SARTO, S.Kep
1406649971
FAKULTAS ILMUKEPERAWATAN
PROGRAM PROFESI NERS
DEPOK
JUNI 2017
Universitas Indonesia
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
UNIVERSITAS INDONESIA
SARTO, S.Kep
1406649971
FAKULTAS ILMUKEPERAWATAN
PROGRAM PROFESI NERS
DEPOK
JUNI 2017
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
UNIVERSITAS INDONESIA
SARTO, S.Kep
1406649971
FAKULTAS ILMUKEPERAWATAN
PROGRAM PROFESI NERS
DEPOK
JUNI 2017
ii
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
2017
iii
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
iv
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya,
sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir Ners ini dengan judul
“Analisa Praktik Profesi Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan
pada Pasien Ca Buli dengan intervensi kateter irigasi post TURBT di LT4
Selatan RSUP Fatmawati tepat pada waktunya.
Saya menyadari bahwa banyak pihak yang turut membantu dan memberikan
bimbingan kepada saya dalam menyelesaikan KIAN ini. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih khususnya kepada Ibu Ns Dikha Ayu Kurnia, S.Kep.,
M.Kep., Sp.Kep.MB selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,
tenaga dan pikiran dalam mengarahkan saya untuk menyelesaikan KIAN ini.
Ucapan terima kasih juga saya ucapkan kepada :
1. Ibu Dra. Junaiti Sahar, S.Kp., M.App.Sc., Ph.D selaku dekan Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia beserta jajaran civitas
akademiknya.
2. Ibu Dr. Rr. Tutik Sri Hariyati, S.Kp.,M.A.R.S selaku dosen penguji yang
telah memberikan banyak masukan yang membangun untuk KIAN ini.
3. Ibu Ns Indah Setia Pertiwi, S.Kep selaku penguji dan CI ruangan yang
telah memberikan waktu dan tenaganya untuk membimbing.
5. Pipin Anita selaku istri yang setia dalam memberi motivasi selama
perkuliahan.
v
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
7. Sahabat dan teman-teman profesi angkatan 2016 yang selalu meluangkan
waktu dan memberi motivasi dalam penyelesaian KIAN ini.
8. Semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan tugas Akhir ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda atas segala bantuan
yang diberikan kepada saya. Saya menyadari bahwa dalam penyusunan KIAN ini
masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu segala kritik dan saran yang
membangun saya harapkan agar dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga karya
Ilmiah Akhir ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
Penulis
vi
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
vii
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
ABSTRAK
Nama : Sarto
Pembimbing
viii
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
ABSTRACT
Name : Sarto
Study Program : Ners
Title :Analysis of Comunity Nursing Practice Urban in Patient
Bladder Cancer with Intervention Irrigation Cathteter in 4th
Ward South Fatmawati hospital
Bladder cancer is the most problem people who live in city, environment, smoke
and lifestyle is risk factor who get bladder cancer. This paper aims to show how
to care patient with bladder cancer on bladder irrigation with cathteter. To
prevention cathteterisation associated urinary tract infection by doing care of
cathteter everyday using chlorhexidin 2%. To reduce urinary tract infections.
Pembimbing
ix
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
DAFTAR ISI
x
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
3.1 Pengkajian ............................................................................................................... 40
3.2 Analisa Data ........................................................................................................... 45
3.3 Rencana Asuhan Keperawatan................................................................................ 47
3.4 Implementasi keperawatan...................................................................................... 50
BAB IV ............................................................................................................................ 54
PEMBAHASAN ............................................................................................................... 54
4.1 Analisis Masalah Keperawatan dengan Konsep Terkait KKMP dan Ca Buli Post
TURBT ......................................................................................................................... 54
4.2 Analisis Masalah Keperawatan erkait Intervensi Kateter Irigasi post TURBT 57
BAB V .............................................................................................................................. 59
PENUTUP ........................................................................................................................ 59
5.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 59
5.2 Saran ....................................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 61
xi
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan
dan manfaat penulisan karya tulis akhir ini.
Kanker bulli merupakan penyebab kedua kematian kanker pada laki-laki setelah
ca prostat (KEMENKES RI, 2015). Di USA menurut Society Urologic Nurses
and Associates (SUNA, 2013), ca bulli merupakan penyebab kanker keempat
menimbulkan kematian pada laki-laki dan kesebelas pada kejadian ca pada
perempuan pada tahun 2004. Tahun 2014 ditemukan 74.690 kasus baru dan
15.580 kematian akibat ca bulli (Siegel et al, 2014). World Cancer Research
Fund International (2014), tahun 2012 ditemukan penderita baru ca bulli
sebanyak 430.000 orang atau 3% dari total jumlah kasus baru semua kanker.
