Disusun oleh :
1. Putri Perbowo Mukti (P16039)
2. Reni Krismawati (P16040)
3. Reyvaldy David Sukadewanata (P16041)
4. Rindi Puri Cahyaningsih (P16042)
5. Roni Setyawati (P16043)
6. Rumtias Tuti Ningsih (P16044)
7. Rysken Prima Hananingrum (P16045)
8. Serly Oksaini (P16046)
9. Silca Dwi Laras Hambarukmo (P16047)
10. Sonia Aisyah Paramita (P16048)
11. Tiara Nuringtyas Pitaloka (P16049)
12. Triska Putranto (P16050)
13. Wildan Aulia Ahmad (P16051)
14. Yekti Maryanti (P16052)
15. Yuni Pratiwik (P16054)
16. Agilia Ayu Syaridwan (P16055)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karunia – Nya seluruh kegiatan “Praktek Keperawatan
Komunitas “di sekolah SDN jetis 4 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten
Sukoharjo dan penyusunan laporan ini dapat kami selesaikan.
04 Januari 2019
Mahasiswa Praktek Komunitas
Kelompok 3
-
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing 1
Mengetahui,
Kaprodi D3 Keperawatan
STIKES Kusuma Husada Surakarta
(Meri Oktariani, S.kep., Ns., M.kep)
DAFTAR ISI
DAFTAR GRAFIK
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum: Memperdayakan setiap peserta didik, guru, dan
masyarakat lingkungan sekolah agar tau, mau, dan mampu menolong diri
sendiri di bidang kesehatan dengan menerapkan PHBS dan berperan aktif
dalam mewujudkan sekolah sehat.
2. Tujuan Khusus
a) Meningkatkan pengetahuan tentang PHBS bagi setiap peserta didik,
guru, dan masyarakat lingkungan sekolah.
b) peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah ber PHBS di
sekolah.
c) Memandirikan setiap peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan
sekolah ber PHBS.
C. Manfaat Laporan
1. Manfaat bagi peserta didik
a. Meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit
b. Meningkatkan semangat belajar
c. Meningkatkan produktivitas belajar
d. Menurunkan angka absensi karena sakit
2. Manfaat bagi warga sekolah
a. Meningkatnya semangat belajar peserta didik berdampak positif
b. terhadap pencapaian target dan tujuan
c. Menurunnya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan oleh
orangtua
d. Meningkatnya citra sekolah yang positif
3. Manfaat bagi sekolah
a. Adanya bimbingan teknis pelaksanaan pembinaan PHBS di
sekolah
b. Adanya dukungan buku pedoman dan media promosi PHBS di
sekolah
4. Manfaat bagi masyarakat
a. Mempunyai lingkungan sekolah yang sehat
b. Dapat mencontoh perilaku hidup bersih dan sehat yang diterapkan
oleh sekolah
E. Sistematika Penulisan
17
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Definisi PHC
Pemahaman tentang PHC dapat didefinisikan sebagai berikut,
Primary Health Care (PHC) adalah pelayanan kesehatan pokok yang
berdasarkan pada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang
dapat diterima secara umum, baik oleh individu maupun keluarga dalam
masyarakat melalui partisipasi mereka sepenuhnya, serta dengan biaya
yang dapat terjangkau oleh masyarakat dan negara untuk memelihara
setiap tingkat perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup
mandiri dan menentukan nasib sendiri.
2. Tujuan PHC
Apa yang menjadi tujuan umum PHC? Tujuan umum PHC adalah
mendapatkan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang
diberikan, sehingga akan dicapai tingkat kepuasan pada masyarakat
yang menerima pelayanan, sedangkan yang menjadi tujuan khusus
adalah berikut ini.
a. Pelayanan harus mencapai keseluruhan penduduk yang dilayani.
b. Pelayanan harus dapat diterima oleh penduduk yang dilayani.
c. Pelayanan harus berdasarkan kebutuhan medis dari populasi yang
dilayani.
d. Pelayanan harus secara maksimum menggunakan tenaga dan
sumber-sumber daya lain dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
3. Fungsi PHC
19
2. Tujuan
Tujuan keperawatan komunitas adalah mempertahankan system klien
dalam keadaan stabil melalui upaya prevensi primer, sekunder, dan
tresier (Pacala, 2007; Wallace dalam Allender; Rector; & Warner, 2014).
