Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

TUGAS INDIVIDU
Disusun sebagai Kelengkapan Praktik Klinik Keperawatan
Keluarga

Oleh :
Prastika Nur Annisa
2020030

Dosen Pembimbing:
YOGA KERTAPATI, M.Kep., Sp.Kep.Kom.

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Leukemia merupakan kanker yang terjadi pada sel darah manusia. Untuk
mengetahui tentang leukemia, kita harus mengenal dahulu sel-sel darah yang
normal serta apa yang terjadi jika terkena leukemia. Darah manusia terdiri dari
cairan yang disebut sebagai plasma darah, dan tiga kelompok sel darah. Kelompok
sel darah itu dibedakan menjadi sel darah merah, sel darah putih, dan keeping-
keping darah.
Sel darah putih atau leukosit berfungsi untuk melindungi tubuh terhadap
infeksi atau serangan penyakit lainnya. Sel darah merah atau eritrosit berfungsi
untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh, dan
membawa karbon dioksida dari jaringan tubuh kembali ke paru-paru. Keping-
keping darah atau trombosit sangat berperan dalam proses pembekuan darah.
Ketika terjadi leukemia, tubuh akan memproduksi sel-sel darah yang abnormal
dan dalam jumlah yang besar. Pada leukemia, sel darah yang abnormal tersebut
adalah kelompok sel darah putih. Sel-sel darah yang terkena leukemia akan sangat
berbeda dengan sel darah normal, dan tidak mampu berfungsi seperti layaknya sel
darah normal.
Peran perawat sangatlah penting pada kasus ini. Peran perawat sangat
berguna untuk memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan standar
keperawatan dan kode etik dalam menangani pasien dengan diagnosa leukemia.
Penyebab leukemia sejauh ini belum diketahui. Namun banyak penelitian
yang dilakukan untuk memecahkan masalah ini. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa leukemia lebih sering menyerang kaum pria dibandingkan
kaum wanita, dan juga pada kelompok orang kulit putih dibandingkan dengan
orang kulit hitam. Namun sampai saat ini belum diketahui mengapa hal tersebut
dapat terjadi. Dalam makalah ini kami sebagai penulis akan menerangkan asuhan
keperawatan pada konsep teori penyakit leukemia dengan asuhan keperawatan
pada kasus penyakit leukemia tersebut.

1.2 Tujuan
a. Mengidentifikasi tindakan untuk mencegah / menurunkan resiko infeksi
b. Menunjukan teknik, perubahan pola hidup untuk meningkatkan keamanan
lingkungan, meningkatkan penyembuhan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Keluarga
a. Pengertian Keluarga
1. Menurut UU.No.10 Tahun 1992 Keluarga merupakan unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari suami-istri atau sumi-istri dan anaknya atau
ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya.
2. Menurut Effendy 2005 Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan
tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan
3. WHO 1969 Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling
berhubungan melalui adopsi atau perkawinan.
4. Salvicion G Bailon dan Aracelis Maglaya (1989) Keluarga adalah dua atau
lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan
perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam perananya masing-
masing menciptakan serta memepertahankan kebudayaan.
5. Menurut Duvall dan Logan 1986 Keluarga merupakan sekumpulan orang
dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk
menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional serta sosial dari tiap anggota keluarga.
6. Menurut Departemen Kesehatan RI 1988 Keluarga merupakan unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa
orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan.
7. Menurut Narwoto dan Suyanto 2004 Keluarga merupakan lembaga social
dasar dari mana semua lembaga atau pranata social lainnya berkembang di
masyarakat mana pun di dunia. Keluarga merupakan kebutuhan manusia
yang universal dan menjadi pusat terpenting dari kegiatan dalam
kehidupan individu.
8. Duval (1972) Keluarga Adalah Sekelompok Orang Yang Dihubungkan
Oleh Ikatan Perkawinan, Adopsi Atau Kelahiran Yang Bertujuan Untuk
Menciptakan Dan Mempertahankanbudaya Yang Umum, Meningkatkan
Perkembangan Fisik, Mental, Emosional, Dan Social Dari Tiap-Tiap
Anggota Keluarganya
9. Friedman (1998) Keluarga Adalah Dua Atau Lebih Individu Yang
Tergabung Karena Ikatan Tertentu Untuk Saling Membagi Pengalaman
Dan Melakukan Pendekatan Emosional Serta Mengidentifikasi Diri
Mereka Sebagai Bagian Dari Keluarga
10. Helvie (1981) Keluarga Adalah Sekelompok Manusia Yang Tinggal
Dalam Suatu Rumah Tangga Dalam Kedekatan Yang Konsisten Dan
Hubungan Yang Erat Berdasarkan Pengertian-Pengertian Tersebut, Maka
Dapat Disimpulkan Bahwa

