3. Struktur Keluarga
Menurut Mubarak (2006), struktur keluarga terdiri dari :
a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.
b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dari
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ibu.
c. Matrilokal adalah sepasang suami-istri yang tinggal bersama sedarah istri.
d. Patrilokal adalah sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami.
4. Fungsi Keluarga
Secara umum fungsi keluarga yang dikemukakan oleh Friedman (1998),
adalah sebagai berikut :
a. Fungsi efektif adalah fungsi yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk
mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini
membutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.
b. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan
tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah
untuk berhubungan dengan orang lain.
c. Fungsi repdoduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga
kelangsungan keluarga.
d. Fungsi ekonomi yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga
secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu,
meingkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi keperawatan / pemeliharaan kesehatan yaitu : fungsi untuk
mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki
produktivitas tinggi.
5. Peranan Keluarga
Sehubungan dengan fungsi keluarga, maka peranan keluarga juga diutamakan
dalam kegiatan keluarga terutama peran ayah dan ibu. Seperti yang dinyatakan oleh
Mubarak, (2006), adalah sebagai berikut :
a. Peran Ibu
Ditinjau dari segi kehidupan secara keseluruhan, ibu berperan sebagai satu
rumah tangga yang dapat mengemudikan keluarga. Peran ibu dalam keluarga
antara lain mengatur situasi keluarga, keharmonisan, kerukunan yang dapat
mewarnai keluarga dalam hubungan tertentu. Dalam hubungan dengan anak : ibu
berperan sebagai seorang yang mempunyai kaitan yang pertama. Dalam
kehidupan anak, ibu merupakan kasih sayang yang abadi.
b. Peranan Ayah
Dalam kehidupan sehari-hari ayah berperan sebagai kepala keluarga bersama
ibu untuk menjaga kelangsungan hidup keluarga. Peran ayah dalam kehidupan
keluarga adalah sebagai suami, ayah dari anak-anaknya, perncari nafkah,
pendidik, pelindung dan sebagai anggota masyarakat.
6. Tugas Keluarga
Menurut Friedmen dalam Effendy, (1998), tugas dari keluarga yaitu mengenal
gangguan perkembangan keadaan setiap anggota keluarga, mengambil keputusan
untuk tindakan yang tepat, memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang
tidak dapat membantu diri karena cacat atau uianya terlalu muda, mempertahankan
suasana dirumah yang menguntungkan untuk kesehatan dan kepribadian anggota
keluarga, mempertahankan hubungan timbal balik antara anggota keluarga dan
lembaga-lembaga kesehatan. Ini menunjukan pemanfaatan dengan baik akan
fasilitas-fasilitas kesehatan.
Tabel 1.
Tugas Perkembangan Keluarga Sesuai Tahap Perkembangan
Tahap Perkembangan Tahap Perkembangan (Utama)
1 2
a. Membina hubungan intim yang
memuaskan.
b. Membina hubungan dengan keluarga
1. Keluarga baru menikah
lain, teman, dan kelompk sosial
c. Mendiskusikan rencana memiliki
anak
a. Mempersiapkan diri menjadi orang
tua
2. Keluarga dengan anak barub. Adaptasi dengan perubahan adanya
lahir anggota keluarga, hubungan seksual
c. Mempertahankan hubingan dalam
rangka memuaskan pasangannya
a. Memenuhi kebutuhan anggota
keluarga, misalnya : kebutuhan
tempat tinggal, privasi dan rasa aman
b. Membantu anak untuk bersosialisasi
3. Keluarga dengan anak usia
c. Pembagian tanggung jawab anggota
prasekolah
keluarga
d. Merencanakan kegiatan untuk
pertumbuhan dan perkembangan
anak
4. Keluarga dengan anak usiaa. Membantu mensosialisasi anak
sekolah terhadap lingkungan luar rumah,
sekolah, dan lingkungan lebih luas
b. Mempertahankan keintiman
pasangan
c. Mempunyai kebutuhan yang
meningkat, termasuk biaya
kehidupan dan kesehatan anggota
keluarga.
a. Memberikan kebebasan yang
seimbang dan bertanggung jawab
mengingat remaja adalah seorang
dewasa muda dan memiliki otonomi
b. Mempertahankan hubungan intim
dalam keluarga
c. Mempertahankan kominikasi
5. Keluarga dengan anak remaja
terbuka antara anak dan orang tua.
