Anda di halaman 1dari 31

A.

Konsep Dasar Keperawatan Keluarga


1. Pengertian Keluarga
Friedman (1998), membuat defenisi keluarga sebagai berikut :
 Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah
dan ikatan adopsi.
 Para anggota keluarga bisanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga,
atau jika mereka hidup secara berpisah mereka tetap menganggap rumah tangga
tersebut sebagai rumah mereka.
 Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peranan-
peranan sosial keluarga seperti suami istri, ayah dan ibu, anak laki-laki dan
perempuan, saudara dan saudari.
 Keluarga sama-sama menggunakan kultur yang diambil dari masyarakat dengan
beberapa ciri unik tersendiri.
Menurut UU No. 19 Tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan
pembangunan keluarga sejahtera, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri dari suami istri da anaknya, atau ibu dan anaknya (Suprajitno, 2004).
Menurut Depkes (1998) keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri dari kepala keluarga serta beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disatu
atap dalam keadaan saling ketergantungan.  Keluarga adalah dua orang atau lebih
yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi
kebutuhan spiritual dan material yang layak, bertakwa kepada Tuhan, memiliki
hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta
lingkungan (Sudiharto, 2007)
Dari beberapa pengertian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa keluarga
adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari dua anak atau lebih yang
tergabung dan terkait karena hubungan darah perkawinan, adopsi, dan hidup bersama
dengan perannya masing-masing serta saling berinteraksi antara satu dengan yang
lainnya dan mempertahankan suatu kebudayaan.
2. Tipe Keluarga
Menurut Friedman (1986), dan Effendy (1998), menyatakan adanya beberapa
tipe/bentuk keluarga lain :
a. keluarga inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan
anak.
b. Keluarga besar (extended family), adalah kelurga inti ditambah dengan sanak
saudara, seperti nenek, kakek, keponakan, dan sebagainya.
c. Kelurga berantai (serial family), adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria
yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga duda atau janda (single family), adalah keluarga yang terdiri dari
perceraian dan kematian.
e. Keluarga berkomposisi (composite), adalah keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersamaan.
f. Keluarga kabitas (chabitation), adalah dua orang yang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.

3. Struktur Keluarga
Menurut Mubarak (2006), struktur keluarga terdiri dari :
a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.
b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dari
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ibu.
c. Matrilokal adalah sepasang suami-istri yang tinggal bersama sedarah istri.
d. Patrilokal adalah sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami.

4. Fungsi Keluarga
Secara umum fungsi keluarga yang dikemukakan oleh Friedman (1998),
adalah sebagai berikut :
a. Fungsi efektif adalah fungsi yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk
mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini
membutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.
b. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan
tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah
untuk berhubungan dengan orang lain.
c. Fungsi repdoduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga
kelangsungan keluarga.
d. Fungsi ekonomi yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga
secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu,
meingkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi keperawatan / pemeliharaan kesehatan yaitu : fungsi untuk
mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki
produktivitas tinggi.

5. Peranan Keluarga
Sehubungan dengan fungsi keluarga, maka peranan keluarga juga diutamakan
dalam kegiatan keluarga terutama peran ayah dan ibu. Seperti yang dinyatakan oleh
Mubarak, (2006), adalah sebagai berikut :
a. Peran Ibu
Ditinjau dari segi kehidupan secara keseluruhan, ibu berperan sebagai satu
rumah tangga yang dapat mengemudikan keluarga. Peran ibu dalam keluarga
antara lain mengatur situasi keluarga, keharmonisan, kerukunan yang dapat
mewarnai keluarga dalam hubungan tertentu. Dalam hubungan dengan anak : ibu
berperan sebagai seorang yang mempunyai kaitan yang pertama. Dalam
kehidupan anak, ibu merupakan kasih sayang yang abadi.
b. Peranan Ayah
Dalam kehidupan sehari-hari ayah berperan sebagai kepala keluarga bersama
ibu untuk menjaga kelangsungan hidup keluarga. Peran ayah dalam kehidupan
keluarga adalah sebagai suami, ayah dari anak-anaknya, perncari nafkah,
pendidik, pelindung dan sebagai anggota masyarakat.

6. Tugas Keluarga
Menurut Friedmen dalam Effendy, (1998), tugas dari keluarga yaitu mengenal
gangguan perkembangan keadaan setiap anggota keluarga, mengambil keputusan
untuk tindakan yang tepat, memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang
tidak dapat membantu diri karena cacat atau uianya terlalu muda, mempertahankan
suasana dirumah yang menguntungkan untuk kesehatan dan kepribadian anggota
keluarga, mempertahankan hubungan timbal balik antara anggota keluarga dan
lembaga-lembaga kesehatan. Ini menunjukan pemanfaatan dengan baik akan
fasilitas-fasilitas kesehatan.

7. Tahap Perkembangan Keluarga


Pembagian tahap perkembangan menurut Suprajitno (2004).

