Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan keluarga secara historis mempunyai hubungan dengan
keperawatan komunitas, hasil inilah yang sering membingungkan, apakah itu
keperawatan kesehatan masyarakat, keperawatan komunitas atau keperawatan
keluarga, singkatnya keperawatan keluarga tidak bisa dipisahkan dari
keperawatan komunitas beserta keperawatan gerontik.
Keperawatan Keluarga merupakan bidang kekhususan spesialisasi
yang terdiri dari keterampilan berbagai bidang keparawatan. Praktik
keperawatan keluarga didefinisikan sebagai pemberian perawatan yang
menggunakan proses keperawatan kepada keluarga dan anggota-anggotanya
dalam situasi sehat dan sakit. Penekanan praktik keperawatan keluarga adalah
berorientasi kepada kesehatan, bersifat holistik, sistemik dan interaksional,
menggunakan kekuatan keluarga.
Salah satu aspek terpenting dari perawatan adalah penekanannya pada
unit keluarga. Keluarga, bersama dengan individu, kelompok dan komunitas
adalah klien atau resipien keperawatan. Secara empiris, kami menyadari
bahwa kesehatan para anggota keluarga dan kualitas kesehatan keluarga,
mempunyai hubungan yang sangat erat.
Perawatan keluarga yang komprehensip merupakan suatu proses yang
rumit, sehingga memerlukan suatu pendekatan yang logis dan sistematis untuk
bekerja dengan keluarga dan anggota keluarga . Pendekatan ini disebut proses
keperawatan. Menurut Yura dan Walsh (1978), “proses keperawatan
merupakan inti dan sari dari keperawatan”. Proses adalah suatu aksi gerak
yang dilakukan dengan sengaja dan sadar dari satu titik ke titik yang lain
menuju pencapaian tujuan. Pada dasarnya, proses keperawatan merupakan
suatu proses pemecahan masalah yang sistematis, yang digunakan ketika
bekerja dengan individu, keluarga, kelompok atau komunitas.

1
Melalui perawatan kesehatan keluarga yang berfokus pada
peningkatan, perwatan diri (self care), pendidikan kesehatan, dan konseling
keluarga serta upaya-upaya yang berarti dapat mengurangi resiko yang
diciptakan oleh pola hidup dan bahaya dari lingkungan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Ditingkatkannya kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatan sendiri.
2. Tujuan Khusus
Ditingkatkannya kemampuan keluarga dalam :
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga .
b. Merumuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan
keluarga.
c. Melakukan tindakan keperawatan kesehatan kepada anggota keluarga
yang sakit, mempunyai gangguan fungsi tubuh, dan atau yang
membutuhkan bantuan / asuhan keperawatan.
d. Memelihara lingkungan ( fisik, psikis dan sosial ) sehingga dapat
menunjang peningkatan kesehatan keluarga.
e. Memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat, misalnya ;
Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Kartu Sehat, dan Posyandu untuk
memperoleh pelayanan kesehatan.

C. Rumusan masalah
Dilihat dari latar belakang, didapatkan rumusan masalah sebagai
berikut: “Bagaimana melakukan asuhan keperawatan dengan kasus pada
masalah keluarga untuk meningkatkan kesehatannya secara mandiri”.

D. Sistematika penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah
pengumpulan data, yaitu studi kepustakaan untuk mendapatkan sumber-
sumber teoritis yang berhubungan dengan asuhan keperawatan keluarga.

2
Sistematika Penulisan digunakan untuk menyusun urutan makalah
secara lebih rinci dan jelas, untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dari
penulisan makalah ini, maka penulis menguraikan sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan, meliputi Latar Belakang, Tujuan, Rumusan


Masalah, Sistematika Penulisan.

BAB II Tinjauan Teoritis, meliputi Konsep keluarga, Proses


Keperawatan Keluarga.

BAB III Pembahasan Kasus, meliputi Scenario Kasus 1 dan Jawaban


Scenario.

