2. Tipe Keluarga
Menurut Friedman (1986), dan Effendy (1998), menyatakan adanya beberapa tipe/bentuk
keluarga lain :
a. keluarga inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak.
b. Keluarga besar (extended family), adalah kelurga inti ditambah dengan sanak saudara, seperti
nenek, kakek, keponakan, dan sebagainya.
c. Kelurga berantai (serial family), adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah
lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga duda atau janda (single family), adalah keluarga yang terdiri dari perceraian dan
kematian.
e. Keluarga berkomposisi (composite), adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan
hidup secara bersamaan.
f. Keluarga kabitas (chabitation), adalah dua orang yang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi
membentuk satu keluarga.
3. Struktur Keluarga
Menurut Mubarak (2006), struktur keluarga terdiri dari :
a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.
b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dari beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ibu.
c. Matrilokal adalah sepasang suami-istri yang tinggal bersama sedarah istri.
d. Patrilokal adalah sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
4. Fungsi Keluarga
Secara umum fungsi keluarga yang dikemukakan oleh Friedman (1998), adalah sebagai
berikut :
a. Fungsi efektif adalah fungsi yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk
mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini membutuhkan
untuk perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.
b. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih
anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang
lain.
c. Fungsi repdoduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan
keluarga.
d. Fungsi ekonomi yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi
dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu, meingkatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi keperawatan / pemeliharaan kesehatan yaitu : fungsi untuk mempertahankan keadaan
kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi.
5. Peranan Keluarga
Sehubungan dengan fungsi keluarga, maka peranan keluarga juga diutamakan dalam
kegiatan keluarga terutama peran ayah dan ibu. Seperti yang dinyatakan oleh Mubarak, (2006),
adalah sebagai berikut :
a. Peran Ibu
Ditinjau dari segi kehidupan secara keseluruhan, ibu berperan sebagai satu rumah tangga
yang dapat mengemudikan keluarga. Peran ibu dalam keluarga antara lain mengatur situasi
keluarga, keharmonisan, kerukunan yang dapat mewarnai keluarga dalam hubungan tertentu.
Dalam hubungan dengan anak : ibu berperan sebagai seorang yang mempunyai kaitan yang
pertama. Dalam kehidupan anak, ibu merupakan kasih sayang yang abadi.
b. Peranan Ayah
Dalam kehidupan sehari-hari ayah berperan sebagai kepala keluarga bersama ibu untuk
menjaga kelangsungan hidup keluarga. Peran ayah dalam kehidupan keluarga adalah sebagai
suami, ayah dari anak-anaknya, perncari nafkah, pendidik, pelindung dan sebagai anggota
masyarakat.
6. Tugas Keluarga
Menurut Friedmen dalam Effendy, (1998), tugas dari keluarga yaitu mengenal gangguan
perkembangan keadaan setiap anggota keluarga, mengambil keputusan untuk tindakan yang
tepat, memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang tidak dapat membantu diri karena
cacat atau uianya terlalu muda, mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan untuk
kesehatan dan kepribadian anggota keluarga, mempertahankan hubungan timbal balik antara
anggota keluarga dan lembaga-lembaga kesehatan. Ini menunjukan pemanfaatan dengan baik
akan fasilitas-fasilitas kesehatan.
2. Analisa Data
Pada analisa data, kegiatan yang dilakukan yaitu menetapkan masalah kesehatan keluarga. Ada 5
kelompok masalah keperawatan keluarga yaitu ; 1) ketidaksanggupan mengenal masalah
kesehatan keluarga, 2) ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalan melakukan
tindakan yang tepat, 3) ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit, 4)
ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan dan
perkembangan pribadi anggota keluarga, 5) ketidakmampuan menggunakan sumber di
masyarakat guna memelihara kesehatan.
Tabel 2
Skala Untuk Menyusun Masalah Kesehatan Keluarga
Sesuai Dengan Prioritas
No Kritera Skor Bobot
1 Sifat masalah 1
Tidak/kurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2
Krisis atau keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah 2
Dengan mudah 2
Hanya sebagaian 1
Tidak dapat 0
4 Menonjolnya masalah 1
Masalah berat harus segera ditangani 2
Ada masalah, tetapi tidak perlu harus
segera ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0
Sumber : Suprajitno, 2004
Proses skoring dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan :
a. Tentukan skor untuk setia kriteria yang dibuat
b. Selanjutnya dibagi dengan angka yang tertinggi dan dikalikan dengan bobot.
e. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan keluarga dimana perawat
mendapatkan kesempatan untuk membangkitkan minat keluarga untuk mendapatkan perbaikan
kearah perilaku hidup sehat. Pelaksanaan tindakan keperawatan keluarga didasarkan kepada
asuhan keperawatan yang telah didusun
f. Tahap Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil, implementasi dengan kriteria
dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilan bila hasil dan evaluasi tidak
berhasil sebagian perlu disusun rencana keperawatan yang baru.