b. Keluarga
 Unit Terkecil Masyarakat.
 Terdiri Atas Dua Orang Atau Lebih.
 Adanya Ikatan Perkawinan Dan Pertalian Darah.
 Hidup Dalam Satu Rumah Tangga.
 Dibawah Asuhan Seorang Kepala Rumah Tangga.
 Berinteraksi Diantara Sesama Anggota Keluarga.
 Mempunyai Ikatan Emosional
 Setiap Anggota Keluarga Mempunyai Peran Masing-Masing.
 Menciptakan Dan Mempertahankan Suatu Kebudayaan.

c. Struktur Keluarga

Struktur Sebuah Keluarga Memberikan Gambaran Tentang


Bagaimana Suatu Keluarga Itu Melaksanakan Fungsinya Dalam
Masyarakat. Adapun MacamMacam Struktur Keluarga Diantaranya
Adalah :
1. Patrilineal Adalah : Keluarga Sedarah Yang Terdiri Dari Sanak Saudara
Sedarah Dalam Beberapa Generasi, Dimana Hubungan Itu Disusun
Melalui Jalur Garis Ayah.
2. Matrilineal Adalah : Keluarga Sedarah Yang Terdiri Dari Sanak Saudara
Sedarah Dalam Beberapa Generasi, Dimana Hubungan Itu Disusun
Melalui Jalur Garis Ibu.
3. Matrilokal Adalah : Sepasang Suami-Istri Yang Tinggal Bersama
Keluarga Sedarah Istri.
4. Patrilokal Adalah : Sepasang Suami-Istri Yang Tinggal Bersama Keluarga
Sedarah Suami.
5. Keluarga Kawin Adalah : Hubungan Suami-Istri Sebagai Dasar Bagi
Pembinaan Keluarga Dan Beberapa Sanak Saudara Yang Menjadi Bagian
Keluarga Karena Adanya Hubungan Dengan Suami Atau Istri.

d. Tipe Atau Bentuk Keluarga


1. Keluarga inti (Nuclear Familiy), adalah keluarga yang terdiri dari ayah ibu
dan anak-anak.
2. Keluarga besar (Exstended Familiy ), adalah keluarga inti ditambah sanak
saudara,misalnya : nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi
dan sebagainya.
3. Keluarga berantai (Serial Family),adalah kelurga yang terdiri dari wanita
dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga
inti.
4. Keluarga duda/janda (Composite), adalah keluarga yang perkawinanya
bepoligami dan hidup secara bersama.
5. Keluarga kabitas (Cahabitation), adalah dua orang menjadi satu tana
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.

e. Pemegang Kekuasaan Dalam Keluarga Terdapat 3 Macam Tipe Pemegang


Kekuasaan Dalam Suatu Keluarga, Yaitu :
1. Patriakal : Yang Dominan Dan Memegang Kekuasaan Dalam Keluarga
Adalah Pihak Ayah.
2. Matriakal : Yang Dominan Dan Memegang Kekuasaan Dalam Keluarga
Adalah Pihak Ibu.
3. Equalitarian : Yang Memegang Kekuasaan Dalam Keluarga Adalah Ayah
Dan Ibu.

f. Peran Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat,
kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu.
Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dan
keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat di dalam
keluarga adalah sebagai berikut :
1. Peranan Ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak – anak,
berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa
aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya
serta sebagai anggota masyarakat dari lingkunganya.
2. Peranan Ibu : Ibu sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya, ibu
mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan
pendidik bagi anak – anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok
dari peranan sosial serta sebagai anggota masyarakat di lingkungannya,
disamping itu juga ibu perperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarganya.
3. Peranan Anak : Anak – anak melaksanakan peranan psikososial sesuai
dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.

g. Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga sebagai berikut :
1. Fungsi biologis
a. Untuk meneruskan keturunan
b. Memelihara dan membesarkan anak
c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
d. Memelihara dan merawat anggota keluarga

2. Fungsi psikologis
a. Memberikan kasih saying dan rasa aman
b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
d. Memberikan identitas keluarga

3. Fungsi sosialisasi
a. Membina sosialisasi pada anak
b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak
c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga

4. Fungsi ekonomi
a. Menacari sumber-sumber pengahasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
b. Pengaturan pengguanaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang
akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan
sebagainya

5. Fungsi pendidikan
a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinya.
b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi peranannya sebagai orang dewasa
c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembanganya
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
DENGAN DIAGNOSA LEUKIMIA