Adapun penjelasan mengenai upaya prevensi tersebut adalah sebagai
berikut
a. Pervensi primer
Prevensi primer ditunjukan kepada individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat yang sehat. Bentuk tindakan keperawatan yang
dapat dilakukan adalah promosi kesehatan dan perlindungan
spesifikasi agar terhindar dari masalah/penyakit. Contohnya adalah
22
penyedia pelayanan kesehatan atau pelayanan sosial yang ada. Hal ini
bertujuan untuk mempermudah pencapaian tujuan asuhan keperawatan
komunitas. Seyogyanya kualifikasi pendidikan seorang manager kasus
minimal Sarjana Keperawatan. Anda mungkin pernah mengetahui
tentang peran di atas, sebagai manager kasus perawat komunitas harus
dapat berfungsi untuk melakukan tindakan sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi kebutuhan komunitas terhadap pelayanan
kesehatan. Hal ini penting dilakukan agar pelayanan kesehatan yang
diberikan sesuai dengan kebutuhan komunitas.
2. Menyusun rencana asuhan keperawatan komunitas. Rencana ini
dibuat berdasarkan hasil pengkajian kebutuhan komunitas terhadap
pelayanan kesehatan.
3. Mengoordinasikan aktivitas tim kesehatan multidisiplin sehingga
pelayanan yang diberikan dapat optimal dan tepat sasaran.
4. Menilai kualitas pelayanan keperawatan dan pelayanan kesehatan
yang telah diberikan. Sebagai manager, hal ini penting untuk
meningkatkan pengelolaan berikutnya.
2. Pelaksana Asuhan keperawatan
Salah satu peran penting perawat adalah memberikan pelayanan
langsung kepada komunitas sesuai dengan kebutuhan komunitas atau
keluarga. Anda dapat mencoba peran ini sesuai dengan tahapan mulai
dari pengkajian sampai dengan evaluasi keperawatan. Sebagai
pelaksana asuhan keperawatan, perawat dapat berfungsi untuk:
1. Melakukan pengkajian secara komprehensif;
2. Menetapkan masalah keperawatan komunitas;
3. Menyusun rencana keperawatan dengan mempertimbangkan
kebutuhan dan potensi komunitas;
4. Melakukan tindakan keperawatan langsung mencakup tindakan
mandiri (seperti melakukan perawatan luka, melatih napas dalam
dan batuk efektif, melatih latihan rentang gerak/rom, dan
24
3. Pendidik
Jika berperan sebagai pendidik, maka perawat harus mampu menjadi
penyedia informasi kesehatan dan mengajarkan komunitas atau keluarga
tentang upaya kesehatan yang dapat dilakukan komunitas. Peran tersebut
dapat Anda lihat saat perawat melakukan pendidikan kesehatan. Berikut
fungsi yang dapat dijalankan oleh perawat komunitas dalam menjalankan
perannya sebagai pendidik.
1) Mengidentifikasi kebutuhan belajar, yaitu apa yang ingin diketahui oleh
komunitas, ini bisa diketahui saat perawat melakukan pengkajian
komunitas.
2) Memilih metode pembelajaran (ceramah, diskusi, atau demonstrasi), dan
materi yang sesuai dengan kebutuhan.
3) Menyusun rencana pendidikan kesehatan.
4) Melaksanakan pendidikan kesehatan.
5) Melatih komunitas/kelompok/keluarga tentang keterampilan yang harus
dimiliki sesuai kebutuhannya.
6) Mendorong keluarga untuk melatih keterampilan yang sudah diajarkan
perawat.
7) Mendokumentasikan kegiatan pendidikan kesehatan.
4. Pembela (Advocate)
Peran sebagai pembela (advocate) dapat dilakukan perawat dengan
mendukung pelayanan keperawatan yang berkualitas dan kompeten. Sikap
perawat yang selalu berupaya meningkatkan kompetensinya agar asuhan
keperawatan komunitas yang diberikan terjaga kualitasnya, merupakan
contoh pelaksanaan peran sebagai pembela (advocate). Bagaimana dengan
25
5. Konselor
Perawat konselor membutuhkan keterampilan khusus, yaitu
perawat tersebut adalah orang yang memahami (expert) di bidang
keahliannya, dapat dipercaya untuk membantu komunitas atau keluarga
dan mengembangkan koping yang konstruktif dalam penyelesaian
masalah. Perawat juga dapat memberikan berbagai solusi dalam rangka
menetapkan cara yang lebih baik untuk penyelesaian masalah. Memang
tidak semua perawat dapat berperan sebagai konselor, karena
membutuhkan keterampilan khusus, namun demikian yakinlah bila
Anda berusaha meningkatkan kompetensi, maka Anda akan mampu
untuk menjadi seorang konselor. Selamat belajar!