A. Pengertian diare
Diare pada dasarnya adalah frekuensi buang air besar yang lebih sering dari biasanya dengan
konsistensi yang lebih encer. Beberapa pengertian diare menurut beberapa ahli adalah :
1. Frekuensi buang air besar yang lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih 3 kali pada anak,
konsistensi faeces encer, dapat berwarna hijau atau dapa bercampur lendir dan darah atau hanya
lendir saja. (FK UI 1997)
2. Individu mengalami perubahan dalam kebiasaan BAB yang normal ditandai dengan seringnya
kehilangan cairan dan faeces yang tidak berbentuk (Susan Martin T 1998.8)
3. Defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah dan atau lendir dalam tinja
(Suharyono 1999:51)
B. Macam diare
Menurut pedoman dari lab /UPF ilmu kesehatan anak Universitas Airlangga (1994) diare dapat
dikelompokan menjadi :
1. Diare akut, yaitu diare yang terjadi mendadak dan berlangsung paling lama 3-5 hari
2. Diare berkepanjangan bila diare berlangsung lebih dari 7 hari
3. Diare kronik bila diare berlangsung lebih dari 14 hari
Menurut pedoman MTBS (2000) diare dapat dikelompokan atau diklasifikan menjadi
1. Diare akut terbagi atas
a. Diare dengan dehidrasi berat
b. Diare dengan dehidrasi ringan / sedang
c. Diare tanpa dehidrasi
2. Diare persisten bila diare berlangsung 14 hari atau lebih, terbagi atas :
a. Diare persisten dengan dehidrasi
b. Diare persisten tanpa dahidrasi
3. Disentri apabila diare berlangsung disertai dengan darah
C. Penyebab diare
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral : infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada
anak, yaitu : Vibrio cholerae, E coli, Salmonela, Shigella, Criptosporidium
b. Infeksi parenteral : merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat menimbulkan diare
seperti otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis.
2. Faktor makanan
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap jenis
makanan tertentu.
3. Faktor psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas), jarang terjadi tetapi dapat
ditemukan pada akan yang lebih besar
1. Gangguan osmotik
Terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik di
dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi penggeseran air dan elektrolit ke dalam rongga
usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
2. Gangguan sirkulasi
Akibat rangsangan tertentu misalnya toksin pada dinding usus dan selanjutnya timbul diare
karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3. Gangguan motalitas usus
Hyperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan
sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibakan bakteri
tumbuh berlebihan, sehingga selanjutnya timbul diare pula.
E. Gejala klinik
1. Mula-mula anak cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, nafsu makan berkurang
3. Bila penderita sudah banyak kehilangan cairan dan elektrolit maka timbul dehidrasi
F. Prinsip penatalaksanaan
2. Distetik
a. Diare cair membuthkan penggantian cairan dan elektrolit tanpa melihat etiologinya, tujuan terapi
tersebut untuk mengoreksi kekurangan cairan dan elektrolit secara cepat kemudian mengganti
cairan yang hilang sampai diarenya berhenti.
b. Makanan harus diteruskan bahkan ditingkatkan selama diare untuk menhindarkan efek buruk
pada status gizi.
c. Antibiotika dan antiparasit tidak boleh digunakan secara rutin.
E. Komplikasi
a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).
b. Renjatan hipovolemik.
c. Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardi, perubahan pada
elektro kardiagram).
d. Hipoglikemia.
Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktose karena kerusakan vili
mukosa usus halus.
e. Kejang terutama pada dehidrasi hipertoni
f. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami kelaparan.
Diagnosa keperawatan
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan berlebihan diare dan muntah,
penurunan pemasukkan.
Intervensi :
a. Berikan cairan oral dan parenteral sesuai dengan program rehidrasi
b. Pantau masukan dan keluaran yang meliputi frekuensi, warna, dan konsistensi
c. Kaji tanda-tanda vital (suhu, nadi)
d. Timbang BB setiap hari
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Memperoleh data-data yang akurat sehingga dapat mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada
pada keluarga.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat mengidentifikasi masalah dalam keluarga
b. Menyadari masalah kesehatan keluarga yang ada pada keluarganya
c. Secara langsung bersama-sama dapat melihat data-data yang ada dalam keluarga.