Jumlah penderita ca bulli di RSUP Fatmawati periode Januari – Mei 2017
sebanyak 12 orang, dengan 30% diantaranya meninggal dunia (Instalasi Rawat
IRNA Teratai, 2017). Sejumlah 30% lebih kematian penderita ca bulli disebabkan
oleh gaya hidup tidak sehat serta makanan yang dikonsumsi. Indeks massa tubuh
yang tinggi, kurang konsumsi buah dan sayur, kurang aktivitas fisik, perokok dan
konsumsi alkohol.
Penyebab dari ca bulli diantaranya adalah merokok, usia lanjut, riwayat kanker
pada keluarga, terpapar faktor presipitasi (pabrik lateks, tekstil, cat), iritasi kronis
akibat pemasangan kateter urine, terpapar radiasi (SUNA, 2013). Menurut
1
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
2
National Cancer Institut (NCI, 2014), kejadian ca bulli meningkat pada usia 60-
70 tahun. Upaya pencegahan kanker dapat dilakukan dengan cara mengurangi
faktor resiko tersebut. Deteksi dini pada kasus kanker dapat mempengaruhi
prognosis suatu kanker (KEMENKES RI, 2015). Individu yang beresiko terkena
ca bulli adalah yang bekerja di pabrik cat, pabrik logam, pabrik kertas, ban dan
karet, supir truck dan perminyakan (Piyush, 2014).
Masyarakat perkotaan dengan berbagai macam jenis pekerjaan, gaya hidup serta
pola makan yang tidak sehat merupakan kelompok masyarakat yang rentan
terkena ca bulli. World Cancer Research Fund International (WCRFI, 2014),
penderita ca bulli meningkat pada negara-negara maju dan sedikit berkurang pada
negara Asia. Usia harapan hidup yang lebih lama di perkotaan turut menunjang
resiko terjangkitnya ca bulli. Tahun 2007 WCRFI menemukan fakta bahwa
masyarakat yang gemar mengkonsumsi minuman mengandung arsenik
meningkatkan faktor terjadinya ca bulli. Anggur dan bir merupakan salah satu
minuman paling banyak mengandung arsenik. Sedangkan individu yang sering
mengkonsumsi buah dan sayuran serta minum teh dapat menurunkan angka
kejadian ca bulli (WCRFI, 2014). Pekerja kantoran di perkotaan menyebabakan
penurunan aktivitas fisik yang dapat mempengaruhi statisitas urine dan beresiko
terhadap ca bulli. National Cancer Institut (2014), faktor resiko ca bulli terdiri
atas faktor eksogen, endogen, industri dan metabolisme.
Grade dan stage dari ca bulli digunakan sebagai dasar untuk menentukan tindakan
pada penderita ca bulli. Pilihan tindakan pada ca bulli memepertimbangkan usia,
kesehatan secara umum, keuntungan serta efek samping dari suatu pilihan
intervensi. Trans Uretral Resection (TUR) dilakukan untuk mengangkat jenis ca
bulli pada lapisan superfisial, namun dapat dikombinasikan dengan intravesical
kemoterapi. Yaitu memberikan obat kemoterapi kedalam vesika urinari, dapat di
lakukan setelah TUR atau untuk membunuh sel kanker berulang (Pittman, 2013).
Intervensi keperawatan pada post operasi TUR meliputi manajemen nyeri dan
bladder irrigation (Pittman, 2013; Beokhorst, 2012).
Mengatasi rasa nyeri pada klien post operasi bertujuan untuk meningkatkan rasa
nyaman serta mencegah kontraksi bladder yang dapat memicu perdarahan post
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
3
TUR. Pemasangan kateter pada tindakan post TURBT dapat memicu terjadi
infeksi nosokomial. Menurut WHO pada tahun 2002 infeksi nosokomial yang
paling sering terjadi yaitu infeksi saluran kemih, infeksi luka operasi, infeksi
pembuluh darah atau plebitis dan pneumonia (Tsai & Caterson, 2014; Muhammed
et all, 2014). Intervensi keperawatan pada klien dengan pemasangan kateter urin
merupakan salah satu upaya menurunkan angka infeksi tersebut. Rekomendasi
yang di keluarkan oleh Society of Urologic Nurses and Associates (2015)
khususnya bagi perawat adalah cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan invasif,
penggantian kateter atas dasar bukti klinis, gunakan kateter ukuran kecil, gunakan
auqades steril untuk balon kateter, fiksasi kateter ke arah paha atau perut pasien,
urine kultur tidak dianjurkan jika kateter terpasang lama ganti dengan yang baru.
Urine kultur dilakukan dengan prinsip steril setelah kateter baru terpasang
(SUNA, 2015).