6. Role Model
26
7. Penemu Kasus
Peran selanjutnya yang dapat dilakukan oleh perawat komunitas
adalah melibatkan diri dalam penelusuran kasus di komunitas atau
keluarga, untuk selanjutnya dilakukan kajian apa saja yang dibutuhkan
komunitas. Tentu saja kasus tersebut mungkin membutuhkan intervensi
dari profesi lain atau pelayanan kesehatan yang lebih kompleks, maka
yang dilakukan perawat komunitas adalah segera merujuk klien.
8. Pembaharu
Peran ini membantu komunitas untuk melakukan perubahan ke arah
kehidupan yang lebih sehat. Hal yang dilakukan perawat sebagai
pembaharu adalah sebagai berikut.
1) Mengidentifikasi kekuatan dan penghambat perubahan. Hal ini
penting dilakukan karena suatu perubahan merupakan suatu hal yang
baru yang membutuhkan dukungan.
2) Membantu pencairan dan memotivasi untuk berubah.
3) Membantu komunitas menginternalisasi perubahan
BAB III
A. TAHAP PERSIAPAN
Kegiatan asuhan keperawatan komunitas dimulai dengan tahap awal dari
semua kegiatan yang akan dilakukan oleh mahasiswa selama melakukan
keperawatan komunitas. Tahap persiapan diawali dengan sosialisasi
mahasiswa dengan siswa yaitu dengan cara pendekatan dengan tokoh sekolah
yaitu kepala sekolah baik formal maupun informal dan perijinan terhadap
kegiatan kelompok di SD Negeri Jetis 4 Sukoharjo. Dalam tahap ini juga
dilakukan penyusunan format pengkajian yang digunakan untuk pengambilan
data komunitas dilingkungan di SD Negeri Jetis 4 Sukoharjo.. Tahap
persiapan ini dimulai tanggal 2 januari 2019.
B. TAHAP PENGKAJIAN
DATA DEMOGRAFI
1. Jumlah siswa : 42 siswa
2. Jumlah guru : 9 orang
3. Jumlah karyawan : 1 orang
4. Umur siswa :8 tahun, 9 tahun, 10 tahun, 11 tahun, 12 tahun
5. Jenis kelamin : Laki-laki : 21 siswa
Perempuan : 21 siswi
6. Agama : Islam : 42 siswa
C. PENGUMPULAN DATA
5%
BAIK
TIDAK BAIK
95%
5%
YA
TIDAK
95%
Berdasarkan gambar di atas, dari 42 siswa dan siswi data epidemiologi yang merasa
ventilasi diruang kelas dibuka setiap hari ya sebanyak 95% dan tidak sebanyak 5%.
36%
YA
TIDAK
64%
Berdasarkan gambar di atas, dari 42 siswa dan siswi data epidemiologi yang merasa ada
polusi diruang kelas ya sebanyak 64% dan tidak sebanyak 36%.
31
12%
YA
TIDAK
88%
Berdasarkan gambar di atas, dari 42 siswa dan siswi data epidemiologi yang merasa udara
terassa segar diruang kelas ya sebanyak 88% dan tidak sebanyak 12%.
0%
19%
YA
TIDAK TENTU SETIAP HARI
TIDAK PERNAH
81%
Berdasarkan gambar di atas, dari 42 siswa dan siswi data epidemiologi yang merasa
ruangan di bersihkan setiap hari ya sebanyak 81% , tidak tentu sebanyak 19% dan tidak
pernah sebanyak 0%.
32
5%
YA
TIDAK
95%
Berdasarkan gambar di atas, dari 42 siswa dan siswi data epidemiologi yang merasa ada
tempat sampah ya sebanyak 95% dan tidak sebanyak 5%.
14%
26%
BERSIH
KURANG BERSIH
TIDAK BERSIH
60%
Berdasarkan gambar di atas, dari 42 siswa dan siswi data epidemiologi yang merasa toilet
bersih, bersih sebanyak 26% , kurang bersih 60%,dan tidak bersih sebanyak 14%.
