OLEH :
SURABAYA
2020
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : 1720072
Mengetahui,
Terjadi kontak dekat dengan orang yang sudah terinfeksi, tidak sengaja
menghirup percikan ludah dari batuk, bersin atau yang membuang ludah
sembarangan.
Terjadi kontak dengan partikel virus yang terdapat di udara ketika penderita
COVID-19 batuk atau bersin
Menyentuh benda-benda yang telah terkontaminasi oleh 2019-nCoV
(contohnya, menyentuh gagang pintu yang di tempat umum serta pegangan di
bus maupun kereta, tombol lift), lalu menyentuh area wajah seperti mata,
hidung, atau mulut.
Berjabat tangan dengan penderita.
Studi pada SARS menunjukkan virus bereplikasi di saluran napas bawah diikuti
dengan respons sistem imun bawaan dan spesifik. Faktor virus dan sistem imun berperan
penting dalam patogenesis. Pada tahap pertama terjadi kerusakan difus alveolar, makrofag,
dan infiltrasi sel T dan proliferasi pneumosit tipe 2. Pada rontgen toraks diawal tahap infeksi
terlihat infiltrat pulmonar seperti bercak-bercak. Pada tahap kedua, organisasi terjadi
sehingga terjadi perubahan infiltrat atau konsolidasi luas di paru. Infeksi tidak sebatas di
sistem pernapasan tetapi virus juga bereplikasi di enterosit sehingga menyebabkan diare dan
luruh di feses, juga urin dan cairan tubuh lainnya.
2. Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan radiologi berupa foto toraks, CT-scan toraks, USG toraks Pada
pencitraan dapat menunjukkan: opasitas bilateral, konsolidasi subsegmental, lobar
atau kolaps paru atau nodul, tampilan groundglass. Pada stage awal, terlihat bayangan
multiple plak kecil dengan perubahan intertisial yang jelas menunjukkan di perifer
paru dan kemudian berkembang menjadi bayangan multiple ground-glass dan
infiltrate di kedua paru. Pada kasus berat, dapat ditemukan konsolidasi paru bahkan
“white-lung” dan efusi pleura (jarang)
Gambar 1.5 Gambaran CT Scan Toraks pasien pneumonia COVID-19 di Wuhan,
Tiongkok.
(A) CT Toraks Transversal, laki-laki 40 tahun, menunjukkan multiple lobular bilateral
dan area subsegmental konsolidasi hari ke-15 setelah onset gejala.
(B) CT Toraks transversal, wanita 53 tahun, opasitas ground-glass bilateral dan area
subsegmental konsolidasi, hari ke-8 setelah onset gejala.
(C) Dan bilateral ground-glass opacity setelah 12 hari onset gejala.
3. Pemeriksaan spesimen
Pemeriksaan spesimen saluran napas atas dan bawah
a. Saluran napas atas dengan swab tenggorok(nasofaring dan orofaring)
b. Saluran napas bawah (sputum, bilasan bronkus, BAL, bila menggunakan
endotrakeal tube dapat berupa aspirat endotrakeal)
1.6 Penatalaksanaan
1. Triase
a. Masker medis untuk pasien suspek
b. Ruang isolasi atau area terpisah
c. Jarak minimal 1 meter dari pasien lain
d. Ajari etika batuk dan bersin
e. Hand hygiene
2. Kewaspadaan Pencegahan transmisi droplet
a. Gunakan masker medis jika bekerja dalam 1-2 meter dari pasien
b. Satu ruang khusus atau disatukan dengan etiologi yang sama
c. Jika etiologi tidak pasti, satu group pasien dengan diagnosis klinis sama dan risiko
epidemiologi sama, dengan pemisahan spasial
d. Gunakan pelindung mata jika menangani dekat pasien
e. Batasi aktivitas paesien keluar ruangan
3. Kewaspadaan Pencegahan kontak Mencegah dari area atau peralatan yang
terkontaminasi
a. Gunakan APD lengkap, dan lepas jika keluar
b. Jika memungkinkan gubakan alat sekali pakai contoh stetoskop, termometer,
c. Hindari mengkontaminasi daerah yang tidak secara langsung terkait perawatan
pasien seperti gagang pintu
d. Ventilasi ruangan adekuat
e. Hand hygiene
f. Hindari pemindahan pasien
4. Kewaspadaan pencegahan airborne ketika melakukan prosedur alat saluran
napas Seperti: suction, intubasi, bronkoskopi, RJP.