Tabel 1.
Tugas Perkembangan Keluarga Sesuai Tahap Perkembangan
Tahap Perkembangan Tahap Perkembangan (Utama)
1 2
a.    Membina hubungan intim yang
memuaskan.
b.   Membina hubungan dengan keluarga
1.    Keluarga baru menikah
lain, teman, dan kelompk sosial
c.    Mendiskusikan rencana memiliki
anak
a.    Mempersiapkan diri menjadi orang
tua
2.    Keluarga dengan anak barub.   Adaptasi dengan perubahan adanya
lahir anggota keluarga, hubungan seksual
c.    Mempertahankan hubingan dalam
rangka memuaskan pasangannya
a.    Memenuhi kebutuhan anggota
keluarga, misalnya : kebutuhan
tempat tinggal, privasi dan rasa aman
b.   Membantu anak untuk bersosialisasi
3.    Keluarga dengan anak usia
c.    Pembagian tanggung jawab anggota
prasekolah
keluarga
d.   Merencanakan kegiatan untuk
pertumbuhan dan perkembangan
anak
4.    Keluarga dengan anak usiaa.    Membantu mensosialisasi anak
sekolah terhadap lingkungan luar rumah,
sekolah, dan lingkungan lebih luas
b.   Mempertahankan keintiman
pasangan
c.    Mempunyai kebutuhan yang
meningkat, termasuk biaya
kehidupan dan kesehatan anggota
keluarga.
a.    Memberikan kebebasan yang
seimbang dan bertanggung jawab
mengingat remaja adalah seorang
dewasa muda dan memiliki otonomi
b.   Mempertahankan hubungan intim
dalam keluarga
c.    Mempertahankan kominikasi
5.    Keluarga dengan anak remaja
terbuka antara anak dan orang tua.
Hindarkan terjadinya perdebatan,
kecurigaan dan permusuhan.
d.   Mempersipkan perubahan sistem
peran dan peraturan (anggota)
keluarga untuk memenuhi kebutuhan
tumbuh kembang anggota keluarga
a.    Memperluas jaringan keluarga dari
kleuarga inti menjadi keluarga besar
b.   Mempertahankan keintiman
6.    Keluarga melalui pelepasan
keluarga
anak sebagai dewasa
c.    Membantu anak untuk mandiri
sebagai keluarga baru di masyarakat
d.   Penataan kemabali peran orang tua
7.    Keluarga usia pertengahan a.    Mempertahankan kesehatan individu
dan pasangan usia pertengahan
b.   Memeprtahankan hubungan yang
serasi dan memuaskan dengan anak-
anaknya dan sebayanya
c.    Meningkatkan hubungan keakraban
pasangan
a.    Mempertahnkan suasana kehidupan
rumah tangga yang saling
mneyenangkan pasangannya
b.   Adaptasi dengan perubahan yang
akan terjadi, kehilangan pasangan,
8.    Keluarga lanjut usia
kekuatan fisik dan penghasilan
keluarga
c.    Mempertahankan keakraban
pasangan yang saling merawat
d.   Melakukan life review masa lalu
Sumber : Suprajitno, 2004

8. Tujuan Perawatan Kesehatan Keluarga


Tujuan perawatan keluarga menurut Effendy (1998), adalah :
a. Tujuan Utama
Untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga
mereka sehingga dapat meningkatkan kesehatan keluarga.
b. Tujuan Khusus
1) Meningkatkan kemamapuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah
kesehatan yang dihadapi.
2) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah
kesehatan dasar dalam keluarga
3) Mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan para
anggota keluarganya
4) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan
terhadap anggota keluarga sakit dan dalam mengatasi masalah kesehatan
keluarganya
5) Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnya.

B. Keperawatan Keluarga
1. Pengertian Keperawatan Keluarga
Keperawatan keluarga menurut Effendy (1998) adalah metode ilmiah yang
digunakan secara sistematis untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan
keperawatan keluarga, merencanakan asuhan keperawatan dan melaksanakan
intervensi keperawatan terhadap keluarga sesuai dengan rencana yang telah disusun
dan mengevaluasi mutu hasil asuhan keperawatan yang dilakukan terhadap keluarga.

2. Tujuan Asuhan Keperawatan Keluarga


Supratjitno,(2004) mengatakan tujuan keperawatan keluarga terdiri dari :
a. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya
secara mandiri.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang ingin dicapai adalah meningkatkan kemampuan keluarga :
1) Mengenal masalah kesehatan keluarga
2) Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan
keluarga.
3) Melakukan tindakan keperawatan kesehatan yang tepat kepada anggota
keluarga yang sakit, mempunyai gangguan tubuh atau keluarga yang
membutuhkan kemampuan keluarga.
4) Memelihara lingkungan keluarga (fisik, psikis, dan sosial).
5) Memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat (misalnya, puskesmas,
posyandu, atau sarana kesehatan lain untuk memperoleh pelayanan kesehatan
sesuai kebutuhan keluarga).

