Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN

KEPERAWATAN
STEMI DI
RUANG ICCU
BY : NANDA PUSPITASARI., S.KEP
DEFINISI
Infark miokard akut dengan elevasi ST (STEMI) terjadi jika
aliran darah koroner menurun secara mendadak akibat oklusi
trombus pada plak aterosklerotik yang sudah ada sebelumnya.

2
ETIOLOGI
Menurut
Muttaqin
Terdapat dua (2009) ada Non
faktor risiko lima faktor
yang dapat risiko yang modifiable
menyebabkan dapat diubah risk factor
penyakit arteri (modifiable)
koroner yaitu yaitu
faktor risiko
yang dapat
dimodifikasi
(modifiable) Merokok Usia
dan faktor
risiko yang Tekanan darah
tidak dapat Jenis kelamin
tinggi
dimodifikasi
(nonmodifiable) Hiperglikemia Ras/Suku
.
Kolesterol
darah tinggi
Pola tingkah
laku. 3
TANDA DAN GEJALA

Nyeri dada yang terjadi


secara mendadak dan terus-
menerus tidak mereda

Nyeri dapat menjalar ke arah


rahang dan leher. Nyeri
sering disertai dengan sesak
nafas, pucat, dingin,
diaforesis berat, pening atau
kepala terasa melayang dan
mual muntah.

4
KASUS

Tn. P berumur 64th datang ke IGD RSMS Purwokerto tanggal


13 Mei 2019 dengan nyeri dada sebelah kiri sejak 3 hari
yang lalu, sesak nafas, mual, muntah, lemas, terdiagnosa
stemi anteroseptal oleh dokter lalu pasien dipindahkan ke
ruang ICCU. Ketika pengkajian di ICCU tanggal 14 Mei 2019
pasien mengeluh badannya lemas, nyeri dada kiri sampai buat
sakit kepala, skala 6 seperti ditusuk – tusuk dan enek secara
kadang – kadang. Hasil TTV menunjukan TD: 133/105 mmHg
N: 92 x/menit RR: 14 x/menit S: 36°C SpO2: 98%, EKG di
monitor menunjukan sinus rythem, pasien terpasang nasal
kanul 3 lpm, infus RL 500 ml 10 tpm.

5
PEMERIKSAAN PENUNJANG

LABORATORIUM

PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL

KIMIA KLINIK
CKMB+ DUPLO H 194 U/L 7-25
NATRIUM 141 mEq/L 134 – 146
KALIUM 4.4 mEq/L 3.4 – 4.5
KLORIDA 106 mEq/L 96 – 108 HASIL EKG
KALSIUM 8.8 mg/dL 8.5 – 10.1
SERO IMUNOLOGI
TROPONIN I H 3.67 ng/mL 0.00 – 0.02 6
ANALISA DATA
DATA
• DS : pasien mengatakan dada
sebelah kirinya terasa nyeri,
Patofisiologi
Oklusi arteri coroner
Diagnosa
nyerinya menjalar sampai bikin sakit meningkat
kepala, nyerinya seperti ditusuk
tusuk, dengan skala 6 nyerinya
hilang timbul
Aliran darah
• Nyeri Akut
coroner menurun


DO : pasien terlihat
Kesadaran komposmentis Kematian jaringan
b.d Agen


Meringis kesakitan
CRT > 2 detik
Gelisah Nekrosis
Injurry
Biologis

• Akral hangat
• Vital Sign :
• TD: 133/105 mmHg N: 92 x/menit Stimulasi saraf
RR: 14 x/menit S: 36°C SpO2: 98%
Melepas mediator
nyeri

Nyeri akut
7
ANALISA DATA
DATA
• DS : pasien mengatakan
dtubuhnya terasa lemas sulit
Patofisiologi Diagnosa
Gagal pompa
tidur, saat bernafas dadanya ventrikel kiri
terasa sakit

DO : pasien terlihat
• Intoleransi
• Penurunan
• Kesadaran komposmentis aliran darah
• Terpasang nasal kanul 3lpm


