i Universitas Indonesia
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ners pada
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
ii Universitas Indonesia
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya Ilmiah Akhir Ners ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar
DEWAN PENGUJI
Ditetapkan di : Depok
iv Universitas Indonesia
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta hidayahNya kepada penulis, sehingga Karya Ilmiah Akhir Ners ini yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Ketidakberdayaan pada Klien dengan
Diabetes Mellitus Tipe 2” telah selesai pada waktunya. Karya Ilmiah Akhir Ners
ini dibuat sebagai syarat untuk memperoleh gelar Ners pada Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia.
Karya Ilmiah Akhir Ners ini, tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai
pihak. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada beberapa
pihak yang telah membantu:
1. Dra. Junaiti Sahar, S.Kp., M.App.Sc., Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia
2. Dr. Novy H. C. Daulima, S.Kp., M.Sc selaku Dosen Pembimbing yang
telah memberikan bimbingan, arahan, saran, dan dukungan moral
3. Ice Yulia Wardani S.Kp. M.Kep., Sp. Kep.J, dan Ns. Giur Hargiana, S.
Kep., M.Kep selaku pembimbing akademik mata ajar Praktik Keperawatan
Kesehatan Masalah Perkotaan yang telah mengarahkan dan memberi
motivasi kepada penulis dalam penyusunan karya ilmiah akhir ners.
4. Linggar Kumoro, S.Kp selaku kepala ruang Antasena RS DR. H.
Marzoeki Mahdi Bogor dan selaku pembimbing klinik
5. Ns Esti Diyah Kaud Sariyah, S.Kep selaku pembimbing klinik
6. Seluruh perawat ruang Antasena yang telah memberikan arahan dan
bimbingan kepada penulis selama praktik PKKMP
7. Ibu H dan seluruh klien yang telah memberikan pengalaman dalam
pemberian asuhan keperawatan selama berpraktik di RSMM Bogor
8. Bapak Triyatmo dan Ibu Triaswatiningsih selaku orang tua penulis yang
telah memberikan dukungan, doa, semangat, nasihat, dan sarannya
9. Kakak dan adik saya (Intan Pratiwi Ahadi dan Hasna Kurnia Putri) yang
telah memberikan dukungan serta doa
v Universitas Indonesia
Karya Ilmiah Akhir Ners ini tentunya tidak terlepas dari kekurangan karena
keterbatasan waktu, tenaga, dan pengalaman penulis. Kritik dan saran sangat
diperlukan untuk menyempurnakan Karya Ilmiah Akhir Ners ini. Semoga Karya
ilmiah akhir ners ini bermafaat bagi pengembangan ilmu keperawatan selanjutnya.
vi Universitas Indonesia
NPM 1106021903
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan hak bebas royalti
noneksklusif ini Universitas Indonesia bebas menyimpan, mengalih media/
formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap dicantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Dibuat di : Depok
Yang Menyatakan
Urban people have a lifestyle that focuses on ease, such as the consumption of fast
food or drinks high carbohydrate and low physical activity. This life style can
lead to an increase in risk factors associated with type 2 diabetes mellitus. The
length of the treatment process in clients with complications can lead to
psychosocial problems such as powerlessness. Powerlessness is one's perception
of its activities or actions do not affect anything. Interventions that can be
performed on the client with the powerlessness such as practice of positive
thinking and positive affirmations. Interventions were performed on the client can
control the powerlessness experienced.
ix Universitas Indonesia
COVER.....................................................................................................................i
HALAMAN JUDUL...............................................................................................ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS...................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................iv
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.............................vii
ABSTRAK............................................................................................................viii
ABSTRACT............................................................................................................ix
DAFTAR ISI............................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................xi
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................5
1.3.1 Tujuan Umum..........................................................................................5
1.3.2 Tujuan Khusus.........................................................................................5
1.4 Manfaat Penulisan..........................................................................................5
1.4.1 Manfaat Bagi Pendidikan.........................................................................5
1.4.2 Manfaat Bagi Pelayanan..........................................................................5
1.4.3 Manfaat Bagi Penelitian...........................................................................6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................7
2.1 Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan..............................................7
2.1.1 Definisi.....................................................................................................7
2.1.2 Pengaruh Lingkungan Kota Terhadap Kesehatan....................................7
2.2 Diabetes mellitus............................................................................................8
2.2.1 Definisi Diabetes mellitus........................................................................8
2.2.2 Klasifikasi Diabetes Mellitus.................................................................10
2.2.3 Diabetes Mellitus Tipe 1........................................................................10
x Universitas Indonesia
xi Universitas Indonesia
Bab 1 ini berisi gambaran secara umum yang melatarbelakangi penelitian. Isi
dari bab 1 meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian yang terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus serta manfaat
penelitian dilakukan penelitian yang terdiri dari manfaat bagi pendidikan,
pelayanan dan bagi penelitian.
1 Universitas Indonesia
Masalah fisik yang timbul yang diakibatkan oleh masalah perkotaan juga
dapat mempengaruhi kesehatan jiwa. Selain kesehatan secara fisik,
kesehatan jiwa juga harus diperhatikan dengan baik. Kesehatan jiwa
merupakan suatu kondisi sehat secara emosional, psikologis, dan sosial
yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan
koping yang efektif, konsep diri yang positif, dan kestabilan emosional
(Videback, 2008). Pada kesehatan jiwa bukan hanya faktor internal yang
dapat berpengaruh. Faktor yang berasal dari lingkungan juga dapat
memberikan efek yang dapat menyebabkan munculnya masalah kejiwaan,
seperti masalah psikososial.
Kesehatan jiwa dapat dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor individual,
interpersonal juga faktor sosial budaya. Faktor individual digambarkan
sebagai keadaan biologis, kegembiraan, spiritualitas, dan identitas diri.
Faktor yang kedua adalah interpersonal, didalamnya terdapat cara
bagaimana seseorang berkomunikasi efektif, menerapkan hubungan
harmonis dan saling membatu antar sesama manusia. Faktor yang terakhir
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
keperawatan ketidakberdayaan pada klien dengan diabetes mellitus tipe 2
di Ruang Antasena RS DR. H. Marzoeki Mahdi Bogor.