3. Proses Keperawatan Keluarga


Proses keperawatan keluarga adalah metode ilmiah yang digunakan secara
sistematis untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan
keluarga, merencanakan asuhan keperawatan dan melaksanakan intervensi
keperawatan terhadap keluarga sesuai dengan rencana yang telah disusun dan
mengevaluasi mutu hasil keperawatan yang dilaksanakan terhadap keluarga (Nasrul,
1998).
Asuhan keperawatan keluarga melalui praktik keperawatan dengan sasaran
keluarga. Tahapan dari proses keperawatan keluarga adalah sebagai berikut ; 1).
Pengkajian keluarga dan individu dari dalam keluarga. Pengkajian keluarga meliputi
cara mengidentifikasi data demografi dan sosial kultural, data lingkungan dan
struktur dan fungsi keluarga, stress dan koping keluarga yang digunakan keluarga
dan perkembangan keluarga, sedangkan pengkajian terhadap individu sebagai
anggota keluarga meliputi : fisik, mental, emosi, sosial dan spritual. 2). perumusan
diagnosa keperawatan keluarga. 3). Penyusunan perencanaan. 4). Pelaksanaan asuhan
keperawatan. 5). Evaluasi
Langkah-langkah proses keperawatan adalah pendekatan ilmiah atau metode
pemecahan masalah. Langkah-langkah proses keperawatan keluarga sendiri dari ;
pengkajian, analisa data, rumusan masalah, mendiagnosa masalah, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
a. Tahap pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan
informasi secara terus-menerus tentang keluarga yang dibinanya. Pengkajian
merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga. Dalam
menentukan masalah pasien dalam tahap ini mengharuskan perawat menentukan
secepat mungkin pengalaman lalu pasien, pengetahuan yang dimiliki, perasaan
dan harapan kesehatan dimasa yag akan datang. Dalam tahap pengkajian terdiri
dari beberapa tahap meliputi :
1) Pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan kegiatan dalam menghimpun informasi atau
data dari berbagai pihak keluarga, petugas kesehatan dan hasil rekawan
medis. Data yang dikumpulkan adalah data yang bersifat objektif dan
subjektif,  data demografi, riwayat tumbuh kembang, riwayat penyakit
keluarga, aktifitas sehari-hari, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium.
Sumber data yang didapatkan melalui anamnessa, observasi dengan
pemeriksaan fisik. Riwayat penyakit sekarang, biasanya penderita malaria
mengeluh demam, kurang nafsu makan, banyak berkeringat, merasa pusing,
mual, lemas, dan kelihatan pucat. Keadaan ini harus segera mendapat
pengobatan. Dalam hal ini keluarga mempunyai keterlibatan dalam fungsi
perawatan kesehatan keluarga seperti kesanggupan keluarga dalam
melakukan tugas perawatan dengan memeriksakan anggota keluarga ke
tempat pelayanan kesehatan misalnya puskesmas. Riwayat penyakit keluarga,
riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, adakah anggota keluarga
yang mengalami penyakit turunan atau penyakit yang sama. Riwayat
psikososial, Identifikasi hubungan sosial keluarga dalam masyarakat,
hubungan interaksi anggota keluarga, tanggapan pasien tentang penyakitnya,
fasilitas atau pelayanan kesehatan yang digunakkan keluarga. Riwayat
spritual, kaji ketaatan beribadah pasien dan menjalankan kepercayaanya serta
support sistem dalam keluarga. Pada aktivitas sehari-hari, penyakit malaria
terjadi karena keluarga kurang memelihara lingkungan sekitar rumah, terlihat
dari selokan yang kotor, masih ada gantungan pakaian di dalam kamar,
keadaan seperti ini dapat dijadikan sarang nyamuk dan keluarga dapat
terinfeksi malaria. Pemeriksaan fisik, melakukan pemeriksaan infeksi dengan
melihat adanya anemia, splenomegali, hepatomegali, dan iktrus, dan
pemeriksaan palpasi dengan melakukan perabaan untuk mengetahui adanya
pembekakan pada organ limpa dan hati.
2) Analisa Data
Pada analisa data, kegiatan yang dilakukan yaitu menetapkan masalah
kesehatan keluarga. Ada 5 kelompok masalah keperawatan keluarga yaitu ; 1)
ketidaksanggupan mengenal masalah kesehatan keluarga, 2)
ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalan melakukan tindakan
yang tepat, 3) ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit, 4)
ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi
kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga, 5) ketidakmampuan
menggunakan sumber di masyarakat guna memelihara kesehatan.
b. Perumusan Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik tentang respon individu,
keluarga atau komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
aktual dan potensial (Allen, 1998). Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan
berdasarkan data yang didapatkan pada pengkajian, komponen diagnosa
keperawatan meliputi: a) problem atau masalah, b) etiologi atau penyebab, c)
symptom atau tanda, yang dikenal dengan PES.
Tipologi diagnosa keperawatan meliputi :
1) Diagnosa aktual adalah masalah keperawatan yang sedang dialami oleh
keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat
2) Diagnosa resiko/resiko tinggi adalah masalah keperawatan yang belum
terjadi, tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan aktual dapat terjadi
cepat apabila tidak segera mendapat bantuan perawat.
3) Diagnosa potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga ketika
keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai
sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat ditingkatkan.
4) Diagnosa keperawatan keluarga berdasarkan NANDA, 1995, yang berkaitan
dengan masalah fungsi perawatan kesehatan adalah sebagai berikut :
a) Perubahan pemeliharaan kesehatan
b) Potensial peningkata pemeliharan kesehatan
c) Perilaku mencari pertolongan kesehatan
d) Ketidakefektifan penatalaksanaan aturan teraupetik keluarga
e) Resiko terhadap penyebaran penyakit

Tabel 2
Skala Untuk Menyusun Masalah Kesehatan Keluarga Sesuai Dengan Prioritas
No Kritera Skor Bobot
1 Sifat masalah 1
    Tidak/kurang sehat 3
    Ancaman kesehatan 2
    Krisis atau keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah 2
    Dengan mudah 2
    Hanya sebagaian 1
    Tidak dapat 0