1. DEFINISI
Sifat khas dari leukemia adalah proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah
putih dalam sumsum tulang, menggantikan elemen sumsum tulang yang normal.
Juga terjadi proliferasi di limpa, hati dan nodus limfatikus, serta invasi organ
nonhematologis, seperti : meninges, traktus gastrointestinal, ginjal dan kulit.
Leukemia sering di klasifikasikan sesuai jalur sel yang terlibat seperti limfositik
atau mielositik, dan sesuai maturitas sel ganas tersebut, seperti akut ( sel imatur )
atau kronis ( sel terdeferensiasi ). Penyebab nya tidak di ketahui, tetapi cukup
banyak bukti adanya pengaruh genetik dan patogenesis virus. Kerusakkan
sumsum tulang akibat pajanan radiasi atau bahan kimia ( benzene ) dapat
menyebab kan leukemia.
ANATOMI DAN FISIOLOGI DARAH
a. Anatomi Darah Sel darah putih, leukosit adalah sel yang membentuk
komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh
melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan
tubuh. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara
amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler / diapedesis. Dalam
keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di
dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel
per tetes. Dalam setiap milimeter kubik darah terdapat 6000 sampai
10000(rata-rata 8000) sel darah putih .Dalam kasus leukemia, jumlahnya
dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes. Di dalam tubuh, leukosit tidak
berasosiasi secara ketat dengan organ atau jaringan tertentu, mereka
bekerja secara independen seperti organisme sel tunggal. Leukosit mampu
bergerak secara bebas dan berinteraksi dan menangkap serpihan seluler,
partikel asing, atau mikroorganisme penyusup. Selain itu, leukosit tidak
bisa membelah diri atau bereproduksi dengan cara mereka sendiri,
melainkan mereka adalah produk dari sel punca hematopoietic pluripotent
yang ada padasumsum tulang. Leukosit turunan meliputi: sel NK, sel
biang, eosinofil, basofil, dan fagosit termasuk makrofaga, neutrofil, dan sel
dendritik. Ada beberapa jenis sel darah putih yang disebut granulosit atau
sel polimorfonuklear yaitu:
1. Basofil. Sangat berkaitan dengan reaksi alergi, mengandung padatan granula
sitoplasmik degan heparin , histamine dan zat lain yang meningkatkan inflamasi.
2. Eosinofil. Granulosit yang berperan dlm system kekebalan dengan melawan
parasit multiseluler dan beberapa infeksi.
3. Neutrofil. Berfngsi terutama melindungi tubuh terhadap materi asing dan dua
jenis yang lain tanpa granula dalam sitoplasma: 1. Monosit. Sel mononuclear
berukuran besaryang dihasilkan sumsum merah tulang 2 Limfosit Berukuran lebih
kecil daripada monosit dan memiliki inti yang besar.
b. Fisiologi darah
Fisiologi Sel Darah Manusia
Leukosit Leukosit adalah sel darah berinti. Di dalam darah manusia, jumlah
normal leukosit rata-rata 5000-9000 sel/mm3, bila jumlahnya lebih dari 12000,
keadaan ini disebut leukositosis, bila kurang dari 5000 disebut leukopenia. Dilihat
dalam mikroskop cahaya maka sel darah putih mempunyai granula spesifik
(granulosit), yang dalam keadaan hidup berupa tetesan setengah cair, dalam
sitoplasmanya dan mempunyai bentuk inti yang bervariasi, yang tidak mempunyai
granula, sitoplasmanya homogen dengan inti bentuk bulat atau bentuk ginjal.
Terdapat dua jenis leukosit agranuler : limfosit sel kecil, sitoplasma sedikit,
monosit sel agak besar mengandung sitoplasma lebih banyak. Terdapat tiga jenis
leukosir granuler: Neutrofil, Basofil, dan Asidofil (eosinofil) yang dapat
dibedakan dengan afinitas granula terhadap zat warna netral basa dan asam.
Granula dianggap spesifik bila ia secara tetap terdapat dalam jenis leukosit
tertentu dan pada sebagian besar precursor (pra zatnya). Meski masing-masing
jenis sel terdapat dalam sirkulasi darah, leukosit tidak secara acak terlihat dalam
eksudat, tetapi tampak sebagai akibat sinyal-sinyal kemotaktik khusus yang
timbul dalam berkembangnya proses peradangan. (Effendi, 2003)
Leukosit mempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral organisme
terhadap zat-zat asingan. Ketika viskositas darah meningkat dan aliran lambat,
leukosit mengalami marginasi, yakni bergerak ke arah perifer sepanjang
pembuluh darah. Kemudian melekat pada endotel dan melakukan gerakan
amuboid. Melalui proses diapedesis, yakni kemampuan leukosit untuk
menyesuaikan dgn lubang kecillekosit, dapat meninggalkan kapiler dengan
menerobos antara sel-sel endotel dan menembus kedalam jaringan penyambung.
Pergerakan leukosit di daerah intertisial pada jaringan meradang setelah leukosit
beremigrasi, atau disebut kemotaktik terarah oleh sinyal kimia. (Effendi, 2003).
Jumlah leukosit per mikroliter darah, pada orang dewasa normal adalah 4000-
11000, waktu lahir 15000-25000, dan menjelang hari ke empat turun sampai
12000, pada usia 4 tahun sesuai jumlah normal. Variasi kuantitatif dalam sel-sel
darah putih tergantung pada usia. waktu lahir, 4 tahun dan pada usia 14 -15 tahun
persentase khas dewasa tercapai. (Effendi, 2003). Fungsi sel Darah putih
Granulosit dan Monosit mempunyai peranan penting dalam perlindungan badan
terhadap mikroorganisme. dengan kemampuannya sebagai fagosit (fago-
memakan), mereka memakan bakteria hidup yang masuk ke sistem peredaran
darah. melalui mikroskop adakalanya dapat dijumpai sebanyak 10-
20mikroorganisme tertelan oleh sebutir granulosit. pada waktu menjalankan
fungsi ini mereka disebut fagosit. dengan kekuatan gerakan amuboidnya ia dapat
bergerak bebas didalam dan dapat keluar pembuluh darah dan berjalan mengitari
seluruh bagian tubuh. dengan cara ini ia dapat mengepung daerah yang terkena
infeksi ataucidera, menangkap organisme hidup dan menghancurkannya,
menyingkirkan bahan lain seperti kotorankotoran, serpihan-serpihan dan lainnya,
dengan cara yang sama, dan sebagai granulosit memiliki enzim yang dapat
memecah protein, yang memungkinkan merusak jaringan hidup, menghancurkan
dan membuangnya
Dengan cara ini jaringan yang sakit atau terluka dapat dibuang dan
penyembuhannya dimungkinkan. Sebagai hasil kerja fagositik dari sel darah
putih, peradangan dapat dihentikan sama sekali. Bila kegiatannya tidak berhasil
dengan sempurna, maka dapat terbentuk nanah. Nanah beisi "jenazah" dari kawan
dan lawan - fagosit yang terbunuh dalam kinerjanya disebut sel nanah. demikian
juga terdapat banyak kuman yang mati dalam nanah itu dan ditambah lagi dengan
sejumlah besar jaringan yang sudah mencair. dan sel nanah tersebut akan
disingkirkan oleh granulosit yang sehat yang bekerja sebagai fagosit