BAB IV Penutup, meliputi Kesimpulan dan Saran.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Keluarga
Merupakan bidang kekhususan spesialisasi yang terdiri dari
keterampilan berbagai bidang keparawatan. Praktik keperawatan keluarga
didefinisikan sebagai pemberian perawatan yang menggunakan proses
keperawatan kepada keluarga dan anggota-anggotanya dalam situasi sehat dan
sakit. Penekanan praktik keperawatan keluarga adalah berorientasi kepada
kesehatan, bersifat holistik, sistemik dan interaksional, menggunakan
kekuatan keluarga.
1. Pengertian Keluarga
a. Menurut Departemen Kesehatan RI (1998) :
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu
tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
b. Menurut Salvicion dan Ara Celis (1989) :
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan
mereka hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama
lain dan didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu kebudayaan.
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa keluarga adalah :
a. Unit terkecil dari masyarakat
b. Terdiri atas 2 orang atau lebih
c. Adanya ikatan perkawinan atau pertalian darah
d. Hidup dalam satu rumah tangga
e. Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga
f. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga
g. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing
h. Diciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan

4
2. Tahap-tahap Kehidupan Keluarga
a. Tahap pembentukan keluarga, tahap ini dimulai dari pernikahan, yang
dilanjutkan dalam membentuk rumah tangga.
b. Tahap menjelang kelahiran anak, tugas utama keluarga untuk
mendapatkan keturunan sebagai generasi penerus, melahirkan anak
merupakan kebanggaan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang
sangat dinantikan.
c. Tahap menghadapi bayi, dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik,
dan memberikan kasih sayang kepada anak karena pada tahap ini bayi
kehidupannya sangat bergantung kepada orang tuanya. Dan
kondisinya masih sangat lemah.
d. Tahap menghadapi anak prasekolah, pada tahap ini anak sudah mulai
mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul dengan teman
sebaya, tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatan karena tidak
mengetahui mana yang kotor dan mana yang bersih. Dalam fase ini
anak sangat sensitif terhadap pengaruh lingkungan dan tugas keluarga
adalah mulai menanamkan norma-norma kehidupan, norma-norma
agama, norma-norma sosial budaya, dsb.
e. Tahap menghadapi anak sekolah, dalam tahap ini tugas keluarga
adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak untuk
mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak belajar secara
teratur, mengontrol tugas-tugas di sekolah anak dan meningkatkan
pengetahuan umum anak.
f. Tahap menghadapi anak remaja, tahap ini adalah tahap yang paling
rawan, karena dalam tahap ini anak akan mencari identitas diri dalam
membentuk kepribadiannya, oleh karena itu suri tauladan dari kedua
orang tua sangat diperlukan. Komunikasi dan saling pengertian antara
kedua orang tua dengan anak perlu dipelihara dan dikembangkan.
g. Tahap melepaskan anak ke masyarakat, setelah melalui tahap remaja
dan anak telah dapat menyelesaikan pendidikannya, maka tahap
selanjutnya adalah melepaskan anak ke masyarakat dalam memulai

5
kehidupannya yang sesungguhnya, dalam tahap ini anak akan
memulai kehidupan berumah tangga.
h. Tahap berdua kembali, setelah anak besar dan menempuh kehidupan
keluarga sendiri-sendiri, tinggallah suami istri berdua saja. Dalam
tahap ini keluarga akan merasa sepi, dan bila tidak dapat menerima
kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress.
i. Tahap masa tua, tahap ini masuk ke tahap lanjut usia, dan kedua orang
tua mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini.
3. Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :
a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama kelurga
sedarah suami.
e. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan warga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
4. Ciri-ciri Struktur Keluarga
Menurut Anderson Carter ciri-ciri struktur keluarga :
a. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan, antara
anggota keluarga.
b. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka
juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya
masing-masing.

6
c. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai
peranan dan fungsinya masing-masing.
5. Tipe / Bentuk Keluarga
a. Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari Ayah,
Ibu, dan Anak-anak.
b. Keluarga besar (Extended Family) adalah keluarga Inti ditambah
dengan sanak saudara, misalnya : nenek, kakek, keponakan, saudara
sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.
c. Keluarga brantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiri dari satu
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu
keluarga inti.
d. Keluarga Duda / Janda (Single Family) adalah keluarga yang terjadi
karena perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi (Camposite) adalah keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
f. Keluarga Kabitas (Cahabitasion) adalah dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tapi membentuk suatu keluarga.
Keluarga Indonesia umumnya menganut tipe keluarga besar (extended
family) karena masyarakat Indonesia yang terdiri dari beberapa suku
hidup dalam suatu komuniti dengan adat istiadat yang sangat kuat.
6. Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,
sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut:
a. Peranan Ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman,
sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya
serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya.