3 Potensial masalah untuk dicegah 1


    Tinggi 3
    Cukup 2
    Rendah 1

4 Menonjolnya masalah 1
    Masalah berat harus segera ditangani 2
    Ada masalah, tetapi tidak perlu harus
segera ditangani 1
    Masalah tidak dirasakan 0
Sumber : Suprajitno, 2004
Proses skoring dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan :
1) Tentukan skor untuk setia kriteria yang dibuat
2) Selanjutnya dibagi dengan angka yang tertinggi dan dikalikan dengan bobot.
c. Perencanaan keperawatan keluarga
Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan
perawat untuk dilaksanakan dalam memcahkan masalah kesehatan dan
keperawatan yang telah diidentifikasi dari masalah keperawatan yang sering
muncul pada pasien dengan malaria disusun asuhan keperawatan keluarga sesuai
dengan prioritas masalah keperawatan yaitu, resiko terhadap penyebaran penyakit
berhubungan dengan kurang pengetahuan keluarga mengenai malaria antara lain:
1) Memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang penyakit malaria
2) Dorong periode istirahat dan aktivitas yang terjadwal
3) Tinjau perlu kesehatan pribadi dan kebersihan lingkungan
4) Tekankan pentingnya terapi antibiotic sesuai kebutuhan
5) Identivikasi tanda dan gejala yang membutuhkan evaluasi medis
6) Beritahu kepada pasien untuk mengawasi penderita saat meminum obat
malaria.
d. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan keluarga
dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk membangkitkan minat keluarga 
untuk mendapatkan perbaikan kearah perilaku hidup sehat. Pelaksanaan tindakan
keperawatan keluarga didasarkan kepada asuhan keperawatan yang telah didusun
e. Tahap Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil,
implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat
keberhasilan bila hasil dan evaluasi tidak berhasil sebagian perlu disusun rencana
keperawatan yang baru.

C. Konsep Dasar Penyakit Diare


1. Definisi Diare
Diare pada dasarnya adalah frekuensi buang air besar yang lebih sering dari
biasanya dengan konsistensi yang lebih encer.
Frekuensi buang air besar yang lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih 3 kali
pada anak, konsistensi faeces encer, dapat berwarna hijau atau dapa bercampur
lendir dan darah atau hanya lendir saja. (FK UI 1997)
Individu mengalami perubahan dalam kebiasaan BAB yang normal ditandai
dengan seringnya kehilangan cairan dan faeces yang tidak berbentuk (Susan Martin
T 1998.8)
Defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah dan atau lendir
dalam tinja (Suharyono 1999:51)

2. Macam diare
Menurut pedoman dari lab /UPF ilmu kesehatan anak Universitas Airlangga (1994)
diare dapat dikelompokan menjadi :
a. Diare akut, yaitu diare yang terjadi mendadak dan berlangsung paling lama 3-5
hari
b. Diare berkepanjangan bila diare berlangsung lebih dari 7 hari
c. Diare kronik bila diare berlangsung lebih dari 14 hari
Menurut pedoman MTBS (2000) diare dapat dikelompokan atau diklasifikan
menjadi:
a. Diare akut terbagi atas
1) Diare dengan dehidrasi berat
2) Diare dengan dehidrasi ringan / sedang
3) Diare tanpa dehidrasi
b. Diare persisten bila diare berlangsung 14 hari atau lebih, terbagi atas :
1) Diare persisten dengan dehidrasi
2) Diare persisten tanpa dahidrasi
c. Disentri apabila diare berlangsung disertai dengan darah

3. Penyebab diare
a. Faktor infeksi
1) Infeksi enteral : infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab
utama   diare pada anak,    yaitu : Vibrio cholerae, E coli, Salmonela,
Shigella, Criptosporidium
2) Infeksi parenteral : merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat
menimbulkan diare seperti otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia,
ensefalitis.
b. Faktor makanan 
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi
terhadap jenis makanan tertentu.
c. Faktor psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas), jarang
terjadi tetapi dapat ditemukan pada akan yang lebih besar

4. Mekanisme terjadinya diare


a. Gangguan osmotik
Terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotik di dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi penggeseran
air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena
terdapat peningkatan isi rongga usus.
b. Gangguan sirkulasi
Akibat rangsangan tertentu misalnya toksin pada dinding usus dan selanjutnya
timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
c. Gangguan motalitas usus
Hyperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus
menurun akan mengakibakan bakteri tumbuh berlebihan, sehingga selanjutnya
timbul diare pula.

5. Gejala klinik
a. Mula-mula anak cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, nafsu makan
berkurang
b. Gejala muntah dapa timbul sebelum atau setelah diare
c. Bila penderita sudah banyak kehilangan cairan dan elektrolit maka
timbul  dehidrasi

6. Prinsip penatalaksanaan
a. Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi
b. Distetik
Menurut Mansjoer (2000), Prinsip penatalaksanaan diare adalah sebagai berikut :
a. Diare cair membuthkan penggantian cairan dan elektrolit tanpa melihat
etiologinya, tujuan terapi tersebut untuk mengoreksi kekurangan cairan dan
elektrolit secara cepat kemudian mengganti cairan yang hilang sampai diarenya
berhenti.
b. Makanan harus diteruskan bahkan ditingkatkan selama diare untuk
menhindarkan efek buruk pada status gizi.
c. Antibiotika dan antiparasit tidak boleh digunakan secara rutin.