Hindarkan terjadinya perdebatan,
kecurigaan dan permusuhan.
d. Mempersipkan perubahan sistem
peran dan peraturan (anggota)
keluarga untuk memenuhi kebutuhan
tumbuh kembang anggota keluarga
a. Memperluas jaringan keluarga dari
kleuarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman
6. Keluarga melalui pelepasan
keluarga
anak sebagai dewasa
c. Membantu anak untuk mandiri
sebagai keluarga baru di masyarakat
d. Penataan kemabali peran orang tua
7. Keluarga usia pertengahan a. Mempertahankan kesehatan individu
dan pasangan usia pertengahan
b. Memeprtahankan hubungan yang
serasi dan memuaskan dengan anak-
anaknya dan sebayanya
c. Meningkatkan hubungan keakraban
pasangan
a. Mempertahnkan suasana kehidupan
rumah tangga yang saling
mneyenangkan pasangannya
b. Adaptasi dengan perubahan yang
akan terjadi, kehilangan pasangan,
8. Keluarga lanjut usia
kekuatan fisik dan penghasilan
keluarga
c. Mempertahankan keakraban
pasangan yang saling merawat
d. Melakukan life review masa lalu
Sumber : Suprajitno, 2004
B. Keperawatan Keluarga
1. Pengertian Keperawatan Keluarga
Keperawatan keluarga menurut Effendy (1998) adalah metode ilmiah yang
digunakan secara sistematis untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan
keperawatan keluarga, merencanakan asuhan keperawatan dan melaksanakan
intervensi keperawatan terhadap keluarga sesuai dengan rencana yang telah disusun
dan mengevaluasi mutu hasil asuhan keperawatan yang dilakukan terhadap keluarga.
Tabel 2
Skala Untuk Menyusun Masalah Kesehatan Keluarga Sesuai Dengan Prioritas
No Kritera Skor Bobot
1 Sifat masalah 1
Tidak/kurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2
Krisis atau keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah 2
Dengan mudah 2
Hanya sebagaian 1
Tidak dapat 0
4 Menonjolnya masalah 1
Masalah berat harus segera ditangani 2
Ada masalah, tetapi tidak perlu harus
segera ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0
Sumber : Suprajitno, 2004
Proses skoring dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan :
1) Tentukan skor untuk setia kriteria yang dibuat
2) Selanjutnya dibagi dengan angka yang tertinggi dan dikalikan dengan bobot.
c. Perencanaan keperawatan keluarga
Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan
perawat untuk dilaksanakan dalam memcahkan masalah kesehatan dan
keperawatan yang telah diidentifikasi dari masalah keperawatan yang sering
muncul pada pasien dengan malaria disusun asuhan keperawatan keluarga sesuai
dengan prioritas masalah keperawatan yaitu, resiko terhadap penyebaran penyakit
berhubungan dengan kurang pengetahuan keluarga mengenai malaria antara lain:
1) Memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang penyakit malaria
2) Dorong periode istirahat dan aktivitas yang terjadwal
3) Tinjau perlu kesehatan pribadi dan kebersihan lingkungan
4) Tekankan pentingnya terapi antibiotic sesuai kebutuhan
5) Identivikasi tanda dan gejala yang membutuhkan evaluasi medis
6) Beritahu kepada pasien untuk mengawasi penderita saat meminum obat
malaria.
d. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan keluarga
dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk membangkitkan minat keluarga
untuk mendapatkan perbaikan kearah perilaku hidup sehat. Pelaksanaan tindakan
keperawatan keluarga didasarkan kepada asuhan keperawatan yang telah didusun
e. Tahap Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil,
implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat
keberhasilan bila hasil dan evaluasi tidak berhasil sebagian perlu disusun rencana
keperawatan yang baru.
2. Macam diare
Menurut pedoman dari lab /UPF ilmu kesehatan anak Universitas Airlangga (1994)
diare dapat dikelompokan menjadi :
a. Diare akut, yaitu diare yang terjadi mendadak dan berlangsung paling lama 3-5
hari
b. Diare berkepanjangan bila diare berlangsung lebih dari 7 hari
c. Diare kronik bila diare berlangsung lebih dari 14 hari
Menurut pedoman MTBS (2000) diare dapat dikelompokan atau diklasifikan
menjadi:
a. Diare akut terbagi atas
1) Diare dengan dehidrasi berat
2) Diare dengan dehidrasi ringan / sedang
3) Diare tanpa dehidrasi
b. Diare persisten bila diare berlangsung 14 hari atau lebih, terbagi atas :
1) Diare persisten dengan dehidrasi
2) Diare persisten tanpa dahidrasi
c. Disentri apabila diare berlangsung disertai dengan darah
3. Penyebab diare
a. Faktor infeksi
1) Infeksi enteral : infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab
utama diare pada anak, yaitu : Vibrio cholerae, E coli, Salmonela,
Shigella, Criptosporidium
2) Infeksi parenteral : merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat
menimbulkan diare seperti otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia,
ensefalitis.