7
b. Peranan Ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan
pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok
dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari
nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Peran Anak : Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai
dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan
spiritual.
7. Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, sebagai berikut :
a. Fungsi Biologis
1) Untuk meneruskan keturunan
2) Memelihara dan membesarkan anak
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga.
b. Fungsi Psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
4) Memberikan Identitas anggota keluarga.
c. Fungsi Sosialisasi
1) Membina sosialisasi pada anak.
2) Membentuk norma-norma perilaku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
3) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
d. Fungsi Ekonomi
1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.

8
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa yang akan
datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua, dsb.
e. Fungsi Pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk memberi pengetahuan, keterampilan
dan membentuk perilaku anak sesuai bakat dan minat yang
dimilikinya.
2) Mempersiapkan anak-anak untuk kehidupan dewasa yang akan
datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Ahli lain membagi fungsi keluarga, sebagai berikut :
a. Fungsi Pendidikan. Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan
menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa
depan anak bila kelak dewasa.
b. Fungsi Sosialisasi anak. Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini
adalah bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota
masyarakat yang baik.
c. Fungsi Perlindungan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi
anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik sehingga anggota
keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
d. Fungsi Perasaan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara
instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain
dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga.
Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan
keharmonisan dalam keluarga.
e. Fungsi Religius. Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah
memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain
dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk
menanamkan keyakinan bahwa ada keyakinan lain yang mengatur
kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
f. Fungsi Ekonomis. Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari
sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga

9
yang lain, kepala keluarga bekerja untuk mencari penghasilan,
mengatur penghasilan itu, sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan keluarga.
g. Fungsi Rekreatif. Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak harus
selalu pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana
menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga
dapat dilakukan di rumah dengan cara nonton TV bersama, bercerita
tentang pengalaman masing-masing, dsb.
h. Fungsi Biologis. Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah
untuk meneruskan keturunan sebagai generasi penerus.
Dari berbagai fungsi di atas ada 3 fungsi pokol kelurga terhadap keluarga
lainnya, yaitu :
a. Asih adalah memberikan kasih saying, perhatian, rasa aman,
kehangatan,pada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka
tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
b. Asuh adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak
agar kesehatannya selalu terpelihara sehingga memungkinkan menjadi
anak-anak sehat baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
c. Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap
menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa
depannya.
8. Tugas-tugas Keluarga
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
b. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan
kedudukannya masing-masing
d. Sosialisasi antar anggota keluarga
e. Pengaturan jumlah anggota keluarga
f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga

10
g. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih
luas
h. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya
9. Peran Perawat
Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah:
a. Pendidik
Perawat memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar
keluarga dapat melakukan program Asuhan Keperawatan Keluarga
secara mandiri dan bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan.
b. Koordinator
Koordinasi diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi
dari berbagai disiplin agar tidak terjadi tumpang tindih dan
pengulangan.
c. Pelaksana
Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik,
maupun di rumah sakit bertanggung jawab memberikan perawatan
langsung.
d. Pengawas Kesehatan
Perawat harus melakukan kunjungan rumah yang teratur untuk
mengidentifikasi tentang kesehatan keluarga.
e. Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga di dalam mengatasi
masalah kesehatan.
f. Kolaborasi
Perawat harus bekerja sama dengan pelayanan rumah sakit atau
anggota tim kesehatan lain untuk mencapai tahap kesehatan yang
optimal.
g. Fasilitator
Peran disini adalah membantu keluarga di dalm menghadapi kendala
untuk meningkatkan derajat kesehatannya.
h. Modifikasi Lingkungan

11
Perawat dapat memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah
maupun lingkungan masyarakat agar tercipta lingkungan yang sehat.