Berdasarkan latar belakang tersebut, karya ilmiah ini akan membahas mengenai
analisis praktik klinik keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan pada pasien
ca bulli di IRNA Teratai LT 4 Selatan RSUP Fatmawati. Pencegahan infeksi
nosokomial pada pasien post TURBT melalui intervensi keperawatan perawatan
kateter.
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
4
2. Melakukan asuhan keperawatan pada pasien pre dan post operasi ca bulli.
2. Pendidikan
3. Penulis Selanjutnya
Hasil penulisan ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk melakukan evidence
based practice yang serupa dengan kasus lain melalui penelitian terbaru.
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
6
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini membahas mengenai tinjauan teori yang barkaitan dengan judul
karya tulis akhir ini yaitu analisis praktek klinik asuhan keperawatan pada ca buli
dengan intervensi pencegahan infeksi pada kateterisasi urin. Bab ini juga
membahas mengenai konsep kesehatan masyarakat perkotaan.
Suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai oleh strata sosial
ekonomi yang heterogen serta corak matrialis di sebut kota (Bintarto, 1984).
Kota merupakan pusat inovasi, pergerakan politik, kreativitas, perubahan
budaya serta transformasi sosial dan tekanan politik (Bourne, 2007). Kota
berperan besar dalam menyediakan lapangan pekerjaan, pusat budaya,
industri, teknologi dan merupakan tempay untuk meningkatkan pendapatan
(State of the environment and policy restrospective, 2002). Perkembangan
zaman dan keadaan demografi suatu perkotaan sangat mempengaruhi
masalah kesehatan masyarakat perkotaan. Perkembangan tersebut meliputi
tingkat kepadatan penduduk, transportasi, pusat perbelanjaan dan
pembangunan gedung-gedung bertingkat. Jakarta sebagai pusat Ibu kota
Negara yang merupakan salah satu megacity di Asia terkena dampak
fenomena tersebut. Keunggulan mata ajar KKMP yaitu membuat mahasiswa
mampu mengembangkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor untuk
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
7
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
8
persarafan pada kandung kemih. Pleksus ini berasal dari segmen Lumbal
pertama dan kedua.en berjalan bersama saraf simpatik melalui plexus
hypogastricus dan masuk ke medula spinalis setinggi segmen lumbalis
pertama dan kedua. Muskulo destruksor vesika di hambat oleh saraf
simpatik sehingga tidak mengalami fase kontraksi dan muskulo spinkter
vesika mengalami penutupan. Saraf parasimpatik merangsang kontraksi
otot destruksor vesika dan menghambat kerja otot sphinctervesicae (Snell
2011).
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
9
Pada orang dewasa, refleks regangan sederhana ini dihambat oleh aktivitas
kortex cerebri sampai waktu dan tempat untuk miksi tersedia. Serabut-
serabut inhibitor berjalan ke bawah bersama tractus corticospinalis menuju
segmen sacralis kedua, ketiga, dan keempat medula spinalis. Kontraksi
musculus sphincter urethrae yang menutup urethra dapat dikendalikan
secara volunter; dan aktivitas ini dibantu oleh musculus sphincter vesicae
yang menekan leher vesica urinaria (Snell 2011).
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
10
Sel yang terpapar oleh zat karsinogen akan mengalami perubahan baik
fisik maupun fisiologisnya. Sel akan terus tumbuh tidak terkontrol dan
semakin membesar disebut tumor. Pada kandung kemih jenis tumor ada
dua yaitu tumor jinak (benigna) dan ganas (maligna) menurut National
Cancer Institut (NCI, 2010). Ca buli sering terjadi pada usia diatas 50
tahun dan tinggal didaerah industri, paparan zat kimia industri (cat,
tekstil), riwayat penggunaan cyclophosphamide, dan merokok
meningkatkan resiko kanker kandung kemih (Joan dan Lyndon ,2014; Di
Giulio,et al., 2007).
B. Etiologi
Penyebab pasti ca buli sampai sekarang belum dapat di tentukan dengan
pasti, namun terdapat beberapa faktor resiko pada individu tertentu.
Menurut NCI (2010) dan WRCFI (2014), beberapa faktor resiko ca buli
diantaranya adalah:
1. Merokok, asap rokok dapat menyebabkan kerusakan DNA sel organ.
Menurut Cancer Research UK (2016), zat kimia yang ditemukan pada
rokok yang merusak DNA adalah benzene, polonium-210, benzopyrene,
dan nitrosamine. Meningkatnya kadar zat kimia tersebut menyebabkan
perubahan DNA sel, sehingga proses apoptosis sel mengalami perubahan.
Terjadinya kanker pada seseorang berbeda-beda dipengaruhi oleh jumlah
paparan zat, lamanya terpapar zat, kesehatan individu serta faktor lainnya.