a. APD lengkap mencakup sarung tangan, jubah, pelindung mata, masker N95
b. Gunakan ruangan ventilasi tunggal jika memungkinkan , ruangan tekanan negatif,
c. Hindari keberadaan individu yang tidak dibutuhkan
d. Setelah tindakan tatalaksana sesuai dengan tipe ruangannya
1. Pengkajian
Pengkajian pasien covid-19 harus mencakup :
a. Identitas pasien
Pada tahap ini perawat perlu mengetahui tentang nama, umur, jenis
kelamin,alamat rumah, agama atau kepercayaan, suku bangsa, bahasa yang
dipakai, status pendidikan dan pekerjaan pasien.
b. Keluhan utama
Keluhan utama merupakan faktor utama yang mendorong pasien mencari
pertolongan atau berobat ke rumah sakit. Biasanya pada pasien dengan covid 19
didapatkan keluhan berupa sesak nafas, rasa berat pada dada, demam, batuk, dan
flu.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Infeksi b.d kegagalan untuk menghindari patogen akibat paparan covid-19
b. Defisit Pengetahuan b.d ketidaktahuan dengan informasi penularan penyakit
c. Hipertermi b.d Peningatan lajumetabolisme
d. Gangguan Pola nafas b.d Sesak nafas
e. Ansietas b.d etiologi penyakit yang tidak diketahui
3. Intervensi dan Implementasi
a. Pantau tanda-tanda vital. Pantau suhu pasien (infeksi biasanya dimulai dengan
suhu tinggi). Pantau laju pernapasan pasien.
b. Pantau saturasi O² karena gangguan pernapasan dapat menyebabkan hipoksia
c. Pertahankan isolasi pernapasan. Membuang sekresi dengan benar .
mengintruksikan pasien untuk menutup mulut saat batuk atau bersin. Anjurkan
pasien untuk menggunakan masker.
d. Terapkan kebersihan tangan yang ketat. Ajarkan cara cuci tangan bersih 6
langkah dan waktu yang baik untuk melakukan cuci tangan.
e. Kelola hipertermi. Berikan terapi yang tepat untuk suhu tinggi untuk
mempertahankan normotermia
f. Berikan informasi pada pasien dan keluarga tentang penularan penyakit
4. Evaluasi
Tujuan keperawatan dapat terpenuhi jika :
a. Pasien dapat mencegah penyebaran infeksi yang dibuktikan dengan isolasi
pernapasan adekuat
b. Pasien dapat belajar lebih banyak tentang penyakit dan penatalaksanaannya.
c. Pasien mampu meingkatkan level suhu tubuh yang adekuat.
d. Pasien mampu mengembalikan pola pernapasannya menjadi normal.
e. Pasien tidak terlihat cemas.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.researchgate.net/publication/
340806684_Lembar_Kegiatan_Literasi_Saintifik_untuk_Pembelajaran_Jarak_Jauh_T
opik_Penyakit_Coronavirus_2019_COVID-19
https://www.persi.or.id/images/2020/data/buku_pneumonia_covid19.pdf
https://www.persi.or.id/images/2020/data/pedoman_kesiapsiagaan_covid19.pdf
SOP PEMBERIAN OBAT TERAPI ANTI ASMA
PENGERTIAN
Pemberian inhalasi uap dengan obat atau tanpa obat menggunakan nebulator
TUJUAN
I. Tahap Persiapan
A. Persiapan Pasien
1. Memberi salam dan memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan
3. Menjelaskan langkah/prosedur yang akan dilakukan
4. Menanyakan persetujuan pasien untuk diberikan tindakan
5. Meminta pengunjung/keluarga meninggalkan ruangan
B. Persiapan Lingkungan
C. Persiapan Alat
1. Set nebulizer
2. Obat bronkodilator
3. Bengkok 1 buah
4. Tissue
5. Spuit 5 cc
6. Aquades
III.Tahap Terminasi