B. Proses Keperawatan Keluarga


Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistematis
untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan keluarga, merencanakan
asuhan keperawatan, melakukan intervensi keperawatan sesuai dengan
rencana yang telah disusun dan mengevaluasi asuhan yang telah diberikan
terhadap keluarga.
Tahap-tahap dalam proses keperawatan:
1. Pengkajian
Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat
untuk mengukur keadaan klien atau keluarga dengan memakai norma-
norma kesehatan maupun sosial yang merupakan sistem terintegrasi dan
kesanggupan keluarga untuk mengatasinya. Berisi :
a. Data Umum
1) Nama Kepala Keluarga
2) Alamat dan Telpon
3) Pekerjaan Kepala Keluarga
4) Pendidikan Kepala Keluarga
5) Komposisi Keluarga dan Status Imunisasi
6) Genogram
7) Tipe Keluarga
8) Tipe Bangsa
9) Agama
10) Status Ekonomi Keluarga
11) Aktifitas Rekreasi Keluarga
b. Riwayat dan Tahapan Perkembangan Keluarga
1) Tahapan perkembangan keluarga saat ini
2) Tahapan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
3) Riwayat keluarga inti

12
4) Riwayat keluarga sebelumnya
c. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
3) Mobilitas geografis keluarga
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
5) Sistem pendukung Keluarga
d. Struktur Keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
2) Struktur kekuatan keluarga
3) Struktur peran
4) Nilai atau norma keluarga
e. Fungsi Keluarga
1) Fungsi Afektif
2) Fungsi Sosialisasi
3) Fungsi Reproduksi
4) Fungsi Ekonomi
5) Fungsi Perawatan Kesehatan
a) Mengenal masalah kesehatan
b) Kemampuan mengambil keputusan
c) Kemampuan merawat orang sakit
d) Kemampuan memelihara lingkungan
e) Kemampuan menggunakan fasilitas kesehatan
f. Stress dan Koping Keluarga
g. Pemeriksaan Fisik
h. Harapan Keluarga
2. Diagnosa Keperawatan
Dalam menetapkan diagnosa keperawatan keluarga ditetapkan
berdasarkan faktor resiko dan faktor potensial terjadinya penyakit atau
masalah kesehatan keluarga serta mempertimbangkan kemampuan dalam
mengatasi masalah kesehatannya.

13
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan didasarkan pada rencana asuhan yang telah
disusun. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan adalah sumber daya (keuangan), tingkat pendidikan keluarga,
adat istiadat yang berlaku, respon dan penerimaan keluarga serta sarana
yang dimiliki keluarga.
4. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai.
Apabila dalam penilaian tujuan tidak tercapai, maka perlu dicari
penyebabnya. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor yaitu tujuan
tidak realistis, tindakan keperawatan yang tidak tepat dan faktor yang tidak
dapat diatasi.

14
BAB III
PEMBAHASAN KASUS

A. Skenario Kasus 1

Keluarga Tn.X usia 30 tahun dan Ny. Y 26 tahun baru memiliki satu
anak usia 3 tahun, Tn. X masih tinggal dengan orang tua Ny. Y dalam rumah
terdiri dari Tn. X, keluarga Ny. Y beserta 2 anak lainnya. Tn. X merupakan
tulang punggung keluarga tersebut. Tn. X tinggal dirumah dengan ukuran 10
X 5 m yang terdiri dari 4 ruangan, 2 ruang kamar, 1 ruang tamu, dan 1 ruang
dapur. Dinding rumah menggunakan bilik dan lantai plester yang sudah retak-
retak, sedangkan lantai dapur masih tanah.
Tn. X bekerta sebagai buruh bangunan, sedangkan Ny. Y sebagai Ibu
rumah tangga. Dengan penghasilan Rp 350.000/minggu. Sedangkan orang tua
Ny. Y sudah lansia sehingga hanya tinggal dirumah saja. Ayah Ny. Y 75 tahun
sering mengeluh batuk-batuk dan mengatakan bahwa hal tersebut sudah
dirasakan sejak satu tahun yang lalu, sudah dilakukan pengobatan dari
puskesmas namun pengobatan tidak dilanjutkan. Anak Tn. X tampak kurus,
keluar cairan dari hidung. Nn. Y tidak pernah membawa anaknya ke posyandu.
Anak Ny. Y sampai usia 1,5 tahun hanya diberikan ASI saja. Selepas itu
makanan yang dimakan anak Ny. Y semua seperti makanan keluarga lainnya.
Pertanyaan :
1. Temukan kata kunci dari kasusu diatas !
2. Identifikasi kasus diatas jika dilihat dari klasifikasi tingkat kesejahteraan
keluarga !
3. Identifikasi kasus diatas jika dilihat dari tipe keluarganya !
4. Identifikasi kasus diatas jika dilihat dari perkembangan keluarganya !
5. Identifikasi kasus diatas masalah-masalah kesehatan yang muncul dari
keluarga tersebut !
6. Identifikasi factor-faktor resiko yang memicu terjadinya masalah
kesehatan pada keluarga tersebut !