Pada asap rokok terdapat zat karsinogen berupa zenobiotik, zat ini
merupakan salah satu oksidan. Radikal bebas bebas ini dapat
menyebabkan penurunan serum, berkurangnya jumlah antioksidan, B12
dan sel darah merah (Maninno, et al., 2003; Tungtrongchitr, et al., 2003
dalam Rouissi,et al., 2011; Harnack et al, 1997)
2. Individu yang bekerja di pabrik kimia (terutama cat), pabrik rokok, tempat
pengolahan bahan-bahan kulit serta pekerja salon. Orang tersebut memiliki
resiko lebih besar akibat terpapar dengan zat karsinogen (senyawa amin
aromatic: 2 naftilamin, bensidin dan 4 aminobifamil). Zat karsinogen
tersebut menyebabkan kerusakan pada DNA sel, terjadi pembelahan sel
abnormal sehingga menjadi tumor.
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
11
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
12
C. Bentuk Tumor
Tumor buli-buli dapat berbentuk, antara lain: (Yosef 2007) papiler, tumor
non invasif (in situ), noduler (infiltrat), campuran antara papiler dan filtrate.
Gemill et al (2013) membagi tumor buli dalam dua grade yaitu low grade
(tumor superfisialis) dan high grade (tumor invasif). Tumor superfisialis
dapat kembali muncul dan menyebar hingga lapisan otot, tumor invasif
tumbuh cepat dan menembus dinding otot kandung kemih. Berdasarkan
besar dan penyebarab tumor, ca buli dabagi menjadi beberapa stage:
a. T0: tumor tidak tampak.
b.Tis: tumor in situ.
c. Ta: tumor papilar tanpa disertai invasi ke dinding kandung kemih.
d. T1: invasi ca sampai ke bawah jaringan tisu hingga lamina propia.
e. T2: ca menyebar hingga lapisan otot kandung kemih.
f. T3: ca menyebar hingga jaringan lemak sekitar kandung kemih.
g. T4: ca menyebar ke organ lain.
D. Patofisiologi
Meningkatnya usia harapan hidup pada seseorang merupakan salah satu
faktor resiko terkena ca buli (Brunner &Suddarth. 2002). Pafda laki-laki
dengan usia diatas 50 tahun resiko mengidap ca buli lebih besar daripada
perempuan. Semakin bertambah usia seseorang, imunitas menurun
sehingga rentan terpapar oleh radikal bebas. Merokok serta terpapar
dengan zat karsinogenik trurt meningkatkan seseorang mengidap ca buli
(Jameson, 2008). Proses terpaparnya kandung kemih dengan zat-zat
karsinogen dimulai dengan terserapnya radikal bebas didalam sirkulasi
darah. Selanjutnya zat tersebut terfiltrasi diglomerolus untuk diekskresi
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
13
bersama urin. Radikal bebas bergabung dengan urin secara terus menerus
dan masuk ke kandung kemih. Selanjutnya terjadi stagnasi radikal bebas,
radikal bebas ini menimbulkan kerusakan pada DNA dan RNA. Kerusakan
DNA menstimuli sel tubuh untuk melakukan pernbaikan, akibat terpapar
zat karsinogen maka dalam proses perbaikan DNA tersebut mengalami
mutasi pada genom sel somatik. Mutasi dari genom sel somatik
menyebabkan pengaktifan onkogen yang mendorong proses pertumbuhan,
terjadinya perubahan gen yang mengendalikan pertumbuhan dan yang
terakhir adalah penonaktifan gen supresor kanker. Ketiga hal tersebut
mengakibatkan produksi gen regulatorik hilang. Pada akhirnya ca buli
terjadi akibat dari replikasi DNA yang berlebihan di dalam kandung kemih
(M. B. Amin, (2013).
E. Manifestasi Klinis
Pada ca buli terdapat manifestasi klinis berupa:
1. Lokal
Obstruktif, keluhan berupa kencing sedikit, hal ini diakibatkan
oleh obstruksi aliran urin akibat dari tumbuhnya tumor yang
menutup aliran menuju uretra.
Hematuria, angiogenesisi pada sel tumor serta massa tumor
yang mudah ruptur dapat menimbulkan perdarahan dan
dikeluarkan melalui urin.
Keluhan adanya aliran berkemih yang melemah diakibatkan
karena adanya obtruksi oleh massa tumor, sehingga kencing
menjadi sedikit dan mengakibatkan pancaran melemah.
Iritatif, terjadi peningkatkan frekuensi berkemih karena adanya
retensi urine dan pengisian kandung kemih secara kontinyu.
Urgensi, nocturia ( jarang ), urgen incontinensia, disuria
2. Sistemik
Gejala sistemik akan terjadi bila kondisi ca bulli telah menjadi suatu
komplikasi, gejala yang ditunjukan dapat berupa upaya kompensasi
tubuh untuk mempertahankan fungsi fisiologi, diantaranya:
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
14
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
15
F. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik yang bisa dilakukan, antara lain:
1. Palpasi Bimanual (Shenoy 2014) penebalan dinding buli, mobilitas,
fiksasi, dan keras tidaknya tumor dapat ditentukan dengan palpasi.
