Anda di halaman 1dari 18

KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

Disusun Oleh :
Kelompok 1

1. Adela Ayu Basmari 13. Aulia Nurul Latifah


2. Adiza 14. Ayunda Intan
3. Ahmad Widad Allan Annuari 15. Citra Insania
4. Aldora Ramadhini Kopolino 16. Desi Prihartini
5. Ambrina Rosyadah 17. Dewi Anjarwati
6. Amelia 18. Dhava Titania
7. Anda Putri Oktaviana 19. Dhona Novia
8. Annisa Riska H 20. Dian Setia
9. Apriliani Dwi Putri 21. Dita Febriyanti
10. Arifah Risanti 22. Doniarafik
11. Arlaida Anggistina 23. Dwi Dhia
12. Astri Fatma Putri 24. Dwi Indriani

Tingkat : 3A
Dosen Pengampu : Indra Febriani, S.Pd, M.Kes

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


PRODI DIII KEPERAWATAN PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kepada Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kamidapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Keperawatan
Keluarga dengan judul : Konsep Keperawatan Keluarga.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.
Oleh karena itu kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Palembang, 14 September 2021


Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1        Latar Belakang..................................................................................................1
1.2        Rumusan Masalah............................................................................................2
1.3        Tujuan ..............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1    Konsep Keluarga..............................................................................................3
2.2     Proses Keperawatan Keluarga..........................................................................11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan......................................................................................................14
3.2 Saran.................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Keperawatan keluarga secara historis mempunyai hubungan dengan
keperawatan komunitas, hasil inilah yang sering membingungkan, apakah itu
keperawatan kesehatan masyarakat, keperawatan komunitas atau keperawatan
keluarga, singkatnya keperawatan keluarga tidak bisa dipisahkan dari keperawatan
komunitas beserta keperawatan gerontik.
Keperawatan Keluarga merupakan bidang kekhususan spesialisasi yang terdiri
dari keterampilan berbagai bidang keparawatan. Praktik keperawatan keluarga
didefinisikan sebagai pemberian perawatan yang menggunakan proses keperawatan
kepada keluarga dan anggota-anggotanya dalam situasi sehat dan sakit. Penekanan
praktik keperawatan keluarga adalah berorientasi kepada kesehatan, bersifat holistik,
sistemik dan interaksional, menggunakan kekuatan keluarga.
Salah satu aspek terpenting dari perawatan adalah penekanannya pada unit
keluarga. Keluarga, bersama dengan individu, kelompok dan komunitas adalah klien
atau resipien keperawatan. Secara empiris, kami menyadari bahwa kesehatan para
anggota keluarga dan kualitas kesehatan keluarga, mempunyai hubungan yang sangat
erat.  
Perawatan keluarga yang komprehensip merupakan suatu proses yang rumit,
sehingga memerlukan suatu pendekatan yang logis dan sistematis untuk bekerja
dengan keluarga dan anggota keluarga . Pendekatan ini disebut proses keperawatan.
Menurut Yura dan Walsh (1978), “proses keperawatan merupakan inti dan sari dari
keperawatan”. Proses adalah suatu aksi gerak yang dilakukan dengan sengaja dan
sadar dari satu titik ke titik yang lain menuju pencapaian tujuan. Pada dasarnya, proses
keperawatan merupakan suatu proses pemecahan masalah yang sistematis, yang
digunakan ketika bekerja dengan individu, keluarga, kelompok atau komunitas.
Melalui perawatan kesehatan keluarga yang berfokus pada peningkatan,
perwatan diri (self care), pendidikan kesehatan, dan konseling keluarga serta upaya-

1
upaya yang berarti dapat mengurangi resiko yang diciptakan oleh pola hidup dan
bahaya dari lingkungan.

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaiman konsep dari keluarga?
2. Bagaimana proses keperawatan keluarga?

1.3 Tujuan penulisan


1. Untuk mengetahui konsep dari keluarga
2. Untuk mengetahui proses keperawatan dari keluarga.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Keluarga


Merupakan bidang kekhususan spesialisasi yang terdiri dari keterampilan
berbagai bidang keparawatan. Praktik keperawatan keluarga didefinisikan sebagai
pemberian perawatan yang menggunakan proses keperawatan kepada keluarga dan
anggota-anggotanya dalam situasi sehat dan sakit. Penekanan praktik keperawatan
keluarga adalah berorientasi kepada kesehatan, bersifat holistik, sistemik dan
interaksional, menggunakan kekuatan keluarga.

