Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

KONDISI KRITIS COVID -19

Oleh Kelompok 1 :

1. Ervin Zulianti
2. I Ketut Wisma Jatendra A.B
3. Friska Meilda Arianti
4. Dwi Setiawati
5. Fitri Ayu Wulansari
6. Ani Triyanti
7. Roya Arifatul Mu’arifah
8. Wahyu Farhatun Ni’mah
9. Shinta Kusumawardhani
10. Bunga Rina

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum
pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia.Virus penyebab COVID-19 ini
dinamakan Sars-CoV-2.Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan
manusia).Penelitian menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet
cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang menjadi sumber
penularan COVID-19 ini masih belum diketahui (Kemenkes, 2020)
Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan
pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari
dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari.Pada kasus COVID-19 yang berat dapat
menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan
kematian.Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian besar kasus
adalah demam, dengan beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil rontgen
menunjukkan infiltrat pneumonia luas di kedua paru (Kemenkes, 2020).
Pada 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan kasus
pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina.Pada
tanggal 7 Januari 2020, Cina mengidentifikasi pneumonia yang tidak diketahui
etiologinya tersebut sebagai jenis baru coronavirus (coronavirus disease, COVID-
19).Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO telah menetapkan sebagai Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan Dunia/ Public Health Emergency of
International Concern (KKMMD/PHEIC). Penambahan jumlah kasus COVID-19
berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran antar negara (Kemenkes, 2020)
Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia
melalui percikan batuk/bersin (droplet), tidak melalui udara.Orang yang paling berisiko
tertular penyakit ini adalah orang yang kontak erat dengan pasien COVID-19 termasuk
yang merawat pasien COVID-19. Rekomendasi standar untuk mencegah penyebaran
infeksi adalah melalui cuci tangan secara teratur menggunakan sabun dan air bersih,
menerapkan etika batuk dan bersin, menghindari kontak secara langsung dengan ternak
dan hewan liar serta menghindari kontak dekat dengan siapapun yang menunjukkan
gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin. Selain itu, menerapkan Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi (PPI) saat berada di fasilitas kesehatan terutama unit gawat
darurat (Kemenkes, 2020).
Sebagai seorang perawat, sangat penting mengetahui tentang penyakit COVID
-19 . Melihat ruang lingkup pelaksanaan tindakan keperawatan salah satunya masyarakat,
dengan mengetahui lebih jauh tentang apa dan bagaimana masyarakat ini membuat
seorang perawat menjadi lebih berperan diri dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
Dan yang paling penting dapat menambah atau meningkatkan derajat kesehatan
khususnya pada masyarakat.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk dapat mengetahui dan memahami cara memberikan asuhan keperawatan
penyakit Covid -19
2. Tujuan Khusus :
a. Agar dapat mengetahui pengertian covid 19
b. Agar dapat mengetahui etiologi dari penyakit kondisi kritis covid 19
c. Agar dapat mengetahui manifestasi klinis.kondisi kritis covid 19
d. Agar dapat mengetahui patofisiologi kondisi kritis covid 19
e. Agar dapat mengetahui komplikasi dari kondisi kritis covid 19
f. Agar dapat mengetahui penatalaksanaan kondisi kritis covid 19
g. Agar dapat menegetahui pemeriksaan penunjang kondisi kritis covid 19
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Virus Corona atau severe acute respiratory syndromecoronavirus 2 (SARS-CoV-
2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan.Penyakit infeksi virus ini disebut
COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan,
infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian. Severe acute respiratory syndrome
coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis
baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini sebenarnya bisa menyerang
siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa, termasuk ibu hamil ,ibu
menyusui bahkan lansia . Infeksi covid -19 menyebar dari satu orang ke orang lain
melalui percikan (droplet) dari saluran pernapasan yang sering dihasilkan saat batuk atau
bersin.
Menurut WHO, virus corona adalah keluarga besar virus yang dapat
menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Pada manusia corona diketahui
menyebabkan penyakit hewan atau manusia. Pada manusia corona diketahui
menyebabkan infeksi pernafasan mulai dati flu hingga yang lebih parah seperti Middle
Easr Respiratory Syndrom (MERS)