2. ETIOLOGI
Penyebab leukemia masih belum diketahui secara pasti hingga kini. Menurut hasil
penelitian, orang dengan faktor risiko tertentu lebih meningkatkan risiko
timbulnya penyakit leukemia
a. Host
1) Umur, jenis kelamin, ras
Insiden leukemia secara keseluruhan bervariasi menurut umur. LLA
merupakan leukemia paling sering ditemukan pada anak-anak, dengan
puncak insiden antara usia 2-4 tahun, LMA terdapat pada umur 15-39
tahun, sedangkan LMK banyak ditemukan antara umur 30-50 tahun.
LLK merupakan kelainan pada orang tua (umur rata-rata 60 tahun).
Insiden leukemia lebih tinggi pada pria dibandingkan pada wanita.
Tingkat insiden yang lebih tinggi terlihat di antara Kaukasia (kulit
putih) dibandingkan dengan kelompok kulit hitam. Leukemia
menyumbang sekitar 2% dari semua jenis kanker. Menyerang 9 dari
setiap 100.000 orang di Amerika Serikat setiap tahun. Orang dewasa
10 kali kemungkinan terserang leukemia daripada anak-anak.
Leukemia terjadi paling sering pada orang tua. Ketika leukemia terjadi
pada anak-anak, hal itu terjadi paling sering sebelum usia 4 tahun.
2) Faktor Genetik Insiden leukemia pada anak-anak penderita sindrom
down adalah 20 kali lebih banyak daripada normal. Kelainan pada
kromosom 21 dapat menyebabkan leukemia akut. Insiden leukemia
akut juga meningkat pada penderita dengan kelainan kongenital
misalnya agranulositosis kongenital, sindrom Ellis Van Creveld,
penyakit seliak, sindrom Bloom, anemia Fanconi, sindrom Wiskott
Aldrich, sindrom Kleinefelter dan sindrom trisomi D. Pada sebagian
penderita dengan leukemia, insiden leukemia meningkat dalam
keluarga. Kemungkinan untuk mendapat leukemia pada saudara
kandung penderita naik 2-4 kali.19 Selain itu, leukemia juga dapat
terjadi pada kembar identik. Berdasarkan penelitian Hadi, et al (2008)
di Iran dengan desain case control menunjukkan bahwa orang yang
memiliki riwayat keluarga positif leukemia berisiko untuk menderita
LLA (OR=3,75; CI=1,32-10,99) artinya orang yang menderita
leukemia kemungkinan 3,75 kali memiliki riwayat keluarga positif
leukemia dibandingkan dengan orang yang tidak menderita leukemia
b. Agent 1) Virus Beberapa virus tertentu sudah dibuktikan menyebabkan
leukemia pada binatang. Ada beberapa hasil penelitian yang mendukung
teori virus sebagai salah satu penyebab leukemia yaitu enzyme reserve
transcriptase ditemukan dalam darah penderita leukemia. Seperti diketahui
enzim ini ditemukan di dalam virus onkogenik seperti retrovirus tipe C
yaitu jenis RNA yang menyebabkan leukemia pada binatang
c. Pada manusia, terdapat bukti kuat bahwa virus merupakan etiologi
terjadinya leukemia. HTLV (virus leukemia T manusia) dan retrovirus
jenis cRNA, telah ditunjukkan oleh mikroskop elektron dan kultur pada sel
pasien dengan jenis khusus leukemia/limfoma sel T yang umum 9 pada
propinsi tertentu di Jepang dan sporadis di tempat lain, khususnya di
antara Negro Karibia dan Amerika Serikat.
d. Sinar Radioaktif Sinar radioaktif merupakan faktor eksternal yang paling
jelas dapat menyebabkan leukemia. Angka kejadian LMA dan LGK jelas
sekali meningkat setelah sinar radioaktif digunakan. Sebelum proteksi
terhadap sinar radioaktif rutin dilakukan, ahli radiologi mempunyai risiko
menderita leukemia 10 kali lebih besar dibandingkan yang tidak bekerja di
bagian tersebut. Penduduk Hirosima dan Nagasaki yang hidup setelah
ledakan bom atom tahun 1945 mempunyai insidensi LMA dan LGK
sampai 20 kali lebih banyak. Leukemia timbul terbanyak 5 sampai 7 tahun
setelah ledakan tersebut terjadi. Begitu juga dengan penderita ankylosing
spondylitis yang diobati dengan sinar lebih dari 2000 rads mempunyai
insidens 14 kali lebih banyak.
e. Zat Kimia Zat-zat kimia (misal benzene, arsen, pestisida, kloramfenikol,
fenilbutazon) diduga dapat meningkatkan risiko terkena leukemia.18
Sebagian besar obat-obatan dapat menjadi penyebab leukemia (misalnya
Benzene), pada orang dewasa menjadi leukemia nonlimfoblastik akut.
Penelitian Hadi, et al (2008) di Iran dengan desain case control
menunjukkan bahwa orang yang terpapar benzene dapat meningkatkan
risiko terkena leukemia terutama LMA (OR=2,26 dan CI=1,17-4,37)
artinya orang yang menderita leukemia kemungkinan 2,26 kali terpapar
benzene dibandingkan dengan yang tidak menderita leukemia.
f. Merokok
Merokok merupakan salah satu faktor risiko untuk berkembangnya
leukemia. Rokok mengandung leukemogen yang potensial untuk menderita
leukemia terutama LMA. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa
merokok meningkatkan risiko LMA. Penelitian Hadi, et al (2008) di Iran
dengan desain case control memperlihatkan bahwa merokok lebih dari 10
tahun meningkatkan risiko kejadian LMA (OR=3,81; CI=1,37-10,48) artinya
orang yang menderita LMA kemungkinan 3,81 kali merokok lebih dari 10
tahun dibanding dengan orang yang tidak menderita LMA. Penelitian di Los
Angles (2002), menunjukkan adanya hubungan antara LMA dengan kebiasaan
merokok. Penelitian lain di Canada oleh Kasim menyebutkan.
1. bahwa perokok berat dapat meningkatkan risiko LMA. Faktor risiko
terjadinya leukemia pada orang yang merokok tergantung pada frekuensi,
banyaknya, dan lamanya merokok.
2. c. Lingkungan (Pekerjaan) Banyak penelitian menyatakan adanya
hubungan antara pajanan pekerjaan dengan kejadian leukemia. Dalam
sebuah penelitian yang dilakukan di Jepang, sebagian besar kasus berasal
dari rumah tangga dan kelompok petani. Hadi, et al (2008) di Iran dengan
desain case control meneliti hubungan ini, pasien termasuk mahasiswa,
pegawai, ibu rumah tangga, petani dan pekerja di bidang lain. Di antara
pasien tersebut, 26% adalah mahasiswa, 19% adalah ibu rumah tangga,
dan 17% adalah petani. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa orang yang bekerja di pertanian atau peternakan mempunyai risiko
tinggi leukemia (OR = 2,35, CI = 1,0-5,19), artinya orang yang menderita
leukemia kemungkinan 2,35 kali bekerja di pertanian atau peternakan
dibanding orang yang tidak menderita leukemia.

4. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada penyakit leukemia adalah
sebagai berikut : a. Pilek tidak sembuh-sembuh b. Pucat, lesu, mudah
terstimulasi c. Demam dan anorexia d. Berat badan menurun e. Ptechiae,
memar tanpa sebab f. Nyeri abdomen g. Lumphedenopathy h.
Hepatosplenomegaly
KOMPLIKASI
Berikut ini dapat dicermati komplikasi yang timbul pada leukemia: 1. Anemia
(kurang darah). Hal ini karena produksi sel darah merah kurang atau akibat
perdarahan. 2. Terinfeksi berbagai penyakit. Hal ini dikarenakan sel darh putih
yang ada kurang berfungsi dengan baik meskipun jumlahnya berlebihan tetapi
sudah berubah menjadi ganas sehingga tidak mampu melawan infeksi dan benda
asing yang masuk ke dalam tubuh. Disamping itu, pada leukemia, obat-obatan
anti-leukemia menurunkan kekebalan. 3. Perdarahan. Hal ini terjadi sebagai akibat
penekanan sel leukemia pada sumsum tulang sehingga sel pembeku darah
produksinya pun berkurang. 4. Gangguan metabolism: - Berat badan turun, -
Demam tanpa infeksi yang jelas, - Kalium dan kalsium darah meningkat malahan
ada yang rendah serta - Gejala asidosis sebagai akibat asam laktat meningkat. 5.
Penyusupan sel-sel pada organ-organ: - Terlihat organ limpa membesar - Gejala
gangguan saraf otak - Gangguan kesuburan, serta - Tanda-tanda bendungan
pembuluh darah paru. 6. Berbagai komplikapada kehamilan apabila penderita
hamil.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Hitung darah lengkap: menunjukan normositik Hemoglobin : dapat kurang dari
10g/100ml Retikulosis : jumlah biasanya rendah Jumlah trombosit : mungkin
sangat rendah (50.000/MM)
SDP: mungkin lebih dari 50.000/cm dengan peningkatan SDP imatur
(“menyimpang ke kiri”. Mungkin ada sel blast leukemia PT/PTT: Memanjang
LDH: mungkin meningkat Muramidase Serum (lisozim): peningkatan pada
leukemia monositik akut dan mielomonositik Copper Serum: meningkat Zink
serum: menurun Biopsi sumsum tulang: SDM abnormal biasanya lebih dari 50%
atau lebih dari SDP pada sumsum tulang. Sering 60%-90% dari sel blast, dengan
prekusor eritroid, sel matur, dan megakariositis menurun. Foto dada dan biopsy
nodus limfe: dapat mengindikasikan derajat keterlibatan