Palpasi bimanual dilakukan dengan narkose umum (supaya otot buli-
buli relaks) pada saat sebelum dan sesudah reseksi tumor TUR buli-
buli. Kontribusi perawat dalam pemeriksaan bimanual adalah untuk
mengetahui apakah teraba tumor pada dasar buli-buli dengan bantuan
general anestesi sesuai prosedur.
2. Pemeriksaan Laboratorium (Nursalam 2009)
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
16
a. Laboratorium rutin.
1. Pemeriksaan hemoglobin, untuk mengetahui adanya anemia,
nilai normal pada laki-laki adalah 13-16 g/dl.
2. Pemeriksaan darah tepi lainnya seperti hematokrit, trombosit
dan leukosit.
b. Pemeriksaan Fungsi Faal Ginjal, Pemeriksaan fungsi ginjal,
sebagai evaluasi adanya kerusakan fungsi ginjal atau tidak;
1. BUN, kerusakan pada fungsi ginjal menyebabkan eksresi urea
yang tidak maksimal dan ditunjukan dengan adanya
peningkatkan kadar nitrogen urea darah (Joan dan Lyndon
2014). Nilai normal ureum 10-45 mg/dl.
2. Kreatinin Serum, derajat kerusakan ginjal dapat diukur dengan
menilai kadar nitrogen serum, karena ganggguan ginjal yang
berat dan persisten akan menyebabkan peningkatan kreatinin
yang signifikan (Joan dan Lyndon 2014). Nilai normal adalah
0,9-1,5 mg/dl.
c. Urinalisis
Pemeriksaan air seni untuk melihat adanya darah dalam air seni,
khususnya yang kasat mata. Selain itu juga untuk mengetahui
adanya epitel, eritrosit, atau leukosit pada urin. Pemeriksaan
sitologi urin, memiliki sensitifitas 38-78%, dan meningkat pada
tumor tingkat tinggi. Kultur air seni dapat diperiksa untuk
menyingkirkan adanya infeksi atau peradangan.
Tumor marker pada ca buli adalah NMP 22 (Nuclear Matrix
Protein), kadar NMP 22 pada orang normal adalah kurang dari 10
u/ml. Pada fase awal ca buli, sel kanker akan melepaskan NMP 22
sehingga akan menyebabakan peningkatan kadar NMP 22 dalam
urine (Alere, 2017).
d. Sitologi Urin, merupakan jenis pemeriksaan sel-sel urotelium yang
terlepas bersama urin (biasanya nilai negatif palsu tinggi).
Pemeriksaan dilakukan dengan mikroskop melalui sampel sel-sel
didalam urin. Tujuan dari pemeriksaan ini dilakukan untuk
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
17
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
18
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
19
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
20
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
21
Web of Caution
Faktor-faktor resiko
Genetik Life style Riwayat Obat/ Invasi kuman Pekerjaan (pabrik cat,
penyakit tindakan penyamak kulit, tembakau,
dahulu pegawai salon)
Lokal Sistemik
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
22
oedema MK:
Penurunan
Hidroureter
cardiac output
MK:
Hidronefrosis MK: Peningkatan
Nyeri volume cairan
Akut
Mual muntah
MK: Mual
Penatalaksanaan
MK : Resiko MK : Resiko
Kerusakan Integritas infeksi
Kulit
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
23
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
24
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
25
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
26
1. Identitas klien
a. Usia:
Menurut Brunner & Suddarth (2004), kanker kandung kemih lebih
sering terjadi pada orang dewasa berusia 50 sampai 70 tahun, usia
rata-rata pada saat diagnosis adalah 65 tahun. Jenis kelamin, pada
pria memiliki resiko 3 kali lipat lebih besar dibanding dengan
wanita (Brunner & Suddarth, 2004).
b. Pekerjaan:
Pekerja di pabrik bahan kimia, penyamak kulit, pegawai salon,
pewarna, karet, minyak bumi, industri kulit, dan percetakan
memiliki risiko lebih tinggi. Karsinogenik yang spesifik meliputi
benzidin, betanaphthylamine, dan 4-aminobiphenyl. Perkembangan
tumor dapat berlangsung lama (Tanagho & J. W. McAninch, 2007).