Lemas
Pucat
RR : 14 x/menit
Hipoksia
Aktivitas b.d
Kelemahan

• SPO2 : 98%
• Terlihat ada lingkar hitam
dibawah matanya Kelemahan

Intoleransi
aktivitas
8
DIAGNOSA UTAMA

NYERI AKUT
B.D AGEN
INJURY
BIOLOGIS

9
RENCANA KEPERAWATAN
KRITERIA HASIL PERENCANAAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
(NOC : SMART) (NIC : ONEC)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Lakukan pengkajian nyeri
selama 3 x 24 jam diharapkan masalah nyeri secara komprehensif
akut dapat teratasi dengan kriteria : 2. Observasi reaksi non
Indikator A T verbal dan
Mampu mengontrol nyeri 3 2 ketidaknyamanan
Melaporkan nyeri berkurang 3. Kontrol lingkungan yang
menggunakan managemen 4 2
dapat mempengaruhi
nyeri
nyeri (suhu ruangan,
Ekspresi wajah 4 2
  pencahayaan, dan
Nyeri akut b.d agen injury biologis   kebisingan)
4. Ajarkan teknik non
farmakologi tarik napas
Keterangan :
dalam
1.Tidak ada gangguan
2.Ringan 5. Evaluasi keefektifan
3.Sedang kontol nyeri
4.Berat 6. Kolaborasi dengan dokter
5.Gangguan Extrem terkait pemberian obat
9
analgetik
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Dx.
Hari/Tgl Implementasi Evaluasi Paraf
Keperawatan
1. Melakukan pengkajian nyeri secara S : pasien mengatakan dada sebelah
komprehensif kirinya terasa nyeri, nyerinya menjalar
2. Mengobservasi reaksi non verbal dan sampai bikin sakit kepala, nyerinya
ketidaknyamanan seperti ditusuk tusuk, dengan skala 6
3. Mengkontrol lingkungan yang dapat nyerinya hilang timbul
mempengaruhi nyeri (suhu ruangan,
O : pasien terlihat
pencahayaan, dan kebisingan)
Kesadaran komposmentis
4. Mengajarkan teknik non farmakologi
Meringis kesakitan
tarik napas dalam
CRT > 2 detik
5. Mengevaluasi keefektifan kontol Gelisah
nyeri Akral hangat
Nyeri akut
Selasa, 14 Mei 6. Berkolaborasi dengan dokter terkait Vital Sign :
b.d agen
2019
injury biologis Shift Pagi
pemberian obat analgetik TD: 134/96 mmHg N: 86 x/menit RR: Nanda
a. Inj : Arixtra 1x2,5 mg 17 x/menit S: 36,4°C SpO2: 98%
  b. Inj. Ranitidin 2 x 50mg Indikator A S T
c. Oral : AMampu mengontrol
: Masalah Belum Teratasi
3 3 2
 Minisiapi 1x 80mg nyeri
 Brilinta 2x 50mg Melaporkan nyeri
 ISDN 2x 1 tab berkurang menggunakan 4 4 2
managemen nyeri
 Concon 3 x5 mg
Ekspresi wajah 4 4 2
 Lisinopril 1 x 2,5mg
9
 Glimepirid 1x 1mg
EFEKTIVITAS FOOT HAND MASSAGE TERHADAP RESPON FISIOLOGIS DAN
INTENSITAS NYERI PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT : STUDI DI
RUANG ICCU RSUD.DR. ISKAK TULUNGAGUNG

POPULATION INTERVENTION COMPARATION OUTCOME


Desain penelitian ini Pasien infark miokard Peneliti berasumsi foot Foot hand massage
menggunakan akut yang diberikan hand massage sangat sangat efektif dan
Randomized Pretest- foot hand massage 4 efektif dan aman untuk dapat digunakan
Postest Control Group mengatasi nyeri infark
kali 20 menit dalam 2 sebagai salah satu
miokard akut karena
Design. Pengambilan hari bersama dengan intervensi keperawatan
berefek relaksasi
sampel dengan simple pengobatan standart mengaktifkan hormone non farmakologi untuk
random sampling besar endorphin enkafalin dan mengatasi nyeri infark
sampel 36 responden hasil penelitian ini foot miokard akut
terdiri 18 kelompok hand massage
perlakuan dan 18 berpengaruh terhadap 12
THANK YOU!
NANDA PUSPITASARI., S.KEP

Anda mungkin juga menyukai