7. Komplikasi
Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).
a. Renjatan hipovolemik.
b. Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardi,
perubahan pada elektro kardiagram).
c. Hipoglikemia.
d. Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktose karena
kerusakan vili mukosa usus halus.
e. Kejang terutama pada dehidrasi hipertoni
f. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga
mengalami kelaparan.

D. KONSEP DASAR ASKEP KELUARGA TERKENA DIARE


1. Pengkajian
- Riwayat kebersihan anak dan lingkungan
- Kebiasaan jajan atau makanan yang merangsang
- BAB lebih dari empat kali cair 
- Warna feces berubah, konsistensi cair ( lendir, darah )
- Rasa haus, selera makan menurun, berat badab berkurang
- Anak menangis terus, gelisah dan insiden paling tinggi adalah golongan umur
6 – 11 bulan.

B. Diagnosa Keperawatan
a. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan output cairan yang berlebihan.
b. Gangguan keseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d malabsorpsi
usus,mual, muntah.
c. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekwensi BAB yang
berlebihan.
d. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.
e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
penyakit, prognosis dan pengobatan.

C. Intervensi Keperawatan
a. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan output cairan yang berlebihan.
Tujuan :
Devisit cairan dan elektrolit teratasi
Kriteria hasil:
Tanda-tanda dehidrasi tidak ada, mukosa mulut dan bibir lembab, balan cairan
seimbang
Intervensi :
N Intervensi Rasional
O
1 Observasi tanda – tanda vital. parameter keadaan
umum klien dan deteksi
dini adanya kelainan
2 Observasi tanda – tanda dehidrasi. Tanda-tanda dehidrasi
digunakan untuk
mengetahui derajad
dehidrasi
3 Ukur input dan Output cairan. Catatan masukan dan
pengeluaran membantu
mendeteksi dini ketidak
seimbangan cairan       
4 Kolaborasi dengan dokter dalam  Perawatan bersama
akan mempercepat dan
pemberian therapi cairan,
mempermudah dalam
pemeriksaan lab elektrolit. mengatasi masalah.

b. Gangguan keseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d malabsorpsi


usus,mual, muntah.
Tujuan :
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi teratasi
Kriteria hasil :
Intake nutrisi klien meningkat, diet habis 1 porsi yang disediakan, mual,
muntah tidak ada.
Intervensi :
NO Intervensi Rasional
1 Dorong tirah baring
atau Menurunkan
kebutuhan metabolic
pembatasan aktivitas selama fase
untuk mencegah
sakit akut penurunan kalori dan
simpanan energi..
2 Timbang berat badan klien. Memberikan
informasi tentang
kebutuhan diet
3 Lakukan oral hygiene Lakukan oral hygiene
4 Batasi makanan yang dapat Mencegah serangan
menyebabkan kram abdomen akut
5 Kolaborasi dengan tim gizi dalam Zat gizi diperlukan
untuk memenuhi
penentuan diet klien.
kebutuhan tubuh.
Dengan gizi seimbang
maka tumbuh
kembang anak dapat
optimal serta dapat
mempercepat proses
penyembuhan
penyakit.

c. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekwensi BAB yang


berlebihan.
Tujuan :
Gangguan integritas kulit teratasi
Kriteria hasil :
Integritas kulit kembali normal, iritasi tidak ada, tanda-tanda infeksi tidak ada
Intervensi :
N Intervensi Rasional
O
1 Ganti popok anak jika basah. Keadaanbersih dan
kering mencegah
kembangbiaknya
mikro organisme.
2 Hindari penggunaan bedak jika lecet Partikel bedak akan
melekat pada kulit
dan menambah lecet
sehingga menjadi
sarang
perkembangbiakan
kuman.  
3 Cuci tangan sebelum dan sesudah Cuci tangan  dapat
menggant popok mencegah
penyebaran kuman
dan mencegah
terjadinya infeksi
d. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.
Tujuan :
Nyeri dapat teratasi
Kriteria hasil :
Nyeri dapat berkurang / hilang, ekspresi wajah tenang
Intervensi :
N Intervensi Rasional
O
1 Observasi tanda-tanda vital. Dengan mengetahui
tanda - tanda vital
dapat mengetahui
tingkat nyeri
2 Kaji tingkat rasa nyeri. Dengan mengkaji
tingkat nyeri dapat
mengetahui skala
nyeri
3 Atur posisi yang nyaman bagi klien. Dengan mengatur
posisi yang benar
diharapkan rasa nyeri
berkurang
4 Baringkan pasien dalam posisi Tindakan ini
terlentang dengan bantalan hangat di meningkatkan
atas abdomen . relaksasi otot dan
mengurangi kram

e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang


penyakit, prognosis dan pengobatan.
Tujuan :
Pengetahuan keluarga meningkat
Kriteria hasil :
Keluarga klien mengerti dengan proses penyakit klien, ekspresi wajah tenang,
keluarga tidak banyak bertanya lagi tentang proses penyakit klien.

Intervensi :
NO Intervensi Rasional
1 Jelaskan tentang diare dan tanda Pemahaman orang tua
gejalanya tentang diare dan
tanda gejalanya akan
merangsang orang tua
untuk kooperatif
dalam perawatan
upaya penyembuhan
2 Jelaskan diet untuk anak diare Makanan ini dapat
mengiritasi usus.
yaitu makanan tinggi serat, tinggi
lemak, air yang sangat panas,
dingin harus dihindari

D. Evaluasi
a. Volume cairan dan elektrolit kembali normal sesuai kebutuhan.
b. Kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan tubuh.
c. Integritas kulit kembali normal.
d. Rasa nyaman terpenuhi.
e. Pengetahuan kelurga meningkat.
f. Cemas pada klien teratasi.