Universitas Indonesia
1.3. Tujuan Penulisan
Penulisan karya ilmiah akhir ners ini mempunyai tujuan sebagai berikut
1.3.1. Tujuan Umum
Memberikan gambaran hasil analisis asuhan keperawatan
ketidakberdayaan pada individu yang mengalami masalah
kesehatan masyarakat perkotaan khususnya diabetes mellitus tipe 2
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi masalah psikososial yang terjadi pada klien
dengan diabetes mellitus tipe 2
b. Melakukan analisis asuhan keperawatan psikososial pada klien
dengan diabetes mellitus tipe 2
c. Mengevaluasi hasil asuhan keperawatan psikososial pada klien
dengan diabetes mellitus tipe 2
1.4.2. Pelayanan
Hasil penulisan karya ilmiah akhir ners ini diharapkan dapat digunakan
sebagai dasar dari pengembangan manajemen asuhan keperawatan
mengenai masalah ketidakberdayaan, sehingga nantinya diharapkan
pelayanan di ruang perawatan umum tidak hanya mengutamakan tentang
masalah fisik, juga memperhatikan masalah psikososial.
Universitas Indonesia
1.4.3. Penelitian
Hasil penulisan karya ilmiah akhir ners ini diharapkan dapat menjadi
rujukan dan dasar dalam melakukan penelitian lain mengenai asuhan
keperawatan ketidakberdayaan dengan masalah diabetes mellitus tipe 2 di
ruang perawatan umum.
Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
7 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
(IDDM) (Black & Hawks, 2014). Illechucuwu, et al (2014),
mengklasifikasikan diabetes mellitus menjadi tiga, yaitu DM tipe 1 atau
juvenil diabetes, DM tipe 2, dan gestasional diabetes.
Universitas Indonesia
2.2.4. Diabetes Mellitus Tipe 2
Klasifikasi selanjutnya diabetes mellitus (DM) tipe 2, sebelumnya
disebut dengan istilah non-insuline-dependent diabetes mellitus
(NIDDM). Pada diabetes tipe 2, terdapat dua masalah utama yang
berhubungan dengan insulin, yaitu terjadi resistensi insulin dan gangguan
sekresi insulin. Resistensi insulin pada diabetes tipe 2 disertai dengan
terjadinya penurunan reaksi intrasel, sehingga insulin tidak bekerja secara
efektif dalam menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan. Pada DM
tipe 2 hal yang dapat menjadi faktor pencetusnya adalah usia,
kegemukan, dan tingkat aktivitas yang rendah (American Diabetes
Association, 2014).
Universitas Indonesia
memperhatikan aktivitas yang dapat menunjang kesehatannya. Sehingga
masyarakat secara disengaja ataupun tidak dapat meningkatkan risiko
terjadinya DM tipe 2 dikarenakan tingkat aktivitas yang rendah
(American Diabetes Association, 2014).
Universitas Indonesia
Klien dengan diabetes mellitus yang sudah mengalami komplikasi,
memiliki kemungkinan untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Pada saat menjalani perawatan di rumah sakit, klien diabetes yang
mengalami komplikasi memiliki waktu rawat lebih lama. Hal tersebut
dapat mengakibatkan adanya kehilangan peran bagi klien yang sedang
menjalani perawatan. Peran yang semula dapat dilakukan, kini tidak
dapat dilakukan. Aktivitas yang semula dilakukan juga terganggu. Hal
tersebut yang dapat memicu adanya ketidakberdayaan pada klien.
2.3. Ketidakberdayaan
Wilkinson (2005 dalam Dryer, 2007) mendefinisikan ketidakberdayaan
sebagai persepsi dari seseorang tentang tindakan yang dilakukan akan
berpengaruh terhadap hasil, dan kehilangan kontrol akan situasi yang
sedang terjadi. Ketidakberdayaan dapat dialami oleh semua orang, tidak
terkecuali pada klien dengan masalah kesehatan yang sedang menjalani
pengobatan dan perawatan di rumah sakit. Seperti pada klien dengan
diabetes mellitus yang sedang menjalani perawatan. Kanine, Dauli,
Nuraini (2011), menjelaskan bahwa kondisi stress pada klien dapat
menyertai adanya perasaan ketidakberdayaan. Stress yang dialami oleh
klien dapat memberikan dampak pula pada ketidakberdayaan klien.
Kondisi tersebut dapat semakin memperparah keadaan klien.
Universitas Indonesia
adalah suatu keadaan dimana individu atau kelompok kurang kontrol
terhadap dirinya dan situasi yang dialaminya yang memberikan dampak
pada tujuan, pandangan serta gaya hidupnya. Dari beberapa definisi yang
telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa ketidakberdayaan adalah suatu
kondisi dimana kurangnya kontrol akan pribadi dan situasi, termasuk
persepsi seseorang atau kelompok mengenai tindakan yang dilakukan
tidak akan mempengaruhi hasil secara signifikan.
a) Biologis :
1. Tidak adanya riwayat keturunan yang mengalami gangguan jiwa
2. Gaya hidup tidak mengkonsumsi alkohol, rokok dan zat adiktif
lainnya
3. Menderita penyakit kronis (riwayat melakukan general chek up,
tanggal terakhir periksa)
Universitas Indonesia
4. Ada riwayat menderita penyakit yang menyerang organ paru-paru
atau jantung yang menghambat kegiatan harian klien
5. Adanya riwayat kejang, panas dalam waktu yang lama atu trauma
kepala.
6. Riwayat menderita penyakit yang secara progresif menimbulkan
ketidakmampuan, seperti penyakit terminal.
b) Psikologis :
1. Perubahan gaya hidup seseorang akibat lingkungan tempat
tinggalnya
2. Ketidaknmampuan mengambil keputusan dan komunikasi yang
kurang baik dalam penyampaikan kondisi baik perasaan maupun
mengenai kesehatannya.
3. Ketidakmampuan dalam menjalankan peran akibat penyakit
progresif yang dialaminya
4. Kurangnya rasa puas dalam pencapaian hidup
5. Merasa kondisi kehidupannya dan kondisinya saat ini tidak dalam
kondisi baik.
6. Pola asuh orang tua pada saat klien anak hingga remaja yang terlalu
otoriter atau terlalu melindungi atau menyayangi
7. Mendapatkan umpan balik yang negatif dari orang di
lingkungannya sejak balita hingga remaja, dan tidak mampu
mengeksplor kemampuan serta hobinya
8. Klien pernah mengalami pengalaman kekesawan fisik (korban,
pelaku atau saksi)
9. Self kontrol: tidak mampu mengontrol perasaan dan emosi, mudah
cemas, rasa takut akan tidak diakui atau selalu merasa tidak
berdaya
10.Kepribadian: mudah marah, pasif dan cenderung tertutup.
c) Sosial budaya :
Universitas Indonesia
1. Usia 30-meninggal
2. Laki-laki atau perempuan (sama), tergantung dengan perannya
3. Pendidikan yang rendah
4. Kehilangan kemampuan melakukan aktivitas akibat proses penuaan
seperti pensiun atau tidak berpenghasilan lagi
5. Adanya norma individu atau masyarakat yang menghargai kontrol
6. Dalam kehidupan sosial, cenderung ketergantungan dengan orang
lain dan enggan ikut dalam kegiatan bersama
7. Pengalaman dalam bersosialisasi, kurang aktif dalam kegiatan yang
dilaksanakan oleh masyarakat
8. Kurang terlibat dalam kegiatan politik baik secara aktif maupun
secara pasif.