Definisi Kasus
Definisi operasional pada bagian ini, dijelaskan definisi operasional kasus
COVID-19 yaitu kasus suspek, kasus probable, kasus konfirmasi, kontak erat

1. Kasus Suspek: Seseorang yang memiliki salah satu dari kriteria berikut:
a. Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)* DAN pada 14 hari
terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di
negara/wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi lokal**.
b. Orang dengan salah satu gejala/tanda ISPA* DAN pada 14 hari terakhir sebelum
timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi/probable
COVID-19.
c. Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat yang membutuhkan perawatan di
rumahsakit DAN tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang
meyakinkan.
2. Kasus Probable: Kasus suspek dengan ISPA Berat /ARDS*** / meninggal dengan
gambaran klinis yang meyakinkan COVID-19 DAN belum ada hasil pemeriksaan
laboratorium RT-PCR.
3. Kasus Konfirmasi: Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus COVID-19
yang dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium RT-PCR. Kasus konfirmasi
dibagi menjadi 2:
a. Kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik)
b. Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik)
4. Kontak Erat : Orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau
konfirmasi COVID-19. Riwayat kontak yang dimaksud antara lain:
a. Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus probable atau kasus konfirmasi
dalam radius 1 meter dan dalam jangka waktu 15 menit atau lebih.
b. Sentuhan fisik langsung dengan kasus probable atau konfirmasi (seperti
bersalaman, berpegangan tangan, dan lain-lain).
c. Orang yang memberikan perawatan langsung terhadap kasus probable atau
konfirmasi tanpa menggunakan APD yang sesuai standar.
d. Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak berdasarkan penilaian risiko
lokal yang ditetapkan oleh tim penyelidikan epidemiologi setempat

B. ETIOLOGI
Etiologi coronavirus disease 2019 (COVID-19) adalah virus dengan nama spesies
severe acute respiratory syndrome virus corona 2, yang disingkat SARS-CoV-2.
1. Virologi
SARS-CoV-2 merupakan virus yang mengandung genom single-stranded RNA
yang positif. Morfologi virus corona mempunyai proyeksi permukaan (spikes)
glikoprotein yang menunjukkan gambaran seperti menggunakan mahkota dan
berukuran 80-160 nM dengan polaritas positif 27-32 kb. Struktur protein utama
SARS-CoV-2 adalah protein nukleokapsid (N), protein matriks (M), glikoprotein
spike (S), protein envelope (E) selubung, dan protein aksesoris lainnya.
Famili Coronaviridae memiliki empat generasi virus corona, yaitu alphavirus corona
(alphaCoV), betavirus corona (betaCoV), deltavirus corona (deltaCoV), dan
gammavirus corona (gammaCoV).AlphaCoV dan betaCoV umumnya memiliki
karakteristik genomik yang dapat ditemukan pada kelelawar dan hewan pengerat.
Sedangkan deltaCoV dan gammaCoV umumnya ditemukan pada spesies avian.[1-3]
SARS-CoV-2 termasuk dalam kategori betaCoV dan 96,2% sekuens genom
SARS-CoV-2 identikal dengan bat CoV RaTG13. Oleh sebab itu, kelelawar dicurigai
merupakan inang asal dari virus SARS-CoV-2.Virus ini memiliki diameter sebesar
60-140 nm dan dapat secara efektif diinaktivasi dengan larutan lipid, seperti ether
(75%), ethanol, disinfektan yang mengandung klorin, asam peroksiasetik, dan
kloroform.SARS-CoV-2 juga ditemukan dapat hidup pada aerosol selama 3 jam. Pada
permukaan solid, SARS-CoV-2 ditemukan lebih stabil dan dapat hidup pada plastik
dan besi stainless selama 72 jam, pada tembaga selama 48 jam, dan pada karton
selama 24 jam.
2. Transmisi
Transmisi binatang ke manusia merupakan mekanisme yang paling
memungkinkan.Berdasarkan hasil genom SARS-CoV-2, kelelawar dipercayai
menjadi inang asal.Akan tetapi, inang perantara karier dari virus ini masih belum
diketahui secara pasti.
Transmisi antara manusia ke manusia dapat terjadi melalui kontak
langsung (dengan jarak 1 meter) atau penyebaran droplet yang dapat terjadi saat
individu yang terinfeksi batuk atau bersin.Droplet yang hinggap pada mulut atau
hidung dapat terinhalasi ke paru-paru dan menyebabkan infeksi. Kontak pada barang
yang sudah disentuh oleh pasien COVID-19, yang diikuti dengan sentuhan pada
mulut, hidung, atau mata mungkin dapat menjadi salah satu transmisi penyebaran
virus, akan tetapi rute ini bukan transmisi utama penyebaran virus.
3. Faktor Risiko
Faktor risiko COVID-19 sampai sekarang belum diketahui secara menyeluruh.
Faktor risiko utama dari penyakit COVID-19 adalah:
- Riwayat bepergian ke area yang terjangkit COVID-19
- Kontak langsung terhadap pasien yang sudah dikonfirmasi COVID-19.

