Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


PASIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS CORONA
VIRUS DISEASES (COVID-19)

OLEH :

SELVI RERE KIFTIAWATI


1720072

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH

SURABAYA

2020
HALAMAN PENGESAHAN

NAMA : Selvi Rere Kiftiawati

NIM : 1720072

PRODI : D-III Keperawatan

JUDUL : “Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pada Pasien


Dengan Diagnosa Medis Covid-19”

Mengetahui,

Surabaya, 05 Mei 2020

Pembimbing Institusi Mahasiswa

Nisha Dhamayanti.,S.Kep.,Ns.,M.Si Selvi Rere Kiftiawati


A. KONSEP PENYAKIT

1.1 Definisi Coronavirus

COVID-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom


pernapasan akut coronavirus 2 (severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 atau
SARS-CoV-2). Virus ini merupakan keluarga besar Coronavirus yang dapat menyerang
hewan. Ketika menyerang manusia, Coronavirus biasanya menyebabkan penyakit infeksi
saluran pernafasan, seperti flu, MERS (Middle East Respiratory Syndrome), dan SARS
(Severe Acute Respiratory Syndrome). COVID-19 sendiri merupakan coronavirus jenis
baru yang ditemukan di Wuhan, Hubei, China pada tahun 2019 (Ilmiyah, 2020; Hui, et
al., 2020).
Coronavirus (CoV) adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai
dari gejala ringan sampai berat. Coronavirus Disease (COVID-19) adalah virus jenis baru
yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus corona adalah zoonosis
(ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan
dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia. Beberapa
coronavirus yang dikenal beredar pada hewan namun belum terbukti menginfeksi manusia.

1.2 Etiologi Coronavirus


Infeksi virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu kelompok
virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada sebagian besar kasus, coronavirus hanya
menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu. Akan tetapi, virus ini
juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti pneumonia, Middle-East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Sesuai namanya, penyebab infeksi adalah COVID-19, yakni virus corona jenis
baru yang muncul di tahun 2019. Ada dugaan bahwa 2019-nCoV awalnya ditularkan
dari hewan ke manusia. Namun kemudian diketahui bahwa virus ini juga menyebar
dari manusia ke manusia.
Gambar 1.2 Coronavirus

COVID-19 dapat menyebar lewat:

 Terjadi kontak dekat dengan orang yang sudah terinfeksi, tidak sengaja
menghirup percikan ludah dari batuk, bersin atau yang membuang ludah
sembarangan.
 Terjadi kontak dengan partikel virus yang terdapat di udara ketika penderita
COVID-19 batuk atau bersin
 Menyentuh benda-benda yang telah terkontaminasi oleh 2019-nCoV
(contohnya, menyentuh gagang pintu yang di tempat umum serta pegangan di
bus maupun kereta, tombol lift), lalu menyentuh area wajah seperti mata,
hidung, atau mulut.
 Berjabat tangan dengan penderita.

1.3 Patofisiologi Coronavirus


Kebanyakan Coronavirus menginfeksi hewan dan bersirkulasi di hewan. Coronavirus
menyebabkan sejumlah besar penyakit pada hewan dan kemampuannya menyebabkan
penyakit berat pada hewan seperti babi, sapi, kuda, kucing dan ayam. Coronavirus disebut
dengan virus zoonotik yaitu virus yang ditransmisikan dari hewan ke manusia. Banyak
hewan liar yang dapat membawa patogen dan bertindak sebagai vektor untuk penyakit
menular tertentu.
Kelelawar, tikus bambu, unta dan musang merupakan host yang biasa ditemukan
untuk Coronavirus. Coronavirus pada kelelawar merupakan sumber utama untuk kejadian
severe acute respiratory syndrome (SARS) dan Middle East respiratory syndrome (MERS).
Namun pada kasus SARS, saat itu host intermediet (masked palm civet atau luwak)
justru ditemukan terlebih dahulu dan awalnya disangka sebagai host alamiah. Barulah pada
penelitian lebih lanjut ditemukan bahwa luwak hanyalah sebagai host intermediet dan
kelelawar tapal kuda (horseshoe bars) sebagai host alamiahnya.8,14,15,17 Secara umum,
alur Coronavirus dari hewan ke manusia dan dari manusia ke manusia melalui transmisi
kontak, transmisi droplet, rute feses dan oral.