Universitas Indonesia
b) Psikologis :
1. Perubahan gaya hidup akibat menderita penyakit kronis
2. Tidak dapat melakukan hobi, kegiatan sehari-hari, bekerja, serta
aktivitas sosial.
3. Perasaan rendah diri akibat ketidakmampuannya dalam melakukan
aktivitas sehari-hari akibat nyeri, dan kehilangan pekerjaan.
4. Pada konsep diri: terjadi gangguan peran
5. Ketergantungan dengan orang lain
c) Sosial budaya :
1. Kehilangan pekerjaan dan penghasilan akibat kondisi kesehatannya
saat ini
2. Berada di pelayanan kesehatan dan berpisah dengan anggota
keluarga (berada dalam lingkungan perawatan kesehatan).
3. Hambatan berinteraksi akibat penyakitnya, maupun penyebab yang
lain.
4. Kehilangan kemampuan melakukan aktivitas akibat proses penuaan
dalam 6 bulan terakhir.
5. Perubahan status kesehatan menjadi paliatif.
6. Terhambatnya menjalankan aktivitas keagamaan akibat kondisinya
saat ini.
Universitas Indonesia
saat ini. Karakteristik mayor pada klien dengan diabtes mellitus dapat
terlihat dari cara klien menyampaikan perasaannya, serta perilaku yang
ditunjukannya. Klien menyatakan perasaannya secara terbuka dengan
marah, atau mengatakan tentang ketidakmampuannya mengontrol
penyakit yang sedang dialaminya.
Universitas Indonesia
rasa bersalah, ketidakmampuan mencari informasi tentang asuhan,
pasif, dan enggan mengungkapkan perasaannya.
3) Karakteristik ketidakberdayaan berat antara lain apatis, depresi
terhadap kondisi buruk secara fisik, menyatakan tidak memiliki
kendali misalnya terhadap perawatan diri, situasi dan hasil.
b. Data Obyektif
1) Ketidakmampuan untuk mencari informasi tentang perawatan.
2) Tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan saat diberikan
kesempatan
3) Enggan mengungkapkan perasaan sebenarnya
Universitas Indonesia
4) Ketergantungan terhadap orang lain yang dapat mengakibatkan
iritabilitas, ketidaksukaan, marah dan rasa bersalah.
5) Gagal mempertahankan ide/pendapat yang berkaitan dengan
orang lain ketika mendapat perlawanan
6) Apatis dan pasif
7) Ekspresi muka murung
8) Bicara dan gerakan lambat
9) Tidur berlebihan
10) Nafsu makan tidak ada atau berlebihan
11) Menghindari orang lain
Tujuan Khusus:
- Klien mampu membina
hubungan saling percaya
Universitas Indonesia
Fokus Tujuan dan intervensi
Intervensi
- Klien mampu mengenali dan
mengekspresikan emosinya
- Klien mampu memodifikasi
pola kognitif yang negatif
- Klien mampu berpartisipasi
dalam pengambilan
keputusan yang berkenaan
dengan perawatannya sendiri
- Klien mampu termotivasi
untuk mencapai tujuan yang
realistis.
Tindakan keperawatan:
klien: Assesmen
ketidakberdayaan dan latihan
berpikir positif
1) Membina hubungan saling
percaya
- Mengucapkan salam
terapeutik,
memperkenalkan diri,
panggil klien sesuai
nama panggilan yang
disukai
- Menjelaskan tujuan
interaksi: melatih
pengendalian
ketidakberdayaan agar
proses penyembuhan
Universitas Indonesia
Fokus Tujuan dan intervensi
Intervensi
lebih cepat
2) Membuat kontrak
(inform consent) dua kali
pertemuan latuhan
pengendalian
ketidakberdayaan
3) Bantu klien mengenal
ketidakberdayaannya:
- Bantu klien untuk
mengidentifikasi dan
menguraikan
perasaannya.
- Bantu klien untuk
mengenal
ketidakberdayaannya
- Bantu klien menyadari
perilaku akibat
ketidakberdayaannya
- Bantu klien
mengespresikan
perasaan dan identifikasi
faktor-faktor yang dapat
berpengaruh terhadap
ketidakberdayaannya.
- Bantu klien untuk
mengidentifikasi faktor-
faktor yang dapat
berpengaruh terhadap
ketidakberdayaan
Universitas Indonesia
Fokus Tujuan dan intervensi
Intervensi
- Diskusikan tentang
masalah yang dihadapi
klien tanpa memintanya
untuk menyimpulkan
- Identifikasi untuk
menurunkan pemikiran
yang negatif dan bantu
untuk menurunkan
melalui interupsi atau
subtitusi.
- Bantu klien untuk
meningkatkan pemikiran
yang positif
- Evaluasi ketepatan
persepsi, logika, dan
kesimpulan yang dibuat
klien
- Identifikasi persepsi
klien yang tidak tepat,
penyimpangan dan
pendapatnya yang tidak
rasional
4) Latihan mengembangkan
harapan positif (afirmasi
positif)
Klien: Evaluasi
ketidakberdayaan
1) Mempertahankan rasa
Universitas Indonesia
Fokus Tujuan dan intervensi
Intervensi
percaya klien
2) Membuat kontrak ulang:
latihan mengontrol
perasaan ketidakberdayaan
3) Latihan mengontrol
perasaan ketidakberdayaan
melalui peningkatan
melalui peningkatan
kemampuan
mengendalikan situasi yang
masih bisa dilakukan klien.
