasikan kembali
relaksasi nafas dalam dan
distraksi - Agar klien terbiasa melakukan relaksasi
hipnosis lima jari. nafas dalam ketika mengalami
- Motivasi klien untuk melakukan kecemasan.
tehnik relaksasi nafas dalam dan
hipnosis lima jari secara - Keluarga merupakan sistem
mandiri. pendukung utama bagi klien.
- Keluarga mempu merawat
anggota keluarga dengan
ansietas dengan latihan
relaksasi nafas dalam dan
hipnosis lima jari.
3 Nyeri Tujuan :
Nyeri berkurang/hilang
Kriteria hasil :
- TTV normal, - Kaji skala nyeri, lokasi, - Sebagai dasar untuk melakukan
- klien tenang, karakteristik durasi, frekunsi, intervensi keperawatan yang tepat
- klien tidak tampak dan faktor pencetus nyeri
kesakitan. - Monitor tanda-tanda vital - Perubahan tanda vital dapat
- Ajarkan teknik mengindikasikan nyeri
nonfarmakologi untuk - Untuk mengurangi nyeri dengn cara
- mengurangi nyeri teknik napas sederhana
dalam
- Kolaborasi untuk pemberian - Untuk mengurangi nyeri
analgetik
DIAGNOSA
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI
KEPERAWATAN
Ketidakberdayaan Tanggal 03 – juni -2014 S : klien mengatakan saat ini merasa bingung, merasa
Jam 15.00 Sp 1,2 klien tidak bisa melakukan apa-apa, tidak mengerti harus
- Membantu klien untuk mengungkapkan perasaannya berbuat apa, pekerjaannya juga jadi terbengkalai
- Mendiskusikan dengan klien tentang masalah yang dihadapinya karena sering merasa tak mampu.
- Membantu klien mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat O : klien masih tampak sedih, bicara dan gerakan lamban
mempengaruhi ketidakberdayaannya A : ketidakberdayaan belum teratasi
- Membantu klien mengidentifikasi hal yang negatif dan bantu P : latih klien mengontrol ketidakberdayaan
menurunkan dengan cara meningkatkan pemikiran yang positif
Ansietas Ringan Sedang Jam 16 : 45 S : Klien mengatakan khawatir akan tindakan
- Mengkaji kebutuhan rasa aman klien penusukan pada dirinya
- Menyediakan ekpress feeling perasaaan klien - Klien takut bila sakitnya bertambah parah
- Melatih teknik relaksasi napas dalam dan distraksi - Klien bersedia ketika ditawarkan teknik relaksasi.
- Masukan dalam jadwal harian O : klien tampak termenung
klien terlihat bersedih ketika bercerita tentang
rencana tindakan punksi
- Klien tampak mau mempraktekan teknik napas
dalam dan distraksi
A : Ansietas Ringan Sedang belum Teratasi
P : lanjutkan intervensi Sp 3
Motivasi latihan Sp 3 teknik relaksasi
Resiko nutrisi kurang dari Jam : 17 : 30 WIB S: klien mengatakan makan mulai berselera setiap makan
kebutuhan tubuh - Mengobservasi texture, turgor kulit. nasi tim.
- Mengobservasi intake out put - klien mengatakan kadang masih terasa mual
- Mengkaji status nutrisi dan kebiasaan makan. O : Turgor kulit cukup.
- Menganjurkan klien makan-minum adekuat sesuai diet. Porsi makan malam habis ½ porsi
- Mengidentifikasi perubahan pola makan. Klien tampak makan dengan piring dan sendok dari
- Bekerjasama dengan keluarga dalam penyediaan alat kesehatan rumah
- Bekerjasama dengan tim kesehatan lain untuk pemberian diet A : Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
rendah serat tubuh belum teratasi
P : lanjutkan intervensi dengan tim kesehatan lain untuk
pemberian diet rendah serat
DIAGNOSA TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI (SOAP)
KEPERAWATAN
Ketidakberdayaan Tanggal 05 juni 2014 S: klien mengatakan senang bisa berbincang bincang
Jam 09 .00 . Sp 4 klien dengan perawat, klien akan mencoba mempraktekan
- Membantu klien untuk mengungkapkan perasannya penatalaksanaan diet bagi dirinya
- Mendiskusikan dengan klien tentang masalah yang O : klien tampak ceria, klien terlihat konsentrasi dalam
dihadapinya pembicaraanya
- Membantu klien berpartisipasi dalam keputusan yang A : ketidakberdayaan belum teratasi
berkenaan dengan perawatan klien P : latih klien mengambil keputusan tentang perawatan
Sp Keluarga sendiri.