b. Faktor makanan
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi
terhadap jenis makanan tertentu.
c. Faktor psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas), jarang
terjadi tetapi dapat ditemukan pada akan yang lebih besar
5. Gejala klinik
a. Mula-mula anak cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, nafsu makan
berkurang
b. Gejala muntah dapa timbul sebelum atau setelah diare
c. Bila penderita sudah banyak kehilangan cairan dan elektrolit maka
timbul dehidrasi
6. Prinsip penatalaksanaan
a. Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi
b. Distetik
Menurut Mansjoer (2000), Prinsip penatalaksanaan diare adalah sebagai berikut :
a. Diare cair membuthkan penggantian cairan dan elektrolit tanpa melihat
etiologinya, tujuan terapi tersebut untuk mengoreksi kekurangan cairan dan
elektrolit secara cepat kemudian mengganti cairan yang hilang sampai diarenya
berhenti.
b. Makanan harus diteruskan bahkan ditingkatkan selama diare untuk
menhindarkan efek buruk pada status gizi.
c. Antibiotika dan antiparasit tidak boleh digunakan secara rutin.
7. Komplikasi
Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).
a. Renjatan hipovolemik.
b. Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardi,
perubahan pada elektro kardiagram).
c. Hipoglikemia.
d. Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktose karena
kerusakan vili mukosa usus halus.
e. Kejang terutama pada dehidrasi hipertoni
f. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga
mengalami kelaparan.
B. Diagnosa Keperawatan
a. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan output cairan yang berlebihan.
b. Gangguan keseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d malabsorpsi
usus,mual, muntah.
c. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekwensi BAB yang
berlebihan.
d. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.
e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
penyakit, prognosis dan pengobatan.
C. Intervensi Keperawatan
a. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan output cairan yang berlebihan.
Tujuan :
Devisit cairan dan elektrolit teratasi
Kriteria hasil:
Tanda-tanda dehidrasi tidak ada, mukosa mulut dan bibir lembab, balan cairan
seimbang
Intervensi :
N Intervensi Rasional
O
1 Observasi tanda – tanda vital. parameter keadaan
umum klien dan deteksi
dini adanya kelainan
2 Observasi tanda – tanda dehidrasi. Tanda-tanda dehidrasi
digunakan untuk
mengetahui derajad
dehidrasi
3 Ukur input dan Output cairan. Catatan masukan dan
pengeluaran membantu
mendeteksi dini ketidak
seimbangan cairan
4 Kolaborasi dengan dokter dalam Perawatan bersama
akan mempercepat dan
pemberian therapi cairan,
mempermudah dalam
pemeriksaan lab elektrolit. mengatasi masalah.
Intervensi :
NO Intervensi Rasional
1 Jelaskan tentang diare dan tanda Pemahaman orang tua
gejalanya tentang diare dan
tanda gejalanya akan
merangsang orang tua
untuk kooperatif
dalam perawatan
upaya penyembuhan
2 Jelaskan diet untuk anak diare Makanan ini dapat
mengiritasi usus.
yaitu makanan tinggi serat, tinggi
lemak, air yang sangat panas,
dingin harus dihindari
D. Evaluasi
a. Volume cairan dan elektrolit kembali normal sesuai kebutuhan.
b. Kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan tubuh.
c. Integritas kulit kembali normal.
d. Rasa nyaman terpenuhi.
e. Pengetahuan kelurga meningkat.
f. Cemas pada klien teratasi.
Keadaan
No Nama Umur imunisasi Tindakan yg dilakukan
kesehatan
1 Tn. A 27 thn Sehat - Berobat di puskesmas dan
membawa penderita di
2 Ny. N 25 thn Sehat -
puskesmas
3 a/A W 4 thn Sehat Lengkap
3. Karakteristik Rumah
1) Riwayat rumah yang di tempati
Rumah yang ditepati adalah Kamar kos-kosan dengan luas rumah 3X 4 m.
2) Sanitasi dan penggunaan sarana air besih
Sumber air minum yang di dapat dari air ledeng untuk minum. Dan keperluan
lainnya diambil dari sumur gali dengan jarak 10 cm dengan kos-kosan.
Penggunaan air minum dimasak terlebih dahulu, keluarga mempunyai
kebiasaan yaitu dengan membuang sampah di tempat pembuangn sampah
umum.