1) Pengertian Keluarga
a. Menurut Departemen Kesehatan RI (1998) :
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat
di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

b. Menurut Salvicion dan Ara Celis (1989) :


Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka
hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan
didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan
suatu kebudayaan.

Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa keluarga adalah :


a. Unit terkecil dari masyarakat
b. Terdiri atas 2 orang atau lebih
c. Adanya ikatan perkawinan atau pertalian darah
d. Hidup dalam satu rumah tangga
e. Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga
f. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga

3
g. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing
h. Diciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan

2) Tahap-tahap Kehidupan Keluarga


a. Tahap pembentukan keluarga, tahap ini dimulai dari pernikahan, yang
dilanjutkan dalam membentuk rumah tangga.
b. Tahap menjelang kelahiran anak, tugas utama keluarga untuk
mendapatkan keturunan sebagai generasi penerus, melahirkan anak
merupakan kebanggaan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang
sangat dinantikan.
c. Tahap menghadapi bayi, dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik, dan
memberikan kasih sayang kepada anak karena pada tahap ini bayi
kehidupannya sangat bergantung kepada orang tuanya. Dan kondisinya
masih sangat lemah.
d. Tahap menghadapi anak prasekolah, pada tahap ini anak sudah mulai
mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul dengan teman sebaya,
tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatan karena tidak mengetahui
mana yang kotor dan mana yang bersih. Dalam fase ini anak sangat
sensitif terhadap pengaruh lingkungan dan tugas keluarga adalah mulai
menanamkan norma-norma kehidupan, norma-norma agama, norma-
norma sosial budaya, dsb.
e. Tahap menghadapi anak sekolah, dalam tahap ini tugas keluarga adalah
bagaimana mendidik anak, mengajari anak untuk mempersiapkan masa
depannya, membiasakan anak belajar secara teratur, mengontrol tugas-
tugas di sekolah anak dan meningkatkan pengetahuan umum anak.
f. Tahap menghadapi anak remaja, tahap ini adalah tahap yang paling rawan,
karena dalam tahap ini anak akan mencari identitas diri dalam membentuk
kepribadiannya, oleh karena itu suri tauladan dari kedua orang tua sangat
diperlukan. Komunikasi dan saling pengertian antara kedua orang tua
dengan anak perlu dipelihara dan dikembangkan.

4
g. Tahap melepaskan anak ke masyarakat, setelah melalui tahap remaja dan
anak telah dapat menyelesaikan pendidikannya, maka tahap selanjutnya
adalah melepaskan anak ke masyarakat dalam memulai kehidupannya
yang sesungguhnya, dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan
berumah tangga.
h. Tahap berdua kembali, setelah anak besar dan menempuh kehidupan
keluarga sendiri-sendiri, tinggallah suami istri berdua saja. Dalam tahap ini
keluarga akan merasa sepi, dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan
dapat menimbulkan depresi dan stress.
i. Tahap masa tua, tahap ini masuk ke tahap lanjut usia, dan kedua orang tua
mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini.

3) Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :
a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ayah.
b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ibu.
c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama kelurga
sedarah suami.
e. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan warga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

5
4) Ciri-ciri Struktur Keluarga
Menurut Anderson Carter ciri-ciri struktur keluarga :
a. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan, antara anggota
keluarga.
b. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga
mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-
masing.
c. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai
peranan dan fungsinya masing-masing.

5) Tipe / Bentuk Keluarga


a. Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari Ayah,
Ibu, dan Anak-anak.
b. Keluarga besar (Extended Family) adalah keluarga Inti ditambah dengan
sanak saudara, misalnya : nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu,
paman, bibi, dan sebagainya.
c. Keluarga brantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiri dari satu
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu
keluarga inti.
d. Keluarga Duda / Janda (Single Family) adalah keluarga yang terjadi
karena perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi (Camposite) adalah keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama.
f. Keluarga Kabitas (Cahabitasion) adalah dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tapi membentuk suatu keluarga.
Keluarga Indonesia umumnya menganut tipe keluarga besar (extended
family) karena masyarakat Indonesia yang terdiri dari beberapa suku hidup
dalam suatu komuniti dengan adat istiadat yang sangat kuat.