- Mendiskusikan dengan keluarga tentang kondisi klien dan
cara merawat klien
- Mendiskusikan dengan keluarga dalam memotivasi klien
Ansietas Ringan Sedang Tanggal 05 – juni - 2014 S : klien mengatakan mulai mengerti kenapa harus
Jam 15.10 WIB Sp 3 klien dilakukan tindakan punksi
- Mendiskusikan persepsi dan perasaannya klien - klien mau melakukan latihan napas dalam sehari tiga
- Mendiskusikan latihan teknik relaksasi napas dalam dan kali
distraksi - klien akan melakukan hypnosis lima jari bila lagi
- Mendiskusikan latihan hypnosis lima jari sedang cemas
- Menanyakan latihan teknik relaksasi napas dalam dan hypnosis O : klien tampak sedih, sering termenung
lima jari dalam kekeseharian klien sesuai jadwal yang telah - klien tanpak konsentrasi dalam hypnosis lima jati
disepakati - klien tanpak konsentrasi dalam latihan relaksasi
napas dalam
A : Ansietas Ringan Sedang belum teratasi
P :.
P: Bantu klien latihan teknik relaksasi napas dalam dan
distraksi sesuai jadwal
- Bantu klien melakukan teknik hypnosis lima jari
dalam kesehariannya
K: Mendiskusikan penyebab dan cara mengatasi
masalah kecemasan klien
Resiko nutrisi kurang dari Jam : 17 : 40 Wib S : klien mengatakan makannya habis dan berselera
kebutuhan tubuh - Mengobservasi texture, turgor kulit. dengan diet nasi Tim
- Mengobservasi intake out put - klien mengatakan sekarang sudah ada rasa nasi.
- Mengkaji status nutrisi dan kebiasaan makan. O : Turgor kulit cukup,.
- Menganjurkan klien makan-minum adekuat sesuai diet. Porsi makan malam habis ¾ porsi.
- Mengidentifikasi perubahan pola makan. Klien tampak senang dengan menu hari ini.
- Bekerjasama dengan tim kesehatan lain untuk pemberian diet A : Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
rendah serat dan mengganti bubur dengan nasi tim tubuh teratasi
P : Pertahankan intervensi
DIAGNOSA TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI (SOAP)
KEPERAWATAN
Nyeri Tanggal 06 juni 2014 S : klien mengatkan nyeri berkurang sesaat setelah
jam 16:10 WIB melakukan teknik relaksasi nafas dalam
- memonitor keadaan umum dan tanda tanda vital O : klien tampak lebih tenang,
- mengkaji skala nyeri 5 (skala 1 – 10 ) - klien mempraktekkan teknik nafas dalam dan guide
- memberikan posisi yang nyaman bagi klien imagery
- melatih klien teknik nafas dalam untuk mengurngi nyeri dan A : nyeri belum teatasi
guide imagery P : P: latih teknik relaksasi dan distraksi
- kolaborasi untuk pemberian terapi analgesik K; Latihan teknik nafas dalam
ketidakberdayaan Tanggal : 06 – juni -2014 S: klien mengatakan senang dengan kondisi sekarang,
Jam 17.00 Sp 4.5 klien - klien mau melakukan pelaksanaan diet dan melakukan
- Membantu klien untuk mengungkapkan perasannya tindakan injeksi pada dirinya
- Mengevaluasi kondisi ketidakberdayaannya O : klien tampak antusias , raut wajah klien tampak
- Membantu klien berpartisipasi dalam pengambilan keputusan senang
yang berkenaan dengan perawatan sendiri A : ketidakberdayaan teratasi
- Memotivasi klien aktif dalam mencapai tujuan yang realistis P : lanjutkan intevensi.
Sp 2 : evaluasi dan monitor motivasi klien dalam pola
pikir positif dan
Sp Keluarga : motivasi keluarga dalam peran harapan
positif klien
Ansietas Ringan Sedang Tanggal 06 – juni - 2014 S : klien mengatakan nyeri bila menggerakan badannya
Jam 15.20 WIB Sp 4 klien akibat tindakan punksi
- Mendiskusikan persepsi dan perasaannya klien - klien khawatir akan hasilnya
- Mempraktekan teknik relaksasi dalam dan hypnosis lima jari O : klien tampak sering termenung, klien Nampak sering
dalam kesehariananya sesuai jadwal yang telah disepakati menyendiri
- Sp Keluarga: motivasi keluarga dalam peran latihan teknik A : AnsietasRingan Sedang belum teratasi
relaksasi napas dalam dan distraksi P :. P: bantu kien latihan teknik relaksasi napas dalam
dan distraksi
K: motivasi klien dalam pelaksanaan latihan teknik
relaksasi napas dalam