C. PESERTA
Seluruh Keluarga TN.A
D. SETTING WAKTU
NO WAKTU KEGIATAN PENANGGUNG
1 5 menit Perkenalan Pembimbin
2 80 menit: Pengkajian: pembimbin
Wawancara
30 Menit
Observasi
10 Menit Pemeriksaan fisik
40 Menit
3 Kontrak Waktu Pembimbin
5 Menit
b. Identitas klien :
a. Nama : A/ AW
b. Umur : 4 tahun
c. Alamat : Batu Merah RT 003 / RW 18
Hubungan dgn
No Nama Jenis kelamin Umur P
keluarga
d. Tipe keluarga : Keluarga inti (nucleur Family) yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak
e. Suku / Bangsa : Keluarga Tn. A berasal dari suku Bugis / Indonesia
f. Agama : Keluarga Tn. A menganut agama islam
g. Status sosial ekonomi :
Anggota keluarga yang mencari nafkah adalah ayah dengan pendapatan sebulan yaitu Rp
750.000 serta pengeluaran tidak menentu dan dapat memenuhi kebutuhan keluarga dengan baik.
Tabel 2
Riwayat masing - masing anggota keluarga
C. Karakteristik Rumah
1. Riwayat rumah yang di tempati
Rumah yang ditepati adalah Kamar kos-kosan dengan luas rumah
3X 4 m.
2. Sanitasi dan penggunaan sarana air besih
Sumber air minum yang di dapat dari air ledeng untuk minum. Dan keperluan lainnya diambil
dari sumur gali dengan jarak 10 cm dengan kos-kosan. Penggunaan air minum dimasak terlebih
dahulu, keluarga mempunyai kebiasaan yaitu dengan membuang sampah di tempat pembuangn
sampah umum.
3. Karakteristik tetangga dan komunikasi
Lingkungan sekitar keluarga seluruhnya beragama islam dan mayoritas berasal dari Bugis
hubungan sosial antara keluarga dan tetangga baik
4. Mobilitas geografi keluarga
Tn A dan Ny N Setelah awal menikah tempat tinggal mereka di kelurahan Batu Merah RT
003 / RW 18 sampai sekarang
5. Perkumpulan keluarga, interaksi dengan masyarakat waktu yang digunakan bila sedang
berkumpul yaitu saat melaksanakan ibadah.
6. Sistem pendukung keluarga
Kebutuhan hidup setiap hari di biayai oleh Tn. A
D. Struktur keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi keluarga yang digunakan adalah pola komunikasi terbuka, tetapi yang
mengambil keputusan adalah Tn. A yang berperan sebagai kepala keluarga saat ini. Apabila
ada masalah dalam keluarga ini biasaanya di didiskusikan bersama - sama dengan istri.
2. Stuktur peran
Peran Tn. A sebagai kepala keluarga, pelindung dan Ny. N berperan sebagai dalam
mengurus, mengasuh, mencari,nafkah tambahan dan menyiapkan makanan bagi suami dan
anaknya sedangkan a/AW berperan sebagai anak.
E. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif
Fungsi afektif Tn. Ny.N a/AW KET
A
Baik Baik ---- Anak Nl
a. Gambaran diri
Ya Ya Ya belum tau
tentang
b. Perasaan dimiliki
Ya Ya Ya Gambara
dan memiliki
n diri
c. Dukungan Ya Ya Ya
terhadap Keluarga
Ya Ya Ya
d. Kehangatan Dalam
Keluarga
e. Saling menghargai
2. Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi Tn. Ny.N a/AW KET
A
Baik Baik Baik -
a. Interaksi dan
hubungan keluarga
Ya Ya Ya -
b. Keluarga belajar
mengenai
norma,disiplin,bud
aya dan prilaku
4. Fungsi reproduksi:
Keluarga Tn.A merupakan pasangan yang masih produktif, berencana mempunyai anak 2
orang, Ny.N Sebagai aseptor KB yaitu PIL sejak kelahiran anak pertama
5. Fungsi ekonomi
Keluarga Tn.A dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan menggunakanbiaya dari
pendapatan Tn.A selaku Sopir
H. Harapan Keluarga
Keluarga berharap melalui perawatan dan Pendidikan kesehatan yang dilakukan selama asuhan
kepertawatan keluarga, penyakit Diare yang diderita oleh a/ A W dapat sembuh dan anggota
keluarga tetap dalam keadaan sehat serta keluarga tahu bagaimana cara pencegahan penyakit
Diare
I. Klasifikasi Data
1. DS : Keluarga Tn.A mengatakan :
a. Anaknya BAB mencret lebih dari 4X/hari