3) Karakteristik tetangga dan komunikasi
Lingkungan sekitar keluarga seluruhnya beragama islam dan mayoritas berasal
dari Bugis hubungan sosial antara keluarga dan tetangga baik
4) Mobilitas geografi keluarga
Tn ”A” dan Ny ”N” Setelah awal menikah tempat tinggal mereka di kelurahan
Batu Merah RT 003 / RW 18 sampai sekarang
5) Perkumpulan keluarga, interaksi dengan masyarakat waktu yang digunakan
bila sedang berkumpul yaitu saat melaksanakan ibadah.
6) Sistem pendukung keluarga
Kebutuhan hidup setiap hari di biayai oleh Tn. ”A”
4. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi keluarga yang digunakan adalah pola komunikasi terbuka,
tetapi yang mengambil keputusan adalah Tn. ”A” yang berperan sebagai
kepala keluarga saat ini. Apabila ada masalah dalam keluarga ini biasaanya di
didiskusikan bersama - sama dengan istri.
2) Stuktur peran
Peran Tn. ”A” sebagai kepala keluarga, pelindung dan Ny. ”N” berperan
sebagai dalam mengurus, mengasuh, mencari,nafkah tambahan dan
menyiapkan makanan bagi suami dan anaknya sedangkan a/AW berperan
sebagai anak.
3) Nilai dan norma budaya keluarga
Keluarga ini mengajarkan ajaran sesuai dengan agama dan kepercayaanya
mereka saling menghormati satu sama dengan yang lain. Dalam keluarga
diterapkan hidup bersih seperti mencuci tangan sebelum makan.
5. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
Fungsi afektif Tn. Ny.N a/AW KET
A
a. Gambaran diri Baik Baik ---- Anak Nl belum tau
b. Perasaan dimiliki dan Ya Ya Ya tentang Gambaran
memiliki diri
c. Dukungan terhadap Ya Ya Ya
Keluarga
d. Kehangatan Dalam Ya Ya Ya
Keluarga
e. Salin menghargai Ya Ya Ya
2) Fungsi sosialisasi
d. Fungsi reproduksi:
Keluarga Tn.A merupakan pasangan yang masih produktif, berencana
mempunyai anak 2 orang, Ny.N Sebagai aseptor KB yaitu PIL sejak kelahiran
anak pertama
e. Fungsi ekonomi
Keluarga Tn.A dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan
menggunakan biaya dari pendapatan Tn.A selaku Sopir
6. Stress dan Koping Keluarga
1) Stresor Jangka Panjang
Adanya keinginan dari keluarga Tn.A untuk memilki rumah sendiri, karna
masih hidup kos-kosan
2) Stresor Jangka Pendek
Keluarga Tn.A sangat\memikirkan kondisi anaknya yang sedang sakit diare
Kemampuan Keluarga Berespon terhadap Masalah.
Jika ada masalah keluarga Tn.”A” menghadapinya dengan mencari alternatif
menyelesaikannya bersama -sama keluarga dan meyakini bahwa setiap
masalah pasti ada jalan keluarnya.
G. Klasifikasi Data
DS :
Keluarga Tn.A mengatakan :
- Anaknya BAB mencret lebih dari 4X/hari
- Badan lemas
- Anaknya rewel
- Tidak tahu sakit apa yang di alami anaknya
DO :
- Frekwensi/Intensitas BAB: Lebih dari 4X/hari
- Kosistensi:Cair
- Bau: Busuk
- Keadaan umum Lemah
- Tanda-tanda vital
Nadi : 100 x/menit
Suhu : 35,5 C 0
Respirasi : 24 x/menit
H. Analisa Data
J. Rencana Keperawatan
1) Devisite volume cairan tubuh sehubungan dengan pengeluaran cairan tubuh
yang berlebihan
N Tujuan Kruteria Evaluasi
O Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar
DX
1. Selama 2 kali Setelah dilakukan ResponVerbal 1. Keluarga 1. Berikan
kunjungan penyuluhan tentang Pengetahuan Menyebutkan penyuluhan
rumah penyakit Diare Kembali cara pada keluarga
kekurangan keluarga mampu: mengatasi mengenai cara
cairan tubuh 1. Menyebutkan Diare mengatasi
dapat teratasi Pencegahan dan Respon
cara mengatasi Psikomotor 2. Keluarga dapat penyakit Diare
diare mendemontras
Segera berikan
ikan
minuman yang
menyiapkan
banyak sebagai
Oralit
pengganti
cairan yang
hilang
Teruskan
pemberian ASI
dan Makanan
Mencari
pengobatan
lanjutan
2. Demontrasikan
cara
menyiapkan
Oralit
3. Berikan
kesempatan
kepada
keluarga untuk
mencoba cara
menyiapkan
Oralit
4. Berikan pujian
terhadap
kemampuan
ide/sikap yang
positif yang
diungkapkan
keluarga dalam
menyikapi
kekambuhan
penyakitnya