E. KASUS ASUHAN KEPERWATAN KELUARGA TENTANG DIARE


1. Pengkajian
a. Data umum
 Nama kepala keluarga : Tn.”A”
Umur                    : 27 Tahun
Alamat                  :  Batu Merah RT 003 / RW 18
Pekerjaan               :  Sopir
Pendidikan            :  SMA
 Ibu
Umur                     : 25
Alamat                  :  Batu Merah RT 003 / RW 18
Pekerjaan               :  Ibu Rumah Tangga
Pendidikan            :  SMA
b. Identitas klien  :
Nama : A/ AW
Umur : 4 tahun
Alamat : Batu Merah RT 003 / RW 18
c. Komposisi keluarga     : 3 Orang

Tabel 1 Data Anggota Keluarga

Jenis Hubungan dgn


No Nama Umur Pendidikan
kelamin keluarga
1 Tn.A Laki - laki 27 thn Suami SMA
2 Ny.N Perempuan 25 thn Istri SMA
3 a/ AW Laki-laki 4 thn Anak -

d. Genogram 3 Generasi sesuai dengan komposisi keluarga


e. Tipe keluarga : Keluarga inti (nucleur Family) yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak-anak
f. Suku / Bangsa : Keluarga Tn. A berasal dari suku Bugis / Indonesia
g. Agama : Keluarga Tn. A menganut agama islam
h. Status sosial ekonomi :
Anggota keluarga yang mencari nafkah adalah ayah dengan pendapatan sebulan yaitu
Rp 750.000 serta pengeluaran tidak menentu dan  dapat memenuhi kebutuhan
keluarga dengan baik.
2. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga saat ini yaitu sesuai dengan tahap perkembangan
keluarga Tn.A dengan anak pertama berumur 2 tahun saat berarti keluarga Tn.A
pada tahap keluarga dengan anak pertama
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : Tidak ada
Sumber pelayanan kesehatan yang digunakan : Puskesmas
Riwayat keluarga Inti
a. Riwayat penyakit Keturunan : Tidak ada
b. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
c. Terlampir dalam tabel  sebagai berikut

Tabel 2 Riwayat masing - masing anggota keluarga

Keadaan
No Nama Umur imunisasi Tindakan yg dilakukan
kesehatan
 1 Tn. A 27 thn Sehat - Berobat di puskesmas dan
membawa penderita di
2 Ny. N 25 thn Sehat -
puskesmas
3 a/A W 4 thn Sehat Lengkap

3. Karakteristik Rumah
1) Riwayat rumah yang di tempati
Rumah yang ditepati adalah Kamar kos-kosan dengan luas rumah 3X 4 m.
2) Sanitasi dan penggunaan sarana air besih
Sumber air minum yang di dapat dari air ledeng untuk minum. Dan keperluan
lainnya diambil dari sumur gali dengan jarak 10 cm dengan kos-kosan.
Penggunaan air minum dimasak terlebih dahulu, keluarga mempunyai
kebiasaan yaitu dengan membuang sampah di tempat pembuangn sampah
umum.
3) Karakteristik tetangga dan komunikasi
Lingkungan sekitar keluarga seluruhnya beragama islam dan mayoritas berasal
dari Bugis hubungan sosial antara keluarga dan tetangga baik
4) Mobilitas geografi keluarga
Tn ”A” dan Ny ”N” Setelah awal menikah tempat tinggal mereka di kelurahan
Batu Merah  RT 003 / RW 18 sampai sekarang
5) Perkumpulan keluarga, interaksi dengan masyarakat waktu yang digunakan
bila sedang berkumpul yaitu saat melaksanakan ibadah.
6) Sistem pendukung keluarga
Kebutuhan hidup setiap hari di biayai oleh Tn. ”A”

4. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi keluarga yang digunakan adalah pola komunikasi terbuka,
tetapi yang mengambil keputusan adalah Tn. ”A” yang berperan sebagai
kepala keluarga saat ini. Apabila ada masalah dalam keluarga ini biasaanya di
didiskusikan bersama - sama dengan istri.
2) Stuktur peran
Peran Tn. ”A” sebagai kepala keluarga, pelindung dan Ny. ”N” berperan
sebagai dalam mengurus, mengasuh, mencari,nafkah tambahan dan
menyiapkan makanan  bagi suami dan anaknya sedangkan a/AW berperan
sebagai anak.
3) Nilai dan norma budaya keluarga
Keluarga ini mengajarkan ajaran sesuai dengan agama dan kepercayaanya
mereka saling menghormati satu sama dengan yang lain. Dalam keluarga
diterapkan hidup bersih seperti mencuci tangan sebelum makan.

5. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
Fungsi afektif Tn. Ny.N a/AW KET
A
a. Gambaran diri Baik Baik ---- Anak Nl belum tau
b. Perasaan dimiliki dan Ya Ya Ya tentang Gambaran
memiliki diri
c. Dukungan terhadap Ya Ya Ya
Keluarga
d. Kehangatan Dalam Ya Ya Ya
Keluarga
e. Salin menghargai Ya Ya Ya

2) Fungsi sosialisasi

Fungsi sosialisasi Tn. Ny.N a/AW KET


A
a. Interaksi dan hubungan Baik Baik Baik -
keluarga
b. Keluarga belajar Ya Ya Ya -
mengenai
norma,disiplin,budaya
dan prilaku

c. Fungsi Perawatan Keluarga


1) Kemampuan Keluarga menyediakan makanan, pakaian, dan perlindungan
terhadap keluarga : Baik
2) Pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit : Keluarga kurang mengetahui
penyakit Diare
3) Kesanggupan Keluarga dalam melakukan tugas perawatan:
a) Mengenal masalah kesehatan : Kurang
b) Pengambilan keputusan mengenai kesehatan : Kurang tepat
c) Merawat keluarga yang sakit : Ya
d) Memelihara Lingkungan rumah yang sehat : Ya
e) Menggunakan fasilitas / pelayanan kesehatan : Ya

d. Fungsi reproduksi:
Keluarga Tn.A  merupakan pasangan yang masih produktif,  berencana
mempunyai anak 2 orang, Ny.N Sebagai aseptor KB yaitu PIL sejak kelahiran
anak pertama
e. Fungsi ekonomi
Keluarga Tn.A dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan
menggunakan biaya dari pendapatan Tn.A selaku Sopir
6. Stress dan Koping Keluarga
1) Stresor Jangka Panjang
Adanya keinginan dari keluarga Tn.A untuk memilki rumah sendiri, karna
masih hidup kos-kosan
2) Stresor Jangka Pendek
Keluarga Tn.A sangat\memikirkan kondisi anaknya yang sedang sakit diare
Kemampuan Keluarga Berespon terhadap Masalah.
Jika ada masalah keluarga Tn.”A” menghadapinya dengan mencari alternatif
menyelesaikannya bersama -sama keluarga dan meyakini bahwa setiap
masalah pasti ada jalan keluarnya.

7. Pemeriksaan Fisik Keluarga


No KOMPONEN TN.A NY.N a/AW
1 Riwayat Penyakit Tidak ada Tidak ada Diare
Saat Ini
2 Keluhan Yang Tidak ada Tidak ada BAB  ≥4X/hari
dirasakan
3 Tanda dan Gejala Tidak ada Tidak ada Badan
lemas,konjungtiva
pucat, turgor kulit
kurang,KU,lemah
4 Penyakit Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Sebelumnya
5 Tanda-Tanda Vital TD:120/80 TD:110/70 R:24X/Menit\       
MmHg MmHg N:100X/menit
R:20X/Menit R:20X/Menit S:37.50C
N:80X/menit N:80X/menit
S:36.20C S:360C
6 Sistem Normal Normal Normal
Kardiovaskuler
7 Sistem Respirasi Normal Normal Normal
8 Sistem.Gastrointestin Normal Normal Normal
al
9 Sistem Persyarafan Normal Normal Normal
10 Sistem Normal Normal Normal
Musculoskeletal
F. Harapan Keluarga
Keluarga berharap melalui perawatan dan Pendidikan kesehatan yang dilakukan
selama asuhan kepertawatan keluarga, penyakit Diare yang diderita oleh a/ A W
dapat sembuh dan anggota keluarga tetap dalam keadaan sehat serta keluarga tahu
bagaimana cara pencegahan penyakit Diare

G. Klasifikasi Data
DS            :
Keluarga Tn.A  mengatakan :
- Anaknya BAB mencret lebih dari 4X/hari
- Badan lemas
- Anaknya rewel
- Tidak tahu sakit apa yang di alami anaknya
DO           :
- Frekwensi/Intensitas  BAB: Lebih dari 4X/hari
- Kosistensi:Cair
- Bau: Busuk
- Keadaan umum Lemah
- Tanda-tanda vital
Nadi          : 100 x/menit
Suhu          :  35,5 C 0
Respirasi    : 24 x/menit

H. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1. DS: Keluarga Tn.A mengatakan : Ketidakmampuan Kurang
 Anaknya rewel keluarga megenal pengetahuan
 Tidak tahu sakit apa yang di alami anaknya masalah tentang
DO : kesehatan penyakit Diare

 Kemampuan keluarga Tn.A dalam


mengambil keputusan terbatas karena
keluarga tidak mengetahui masalah
kesehatan
2. DS: Kelurga Tn.A mengatakan pengeluaran Devisite
 A=naknya BAB mencret lebih dari 4X/hari cairan tubuh yang volume cairan
 Badan lemas berlebihan tubuh
DO :
 Kosistensi:Cair
 Keadaan umum Lemah
 Tanda-tanda vital
Nadi        : 100 x/menit
Suhu       :  35,5 C 0
Respirasi : 24 x/menit

I. Diagnosa keperawatan menurut  scoring


1) Devisite volume cairan tubuh sehubungan dengan pengeluaran cairan tubuh
yang berlebihan
No Kritera Skor Pembenaran
1 Sifat masalah 3/3X1=1 BAB Mencret ≥4X/hari,Badan
-  Aktual lemas,konjungtiva pucat, turgor kulit
kurang,KU,lemah, jika tidak segera diatasi
bisa menyebabkan terjadinya dehidrasi
2 Kemungkinan masalah 2/2X2=2 Keluarga Tn.A mau tahu tentang diare tetapi
dapat diubah masih belum mampu untuk merawat anaknya
-    Mudah
3 Potensial masalah 2/3X1=2/3 Masalah masih dapat dicegah agar tidak
untuk dicegah terjadi komplikasi sebab diare tidak ditangani
-  Cukup segera akan berakibat fatal dan dapat
memperburuk kondisi penderita
4 Menonjolnya masalah 2/2X1=1 Masalah diare yang diderita a/AW sangat
-  Masalah harus dirasaklan betul oleh keluarga Tn.A dan
segera ditangani keluarga ingin segera masalah yang dialami
anaknya segera ditangani
TOTAL 4.2/3
2) Kurang pengetahuan sehubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah kesehatan