b. Badan lemas
c. Anaknya rewel
d. Tidak tahu sakit apa yang di alami anaknya
DO :
a. Frekwensi/Intensitas BAB: Lebih dari 4X/hari
b. Kosistensi:Cair
c. Bau: Busuk
d. Keadaan umum Lemah
e. Tanda-tanda vital
1) Nadi : 100 x/menit
2) Suhu : 35,5 C 0
3) Respirasi : 24 x/menit
J. Analisa Data
No Data
1. DS: Keluarga Tn.A mengatakan Ketidakmamp
masalah keseh
Rewel
2. Memberikan
kesempatan
kepada
keluarga untuk
mencoba cara
menyiapkan
Oralit
6. Berikan pujian
terhadap kemampuan
ide/sikap yang positif
yang diungkapkan
keluarga dalam
menyikapi
kekambuhan
penyakitnya
B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Diharapakan dalam jangka kurang lebih 45 menit dapat dilakukan penyuluhan tentang Diare
kepada seluruh anggota keluarga Tn.A
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan :
1. Keluarga Tn.A dapat menyebutkan pengertian Diare
2. Keluarga Tn.A dapat menyebutkan tanda dan gejala dari penyakit Diare
3. Keluarga Tn.A dapat menyebutkan penyebab dari penyakit Diare
4. Keluarga Tn.A dapat menyebutkan cara pencegahan penyakit Diare
C. PESERTA
Seluruh Pasien/pengunjung dipuskesmas Waihaong
D. SETTING TEMPAT
KETERANGAN :
: Pembawa Materi
: Peserta
E. SETTING WAKTU
NO WAKTU KEGIATAN PEMBICARA
F. METODE
Ceramah, Tanya jawab
G. MEDIA
Leaflet Diare
H. MATERI
DIARE
1. Pengertian
Diare adalah buang air besar lebih dari sehari encer atau cair
2. Cara Mengatasi Diare
a. Segera beri banyak minum dengan cairan yang tersedia di rumah tangga seperti:
a. Kuah sayur
b. Kuah sop
c. Air tajin
d. Air the
e. Air matang
f. Larutan gula garam
b. Bila ada beri oralit
c. Cara menyiapkan oralit
g. Umur kurang dari 1 tahun: - gelas
h. Umur 1-4 tahun: - 1 gelas
i. Umur diatas 5 tahun: 1- gelas
d. Cara menyiapkan oralit
j. Sediakan 1 gelas air matang
k. Masukan semua bubuk oralit 200 ml kedalam gelas
l. Aduk sampai rata
e. Cara pembuatan larutan gula garam
m. Sediakan 1 gelas air matang
n. 2 sendok teh garam
o. 1 sendok teh gula
p. Aduk sampai rata
f. Teruskan pemberian makanan
Selama diare:
q. Teruskan dan tingkatkan pemberian Asi pada bayi yang masih menyusui
r. Anak diatas 6 bulan, beri makanan tambahan:
Bubur dan sayuran
Sari buah segar
Beri makanan lebih dari 6x per hari
Dokumentasi
DAFTAR PUSTAKA
Abdoerachman. (2000). Ilmu Kesehatan Anak, Jakarta ; EGC
Arief Mansjoer, dkk. (2000). Pengertian Diare.
Ali Zaidin, H. (2001). Dasar-Dasar Keperawatan Profesional, Jakarta ; Widya Medika.
Alimul Azis, A. (2003). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Madikal.
Behrman Etal. (2000). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta ; EGC.
Depkes RI, (1999). Indonesia Sehat 2010, Jakarta
Effendy nasrul, (1998). Dasar-Dasar Keperawatan Masyarakat. Edisi III. Jakarta : EGC
Ester Monika, (2005). Pedoman Perawatan Pasien, Jakarta ; EGC
Ester Monika, Tim Pengajar Keperawatan Komunitas, 2006 Panduan Pengalaman Belajar Lapangan
Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC
Friedman, (1998). Keperawatan keluarga. Jakarta : EGC
Marsjoer Arief (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesulapius
Ngastiah (1999).Perawatan Anak Sakit : Jakarta ; EGC
New Man Dorland. (2000). Kamus Kedokteran, Jakarta ; EGC
Notoatmodjo Soekirjo, (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan, Rekina Cipta Jakarta.
Suprajitno, (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga, Jakarta ; AGC.
Sensu setiawati, (2008). Penuntun Praktik Asuhan Keperawatan Keluarga, Edisi II. Jakarta : EGC.
2 komentar:
1.
Balas
2.
Balas
Artikel Blog
2012 (2)
o Juni (2)
2013 (2)
2014 (2)
Profil Ku
iswandi ibrahim
Lihat profil lengkapku