Keluarga a. Tujuan Umum
Klien dengan dukungan keluarga
mampu mengatasi rasa
ketidakberdayaan yang
dialaminya
b. Tujuan Khusus:
- Keluarga mampu mengenal
masalah
ketidakberdayaannya pada
anggota keluarganya
- Keluarga mampu merawat
anggota keluarga yang
mengalami ketidakberdayaan
- Keluarga mampu memfollow
up anggota keluarga yang
mengalami ketidakberdayaan
Universitas Indonesia
Fokus Tujuan dan intervensi
Intervensi
c. Tindakan keperawatan:
keluarga:
1) Bina hubungan saling
percaya
- Mengucapkan salam
terapeutik, dan
memperkenalkan diri
- Menjelaskan tujuan
interaksi: menjelaskan
ketidakberdayaan klien
da cara merawat agar
proses penyembuhan
lebih cepat
2) Membuat kontrak (inform
consent) dua kali
pertemuan untuk latihan
cara merawat
ketidakberdayaan klien
3) Bantu keluarga mengenal
ketidakberdayaan
- Menjelaskan
ketidakberdayaan,
penyebab, proses yang
terjadi, tanda dan gejala
serta akibat
- Menjelaskan cara
merawat klien dengan
ketidakberdayaan
dengan membantu
Universitas Indonesia
Fokus Tujuan dan intervensi
Intervensi
mengembangkan
motivasi bahwa klien
dapat mengendalikan
situasi dan motivasi cara
afirmasi positif yang
telah dilatih perawat
pada klien
4) Sertakan keluarga pada saat
meltih afirmasi positif
Universitas Indonesia
Fokus Tujuan dan intervensi
Intervensi
(tidak mau terlibat dalam
merawat diri)
Universitas Indonesia
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
Ibu H berusia 39 tahun tinggal di daerah Kampung Curug, Kota Bogor,
Jawa Barat. Ibu H berasal dari suku Sunda, begitupun suami. Keluarga
besar Ibu H dan suami berasal dari Bogor. Keseharian dalam keluarga
Ibu H berkomunikasi menggunakan Bahasa Sunda, namun, saat keadaan
tertentu anggota keluarga termasuk Ibu H dapat menggunakan Bahasa
Indonesia dengan baik. Klien datang ke IGD RSMM Bogor pada tanggal
3 Mei 2016 dengan kondisi tidak sadarkan diri. Pada hari itu juga, klien
Ny H dipindahkan ke ruang perawatan Antasena kamar 4.Klien masuk
dengan diagnosa medis diabetes mellitus tipe 2. Klien masuk dengan
nomer rekam medis 32-23-52. Pengkajian dilakukan pada tanggal 4 Mei
2016.
29 Universitas Indonesia
Pada pengkajian bagian tangan, didapatkan hasil bahwa turgor kulit baik,
dengan kekuatan otot secara keseluhuhan masing masing mendapat point
5, terdapat luka bekas pemasangan IV catether yang saat ini terlihat
mengeras, produksi pus dan darah. Pada bagian kaki juga memiliki
kekuatan otot yang baik, dan terlihat adanya luka pada kaki sebelah
kanan di atas tumit, luka tersebut terlihat basah, berwarna putih, tidak ada
jaringan granulasi, dan dengan panjang 2 cm serta lebar 1 cm.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
bagaimana sekolahnya, siapa yang akan menyiapkan seragamnya, siapa
yang akan mengurusi keperluannya, dan siapa yang menemaninya
belajar.
Klien mengatur keuangan dan makanan yang akan dikonsumsi pada hari
tersebut, sesuai dengan penghasilan yang diberikan oleh suaminya.
Penghasilan yang tidak menentu membuat klien terbiasa hanya makan 1
atau 2 kali dalam sehari. Untuk mengatasi rasa laparnya, klien
mengkonsumsi biscuit dan teh manis dalam kemasan yang dijual di
warung. Klien mengatakan setiap hari selalu membeli teh dalam
kemasan. Untuk konsumsi buah dan sayur, klien tidak terbiasa
Universitas Indonesia
mengkonsumsi buah dan sayur. Klien Ibu H lebih suka dalam
mengkonsumsi lauk saja pada saat makan.
Universitas Indonesia
sebelum datang ke puskesmas diminta telebih dahulu untuk berpuasa.
Klien tidak mengetahui waktu puasa yang dimaksud. Klien berpuasa dari
pukul 18.00 WIB. Pada pagi hari, klien menyuntikkan insulin (novorapid
sebanyak 25 UI) sesuai dengan dosis yang disarankan. Hingga pukul
12.00 WIB, klien belum juga mendapatkan giliran untuk melakukan
pemeriksaan glukosa darahnya. Setelah klien merasakan lemas lalu
awatan di puskesmas dan dilakukan pengecekan untuk kadar gula darahnya yang ternyata sangat rendah. Klien lalu dibawa
ma.
Data Objektif:
Gelisah
Perilaku berhati-hati
Memfokuskan pada diri
sendiri/penyempitan fokus/tidak
berkonsentrasi Nyeri Akut
Luka abses (bisul) dengan luka bagian luar
1x1 dengan kuka dalam 5x10 cm
Lokasi luka berada di bokong sebelah kiri
Tanda-tanda inflamasi positif
Universitas Indonesia
(bengkak/tumor, nyeri/dolor, panas/kolor,
merah/rubor)
Ekspresi wajah menahan rasa sakit/nyeri
Data Subjektif
Klien mengatakan susah tidur, dan sering
terbangun dimalam hari
Klien mengatakan bingung tentang
kondisinya saat ini
Klien mengatakan jantung berdebar-debar
Data Subjektif
Klien mengatakan merasa percuma
melakukan apapun
Klien mengatan sudah rutin ke puskesmas
tapi tetap saja dirawat lagi
Klien mengatakan menggunakan obat,
malah jadi pingsan
Klien mengatakan walaupun makan, tapi
tetap lemas.
Klien mengatakan memikirkan anak dan Ketidakberdayaan
suaminya di rumah
Universitas Indonesia
Data Objektif:
Sulit tidur dimalam dan siang hari,
Tidak nafsu makan,
Merasakan badannya
lemas.
Klien juga terlihat banyak diam,
Hanya tertidur di kamar,
Seluruh aktifitas dibantu,
Bicara pelan,
Tidak memantau kesehatannya, dan
Tidak dapat mengambil keputusan.
Data Subjektif
Klien mengatakan lukanya sudah sejak 1
minggu yang lalu.
Klien mengatakan luka berasal dari abses
(bisul) yang telah ada 1 bulan yang lalu
Klien mengatakan lukanya belum pernah
dibersihkan
Klien mengatakan sudah mengetahui Kerusakan integritas
lukanya hanya kecil jaringan
Data Objektif
Luka dengan diameter 1 cm di bagian luar
Luka dengan panjang 10 cm dan lebar 5 cm
Luka dengan produksi pus dan darah
Luka tidak nampak jaringan granulasi dan
nampak putih.
Luka tidak tertutup oleh kassa atau plester
untuk luka (dibiarkan terbuka).
Universitas Indonesia
Pada penulisan ini akan lebih difokuskan pada masalah psikososial
ketidakberdayaan yang terjadi pada klien Ibu H. Baik pembahasan dalam bab ini
maupun dalam bab selanjutnya yang akan dikaitkan dengan diabetes mellitus tipe
2 dan masalah perkotaan.