15
7. Uraikan pengkajian keluarga yang dapat dilakukan perawat keluarga !

B. Jawaban Kasus
1. Kata Kunci
a. Keadaan rumah ukuran 10 x 5 m.
b. Dalam rumah terdiri dari Tn. X, Keluarga Ny. Y beserta 2 anak
lainnya.
c. Pekerjaan sebagai buruh bangunan, penghasilan Rp 350.000/minggu.
2. Tingkat kesejahteraan keluarga
a. Keluarga pra sejahtera (pra KS) adalah keluarga yang belum dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya (basic need) secara minimal seperti
kebutuhan pangan, sspiritual, sandang, papan dan kesehatan.
b. Keluarga sejahtera 1 (KS 1) adalah keluarga yang telah dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal tetapi belum dapat
memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya seperti kebutuhan
pendidikan, KB, Interaksi dengan keluarga, Interaksi dengan
lingkungan tempat tinggal dan transportasi.\
c. Keluarga sejahtera 2 (KS 2) adalah keluarga yang disamping telah
dapat memenuhi kebutuhan sisoal psikologisnya tetapi belum dapat
memenuhi kebutuhan pengembangannya seperti kebutuhan untuk
menabung dan memperoleh informasi.
d. Keluarga sejahtera 3 (KS 3) adalah keluarga yang telah dapat
memenuhi kebutuhan dasar sosial psikologis dan pengembangan
keluarga tetapi belum dapat memberikan sumbangan yang teratir bagi
masyarakat seperti sumbangan materi dan berperan aktif dalam
kegiatan kemasyarakatan.
e. Keluarga sejahtera 3 + adalah keluarga yang telah dapat memeenuhi
seluruh kebutuhan dasar sosial psikologis dan pengembangan serta
telah dapat memberikan sumbangan yang teratur dan berperan aktif
dalam kegiatan kemasyarakatan.
3. Tipe keluarga

16
Dalam masyarakat ditemukan tipe/bentuk keluarga:
a. Keluarga Inti (Nuclear Family): keluarga yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak-anak.
b. Keluarga Besar (Extended Family): keluarga inti ditambah sanak
saudara misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman,
bibi, dsb.
c. Keluarga Berantai (Serial Family): keluarga yang terdiri dari wanita
dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu
keluarga inti.
d. Keluarga Duda/Janda (Single Family): keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
e. Keluarga Berkomposisi (Composite): keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama-sama.
f. Keluarga Kabitas (Cahabitation): dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
4. Tingkat perkembangan keluarga
Menurut Duvall (1977) siklus kehidupan keluarga terdiri dari 8 tahapan
yang mempunyai tugas dan resiko tertentu pada setiap tahapan
perkembangannya. Adapun 8 tahapan perkembangan tersebut adalah:
a. Tahap 1 keluarga pemula: dimulai saat individu membentuk keluarga
melalui perkawinan.
Tugas perkembangan:
1) Membina hubungan intim yang memuaskan kehidupan baru.
2) Membina hubungan dengan teman lain, keluarga lain.
3) Membina keluarga berencana.
Masalah kesehatan: masalah seksual, peran perkawinan, kehamilan
yang kurang direncanakan.
b. Tahap 2 keluarga dengan kelahiran anak pertama: dimulai sejak anak
pertama lahir sampai berusia 30 bulan.
Tugas perkembangan:
1) Perubahan peran menjadi orang tua.

17
2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga.
3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan
pasangannya.
Masalah kesehatan: pendidikan meternitas, perawatan bayi yang baik,
pengenalan dan penanganan masalah kesehatan fisik secara dini,
imunisasi, tumbuh kembang dan lain-lain.
c. Tahap 3 keluarga dengan anak pra sekolah: dimulai anak pertama
berusia 2,5 tahun sampai dengan 5 tahun.
Tugas perkambangan:
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga.
2) Membantu anak bersosialisasi, beradaptasi dengan lingkungan.
3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan
anak yang lain juga harus dipenuhi.
4) Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam maupun di
luar keluarga.
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak-anak.
6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak.
Masalah kesehatan:
1) Masalah kesehatan fisik: penyakit menular pada anak.
2) Masalah kesehatan psikososial: hubungan perkawinan,
perceraian.
3) Persaingan antara kakak adik.
4) Pengasuhan anak.
d. Tahap 4 keluarga dengan anak usia sekolah: dimulia saat anak pertama
berusia 6 tahun samapi 13 tahun.
Tugas perkembangan:
1) Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan
lingkungan.
2) Mempertahankan hubungan perkawinan bahagia.
3) Memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin meningkat.