Patofisiologi
Leukimia limfoid atau limfositik akut ( acute lymphoid, lymphocytic,
leukemia, ALL ) adalah kanker jaringan yang menghasilkan sel darah putih
( leukosit ). Di hasilkan leukosit yang 12 imatur atau abnormal dalam jumlah yang
berlebihan, dan leukosit-leukosit tersebut melakukan invasi ke berbagai organ
tubuh. Sel-sel leukemik berinfiltrasi kedalam sumsum tulang, mengganti sel-sel
yang normal. Akibat nya, timbul anemia, dan dihasilkan sel darah merah dalam
jumlah yang tidak terpenuhi. Timbul pendarahan akibat menurunnya jumlah
trombosit yang bersikulasi. Infeksi juga terjadi lebih sering karena erkurangnya
jumlah leukosit normal. Invasi sel-sel leukemik kedalam organ-organ vital
menimbulkan hepatomegali, splenomegali, dan limfadenopati.
Leukemia nonlimfoid akut ( acute nonlymphoid leukemia,ANLL )
mencakup beberapa jenis leukemia berikut : leukemia mieloblastik akut, leukemia
monoblastik akut,dan leukemia mielositik akut. Tiimbul disfungsi sumsum tulang,
yang menyebabkan menurunnya jumlah sel darah merah, neutrofil, dan trombosit,
sel-sel leukemik menginfiltrasi limfonodus, limpa, hati, tulang, dan system saraf
pusat ( SSP ) , juga organ-organ reproduksi. Kloroma atau sarkoma granulositik
ditemukan pada sejumlah penderita yang terkena. ( buku saku keperawatan
pediatri )
B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Anamnesis sering terdapat pada usia sebelum usia 15 tahun ( 85% ),
puncak nya berada pada usia 2-4 tahun. Resiko lebih sering terjadi pada
anak laki-laki di bandingkan perempuan. a. Keluhan Utama Nyeri tulang
sering terjadi, lemah nafsu makan menurun, demam (jika disertai infeksi)
juga disertai dengan sakit kepala. b. Riwayat kesehatan dahulu Pada
penderita sering di temukan riwayat keluarga yang terpapar oleh bahan
kimia ( benzene dan arsen ) ; infeksi virus ( Epstein barr, HTLV-1 ) ;
kelainan kromosom dan penggunaan obatobatan seperti phenylbutazone
dan chloromphenycol ; serta terapi radiasi maupun kemoterapi. c. Riwayat
kelahiran anak : a. Prenatal b. Natal c. Post natal d. Riwayat Tumbuh
Kembang Bagaimana pemberian ASI, adakah ketidaknormalan pada masa
pertumbuhan dan kelainan lain ataupun sering sakit-sakitan. e. Riwayat
keluarga Insiden LLA lebih tinggi berasal dari saudara kandung anak-anak
yang terserang terlebih pada kembar monozigot (identik). 2. Pemeriksaan
Fisik : a. Keadaan Umum tampak lemah Kesadaran composmentis selama
belum terjadi komplikasi. b. Pemeriksaan Kepala Leher Rongga mulut :
apakah terdapat peradangan (infeksi oleh jamur atau bakteri), perdarahan
gusi Konjungtiva : anemis atau tidak. Terjadi gangguan penglihatan akibat
infiltrasi ke SSP. c. Pemeriksaan Integumen Adakah ulserasi ptechie,
ekimosis, tekanan turgor menurun jika terjadi dehidrasi d. Pemeriksaan
Dada dan Thorax Inspeksi bentuk thorax, adanya retraksi intercostae. 17
Auskultasi suara nafas, adakah ronchi (terjadi penumpukan secret akibat
infeksi di paru), bunyi jantung I, II, dan III jika ada Palpasi denyut apex
(Ictus Cordis) Perkusi untuk menentukan batas jantung dan batas paru. e.
Pemeriksaan Abdomen Inspeksi bentuk abdomen apakah terjadi
pembesaran, terdapat bayangan vena auskultasi peristaltic usus, palpasi
nyeri tekan bila ada pembesaran hepar dan limpa. PEMERIKSAAN