Universitas Indonesia
Pada saat ini klien terlihat tidak nafsu makan, merasakan badannya
lemas, terlihat banyak diam, hanya tertidur di kamar, seluruh aktifitas
dibantu, bicara pelan, tidak memantau kesehatannya, dan tidak dapat
mengambil keputusan. Penulis menjelaskan bahwa tanda yang ada dan
disebutkan oleh Ibu H merupakan kondisi ketidakberdayaan. Penulis
menjelaskan kepada Ibu H bahwa menerima perawatan merupakan jalan
tepat yang dipilih, karena semakin cepat ditangani maka semakin cepat
dapat diatasi masalah yang ada. Penjelasan mengenai kondisi kesehatan
Ibu H juga disampaikan, seperti kadar gula darah yang kurang stabil serta
adanya luka di bagian bokong sebelah kiri.
Universitas Indonesia
positif. Hal tersebut tidak semudah yang diharapkan oleh penulis.
Membangun harapan dan pikiran positif membutuhkan niat dari dalam
diri klien. Penulis selalu memotivasi dengan memberikan harapan sesuai
dengan pemikiran klien. Klien menginginkan cepat pulang dan ingin
merawat anak-anaknya, ditambah lagi anak yang paling besar akan
mengikuti tes masuk SMP. Motivasi itu yang terus ditanamkan kepada
klien. Apabila ingin kondisinya cepat pulih dan ingin cepat pulang maka
klien harus semangat, menjaga pola makan, istirahat, dan melakukan
kegiatan yang dapat meningkatkan kesehatannya.
Universitas Indonesia
BAB 4
ANALISA SITUASI
Pada bab ini penulis akan membahas mengenai perbedaan antara teori dengan
asuhan keperawatan yang ditemukan selama melakukan ashan keperawatan
ketidakberdayaan pada klien dengan diabetes mellitus.
Ibu H selama ini tinggal bersama dengan suami, ketiga anak laki-lakinya
dan dua orang adik kandungnya yang ke empat dan lima. Suami Ibu H
selama ini bekerja serabutan, namun saat Ibu H dirawat di RS suaminya
tidak bekerja dan mengurus ketiga orang anaknya yang masih kecil. Ibu
H sesekali ditemani oleh suaminya pada malam hari, namun terkadang
juga tidak datang. Selama klien dirawat di RS, klien merasakan
ketidakberdayaan karena penyakitnya dan kehilangan perannya dalam
39 Universitas Indonesia
Hasil pengkajian pada Ibu H didapatkan data bahwa klien selama ini
rutin mengkonsumsi minuman teh dalam kemasan dan makanan kering
manis untuk meredakan rasa lapar. Klien mengatakan biasanya
mengkonsumsi nasi dan lauk-pauk hanya pada makan hari saja, klien
tidak sarapan dan pada saat makan siang, klien lebih sering
menggantinya dengan mengkonsumsi teh beserta kue. Atkinson, et al
(2008) menyatakan bahwa teh manis kemasan mengandung gula pasir
dengan indeks glikemik yang tergolong cukup tinggi yaitu 65, apabila
dikonsumsi secara berlebihan akan meningkatkkan risiko kenaikan kadar
gula darah. Selain itu, gula pasir termasuk dalam golongan sukrosa, atau
bisa disebut dengan karbohidrat sederhana. Karbohidrat sederhana
mudah untuk dicerna sehingga mudah untuk meningkatkan kadar gula
darah.
Universitas Indonesia
Penyakit diabetes mellitus baru saja dialami oleh Ibu H pada tahun ini,
yakni 2016. Karena klien sudah pernah menerima peraawatan
sebelumnya dengan keluhan yang sama, suami klien memutuskan untuk
membawa klien ke RS, pada saat Ibu H kembali tidak sadarkan diri.
Setelah pulang ke rumah, klien berusaha untuk terus menjaga
kesehatannya dengan rutin memeriksakan tentang kondisi kesehatannya
di puskesmas. Hal tersebut tidak diimbangi dengan tingkat pengetahuan
klien yang cukup mengenai diabetes mellitus yang dialaminya. Tingkat
pengetahuan individu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
tingkat pendidikan, sosial budaya, serta usia (Herawati, et al., 2001).
Tingkat pendidikan klien adalah lulusan sekolah menengah pertama.
Klien juga pada saat ini kurang terpapar dengan informasi mengenai
kesehatan dan gizi.
Pada hari dimana klien tidak sadarkan diri, klien berpuasa sejak sore hari
untuk memeriksakan gula darah puasanya ke puskesmas. Karena
kurangnya informasi yang didapatkan, klien menyuntikkan insulin pada
pagi hari dengan dosis sebanyak 25 UI pada pukul 7 pagi. Kondisi ini
diperparah dengan pemeriksaan yang baru dilakukan pada pukul 12.00
WIB. Klien lalu jatuh pingsan dan saat dilakukan pemeriksaan kadar gula
darahnya, didapatkan hasil bahwa kadar gula darah klien sebesar 23
mg/dl. Kondisi tersebut menyebabkan klien mengalami hipoglikemia.
Hipoglikemia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan kadar gula
darah seseorang dibawah 70 mg/dl (ADA, 2014). Klien mengalami
hipoglikemi yang merupakan salah satu komplikasi akut pada diabetes
Universitas Indonesia
mellitus (Smeltzer & Bare, 2005). Pada kasus ini, klien Ibu H mengalami
hipoglikemia reaktif. Hipoglikemia reaktif menjadi awal dari manifestasi
berkembangnya diabetes tipe 2 (Kahn, Weir, King, Jacobson, Moses, &
Smith., 2005). Seperti yang terjadi pada klien Ibu H yang mengalami
awal manifestasi perkembangan penyakitnya pada 1 bulan jang lalu.
Universitas Indonesia
saat ini sangat sedih, karena Ibu H takut anaknya tidak mau lagi untuk
diasuh olehnya.
Universitas Indonesia
akan timbul dari ketidakberdayaannya saat ini. Klien mengatakan saat
ini merasa cemas, merasa bersalah kepada anak dan suaminya. Klien juga
mengatakan saat ini merasa sulit tidur dimalam dan siang hari, denyut
nadi meningkat, dada berdebar-debar, tidak nafsu makan, dan merasakan
badannya lemas. Klien juga terlihat banyak diam, tertidur di kamar,
seluruh aktifitas dibantu, bicara pelan, tidak memantau kesehatannya, dan
tidak dapat mengambil keputusan.
Terdapat dua faktor predisposisi pada klien yaitu psikologis dan soaial
budaya. Faktor psikologis yang dapat terlihat seperti perubahan gaya
hidup yang terjadi akibat tempat tinggalnya di kota, ketidakmampuan
klien mengambil keputusan serta kurang baiknya klien dalam komunikasi
yang efektif dengan orang dilingkungannya, ketidakmampuan
menjalankan peran dalam merawat anggoya keluarganya pada saat
mendpatkan perawatan di RS, kurang dapat mengontrol perasaan (cemas,
takutnya, kepribadian klien pasif, dan cenderung tertutup). Faktor
selanjutnya terdapat pada klien merupakan sosial budaya, yaitu tingkat
pendidikan yang rendah karena keterbatasan biaya yang dimilikinya.