2. Riwayat keperawatan
a. Keluhan Utama : Klien akan mengeluhkan hematuria.
b. Riwayat Penyakit Sekarang:
Keluhan obstruktif berupa:kencing sedikit, hematuria, pancaran
melemah. Sedangkan keluhan iritatif berupa: frekwensi, urgency,
nocturia (jarang), urgent inkontinencia dan dysuria
c. Riwayat Penyakit Dahulu:
Orang-orang yang memiliki riwayat kanker kandung kemih, infeksi
kronis saluran kencing, dan infeksi dari parasit memiliki
kemungkinan untuk kembali memiliki penyakit yang sama
(National Cancer Institute 2010).
d. Riwayat Kesehatan Keluarga:
Keluarga yang memiliki riwayat kanker kandung kemih maupun
kanker lain seperti kanker kolon dan kanker ginjal (RCC) akan
menimbulkan resiko kanker kandung kemih (NCI, 2010).
e. Kondisi lingkungan tempat tinggal:
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
27
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
28
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
29
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
30
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
31
Tujuan :1.Setelah
Lakukan
dilakukan
tindakan
tindakan
pencegahan
keperawatan selama 3x
infeksi, hand hygiene.
Kriteria Hasil :
2. Batasi jumlah pengunjung,
-Klien tidak demam.
3. Lakukan perawatan kateter
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
32
Infection control
6. Instruksikan pengunjung
untuk mencuci tangan saat
memasuki dan meninggalkan
ruangan pasien
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
33
perawatan pasien
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
BAB III
Bab ini memebahas tentang kasus kelolaan pasien dengan ca buli, mulai dari
pengkajian hingga evaluasi. Implementasi dan evaluasi sesuai dengan analisis
kasus tentang intervensi kateter post TURBT.
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas Pasien
3.1.2 Anamnesis
Klien mengatakan BAK ada darah, nyeri VAS 2 pada daerah atas
kemaluan tidak menjalar, keluhan timbul sejak Januari 2016.
40
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
41
Tidak ada riwayat penyakit keturunan dalam keluarga klien, tidak ada
keluarga yang pernah terkena tumor atau kanker.
Post operasi 18 Mei 2017 jam 08.30 WIB pasien masih tampak baring di
tempat tidur, kedua kaki sudah bisa bergerak bebas, riwayat anestesi
spinal mobilisasi bedrest / 12 jam.
e. Sirkulasi
Pengkajian post operasi 18 Mei 2017 jam 08.30 WIB kesadaran Compos
mentis, GCS 15, TD: 130/70 mmhg, nadi 82 x/menit, rr: 20 x/menit.
c. Integritas ego
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
42
g. Eliminasi
h. Makanan/cairan
i. Hygiene
j. Neuro sensori
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
43
k. Nyeri / ketidaknyaman
l. Pernafasan
Pasien tidak memiliki riwayat sakit paru-paru, astma dan tidak pernah
merasa sesak nafas. Frekuensi nafas 20 x/menit, pergerakan dinding
dada simetris, suara nafas vesikuler. Tidak ada cianosis dan tidak
menggunakan otot bantu pernafasan.
m. Keamanan
Pasien tidak ada riwayat jatuh/ kecelakaan dalam 3 bulan terakhir atau
sebelumnya, tidak aad riwayat alergi. Tonus otot ROM aktif.
Efek pembiusan sudah tidak terasa, kedua kaki mampu bergerak, tidak
ada k2-4elemahan.
n. Interaksi sosial
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
44
a. Laboratorium
12-04-2017 16-05-2017
Urinalisa -
Warna Kuning Kuning
Kejernihan Jernih Jernih
Urobilinogen 0,2 <1.00 E U/dl
Albumin Negatif Negatif
Berat jenis 1025 1.005-1.030
Lekosit Positif 1 Negatif
Sedimen urin - Nilai Normal laki-
Epithel 10,4 laki:
Lekosit 85,4 <=5,7/ul
Eritrosit 17,9 <=9/ul
Bakteri 20,3 <=10/ul
<=12/ul
Hematologi -
Heaemoglobin 12,6 13-17 g/dl
Hematokrit 38 33-45 %
Leukosit 10,400l 5,1-11,1/ul
Trombosit 345.000 150-440/ul
Eritrosit 4,4 4.40- 5.50 juta
Gol darah A/+
Hemostasis -
APTT 23,5 26-43 detik
Kontrol APTT 30,7
PT 12,7 10,5-24,5 detik
Kontrol PT 13,6
Fungsi Ginjal -
Ureum 45 20-40 mg/dl
Creatinin 1,7 0.6-1,5 mmol/l
Elektrolit Darah -
Natrium 142 135-147 mmol/l
Kalium 4,07 3,5-5,5 mmol/l
Clorida 108 95-108 mmol/l
Diabetes -
GDN 83 80-100 mg/dl
GDPP 125 80-145 mg/dl
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
45
b. Radiologi
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
46
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
47
kadang- kadang
ingin tetap
mengejan.
DO :
- Klien terpasang
katetr sejak tanggal
17 Mei sore, pasca
operasi TURBT.