Gambar 1.3 Ilustrasi Transmisi Coronavirus


Coronavirus terutama menginfeksi dewasa atau anak usia lebih tua, dengan gejala
klinis ringan seperti common cold dan faringitis sampai berat seperti SARS atau MERS
serta beberapa strain menyebabkan diare pada dewasa. Infeksi Coronavirus biasanya sering
terjadi pada musim dingin dan semi. Hal tersebut terkait dengan faktor iklim dan pergerakan
atau perpindahan populasi yang cenderung banyak perjalanan atau perpindahan. Selain itu,
terkait dengan karakteristik Coronavirus yang lebih menyukai suhu dingin dan kelembaban
tidak terlalu tinggi.
Semua orang secara umum rentan terinfeksi. Pneumonia Coronavirus jenis baru dapat
terjadi pada pasien immunocompromis dan populasi normal, bergantung paparan jumlah
virus. Jika kita terpapar virus dalam jumlah besar dalam satu waktu, dapat menimbulkan
penyakit walaupun sistem imun tubuh berfungsi normal. Orang-orang dengan sistem imun
lemah seperti orang tua, wanita hamil, dan kondisi lainnya, penyakit dapat secara progresif
lebih cepat dan lebih parah. Infeksi Coronavirus menimbulkan sistem kekebalan tubuh yang
lemah terhadap virus ini lagi sehingga dapat terjadi re-infeksi.
Setelah terjadi transmisi, virus masuk ke saluran napas atas kemudian bereplikasi di
sel epitel saluran napas atas (melakukan siklus hidupnya). Setelah itu menyebar ke saluran
napas bawah. Pada infeksi akut terjadi peluruhan virus dari saluran napas dan virus dapat
berlanjut meluruh beberapa waktu di sel gastrointestinal setelah penyembuhan. Masa
inkubasi virus sampai muncul penyakit sekitar 3-7 hari.

Gambar 1.3 Siklus hidup Coronavirus (SARS)

Studi pada SARS menunjukkan virus bereplikasi di saluran napas bawah diikuti
dengan respons sistem imun bawaan dan spesifik. Faktor virus dan sistem imun berperan
penting dalam patogenesis. Pada tahap pertama terjadi kerusakan difus alveolar, makrofag,
dan infiltrasi sel T dan proliferasi pneumosit tipe 2. Pada rontgen toraks diawal tahap infeksi
terlihat infiltrat pulmonar seperti bercak-bercak. Pada tahap kedua, organisasi terjadi
sehingga terjadi perubahan infiltrat atau konsolidasi luas di paru. Infeksi tidak sebatas di
sistem pernapasan tetapi virus juga bereplikasi di enterosit sehingga menyebabkan diare dan
luruh di feses, juga urin dan cairan tubuh lainnya.

1.4 Manifestasi Klinis


Infeksi COVID-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang atau berat. Gejala klinis
utama yang muncul yaitu demam (suhu >38˚C), batuk dan kesulitan bernapas. Selain itu
dapat disertai dengan sesak memberat, fatigue, mialgia, gejala gastrointestinal seperti diare
dan gejala saluran napas lain. Setengah dari pasien timbul sesak dalam satu minggu. Pada
kasus berat perburukan secara cepat dan progresif, seperti ARDS, syok septik, asidosis
metabolik yang sulit dikoreksi dan perdarahan atau disfungsi sistem koagulasi dalam
beberapa hari. Pada beberapa pasien, gejala yang muncul ringan, bahkan tidak disertai
dengan demam. Kebanyakan pasien memiliki prognosis baik, dengan sebagian kecil dalam
kondisi kritis bahkan meninggal. Berikut sindrom klinis yang dapat muncul jika terinfeksi.

1.5 Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan penunjang yang dilakukan diantaranya:
1. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan tergantung ringan atau beratnya manifestasi
klinis.
a. Tingkat kesadaran: kompos mentis atau penurunan kesadaran
b. Tanda vital: frekuensi nadi meningkat, frekuensi napas meningkat, tekanan darah
normal atau menurun, suhu tubuh meningkat. Saturasi oksigen dapat normal atau
turun.
c. Dapat disertai retraksi otot pernapasan
d. Pemeriksaan fisis paru didapatkan inspeksi dapat tidak simetris statis dan
dinamis, fremitus raba mengeras, redup pada daerah konsolidasi, suara napas
bronkovesikuler atau bronkial dan ronki kasar.

2. Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan radiologi berupa foto toraks, CT-scan toraks, USG toraks Pada
pencitraan dapat menunjukkan: opasitas bilateral, konsolidasi subsegmental, lobar
atau kolaps paru atau nodul, tampilan groundglass. Pada stage awal, terlihat bayangan
multiple plak kecil dengan perubahan intertisial yang jelas menunjukkan di perifer
paru dan kemudian berkembang menjadi bayangan multiple ground-glass dan
infiltrate di kedua paru. Pada kasus berat, dapat ditemukan konsolidasi paru bahkan
“white-lung” dan efusi pleura (jarang)
Gambar 1.5 Gambaran CT Scan Toraks pasien pneumonia COVID-19 di Wuhan,
Tiongkok.
(A) CT Toraks Transversal, laki-laki 40 tahun, menunjukkan multiple lobular bilateral
dan area subsegmental konsolidasi hari ke-15 setelah onset gejala.
(B) CT Toraks transversal, wanita 53 tahun, opasitas ground-glass bilateral dan area
subsegmental konsolidasi, hari ke-8 setelah onset gejala.
(C) Dan bilateral ground-glass opacity setelah 12 hari onset gejala.
3. Pemeriksaan spesimen
Pemeriksaan spesimen saluran napas atas dan bawah
a. Saluran napas atas dengan swab tenggorok(nasofaring dan orofaring)
b. Saluran napas bawah (sputum, bilasan bronkus, BAL, bila menggunakan
endotrakeal tube dapat berupa aspirat endotrakeal)
1.6 Penatalaksanaan
1. Triase
a. Masker medis untuk pasien suspek
b. Ruang isolasi atau area terpisah
c. Jarak minimal 1 meter dari pasien lain
d. Ajari etika batuk dan bersin
e. Hand hygiene
2. Kewaspadaan Pencegahan transmisi droplet
a. Gunakan masker medis jika bekerja dalam 1-2 meter dari pasien
b. Satu ruang khusus atau disatukan dengan etiologi yang sama
c. Jika etiologi tidak pasti, satu group pasien dengan diagnosis klinis sama dan risiko
epidemiologi sama, dengan pemisahan spasial
d. Gunakan pelindung mata jika menangani dekat pasien
e. Batasi aktivitas paesien keluar ruangan
3. Kewaspadaan Pencegahan kontak Mencegah dari area atau peralatan yang
terkontaminasi
a. Gunakan APD lengkap, dan lepas jika keluar
b. Jika memungkinkan gubakan alat sekali pakai contoh stetoskop, termometer,
c. Hindari mengkontaminasi daerah yang tidak secara langsung terkait perawatan
pasien seperti gagang pintu
d. Ventilasi ruangan adekuat
e. Hand hygiene
f. Hindari pemindahan pasien
4. Kewaspadaan pencegahan airborne ketika melakukan prosedur alat saluran
napas Seperti: suction, intubasi, bronkoskopi, RJP.
a. APD lengkap mencakup sarung tangan, jubah, pelindung mata, masker N95
b. Gunakan ruangan ventilasi tunggal jika memungkinkan , ruangan tekanan negatif,
c. Hindari keberadaan individu yang tidak dibutuhkan
d. Setelah tindakan tatalaksana sesuai dengan tipe ruangannya

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
Pengkajian pasien covid-19 harus mencakup :
a. Identitas pasien
Pada tahap ini perawat perlu mengetahui tentang nama, umur, jenis
kelamin,alamat rumah, agama atau kepercayaan, suku bangsa, bahasa yang
dipakai, status pendidikan dan pekerjaan pasien.
b. Keluhan utama
Keluhan utama merupakan faktor utama yang mendorong pasien mencari
pertolongan atau berobat ke rumah sakit. Biasanya pada pasien dengan covid 19
didapatkan keluhan berupa sesak nafas, rasa berat pada dada, demam, batuk, dan
flu.