Pada klien juga terdapat faktor presipitasi, terdapat tiga faktor yang
berhubungan seperti biologis, psikologis dan sosial budaya. Pada faktor
biologis, nampak klien mengalami penyakit yang membutuhkan
Universitas Indonesia
perawatan dalam jangka waktu yang lama, yaitu diabetes mellitus tipe 2.
Faktor psikologis yang mempengaruhi terdapatnya penyakit kronis, pada
saat ini tidak melakukan kegiatan sehari-hari ataupun kegiatan soaial,
terjadinya gangguan peran sebagai seorang ibu, dan ketergantungan
dengan orang lain. Pada faktor ketiga yaitu sosial budaya, klien berada di
pelayanan kesehatannya dikarenakan kondisi kesehatannya, dan
terhambatnya melakukan aktivitas keagamaan karena kondisinya. Hal
tersebut dapat ditangani dengan pemberian intervensi keperawatan
seperti latihan pemikiran positif dan afirmasi positif.
Hal yang dilakukan selanjutnya adalah tetap menjaga rasa saling percaya
antar penulis dan klien. Penulis mengarahkan klien dalam mengontrol
Universitas Indonesia
perasaan ketidakberdayaannya. Penulis bersama dengan klien mencari
kegiatan yang masih dapat dilakukan walaupun dalam kondisi dirawat di
RS. Setelah dilakukan diskusi, klien ternyata yang semula hanya
berbaring di tempat tidur, tidak merawat diri, dan merasa tidak dapat
melakukan apapun dapat melakukan banyak kegiatan secara mandiri.
Penulis mendukung kegiatan yang dapat dilakukan oleh klien. Klien
dapat membersihkan diri, berias, memakan dan menghabiskan
makanannya dan berlatih posisi agar lukanya cepat membaik.
Universitas Indonesia
4.3 Penyelesaian Masalah
Penyakit diabetes mellitus tipe 2 merupakan penyakit tidak menular yang
dapat terjadi pada siapapun. Pada saat ini, diabetes menjadi salah satu
dari penyakit tidak menular yang menjadi sorotan pemerintah karena
peningkatan jumlah penderita yang semakin meningkat. Peningkatan
jumlah penderita diabetes meliitus tidak diiringi dengan peningkatan
tingkat pendidikan dan pengetahuan mengenai penyakit ini. Pengetahuan
yang rendah mengenai penyakit diabetes mellitus juga mempengaruhi
tingkat ketidakberdayaan seseorang. Hal tersebut dikarenakan seseorang
yang tidak mengetahui masalah yang dialaminya cenderung hanya diam,
bingung, dan tidak tahu harus melakukan apa untuk mengatasinya. Peran
perawat dalam hal ini untuk membantu mengatasi ketidakberdayaan
klien, dapat dilakukan dengan cara psikoedukasi kepada klien dan
keluarganya.
Universitas Indonesia
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Diabetes mellitus tipe 2 merupakan penyakit tidak menular yang
diakibatkan oleh pola diit klien. Kebiasaan memakan biskuit dan
mengkonsumsi teh manis dalam kemasan setiap hari dapat menjadi salah
satu penyebabnya. Hal tersebut dikarenakan kandungan indeks glikemik
pada biskuit dan teh manis kemasan tergolong tinggi. Diabetes mellitus
tipe 2 memiliki komplikasi yang dapat terjadi, yaitu hipoglikemi dan luka
seperti yang terjadi pada klien Ibu H. Klien yang harus kembali
mendapatkan perawatan di RS membuat klien merasakaqn
ketidakberdaan dalam dirinya. Klien tidak dapat melakukan apapun dan
klien kehilangan peran sebagai orang tua lagi selama dirawat. Hal
tersebut membuat klien tidak mampu mengendalikan situasi yang
dialaminya. Asuhan keperawatan klien dengan ketidakberdayaan
mempunyai tujuan mengurangi ketidakberdayaan yang dialaminya.
50 Universitas Indonesia
5.2 Saran
5.2.1 Pendidikan
Hasil pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien dengan
ketidakberdayaan ini dapat dijadikan sebagai acuan bahan belajar di
dunia pendidikan keperawatan, khususnya keperawatan jiwa. Penulis
keperawatan dapat menjadikan asuhan keperawatan ini untuk melakukan
modifikasi dalam pemberian asuhan keperawatan klien dengan
ketidakberdayaan.
5.2.2 Pelayanan
Hasil pelaksanaan asuhan keperawatan ini dapat dijadikan gambaran
kepada perawat ruangan untuk memberikan asuhan keperawatan
ketidakberdayaan yang lebih komprehensif. Perawat dapat meningkatkan
pengetahuan tentang tanda, gejala dan intervensi pada klien dengan
ketidakberdayaan. Diharapkan perawat dapat mengoptimalkan pemberian
asuhan keperawatan pada klien dengan ketidakberdayaan.
5.2.3 Penelitian
Universitas Indonesia
INFORMASI UMUM
Inisial klien : Ibu H
Usia : 39 (tahun)
Jenis kelamin : √ perempuan laki-laki
Suku : Sunda
Bahasa dominan : Indonesia
Status perkawinan : belum menikah √ menikah janda/ duda
Alamat : Kampung Curug RT 001 RW 002, Kota Bogor
Barat
Tanggal masuk : 03 Mei 2016
Tanggal pengkajian : 04 Mei 2016
Ruang rawat : Antasena 4, RS DR. H Marzoeki Mahdi Bogor
Nomor rekam medik : 32-23-52
Diagnosa medis : Diabetes Mellitus Tipe 2
Riwayat alergi : Tidak ada
Diet : Diabetes mellitus
KELUHAN UTAMA
Pada saat ini klien merasakan tubuhnya masih lemas, berkeringat, dan
tegang. Klien merasakan nyeri pada bagian bokong kirinya.