Beberapa faktor risiko yang mungkin dapat meningkatkan risiko mortalitas pada
pasien COVID-19, antara lain:

- Usia >50 tahun


- Pasien imunokompromais, seperti HIV
- Hipertensi
- Diabetes mellitus
- Penyakit keganasan, seperti kanker paru
- Penyakit kardiovaskular, seperti gagal jantung
- Penyakit paru obstruktif kronis
- Disfungsi koagulasi dan organ
- Wanita hamil

C. MANIFESTASI KLINIS
Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala
flu, yaitu demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala.Setelah itu,
gejala dapat hilang dan sembuh atau malah memberat. Penderita dengan gejala yang berat
bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri
dada. Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona.Secara
umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus Corona,
yaitu:
- Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius)
- Batuk, pilek
- Letih , lesu
- Sakit tenggorokan
- Gangguan sesak napas
Beberapa kejadian ditemukan penderita Covid19 bersifat asimtomatik. Gejala
diare atau infeksi saluran napas atas (misalnya bersin, pilek, dan sakit tenggorokan)
lebih jarang ditemukan.Kasus dapat berkembang menjadi pneumonia berat, kegagalan
multiorgan, dan kematian.
Masa inkubasi diperkirakan antara 1–14 hari menurut Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) dan 2–14 hari oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit
Amerika Serikat.

D. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi COVID-19 diawali dengan interaksi protein spike virus dengan sel
manusia. Setelah memasuki sel, encoding genome akan terjadi dan memfasilitasi ekspresi
gen yang mambantu adaptasi severe acute respiratory syndrome virus corona 2 pada
inang. Rekombinasi, pertukaran gen, insersi gen, atau delesi, akan menyebabkan
perubahan genom yang menyebabkan outbreak di kemudian hari.
Severe acute respiratory syndrome virus corona 2 (SARS-CoV-2) menggunakan
reseptor angiotensin converting enzyme 2 (ACE2), yang ditemukan pada traktus
respiratori bawah manusia dan enterosit usus kecil sebagai reseptor masuk. Glikoprotein
spike (S) virus melekat pada reseptor ACE2 pada pernukaan sel manusia. Subunit S1
memiliki fungsi sebagai pengatur receptor binding domain (RBD).Sedangkan subunit S2
memiliki fungsi dalam fusi membran antara sel virus dan sel inang.
Setelah terjadi fusi membran, RNA virus akan dikeluarkan dalam sitoplasma sel
inang. RNA virus akan mentranslasikan poliprotein pp1a dan pp1ab dan membentuk
kompleks replikasi-transkripsi (RTC). Selanjutnya, RTC akan mereplikasi dan
menyintesis subgenomik RNA yang mengodekan pembentukan protein struktural dan
tambahan.
Gabungan retikulum endoplasma, badan golgi, genomik RNA, protein
nukleokapsid, dan glikoprotein envelope akan membentuk badan partikel virus. Virion
kemudian akan berfusi ke membran plasma dan dikeluarkan dari sel-sel yang terinfeksi
melalui eksositosis. Virus-virus yang dikeluarkan kemudian akan menginfeksi sel ginjal,
hati, intestinal, dan limfosit T, dan traktus respiratori bawah, yang kemudian menyebakan
gejala pada pasien.
E. KOMPLIKASI
1. Pneumonia (infeksi paru-paru)
2. Infeksi sakunder pada organ lain
3. Gagal ginjal
4. Acute Cardial Injury
5. Acute Respiratory distress syndrome
6. Kematian

F. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pasien COVID-19 bergantung pada tingkat keparahannya.
1. Pada pasien dengan gejala ringan, isolasi dapat dilakukan di rumah. Pada pasien
dengan penyakit berat atau risiko Memburuk maka dapat dilakukan rawat inap.
2. Memberikan obat demam dan nyeri sesuai indikasi
3. Mengajarkan penderita melakukan isolasi mandiri dan istirahat yang cukup
4. Mengajurkan penderita untuk banyak minum air putih dan menjaga kadar cairan dalam
tubuh
5. Pakai masker dan sarung tangan bila berada ditempat umum
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1 Rapid Test
Penanganan covid -19 di Indonesia menggunakan rapid test antibody dan rapid test
antigen
- Rapid test antibody : specimen yang diperlukan untuk pemeriksaan ini
adalah darah. Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada komunitas(masyarakat)
- Rapid test antigen : specimen yang diperlukan untuk pemeriksaan ini adalah
swab orafaring/ swab nasofaring. Pemeriksaan ini dilakukan di fasilitas
layanan kesehatan yang memiliki fasilitas biosafety
cabinet.Sampel swab tersebut akan diperiksa menggunakan metode PCR
(Polymerase Chain Reaction).
2. Pemeriksaan Hematologi Lengkap dengan sampel darah untuk melihat angka
Leukosit (sel darah putih) dan hitung jenis (Diff Count) sel Limfosit. Pada pasien
dengan penyakit COVID-19, angka Leukosit biasanya normal atau turun dan
angka hitung jenis sel Limfosit biasanya turun.
3. Pemeriksaan Rontgen Dada atau Thorax untuk mendeteksi adanya infiltrat atau
cairan di paru-paru serta mendeteksi adanya perselubungan yang menandakan
adanya peradangan di paru-paru akibat infeksi dari virus.
4. Pemeriksaan CT Scan Dada atau Thorax untuk mendeteksi adanya
gambaran ground glass opacity di paru-paru yang merupakan gambaran khas pada
pasien yang terinfeksi virus Corona di dalam paru-paru.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Pengkajian Primer
a. Airway
Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret akibat
kelemahan reflek batuk
b. Breathing
Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalannapas, timbulnya pernapasan yang
sulit dan / atau tak teratur, suara nafas terdengar ronchi /aspirasi
c. Circulation
TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut, takikardi,
bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan membran mukosa
pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut
2. Pengkajian Sekunder
a. Aktivitas dan istirahat
Data Subyektif:

 Sesak nafas
 mudah lelah
Data obyektif:
 Perubahan tingkat kesadaran
b. Sirkulasi
Data Subyektif:
 Riwayat penyakit jantung (  penyakit katup jantung, disritmia, gagal
jantung , endokarditis bacterial ), polisitemia.
Data obyektif:
 Hipertensi arterial
 Disritmia, perubahan EKG
 Pulsasi : kemungkinan bervariasi
 Denyut karotis, femoral dan arteri iliaka atau aorta abdominal
c. Integritas ego
Data Subyektif:
 Perasaan tidak berdaya, hilang harapan
Data obyektif:
 Emosi yang labil dan marah yang tidak tepat, kesediahan , kegembiraan
 kesulitan berekspresi diri
d. Eliminasi
Data Subyektif:
 Inkontinensia, anuria
 distensi abdomen ( kandung kemih sangat penuh ),  tidak adanya suara
usus( ileus paralitik )
e. Makan/ minum
Data Subyektif:
 Nafsu makan hilang
 Nausea / vomitus menandakan adanya PTIK
 Kehilangan sensasi lidah , pipi , tenggorokan, disfagia
 Riwayat DM, Peningkatan lemak dalam darah
Data obyektif:

 Problem dalam mengunyah ( menurunnya reflek palatum dan faring )


 Obesitas ( factor resiko )

f. Sensori neural
Data Subyektif:
 Pusing / syncope  ( sebelum CVA / sementara selama TIA )
 nyeri kepala : pada perdarahan intra serebral  atau perdarahan sub
arachnoid.
 Kelemahan, kesemutan/kebas, sisi yang terkena terlihat seperti
lumpuh/mati
 Penglihatan berkurang
 Sentuhan  : kehilangan sensor pada sisi kolateral pada ekstremitas dan
pada muka ipsilateral ( sisi yang sama )
 Gangguan rasa pengecapan dan penciuman
Data obyektif:
 Status mental ; koma biasanya menandai stadium perdarahan , gangguan
tingkah laku (seperti: letergi, apatis, menyerang) dan gangguan fungsi
kognitif
 Ekstremitas : kelemahan / paraliysis ( kontralateral pada semua jenis
stroke, genggaman tangan tidak imbang, berkurangnya reflek tendon
dalam ( kontralateral )
 Wajah: paralisis / parese ( ipsilateral )
 Afasia  ( kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa, kemungkinan
ekspresif/ kesulitan berkata kata, reseptif / kesulitan berkata kata
komprehensif, global / kombinasi dari keduanya.
 Kehilangan kemampuan mengenal atau melihat, pendengaran, stimuli
taktil
 Apraksia : kehilangan kemampuan menggunakan motorik
 Reaksi dan ukuran pupil : tidak sama dilatasi dan tak bereaksi pada sisi
ipsi lateral
g. Nyeri / kenyamanan
Data Subyektif:

 Sakit kepala yang bervariasi intensitasnya


Data obyektif:
 Tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan otot / fasial
h. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala : Tampak membesar, asimtris, fontanel menonjol, dilatasi vena perifer
(+). Pada benjolan teraba fluktuasi. Pada kepala bagian samping dan belakag
terdapat borok.
2. Mata : Mata mengarah kearahbawah (Sunset phenomenon), konjungtiva
pucat, seklera tidakikterik, pupil bulat isokor, diameter 3mm/3mm, reflek
cahaya +/+
3. Leher : Tidakada kelainan
4. Thoraks
a) Inspeksi : Betuk dan gerakan pernafasan simetris kanan dan kiri
b) Palpasi: -
c) Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
d) Auskultasi : Suara nafas vesikuler pada seluruh lapangan paru, rhonki (-/-),
whwwzing (-/-)
5. jantung
a) Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
b) Palpasi: Iktus cordis tidak teraba
c) Perkusi : Dalam batas normal
d) Auskultasi : BJ 1,2 reguler, murmur (-), gallop (-)
6. Abdomen
a) Inspeksi : Supel, disensi (-), Venektasi (-)
b) Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
c) Perkusi : Timpani
d) Auskultasi : BU (+) normal
7. Anus dan Genitalia : Dalam Batas normal
8. Ekstremitas :Dalam batas normal