c. Riwayat penyakit sekarang


Pasien dengan covid 19 biasanya akan diawali dengan adanya tanda-tanda seperti
batuk, sesak nafas, rasa berat pada dada, dan flu. Perlu juga ditanyakan mulai
kapan keluhan itu muncul. Apa tindakan yang telah dilakukan untuk menurunkan
atau menghilangkan keluhan-keluhannya tersebut.
d. Riwayat penyakit dahulu
Tanyakan kepada pasien apakah pasien pernah menderita penyakit seperti TBC
paru, pneumoni, gagal jantung, trauma, asites dan sebagainya. Hal ini diperlukan
untuk mengetahui kemungkinan adanya faktor predisposisi.
e. Riwayat penyakit keluarga
Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit-penyakit
yang disinyalir sebagai penyebab effusi pleura seperti Ca paru, asma, TB paru
dan lain sebagainya.
f. Riwayat perjalanan
Perlu ditanyakan kepada pasien apakah sebelumnya pasien pernah melakukan
perjalanan ke luar negeri atau luar kota dan pernah berkaitan dengan pasien ODP
ataupun PDP sebelumnya.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Infeksi b.d kegagalan untuk menghindari patogen akibat paparan covid-19
b. Defisit Pengetahuan b.d ketidaktahuan dengan informasi penularan penyakit
c. Hipertermi b.d Peningatan lajumetabolisme
d. Gangguan Pola nafas b.d Sesak nafas
e. Ansietas b.d etiologi penyakit yang tidak diketahui
3. Intervensi dan Implementasi
a. Pantau tanda-tanda vital. Pantau suhu pasien (infeksi biasanya dimulai dengan
suhu tinggi). Pantau laju pernapasan pasien.
b. Pantau saturasi O² karena gangguan pernapasan dapat menyebabkan hipoksia
c. Pertahankan isolasi pernapasan. Membuang sekresi dengan benar .
mengintruksikan pasien untuk menutup mulut saat batuk atau bersin. Anjurkan
pasien untuk menggunakan masker.
d. Terapkan kebersihan tangan yang ketat. Ajarkan cara cuci tangan bersih 6
langkah dan waktu yang baik untuk melakukan cuci tangan.
e. Kelola hipertermi. Berikan terapi yang tepat untuk suhu tinggi untuk
mempertahankan normotermia
f. Berikan informasi pada pasien dan keluarga tentang penularan penyakit
4. Evaluasi
Tujuan keperawatan dapat terpenuhi jika :
a. Pasien dapat mencegah penyebaran infeksi yang dibuktikan dengan isolasi
pernapasan adekuat
b. Pasien dapat belajar lebih banyak tentang penyakit dan penatalaksanaannya.
c. Pasien mampu meingkatkan level suhu tubuh yang adekuat.
d. Pasien mampu mengembalikan pola pernapasannya menjadi normal.
e. Pasien tidak terlihat cemas.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.researchgate.net/publication/
340806684_Lembar_Kegiatan_Literasi_Saintifik_untuk_Pembelajaran_Jarak_Jauh_T
opik_Penyakit_Coronavirus_2019_COVID-19

https://www.persi.or.id/images/2020/data/buku_pneumonia_covid19.pdf

https://www.persi.or.id/images/2020/data/pedoman_kesiapsiagaan_covid19.pdf
SOP PEMBERIAN OBAT TERAPI ANTI ASMA

INHALASI DENGAN MENGGUNAKAN NEBULIZER

PENGERTIAN

Pemberian inhalasi uap dengan obat atau tanpa obat menggunakan nebulator

TUJUAN

1. Merelaksasi jalan nafas


2. Mengencerkan sekret agar mudah dikeluarkan
3. Melonggarkan jalan nafas
4. Pemberian obat secara langsung pada saluran pernafasan untuk pengobatan penyakit,
seperti : Bronkospasme akut, produksi sekret yang berlebihan, dan batuk yang disertai
dengan sesak nafas.

I. Tahap Persiapan

A. Persiapan Pasien
1. Memberi salam dan memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan
3. Menjelaskan langkah/prosedur yang akan dilakukan
4. Menanyakan persetujuan pasien untuk diberikan tindakan
5. Meminta pengunjung/keluarga meninggalkan ruangan

B. Persiapan Lingkungan

1. Menutup pintu dan memasang sampiran

C. Persiapan Alat

1. Set nebulizer
2. Obat bronkodilator
3. Bengkok 1 buah
4. Tissue
5. Spuit 5 cc
6. Aquades

II. Tahap Pelaksanaan

1. Mencuci tangan dan memakai handscoon


2. Mengatur pasien dalam posisi duduk atau semifo+ler
3. Mendekatkan peralatan yang berisi set nebulizer ke bed pasien
4. Mengisi nebulizer dengan aquades sesuai takaran
5. Memasukkan obat sesuai dosis
6. Memasang masker pada pasien
7. Menghidupkan nebulizer dan meminta pasien nafas dalam sampai obat habis
8. Matikan nebulizer
9. Bersihkan mulut dan hidung dengan tissue
10. Bereskan alat
11. Buka handscoon dan mencuci tangan

III.Tahap Terminasi

1. Evaluasi perasaan pasien


2. Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
3. Dokumentasi prosedur dan hasil observasi

Anda mungkin juga menyukai