PENAMPILAN UMUM DAN PERILAKU MOTOR
Fisik
Berat badan : 47 kg
Tinggi badan : 150 cm
Tanda-tanda vital : TD 120/78 mmHg, Nadi 84 kali/menit, Suhu 36,8O C,
dan RR 18 kali/menit
18.50 WIB
Hb 8,7 g/dl (14-16)
Leukosit 8.870 mm3 (4.000-10.000)
Trombosit 396.000 mm3
Hematokrit 27%
SGOT 11 (<42)
SGPT 10 (<47)
Ureum 10,3 (10-50)
Creatinin 0.43 (0.7-1.4)
GDS 132 mg/dl (<140)
Tingkat Ansietas
Tingkat ansietas (lingkari tingkat ansietas dan chek list perilaku yang ditampilkan)
RinganSedang √BeratPanik
PERILAKU √ PERILAKU √
Tenang Menarik diri
Ramah Bingung √
Pasif Disorientasi
Waspada √ Ketakutan √
Merasa membenarkan lingkungan Hiperventilasi
Kooperatif Halusinasi/delusi
Gangguan perhatian Depersonalisasi
Gelisah √ Obsesi
Sulit berkonsentrasi √ Kompulsi
Waspada berlebihan Keluhan somatic
Tremor Hiperaktivitas
Bicara cepat Lainnya
KELUARGA
Tipe keluarga
nuclear family
√ extended family diad family
single parent family
Pengambilan keputusan
√ kepala keluarga
istri
orang tua
bersama-sama
bersama.
RIWAYAT SOSIAL
Pola sosial
Teman/ orang terdekat
Orang terdekat dari Ibu H adalah suaminya. Pada saat klien tidak
dapat mengatasi masalah atau persoalan yang dialaminya, klien pasti
menceritakan keluh kesahnya kepada suaminya.
Tingkah Laku
Tingkah Laku √ Jelaskan
Resah √ Gelisah, tidak bisa tidur
Agitasi
Letargi
Sikap √ Lemas, waspada, bicara pelan,
Ekspresi wajah √ Terlihat sedih, tegang, murung
Lain-lain
Masalah Keperawatan: Ansietas dan Risiko duka cita
Pola komunikasi
POLA KOMUNIKASI √ POLA KOMUNIKASI √
Jelas √ Aphasis
Koheren √ Perseverasi
Bicara kotor Rumination
Inkoheren Tangensial
Neologisme Banyak bicara/dominan
Asosiasi longgar Bicara lambat
Flight of ideas Sukar berbicara
Lainnya :
Proses Pikir
PERILAKU √
Jelas √
Logis √
Mudah diikuti
Relevan √
Bingung
Bloking
Delusi
Arus cepat
Asosiasi lambat
Curiga
Memori jangka pendek Hilang Utuh √
Memori jangka panjang Hilang Utuh √
Halusinasi √ Jelaskan
Pendengaran -- Tidak ada
Penglihatan -- Tidak ada
Perabaan -- Tidak ada
Pengecapan -- Tidak ada
Penghidu -- Tidak ada
Lain-lain
2. Memori
Gangguan √ Jelaskan
Gangguan daya ingat jangka -
panjang
Gangguan daya ingat jangka -
pendek
Gangguan daya ingat saat ini -
Paramnesia, sebutkan -
Hipermnesia, sebutkan -
Amnesia, sebutkan -
3. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Tingkatan √ Jelaskan
Mudah beralih -
Tidak mampu berkonsentrasi -
Tidak mampu berhitung -
sederhana
Masalah Keperawatan: Tidak ada
IDE-IDE BUNUH DIRI
Ide-ide merusak diri sendiri/ orang lain
Ya Tidak √
Jelaskan: tidak ada ide-ide dari klien untuk melakukan percobaan bunuh
diri
Masalah Keperawatan: Tidak ada
ANALISA DATA
Data Objektif:
Gelisah
Perilaku berhati-hati
Memfokuskan pada diri
sendiri/penyempitan fokus/tidak
berkonsentrasi Nyeri Akut
Luka abses (bisul) dengan luka bagian luar
1x1 dengan kuka dalam 5x10 cm
Lokasi luka berada di bokong sebelah kiri
Tanda-tanda inflamasi positif
(bengkak/tumor, nyeri/dolor,
panas/kolor, merah/rubor)
Ekspresi wajah menahan rasa sakit/nyeri
Data Subjektif
Klien mengatakan susah tidur, dan sering
terbangun dimalam hari
Data Subjektif
Klien mengatakan merasa percuma
melakukan apapun
Klien mengatan sudah rutin ke puskesmas
tapi tetap saja dirawat lagi
Klien mengatakan menggunakan obat,
malah jadi pingsan
Klien mengatakan walaupun makan, tapi
tetap lemas.
Klien mengatakan memikirkan anak dan Ketidakberdayaan
suaminya di rumah
Data Objektif:
Sulit tidur dimalam dan siang hari,
Tidak nafsu makan,
Merasakan badannya
lemas.
Klien juga terlihat banyak diam,
Hanya tertidur di kamar,
Seluruh aktifitas dibantu,
Bicara pelan,
Tidak memantau kesehatannya, dan
Tidak dapat mengambil keputusan.
Data Subjektif
Klien mengatakan lukanya sudah sejak 1
minggu yang lalu.
Klien mengatakan luka berasal dari abses
(bisul) yang telah ada 1 bulan yang lalu
Klien mengatakan lukanya belum pernah
dibersihkan
Klien mengatakan sudah mengetahui
lukanya hanya kecil Kerusakan integritas
jaringan
Data Objektif
Luka dengan diameter 1 cm di bagian luar
Luka dengan panjang 10 cm dan lebar 5 cm
Luka dengan produksi pus dan darah
Luka tidak nampak jaringan granulasi dan
nampak putih.
Luka tidak tertutup oleh kassa atau plester
untuk luka (dibiarkan terbuka).
Lampiran 3
Seluruh aktifitas
dibantu, Peningkatan harga diri pasien Meningkatkan harga diri dan mengurangi
kesehatannya, dan
Tidak dapat mengambil
keputusan.
Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
Kerusakan integritas Setelah tindakan keperawatan, Mandiri:
jaringan kerusakan integritas jaringan Kaji kulit untuk luka terbuka, Memberikan informasi tentang
dapat diatasi dengan criteria benda asing, kemerahan, sirkulasi kulit dan mengkaji
Ditandai dengan: hasil: perdarahan, perubahan warna, karakteristik luka untuk penanganan
Data Subjektif Penyembuhan luka kelabu, memutih lebih lanjut
Klien mengatakan Tidak terdapat tanda-tanda
lukanya sudah sejak infeksi Perawatan luka setiap hari Melakukan perawatan luka untuk
1 minggu yang lalu. mencegah resiko infeksi yang terjadi
Klien mengatakan luka pada luka
berasal dari abses (bisul)
yang telah ada 1 bulan Ubah posisi dengan sering. Memungkinkan pus dan darah dapat
yang lalu keluarn melalui luka yang ada
Klien mengatakan
Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
lukanya belum pernah Kaji posisi posisi fiksasi luka Posisi yang tak tepat dapat
dibersihkan menyebabkan cedera kulit/
Klien mengatakan sudah kerusakan.
mengetahui lukanya
hanya kecil
Data Objektif
Luka dengan diameter 1
cm di bagian luar
Luka dengan panjang 10
cm dan lebar 5 cm
Luka dengan produksi
pus dan darah
Luka tidak nampak
jaringan granulasi dan
nampak putih.