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d hipersekresi jalan nafas
2. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membran alveolus kapiler
3. Gangguan ventilasi spontan b.d gangguan metabolisme, kelelahan otot pernafasan
4. Ansietas b.d ancaman kematian, krisis situasional

N SDKI SLKI SIKI


O
1 (D.0001) Bersihan Setelah dilakukan Latihan batuk efektif
jalan nafas tidak tindakan keperawatan (I.01006)
efektif selama 1x24 jam, maka Tindakan
Definisi : bersihan jalan nafas Observasi:
Ketidakmampuan (L.01001) meningkat - Identifikasi kemampuan
membersihkan secret dengan kriteria hasil: batuk
atau obstruksi jalan - Batuk efektif - Monitor adanya retensi
nafas untuk meningkat, dari skala 2 sputum
mempertahankan ke skala 5 - Monitor tanda dan gejala
jalan nafas tetap - Produksi sputum infeksi saluran nafas
paten menurun, dari skala 2 ke Teraupetik:
Penyebab skala 5 - Atur posisi semi fowler
Fisiologis: - Mengi, wheezing atau fowler
- Hiperskresi menurun, dari skala 2 ke - Buang secret pada tempat
jalan napas skala 5 sputum
- Proses infeksi Edukasi
Gejala dan tanda - Jelaskan tujuan dan
mayor prosedur batuk efektif
Objektif: - Anjurkan Tarik nafas
- Batuk tidak dalam melalui hidung
efektif selama 4 detik, ditahan
- Tidak mampu selama 2 detik, kemudian
batuk keluarkan dari mulut
- Sputum dengan bibir mencucu
berlebih selama 8 detik
- Mengi, - Anjurkan mengulangi
wheezing dan ronkhi tarik napas dalam hingga
kering 3 kali
- Anjurkan batuk dengan
kuat langsung setelah
Tarik nafas dalam yang
ke 3
Kolaborasi
- Kolaborasikan pemberian
terapi mukolitik atau
ekspektoran, Jika perlu
Manajemen jalan napas
(I.01011)
Tindakan
Observasi:
- Monitor pola nafas
(frekuensi, kedalaman,
usaha nafas)
- Monitor bunyi nafas
tambahan (gurgling,
mengi, wheezing, ronkhi
kering)
- Monitor sputum (jumlah,
warna, aroma)
Teraupetik:
- Posisikan semifowler atau
fowler
- Berikan minum hangat
- Lakukan penghisapan
lendir kurang dari 15 detik
Edukasi:
- Anjurkan asupan cairan
2000 ml/hari, Jika tidak
ada kontraindikasi
Kolaborasi:
- Kolaborasikan pemberian
terapi mukolitik atau
ekspektoran atau
bronkodilator, Jika perlu
2 (D.0003) Gangguan Setelah dilakukan Pemantauan respirasi
pertukaran gas tindakan keperawatan (I.01014)
Definisi: kelebihan selama 1x24 jam, maka Tindakan
atau kekurangan pertukaran gas (L.01003) Observasi:
oksigenasi dan atau meningkat dengan - Monitor frekuensi, irama,
eliminasi kriteria hasil: kedalaman, dan upaya
karbondioksida pada - Tingkat kesadaran nafas
membran alveolar meningkat, dari skala 2 - Monitor pola nafas
kapiler ke skala 5 (seperti bradypnea,
Penyebab - Dipsnea menurun, takipnea, hiperventilasi,
- Perubahan dari skala 2 ke skala 5 kussmaul, Cheyne-stokes,
membran alveolus- - Bunyi nafas biot, ataksik)
kapiler tambahan menurun, dari - Monitor saturasi oksigen
Gejala dan tanda skala 2 ke skala 5 - Monitor nilai AGD
mayor - Pola nafas Teraupetik:
Objektif: membaik, dari skala 2 ke - Dokumentasikan hasil
- PCO2 skala 5 pemantauan
meningkat/menurun Setelah dilakukan Edukasi:
- PO2 menurun tindakan keperawatan - Informasikan hasil
- PH arteri selama 1x24 jam, maka pemantauan, Jika perlu
meningkat/menurun keseimbangan asam basa
Gejala dan tanda (L.02009) meningkat Terapi oksigen (I.01026)
minor dengan kriteria hasil:
Tindakan
Objektif: - Frekuensi napas
Obervasi:
- Pola napas membaik, dari skala 2 ke
- Monitor kecepatan aliran
abnormal skala 5
oksigen
- Irama napas
- Monitor efektifitas terapi
membaik, dari skala 2 ke
oksigen (seperti oksimetri,
skala 5
Analisa Gas Darah)
- pHmembaik, dari
- Monitor integritas mukosa
skala 2 ke skala 5
hidung akibat pemasangan
- Kadar CO2
oksigen
membaik, dari skala 2 ke
skala 5 Teraupetik:
- Kadar bikarbonat - Bersihkan secret pada
membaik, dari skala 2 ke mulut, hidung, dan trakea,
skala 5 Jika perlu
- Gunakan oksigen yang
sesuai dengan tingkat
mobilitas klien
Kolaborasi