- DC no 24 treeway
pro spooling
dengan NaCl 0,9%
40 gtt/mnt.
3. DS : Resiko Cedera
DO : Pasien post op
dengan spinal
anestesi.
Kes CM, GCS15.
Scale Morse: 50.
-Pasien terpasang
DC no 24.
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
48
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
49
-Monitor kerentanan
terhadap infeksi
-Evaluasi poduksi
kateter, warna dan
aliran untuk proses
pelepasan kateter.
-Kolaborasi pemberian
antibiotik.
- Anjurkan pasien
menjaga kebersihan
area perianal.
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
50
- Kolaborasi : pemberian
cairan intra vena dan
pemberian obat-obatan
analgetik.
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
51
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
52
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
53
Intake
minum; 500cc
IVFD ; 250cc
Jumlah = 750cc
Output :
Urine; 500 cc
IWL ; 150cc
Jumlah =650cc
Balance =+100cc.
A: Gangguan eliminasi
urine teratasi sebagian.
P: - observasi aliran kateter
pasca stop irirgasi.
- Rencana aff kateter 21
Mei 2017.
- Ajarkan bladder
training.
Ttd Sarto, S.Kep
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
54
BAB IV
PEMBAHASAN
Bab ini membahas analisis praktek klinik asuhan keperawatan terkait dengan
KKMP dan pasien kelolaan dengan berbagai sumber yang sesuai. Analsis
intervensi perawatan kateter irigasi post TURBT.
Masyarakat perkotaan dengan beragam gaya hidup dan berbagai macam jenis
pekerjaan, merupakan kelompok masyarakat yang rentan terkena ca buli.
Penderita ca buli meningkat pada negara-negara maju dan industri, angka
penderita ca buli sedikit berkurang pada negara Asia menurut World Cancer
Research Fund International (WCRFI, 2014). Usia harapan hidup yang lebih
lama di perkotaan turut menunjang resiko terkena ca buli. Tahun 2007,
WCRFI menemukan fakta bahwa masyarakat perokok dan gemar
mengkonsumsi minuman mengandung arsenik meningkatkan faktor
terjadinya ca buli. Minuman tersebut dapat berupa anggur dan bir.
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
55
Pada pemeriksaan urologi klien ditemukan jumlah bakteri dalam urine 20,3/ul
dengan batas nilai normal yaitu <12/ul. Dalam pengkajian riwayat kesehatan
pasien telah beberapa kali dilakukan tindakan pemasangan kateter. Menurut
National Cancer Institut (2010), dan World Cancer Research Fund
International (2014) imflamasi akibat infeksi bakteri dan trauma mukosa buli
dapat menstimulasi pertumbuhan sel kanker. Iritasi pada mukosa kandung
kemih apabila terpapar zat karsinogen seperti nitrosamine, benzene,
polonium-210 dan amin aromatik dapat mempengaruhi perubahan DNA.
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
56
bebas mengikat elektron DNA dan RNA sel transisional sehingga terjadi
kerusakan DNA.
Adanya kerusakan DNA maka tubuh akan melakukan perbaikan DNA, hal ini
memicu mutasi pada genom sel somatik. Perubahan mutasi dari genom sel
somatik akibat zat karsinogen mengakibatkan 3 hal yaitu pengaktifan
onkogen pendorong pertumbuhan, kedua perubahan gen yang mengandalikan
pertumbuhan dan yang terakhir adalah penonaktifan gen supresor kanker.
Ketiga hal tersebut mengakibatkan produksi gen regulatorik hilang.
Selanjutnya terjadi replikasi DNA yang berlebih. Akhirnya terjadi kanker
pada kandung kemih (Brunner &Suddarth. 2002).
Hasil histologi bulan Maret 2017 ditemukan adanya tumor infiltrat yang
menembus muskularis dan infiltrating urothelial carsinoma berdiferensiasi
baik sedang pada pasien Tn S. Berdasarkan hasil tersebut pasien telah
dilakukan tindakan kemoterapi neoadjuvant dengan pemberian Doxorubicin.
Doxorubicin merupakan golongan antrasiklin, jenis antibiotik yang digunakan
untuk berbagai terapi kanker (Childs et al., 2002). Mekanisme aksi sitotoksik
dari antrasiklin meliputi empat mekanisme yaitu; inhibitor topoisomerase II,
inhibitor sintesis DNA dan RNA, pengikatan membran sel untuk transport
ion, dan pembentukan radikal bebas semiquinoin yang beresiko
kardiotosisitas (Bruton et al, 2005). Doxorubicin akan memepengaruhi
transkripsi dan replikasi DNA. Membentuk komplek tripartit dengan enzim
topoisomerase dan DNA. Enzim topoisomerase bekerja dengan ATP untuk
mengikat DNA dan menyebabkan penghambatan penyambungan DNA
sehingga memacu terjadinya apoptosis sel (Gewirtz,1999; Minotti et al.,
2004). Efek samping doxorubicin adalah terjadinya kardiomyopathi. Selama
proses kemoterapi dan sesudah pemberian perawat diharapkan memonitor
adanya gejala-gejala kardiomiopati seperti edema tungkai, cepat lelah setelah
aktivitas ringan, pusing, sakit kepala dan nadi tidak teratur.