18
4) Meningkatkan komunikasi terbuka.
e. Tahap 5 keluarga dengan anak remaja: dimulai saat anak pertama
berusia 13 tahun sampai 19-20 tahun.
Tugas perkembangan:
1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab,
meningkatkan otonominya.
2) Mempererat hubungan yang intim dalam keluarga.
3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dn orang tua.
4) Perubahan sistem peran dan peraturan tumbuh kembang keluarga.
Masalah kesehatan: penyalahgunaan obat-obatan dan penyakit
jantung.
f. Tahap 6 keluarga dengan anak dewasa: dimulai saat anak pertama
meninggalkan rumah sampai anak terakhir, lamanya tergantung dengan
jumlah anak atau banyaknya anak belum menikah dan tinggal dalam
rumah:
Tugas perkembangan:
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2) Mempertahankan keintiman pasangan.
3) Membantu orang tua yang sedang sakit dan memasuki masa tua
4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

Masalah kesehatan:
1) Masa komunikasi dewasa muda dengan orang tua tidak lancar.
2) Transisi peran suami istri.
3) Memberi perawatan.
4) Kondisi kesehatan kronis
5) Masalah menopause
6) Efek dari obat-obatan, merokok, diet dan lain-lain.

19
g. Tahap 7 keluarga dengan usia pertengahan: dimulai saat anak terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiunan atau salah satu
pasangan meninggal.
Tugas perkembangan:
1) Mempertahankan kesehatan.
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman
sebaya dan anak-anak.
3) Meningkatkan keakraban pasangan
Masalah kesehatan:
1) Promosi kesehatan.
2) Masalah hubungan dengan perkawinan.
3) Komunikasi dan hubungan dengan anak cucu dan lain-lain.
4) Masalah hubungan dengan perawatan.
h. Tahap 8 keluarga dengan usia lanjut: dimulai salah satu meninggal
atau pensiun sampai dengan dua-duanya meninggal.

20
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kerawatan keluarga adalah serangkaian kegiatan yang diberi via
praktek keperawatan kepada keluarga untuk membantu menyelesaikan
masalah kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan.. Keberhasilan keperawatan di R.S dapat menjadi sia – sia jika
dilanjutkan oleh keluarga di rumah. Keluarga sebagai titik sentral pelayanan
kesehatan. Keluarga yang sehat akan mempunyai anggota yang sehat dan
mewujudkan masyarakat yang sehat. Askep yang diberikan berdasarkan pada
masalah kesehatan dari setiap anggota keluarga. Agar Pelayanan kesehatan
yang diberikan dapat diterima oleh keluarga maka diharapkan para perawat
harus mengerti dan memahami tipe dan struktur keluarga, tahu tingkat
pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya, perlu pemahaman setiap
tahap perkembangan dan tugas perkembangan.

B. Saran
1. Diharapkan keluarga secara mandiri dapat menilai status kesehatannya
sehingga status kesehatan keluarga dan masyarakat meningkat.
2. Mahasiswa dan perawat dapat memahami karakteristik budaya termasuk
didalamnya adalah bahasa daerah agar proses keperawatan dapat
berlangsung dengan baik.

21
DAFTAR PUSTAKA

__________ 2008. Asuhan Keperawatan Tuberculosis


(TBC).http://www.indonesianursing.com [didownload tanggal 13
desember 2009]

Freedman, M.1998. Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC

Kautsar. 2008. Penyakit TBC Perlu Dikenali Bukan Ditakuti. http://www.


kautsarku.wordpres.com [didownload tanggal 13 desember 2009]

Piogama. 2009. Mengatasi TBC Dengan Pengobatan yang Sesuai.


http://www.piogama.ugm.ac.id [didownload tanggal 13 desember 2009]

http://mushofatulmasdathoriya.blogsome.com/2007/06/01/konsep-keperawatan-
keluarga/

http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/d42b93092f433c6874269925ee6a4c0
f27589e3a.pdf

22

Anda mungkin juga menyukai