Luka tidak tertutup oleh
Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
kassa atau plester untuk
luka (dibiarkan terbuka).
Lampiran 4
CATATAN KEPERAWATAN
Ansietas: A:
DS: Nyeri akut teratasi sebagian
Klien mengatakan susah Ansietas teratasi sebagian
tidur, dan sering terbangun
dimalam hari P:
Klien mengatakan bingung Latihan posisi aman dan
tentang kondisinya saat ini nyaman
Klien mengatakan jantung Latihan teknik relaksasi
berdebar-debar napas dalam
Latihan teknik distraksi
DO:
Berkeringat,
gelisah,
tampak waspada,
fokus pada diri sendiri,
lemah
Diagnosa keperawatan:
Nyeri akut
Ansietas
Tindakan Keperawatan:
Nyeri Akut
1. Memb ina hubungan saling
percaya
2. Mengkaji nyeri
3. Memberikan posisi aman
Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi
dan nyaman pada klien
4. Mengajarkan teknik
relaksasi napas dalam
5. Perhatikan respon nyeri
Ansietas
1. Membina hubungan saling
percaya
2. Mengajarkan teknik
relaksasi napas dalam
3. Mengajarkan teknik distraksi
CATATAN KEPERAWATAN
DO:
Luka dengan diameter 1 cm
Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi
di bagian luar
Luka dengan panjang 10 cm
dan lebar 5 cm
Luka dengan produksi pus
dan darah
Luka tidak nampak jaringan
granulasi dan nampak putih.
Luka tidak tertutup oleh
kassa atau plester untuk luka
(dibiarkan terbuka).
Diagnosa keperawatan:
Nyeri akut
Ansietas
Ketidakberdayaan
Kerusakan integritas jaringan
Tindakan Keperawatan:
Nyeri Akut
1. Membina hubungan saling
percaya
2. Mengkaji nyeri
3. Memberikan posisi aman
dan nyaman pada klien
4. Mengajarkan teknik
relaksasi napas dalam
5. Mengajarkan teknik guide
imagery
6. Perhatikan respon nyeri
Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi
Ansietas
1. Membina hubungan saling
percaya
2. Mengajarkan teknik
relaksasi napas dalam
3. Mengajarkan teknik distraksi
4. Mengajarkan hipnosis 5 jari
5. Memotivasi kegiatan
spiritual
Ketidakberdayaan
1. Membina hubungan saling
percaya
2. Membantu klien mengenal
penyebab
ketidakberdayaannya
3. Membantu klien
mengungkapkan
perasaannya
Mahasiswa,
Bicara pelan,
Tidak memantau P:
Diagnosa keperawatan:
Nyeri akut
Ansietas
Ketidakberdayaan
Kerusakan integritas jaringan
Tindakan Keperawatan:
Nyeri Akut
1. Membina hubungan saling
percaya
2. Mengkaji nyeri
3. Memberikan posisi aman
dan nyaman pada klien
4. Mengajarkan teknik
relaksasi napas dalam
5. Mengajarkan teknik guide
imagery
6. Perhatikan respon nyeri
Ansietas
1. Membina hubungan saling
percaya
2. Mengajarkan teknik
relaksasi napas dalam
Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi
3. Mengajarkan teknik distraksi
4. Mengajarkan hipnosis 5 jari
5. Memotivasi kegiatan
spiritual
Ketidakberdayaan
1. Membina hubungan saling
percaya
2. Membantu klien mengenal
penyebab
ketidakberdayaannya
3. Membantu klien
mengungkapkan
perasaannya
4. Membantu klien
mengidentifikasi pemikiran
negatif
5. Membantu klien
meningkatkan pemikiran
positif
Mahasiswa,
Mahasiswa,
Tindakan Keperawatan:
Ketidakberdayaan
1. Membina hubungan saling
percaya
2. Membantu klien mengenal
penyebab
ketidakberdayaannya
3. Membantu klien
mengungkapkan
perasaannya
4. Membantu klien
mengidentifikasi pemikiran
negatif
5. Membantu klien
meningkatkan pemikiran
positif
6. Melatih kegiatan yang masih
dapat dikontrol klien
Mahasiswa,
Diagnosa keperawatan: P:
Kerusakan integritas jaringan Latihan posisi aman dan
nyaman
Latihan teknik relaksasi
napas dalam
Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi
Tindakan Keperawatan: Latihan teknik distraksi
Kerusakan Integritas Jaringan Latihan guide imagery
1. Mengkaji kondisi kulit Latihan hipnosis 5 jari
2. Melihat adanya tanda-tanda Latihan melaksanakan
infeksi kegiatan spiritual
3. Mengkaji produksi luka
Latihan mengungkapkan
4. Melakukan perawatan luka
perasaannya
5. Melihat perkembangan luka
Latihan pemikiran positif
6. Memantau kadar gula darah
Latihan afirmasi positif
7. Memotivasi peningkatan
Latihan melakukan
kebersihan diri klien
kegiatan yang dapat
dilakukan secara mandiri
Mahasiswa,
Mahasiswa,
Tindakan Keperawatan: A:
Kerusakan Integritas Jaringan Kerusakan integritas kulit
1. Mengkaji kondisi kulit teratasi (lanjutkan perawatan
2. Melihat adanya tanda-tanda di puskesmas
infeksi
Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi
3. Mengkaji produksi luka P:
4. Melakukan perawatan luka Latihan posisi aman dan
5. Melihat perkembangan luka nyaman
6. Memantau kadar gula darah Latihan teknik relaksasi
7. Memotivasi peningkatan napas dalam
kebersihan diri klien Latihan teknik distraksi
Latihan guide imagery
Rencana Tindak Lanjut Latihan hipnosis 5 jari
1. - Latihan melaksanakan
kegiatan spiritual
Latihan mengungkapkan
perasaannya
Latihan pemikiran positif
Latihan afirmasi positif
Latihan melakukan
kegiatan yang dapat
dilakukan secara mandiri
Mengatur pola makan
Mengatur menu diit
Rutin periksa di
puskesmas
Mahasiswa,
A. Identitas Personal
Nama : Hutami Lestyo Rahayu
Tempat, Tanggal
: Bandar Lahir Jenis
Lampung, Kelamin 1992
09 Desember
Status Alamat
: Perempuan
: Belum Menikah
: Jalan Purnawirawan Gg Swadaya 8 No 9 Gunung Terang, Tanjung Karang Barat, Bandar Lampun
Nomor Telepon Email
: +6285781413664
Agama
Kewarganegaraan
: Islam
: Warga Negara Indonesia