No Kritera Skor Pembenaran


1 Sifat masalah 3/3X1=1 Diare adalah penyakit yang sering terjadi
-    Aktual tetapi karena pegetahuan keluarga Tn.A
kurang sehingga menyebabkan anaknya
mengalami diare
2 Kemungkinan masalah 1/2X2=1 Masalah masih mungkin untuk dicegah
dapat diubah walaupun keluarga Tn.A terlihat ragu untuk
-   cukup mengenal masalah diare namun masalah
masih dapat diubah dengan tindakan
penyuluhan kesehatan tentang penyakit diare
3 Potensial masalah 3/3X1=1 Keluarga Tn.A tidak menyadari bahwa
untuk dicegah penyakit dapat timbul dari lingkungan yang
-   Tinggi tidak bersih dan gaya hidup yang tidak bersih
dan sehat
4 Menonjolnya masalah 0/2X1=0 Masalah lingkungan yang tidak bersih tidak
-    Masalah dianggap sebagai suatu masalah kesehatan
harustidak segera
ditangani
TOTAL 3

J. Rencana Keperawatan
1) Devisite volume cairan tubuh sehubungan dengan pengeluaran cairan tubuh
yang berlebihan
N Tujuan Kruteria Evaluasi
O Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar
DX
1. Selama 2 kali Setelah dilakukan ResponVerbal 1. Keluarga 1. Berikan
kunjungan penyuluhan tentang Pengetahuan Menyebutkan penyuluhan
rumah penyakit Diare Kembali cara pada keluarga
kekurangan keluarga mampu: mengatasi   mengenai cara
cairan tubuh 1.   Menyebutkan Diare mengatasi 
dapat teratasi Pencegahan dan Respon
cara mengatasi Psikomotor 2. Keluarga dapat penyakit Diare
diare mendemontras
 Segera berikan
ikan
minuman yang
menyiapkan
banyak sebagai
Oralit
pengganti
cairan yang
hilang

 Teruskan
 

pemberian ASI
dan Makanan

 Mencari
 

pengobatan
lanjutan

2. Demontrasikan
cara
menyiapkan
Oralit

3. Berikan
kesempatan
kepada
keluarga untuk
mencoba cara
menyiapkan
Oralit

4. Berikan pujian
terhadap
kemampuan
ide/sikap yang
positif yang
diungkapkan
keluarga dalam
menyikapi
kekambuhan
penyakitnya

2) Kurang pengetahuan sehubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal


masalah kesehatan

N Tujuan Kruteria Evaluasi


O Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar
DX
2 Selama 2 kali Setelah dilakukan ResponVerbal Keluarga berikan
kunjungan penyuluhan tentang Pengetahuan Menyebutkan penyuluhan
rumah mengerti penyakit Diare Kembali tentang : tentang:
tentang keluarga mampu: 1.Pengertian Diare
1.Pengertian Diare
penyakit diare 1.   Menjelaskan 2.Penyebab Diare
2.Penyebab Diare
tentang penyakit 3.Tanda dan
3.Tanda dan
diare gejala  Diare
gejala  Diare
4.Pencegahan
4.Pencegahan
Diare
Diare

K. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan


No Diagnosa Hari/Tgl Implementasi Evaluasi
1. Devisite volume Jumat/15-12- Memberikan S : Keluarga Tn.L
cairan tubuh 2011 penyuluhan pada mengatakan
berhubungan keluarga mengenai 3. Keluarga dapat
denganpengeluaran cara mengatasi  menyebutkan
cairan tubuh penyakit Diare kembali cara
- Segera berikan mengatasi diare
minuman yang O :
banyak sebagai  Keluarga mampu
pengganti cairan mendemontrasikan
yang hilang cara menyiapkan
- Teruskan oralit
pemberian ASI A : masalah teratasi
dan Makanan P : intervensi
- Mencari dihentikan
pengobatan
lanjutan
1. Mendemontrasika
n cara menyiapkan
Oralit
2. Memberikan
kesempatan kpd
keluarga untuk
mencoba cara
menyiapkan Oralit
2 Kurang Jumat/15-12- Memberikan S : Keluarga
pengetahuan  2011 penyuluhan tentang: Tn.Amengatakan
sehubungan dengan 1.Pengertian Diare 1. Keluarga dapat
ketidakmampuan 2.Penyebab Diare menyebutkan
keluarga mengenal 3.Tanda dan tanda dan
masalah kesehatan gejala  Diare gejala  Diare
4.Pencegahan Diare 2. Keluarga dapat
mengidentifikasik
an cara
pengobatan dan
perawatan
3. Keluarga dapat
mengenal masalah
kesehatan
keluarga
O : Respon keluarga
terhadap penyuluhan
yang diberikan baik
serta ada interaksi/
komunikasi 2 arah.
A : masalah teratasi
P : intervensi
dihentikan

Anda mungkin juga menyukai