PERSISTEM 1. B1 ( Breathing ) Anak lebih mudah mengalami kelelehan
serta sesak saat beraktifitas ringan. Dapat di temukan adanya dispnea,
takipnea, batuk, ronki, dan penurunan suara napas 2. B2 ( Bleedeing )
Penderita mudah mengalami pendarahan spontan yang tidak terkontrol
dengan trauma minimal, gangguan visual akibat pendarahn retina, demam,
lebam, perdarahan gusi , dan epitaksis. Keluhan berdebar , takikardia,
suara murmur jantung kulit dan mukosa pucat. 3. B3 ( Brain ) Keluhan
nyeri abdominal , sakit kepala, nyeri persendian, dada terasa lemas, kram
pada otot, meringis, kelemahan dan hanya berpusat pada diri sendiri. 4. B4
( Bladder ) Pada inspeksi didapatkan adanya abses perianal serta hematuria
5. B5 ( Bowel ) Anak sering mengalami menurunan nafsu makan,
anoreksia, muntah, perubahan sensasi rasa, penurunan berat badan, dan
gangguan menelan. Dari pemeriksaan fisik di dapatkan adanya distensi
abdomen, penurunan bising usus, pembesaran limpa, pembesaran hepar
akibat invasi sel-sel darah putih yang berproliferasi secara abnormal,
ikterus, stomatitis, ulserasi oral, dan adanya pembesaran gusi ( bisa
menjadi indikasi terhadap acute monolytic leukemia ). 6. B6 ( Bone )
Berikut ini akan di jelaskan mengenai dampak terhadap pola tidur, pola
latihan, dan aktivitas a. pola istirahat dan tidur 18 anak memperhatikan
penurunan aktifitas dan lebih banyak waktu yang di habiskan untuk
tidur/istirahat karena mudah mengalami kelelahan. b. pola latihan
penderita sering di temukan mengalami penurunan koordinasi dalam
pergerakkan keluhan nyeri pada sendi atau tulang. Anak sering dalam
keadaan umum lemah, rewel, dan ketidakmampuan melaksanakan aktifitas
sehari-hari dari pemeriksaan fisik di dapatkan penurunan tonus otot,
kesadaran samnolen, kelainan jantung berdebar-debar ( palpitrasi ), adanya
murmur kulit pucat, membran mukosa pucat.serta penurunan fungsi saraf
cranial, dengan atau di sertai tanda tanda pendarahan serebral.
AKTIFITAS
Gejala : kelelahan, malaise, kelemahan, ketidakmampuan untuk melakukan
aktivitas biasanya
Tanda: kelelahan otot Peningkatan kebutuhan tidur, somnolen.
SIRKULASI
Gejala : palpitasi
Tanda : takikardia, murmur jantung Kulit, membrane mukosa pucat Deficit saraf
cranial dan tanda perdarahan serebral
ELIMINASI
Gejala : diare, nyeri tekan perianal, nyeri Darah merah terang pada tisu, feses
hitam’ Darah pada urine, penurunan haluaran urine
INTEGRITAS EGO
Gejala : perasaan tak berdaya/tak ada harapan
Tanda : Depresi, menarik diri, ansietas, takut, marah, mudah tersinggung
Perubahan alam perasaan, kacau
MAKANAN/CAIRAN
Gejala : kehilangan napsu makan, anoreksia, muntah Perubahan
rasa/penyimpangan rasa Penurunan berat badan Faringitis, disfagia
POLA KOGNITIF DAN PERSEPSI
Anak penderita sering di temukan mengalami penurunan kesadaran ( samnolen ),
iritabilitas otot dan sering kejang, ada nya keluhan sakit kepala, serta disorientasi
kerena sel darah putih yang abnormal berinfiltrasi ke susunan saraf pusat.
POLA MEKANISME KOPING DAN STREES
Anak berada dalam kondisi yang lemah dengan pertahanan tubuh yang sangat
rendah. Dalam pengkajian dapat ditemukan adanya depresi, penarikan diri, cemas,
takut, marah, dan iritabilitas. Juga ditemukan perubahan suasana hati dan bingung.