6
6) Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari
keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut:
a. Peranan Ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman,
sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta
sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat
dari lingkungannya.
b. Peranan Ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik
anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping
itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarganya.
c. Peran Anak : Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan
tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.

7) Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, sebagai berikut :
a. Fungsi Biologis
1) Untuk meneruskan keturunan
2) Memelihara dan membesarkan anak
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga.
b. Fungsi Psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.

7
4) Memberikan Identitas anggota keluarga.
c. Fungsi Sosialisasi
1) Membina sosialisasi pada anak.
2) Membentuk norma-norma perilaku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
3) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
d. Fungsi Ekonomi
1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa yang akan
datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua, dsb.
e. Fungsi Pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk memberi pengetahuan, keterampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai bakat dan minat yang dimilikinya.
2) Mempersiapkan anak-anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya.

Ahli lain membagi fungsi keluarga, sebagai berikut :


a. Fungsi Pendidikan. Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan
menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan
anak bila kelak dewasa.
b. Fungsi Sosialisasi anak. Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini
adalah bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota
masyarakat yang baik.
c. Fungsi Perlindungan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi
anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik sehingga anggota keluarga
merasa terlindung dan merasa aman.

8
d. Fungsi Perasaan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara
instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain
dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga.
Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan
keharmonisan dalam keluarga.
e. Fungsi Religius. Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan
dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan
beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa
ada keyakinan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain
setelah di dunia ini.
f. Fungsi Ekonomis. Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari
sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang
lain, kepala keluarga bekerja untuk mencari penghasilan, mengatur
penghasilan itu, sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan-
kebutuhan keluarga.
g. Fungsi Rekreatif. Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak harus
selalu pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana
menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat
dilakukan di rumah dengan cara nonton TV bersama, bercerita tentang
pengalaman masing-masing, dsb.
h. Fungsi Biologis. Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk
meneruskan keturunan sebagai generasi penerus.

Dari berbagai fungsi di atas ada 3 fungsi pokol kelurga terhadap keluarga
lainnya, yaitu :
a. Asih adalah memberikan kasih saying, perhatian, rasa aman,
kehangatan,pada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka
tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
b. Asuh adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar
kesehatannya selalu terpelihara sehingga memungkinkan menjadi anak-
anak sehat baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.

9
c. Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi
manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.

8) Tugas-tugas Keluarga
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
b. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya
masing-masing
d. Sosialisasi antar anggota keluarga
e. Pengaturan jumlah anggota keluarga
f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
g. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas
h. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.

9) Peran Perawat
Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah:
a. Pendidik
Perawat memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar keluarga
dapat melakukan program Asuhan Keperawatan Keluarga secara mandiri
dan bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan.
b. Koordinator
Koordinasi diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari
berbagai disiplin agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan.
c. Pelaksana
Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik,
maupun di rumah sakit bertanggung jawab memberikan perawatan
langsung.
d. Pengawas Kesehatan
Perawat harus melakukan kunjungan rumah yang teratur untuk
mengidentifikasi tentang kesehatan keluarga.

10
e. Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga di dalam mengatasi masalah
kesehatan.
f. Kolaborasi
Perawat harus bekerja sama dengan pelayanan rumah sakit atau anggota
tim kesehatan lain untuk mencapai tahap kesehatan yang optimal.
g. Fasilitator
Peran disini adalah membantu keluarga di dalm menghadapi kendala untuk
meningkatkan derajat kesehatannya.
h. Modifikasi Lingkungan
Perawat dapat memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun
lingkungan masyarakat agar tercipta lingkungan yang sehat.

2.2 Proses Keperawatan Keluarga


Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistematis untuk
mengkaji dan menentukan masalah kesehatan keluarga, merencanakan asuhan
keperawatan, melakukan intervensi keperawatan sesuai dengan rencana yang telah
disusun dan mengevaluasi asuhan yang telah diberikan terhadap keluarga.