33
10%
YA
TIDAK
90%
Berdasarkan gambar di atas, dari 42 siswa dan siswi data epidemiologi yang merasa air
yang tersedia cukup bersih ya sebanyak 90% dan tidak sebanyak 10%.
Berdasarkan gambar di atas, dari 42 siswa dan siswi data epidemiologi yang merasa
kebiasaan mencuci tangan sebelum makan ya sebanyak 83% dan tidak sebanyak 17%.
24%
YA
TIDAK
76%
Berdasarkan gambar di atas, dari 42 siswa dan siswi data epidemiologi siswa yang biasa
cuci tangan 24% dan yang tidak biasa cuci tangan 76%
34
26%
YA
TIDAK
74%
Berdasarkan gambar di atas, dari 42 siswa dan siswi data epidemiologi yang merasa
pernah mendapatkan informasi tentang kesehatan ya sebanyak 74% dan tidak sebanyak
26%.
lainnya
Berdasarkan gambar di atas, dari 42 siswa dan siswi data epidemiologi bagaimana cara
memperoleh informasi kesehatan radio sebanyak 7%, social media sebanyak 0%,
kunjungan petugass kesehatan 60%, televisi sebanyak 7%, dan lainnya 26%.
35
7%
< 7 JAM
36% 7 - 8 JAM
57%
> 8 JAM
Berdasarkan gambar di atas, dari 42 siswa dan siswi data epidemiologi jumlah jam tidur
setiap hari <7 jam sebanyak 7%, 7- 8 jam sebanyak 36% dan >8 jam sebanyak 57%.
19%
YA
TIDAK
81%
Berdasarkan gambar di atas, dari 42 siswa dan siswi data epidemiologi yang merasa
melakukan kegiatan di luar sekolah, ya sebanyak 81% dan tidak sebanyak 19%.
36
21%
BAIK
KURANG BAIK
79%
Berdasarkan gambar di atas, dari 42 siswa dan siswi data epidemiologi presepsi siswa
tentang pelayanan kesehatan, baik sebanyak 79% dan kurang baik sebanyak 21%.
12%
BAIK
KURANG BAIK
88%
Berdasarkan gambar di atas, dari 42 siswa dan siswi data epidemiologi presepsi sisswa
terhadap penggembangan perawatan diri , baik sebanyak 88% dan kurang baik sebanyak
12%.
37
3% TIDAK PERNAH
19% 19%
1 KALI
2 KALI
26% 3 KALI
33%
> 3 KALI
Berdasarkan gambar di atas, dari 42 siswa dan siswi data epidemiologi yang merasa
mencuci rambut dalam seminggu, tidak pernah sebanyak 3%, 1 kali seminggu sebanyak
19%, 2 kali seminggu sebanyak 33 %, 3 kali seminggu sebanyak 26% dan >3 minggu
sebanyak 19%.
7%
YA
TIDAK
93%
Berdasarkan gambar di atas, dari 42 siswa dan siswi data epidemiologi yang merasa
mengganti pakaian setiap hari ya sebanyak 93% dan tidak sebanyak 7%.
38
26%
YA
TIDAK
74%
Berdasarkan gambar di atas, dari 42 siswa dan siswi data epidemiologi yang
merasa berkuku pendek sebanyak 74% dan tidak sebanyak 26%.
9% 5%
TIDAK PERNAH
1 KALI
36% 2 KALI
50%
> 2 KALI
Berdasarkan gambar di atas, dari 42 siswa dan siswi data epidemiologi yang
merasa tidak pernah memotong kuku sebanyak 5%, memotong kuku 1 kali seminggu
sebanyak 50%, memotong kuku 2 kali seminggu sebanyak 36% dan memotong kuku >2
kali seminggu sebanyak 9%.
39
10%
YA
TIDAK
90%
Berdasarkan gambar di atas, dari 42 siswa dan siswi data epidemiologi yang merasa
melakukan olahraga secara teratur ya sebanyak 90% dan tidak sebanyak 10%.
17%
< 10 MENIT
38%
10 - 30 MENIT
> 30 MENIT
45%
Berdasarkan gambar di atas, dari 42 siswa dan siswi data epidemiologi setiap melakukan
olahraga berapa menit, <10 menit sebanyak 17%, 10-30 menit sebanyak 45%, dan >30
menit sebanyak 38%.