DIAGNOSA KEPERAWATAN :
1. Infeksi, resiko tinggi berhubungan dengan tidak adekuat pertahanan
sekunder : gangguan dalam kematangan SDP ( granulosit rendah dan
jumlah limfoid abnormal ) peningkatan jumlah limfosit imatur,
imunosupresi, penekan sumsum tulang, ( efek terapi / transplantasi ).
Tidak adekuat pertahanan primer ( statis cairan tubuh, trauma jaringan )
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilngan cairan berlebihan
mis : muntah, perdarahan, diare.
3. Nyeri (akut) berhubungan dengan agen fisikal, mis : pembesaran organ/
nodus limfe, sumsum tulang yang di kemas dengan sel leukemik
4. Intoleransi aktivitas berhubunga dengan kelemahan umum : penurunan
cadangan energy, peningkatan energy, peningkatan laju metabolic dari
produksi leukosit massif, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen ( anemia/hipoksia )
5. Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis, dan kebutuhan
pengobatan berhuubungan dengan kurang terpajan pada sumber, salah
interpretasi informasi
6. Perubahan nutrisi kurang dari kebuuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, nausea, dan diare karena kemoterapi

PRIORITAS KEPERAWATAN
1. Mencegah infeksi selama fase akut penyakit/pengobatan
2. Mempertahankan volume sirkulasi darah
3. Menghilangkan nyeri
4. Meningkatkan fungsi fisik optimal
5. Memberikan dukungan psikologis
6. Memberikan info tentang proses penyakit/prognosis dan kebutuhan
pengobatan
Sumber :
https://3.bp.blogspot.com/-WzkVt37CaFE/UoZeCyx1mgI/AAAAAAAAAMg/P8og-
XUh61A/s1600/Patway++All+(Akut+Limfoblastik+Leukeumia).jpg
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/249018288/laporan-pendahuluan-leukimia
scribdfree.com_laporan-pendahuluan-leukimia (1).pdf

https://news.unair.ac.id/2021/12/23/klasifikasi-sel-darah-untuk-identifikasi-acute-
lymphoblastic-leukemia-pada-citra-mikroskopis/?lang=id#:~:text=Leukemia
%20terbagi%20menjadi%20empat%20jenis,Chronic%20Myelocytic
%20Leukemia%20(CML)
https://3.bp.blogspot.com/-WzkVt37CaFE/UoZeCyx1mgI/AAAAAAAAAMg/
P8og-XUh61A/s1600/Patway++All+(Akut+Limfoblastik+Leukeumia).jpg

Anda mungkin juga menyukai