Tahap-tahap dalam proses keperawatan:


1) Pengkajian
Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk
mengukur keadaan klien atau keluarga dengan memakai norma-norma
kesehatan maupun sosial yang merupakan sistem terintegrasi dan kesanggupan
keluarga untuk mengatasinya. Berisi :
a. Data Umum
1) Nama Kepala Keluarga
2) Alamat dan Telpon
3) Pekerjaan Kepala Keluarga
4) Pendidikan Kepala Keluarga
5) Komposisi Keluarga dan Status Imunisasi

11
6) Genogram
7) Tipe Keluarga
8) Tipe Bangsa
9) Agama
10) Status Ekonomi Keluarga
11) Aktifitas Rekreasi Keluarga
b. Riwayat dan Tahapan Perkembangan Keluarga
1) Tahapan perkembangan keluarga saat ini
2) Tahapan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
3) Riwayat keluarga inti
4) Riwayat keluarga sebelumnya
c. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
3) Mobilitas geografis keluarga
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
5) Sistem pendukung Keluarga
d. Struktur Keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
2) Struktur kekuatan keluarga
3) Struktur peran
4) Nilai atau norma keluarga
e. Fungsi Keluarga
1) Fungsi Afektif
2) Fungsi Sosialisasi
3) Fungsi Reproduksi
4) Fungsi Ekonomi
5) Fungsi Perawatan Kesehatan
a) Mengenal masalah kesehatan
b) Kemampuan mengambil keputusan
c) Kemampuan merawat orang sakit

12
d) Kemampuan memelihara lingkungan
e) Kemampuan menggunakan fasilitas kesehatan
f. Stress dan Koping Keluarga
g. Pemeriksaan Fisik
h. Harapan Keluarga

2) Diagnosa Keperawatan
Dalam menetapkan diagnosa keperawatan keluarga ditetapkan
berdasarkan faktor resiko dan faktor potensial terjadinya penyakit atau masalah
kesehatan keluarga serta mempertimbangkan kemampuan dalam mengatasi
masalah kesehatannya.

3) Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan didasarkan pada rencana asuhan yang telah
disusun. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan adalah sumber daya (keuangan), tingkat pendidikan keluarga, adat
istiadat yang berlaku, respon dan penerimaan keluarga serta sarana yang
dimiliki keluarga.

4) Evaluasi
Evaluasi adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai.
Apabila dalam penilaian tujuan tidak tercapai, maka perlu dicari penyebabnya.
Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor yaitu tujuan tidak realistis,
tindakan keperawatan yang tidak tepat dan faktor yang tidak dapat diatasi.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kerawatan keluarga adalah serangkaian kegiatan yang diberi via praktek
keperawatan kepada keluarga untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan
keluarga tersebut dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.. Keberhasilan
keperawatan di R.S dapat menjadi sia – sia jika dilanjutkan oleh keluarga di rumah.
Keluarga sebagai titik sentral pelayanan kesehatan. Keluarga yang sehat akan
mempunyai anggota yang sehat dan mewujudkan masyarakat yang sehat. Askep yang
diberikan berdasarkan pada masalah kesehatan dari setiap anggota keluarga. Agar
Pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga maka diharapkan
para perawat harus mengerti dan memahami tipe dan struktur keluarga, tahu tingkat
pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya, perlu pemahaman setiap tahap
perkembangan dan tugas perkembangan.

3.2 Saran
1. Diharapkan keluarga secara mandiri dapat menilai status kesehatannya
sehingga status kesehatan keluarga dan masyarakat meningkat.
2. Mahasiswa dan perawat dapat memahami karakteristik budaya termasuk
didalamnya adalah bahasa daerah agar proses keperawatan dapat berlangsung
dengan baik.

14
DAFTAR PUSTAKA

Freedman, M.1998. Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC

Kautsar. 2008. Penyakit TBC Perlu Dikenali Bukan Ditakuti. http://www.


kautsarku.wordpres.com (diakses tanggal 13 September 2021)

Piogama. 2009. Mengatasi TBC Dengan Pengobatan yang Sesuai.


http://www.piogama.ugm.ac.id (diakses tanggal 13 September 2021).

15

Anda mungkin juga menyukai