40
0%
YA
TIDAK
100%
Berdasarkan gambar di atas, dari 42 siswa dan siswi data epidemiologi yang merasa
merokok di sekolah ya sebanyak 0% dan tidak sebanyak 100%.
0%
YA
TIDAK
100%
Berdasarkan gambar di atas, dari 42 siswa dan siswi data epidemiologi yang merasa
menggunakan NAPZA ya sebanyak 0% dan tidak sebanyak 100%.
41
45% YA
55% TIDAK
Berdasarkan gambar di atas, dari 42 siswa dan siswi data epidemiologi yang merasa
membawa bekal sendiri ya sebanyak 55% dan tidak sebanyak 45%.
0%
YA
TIDAK
100%
Berdasarkan gambar di atas, dari 42 siswa dan siswi data epidemiologi yang merasa jajan
di kantin ya sebanyak 100% dan tidak sebanyak 0%.
42
0%
SELALU
36%
SERING
52% KADANG-KADANG
TIDAK PERNAH
12%
Berdasarkan gambar di atas, dari 42 siswa dan siswi data epidemiologi yang merasa
mengkonsumsi jenis makanan yang mengandung vitamin dan mineral, selalu sebanyak
52% , sering sebanyak 12%, kadang- kadang sebanyak 36% dan tidak pernah sebanyak
0%.
7% 10%
SELALU
19% SERING
KADANG-KADANG
Berdasarkan gambar di atas, dari 42 siswa dan siswi data epidemiologi yang merasa
mengukur BB dan TB setiap bulan, selalu sebnayak 10%, sering sebnayak 19%, kadang-
kadang 64%, dan tidak pernah sebanyak 7%
43
D. ANALISA DATA
NO DATA DIAGNOSA
1. Data Subyektif Ketidakefektifan
- Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa pemeliharaan
dan siswi masalah yang sering muncul adalah kesehatan komunitas
flu, diare, pusing, dan batuk. Kelas 3, 4, dan 5. SDN
Data Obyektif Jetis 04 Sukoharjo
- Lokasi sekolahan tepat pinggir jalan raya dan
dekat dengan pabrik yang berpolusi.
- Terlihat lingkungan sekolah kurang bersih
terutama di kamar mandi.
- Sebagian besar siswa-siswi sebelum dan
sesudah makan tidak melakukan cuci tangan.
- Kuku jari tangan terlihat panjang dan kotor
- Berdasarkan hasil kuesioner dari 42 siswa
siswi, 76 % siswa siswi tidak biasa cuci
tangan sebelum makan.
2 Data Subyektif Defisiensi
- Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pengetahuan siswa dan
masalah yang sering muncul adalah flu, siswi kelas 3, 4, dan 5
diare, pusing, dan batuk SDN Jetis 04
- Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa Sukoharjo
siswi kelas 7C dan 7D mereka mengatakan
tidak pernah mendapatkan pengetahuan
maupun informasi mengenai apa itu maag
dan pusing
Data Obyektif
-
44
F. PERENCANAAN KOMUNITAS
hidup bersih
sehat
Siswa
mampu
melakukan
cuci tangan
secara
2. Defisiensi Setelah dilakukan Setelah dilakukan 1. Pendidikan
pengetahuan siswa tindakan tindakan kesehatan tentang
dan siswi kelas 3, 4, keperawatan selama keperawatan flu, diare, batuk
dan 5 SDN Jetis 04 3 minggu , selama 3 minggu . dan demam
Sukoharjo Diharapkan Diharapkan 2. Pendidikan
pengetahuan siswa pengetahuan siswa kesehatan tentang
siswi kelas 3, 4, dan siswi kelas 3, 4, dan perawatan flu,
5 SDN Jetis 04 5 SDN Jetis 04 diare, batuk dan
dengan kriteria hasil mampu : demam
: Siswa siswi 3. Koordinasi
Siswa dan siswi mampu dengan guru yang
kelas 3, 4, dan 5 menyebutkan mengampu tentang
SDN Jetis 04 definisi flu, diare, materi flu, diare,
dapat batuk dan demam batuk dan demam
mengetahui Siswa siswi dalam jadwal
tentang Masalah mampu pembelajaran
flu, diare, batuk menyebutkan
dan demam penyebab dan
pencegahan
flu,diare,
batuk dan demam
46