Hasil urinalisa pada 22 April 2017 ditemukan jumlah bakteri dalam urin
sebanyak 20,3 /ul, lebih tinggi dari batas normal <10/ul. Sesuai dengan
Canada Urological Association (Mrkobrada, 2013), penggunaan antibiotik
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
57
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
58
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
59
BAB V
PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil kajian kasus dan analisis bab
sebelumnya,
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil intervensi dan pembahasan bab sebelumnya, maka
kesimpulan dari karya ilmiah akhir ini adalah:
a. Penyebab dari ca buli adalah terpapar seseorang oleh zat karsinogen yang
berasal dari lingkungan sekitar, dan di picu dengan tingkat usia lanjut serta
kebiasaan hidup seseorang. Merokok dan tinggal di area industri merupakan
salah satu penyebab tertinggi terkena ca buli.
b. Ca buli tidak menunjukan gejala pada fase awal, gejala dirasakan seseorang
saat ca buli sudah berada pada tahap lanjut. Kondisi ini turut menyebabkan
penderita ca buli memiliki prognosis buruk.
c. TURBT merupakan salah satu tindakan medis ca buli, kateter irigasi
merupakan prioritas intervensi keperawatan pada post operasi. Pencegahan
infeksi saluran kencing dilakukan dengan selalu mentaati pedoman / SOP
yang telah di tetapkan. Perawatan dengan chlorhexidin 2 %, dan perawatan
perianal pada pasien dengan kateterisasi terbukti mampu menurunkan angka
infeksi saluran kencing.
5.2 Saran
a. Pelayanan keperawatan
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
60
c. Peneliti keperawatan
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
61
DAFTAR PUSTAKA
Andrea Lord, Murray, Poole et al, (2013). Catheter care guidelines 2013. Clinical
Nurse Specialist. http://www.newcastle-
hospitals.org.uk/downloads/clinical-
guidelines/CrossDirectorate/Indewlling201009.pdf
Black, J. M., & Hawks. J., H. (2010). Medical Surgical Nursing Clinical
Management for positive outcome. 8th ed. St Louise. Eselvier
Carolyn, Craig, Agarwal, (2017). Guidelines for catheter associated urinary tract
infection 2009. Health Care Infection Control Practice Advisor
Committe. www.cdc//guidelines forinfectioncontrol.org
John Ebel, Shouter, Eipstein, (2004). Tumour of the urinary sistem and male
organ. International Agency for Cancer Research. World Health
Organization
Kozier, B. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, Dan Praktik.
Edisi 7. Jakarta: EGC
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
62
Lyndon. (2011). Master Plan Ilmu Bedah. Tangerang: Binarupa Aksara Publisher.
M. B. Amin, (2013). Update Pathology Standard for Bladder Cancer. Basel
seminar in Pathology. University of Hospital Basel. amina@cshs.org
National Cancer Institute. (2010). Bladder Cancer, what you need to know?. US
Department of Health. National Institut of Health. Www.cancer.gov
Nursalam & Batticaca, FB. (2009). Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan
Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika.
Practice Development Coordinator. (2013). Standard Procedure for the Irrigating
(flushing) of an Indwelling Catheter. Document Name: Document
Number: CLSP 29, Version Number: 1, Version Date: 01/06/2011
Shenoy, K. Rajgopal dan Anita N. (2014). Buku Ajar Ilmu Bedah Jilid Satu.
Tangerang: Karisma Publishing Group.
Snell, RS. (2011). Anatomi Klinis Berdasarkan Sistem. Jakarta: EGC.
Society of Urological Nurse Association. (2013). Bladder Cancer; patient fact
sheet. East Holly Avenue. New Jersey. www.suna.org
Tsai, D. M., & Caterson, E. J. (2014). Curent Preventif measure for health care
associated Surgical site infeksi. Patient safety n surgery,8(1). 42.
http://doi.org/10.1186
Wein, AJ, Kavaoussi, LR, Novick, AC, Partin, AW, Peters, CA.
(2012).Campbell- Walsh Urology Tenth Edition. USA: Saunders.
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017
63
Wojcik, E. M, (2016). Applying the Paris system for reporting urinary cytology.
40th europe congress of cytology. London, Englad.
www.cytology2016.com
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisa praktik klinik..., Sarto, FIK, 2017