- Kolaborasi penentuan
dosis oksigen
3 (D. 0004) Gangguan Setelah dilakukan Dukungan ventilasi (I.01002)
ventilasi spontan tindakan keperawatan Tindakan
Definisi: penurunan selama 1x24 jam, maka Observasi:
cadangan energi yang ventilasi spontan - Identifikasi adanya
mengakibatkan (L.01007) meningkat kelelahan otot bantu
individu tidak mampu dengan kriteria hasil: nafas
bernafas secara - Volume tidal - Monitor status respirasi
adekuat menurun, dari skala 2 ke dan oksigenasi (misalnya
Penyebab skala 5 frekuensi dan kedalaman
- Gangguan - Dipsnea menurun, nafas, penggunaan otot
metabolisme dari skala 2 ke skala 5 bantu nafas, bunyi nafas
- Kelelahan otot - Penggunaan otot tambahan, saturasi
pernapasan bantu napas menurun, oksigen)
Gejala dan tanda dari skala 2 ke skala 5 Teraupetik:
mayor - PCO2 membaik, - Pertahankan kepatenan
Objektif: dari skala 2 ke skala 5 jalan nafas
- Penggunaan - PO2 membaik, - Berikan posisi
otot bantu napas dari skala 2 ke skala 5 semifowler atau fowler
meningkat Setelah dilakukan - Berikan oksigenasi sesuai
- Volume tidal tindakan keperawatan kebutuhan (misalnya
menurun selama 1x24 jam, maka nasal kanul, masker
- PCO2 respon ventilasi mekanik wajah, masker
meningkat (L.01005) meningkat rebreathing atau non
- PO2 menurun dengan kriteria hasil: rebreathing).
- SaO2 - FIO2 memenuhi - Gunaksn bag-valve
menurun kebutuhan meningkat, mask, jika perlu
dari skala 2 ke skala 5 Kolaborasi:
- Saturasi oksigen - Kolaborasikan pemberian
meningkat, dari skala 2 brokhodilator, jika perlu
ke skala 5
- Infeksi paru Manajemen ventilasi
menurun, dari skala 2 ke mekanik (I.01013)
skala 5 Tindakan
- Kesulitan Observasi:
bernapas dengan - Periksa indikasi ventilator
ventilator menurun, dari mekanik (misalnya
skala 2 ke skala 5 kelelahan otot nafas,
disfungsi neurologis,
asidosis respiratorik)
- Monitor efek negative
ventilator (misalnya
deviasi trakea,
barotrauma, volutrauma,
penurunan curah jantung,
distensi gaster, emfisema
subkutan)
- Monitor gangguan mukosa
oral, nasal, trakea, dan
laring
Teraupetik:
- Atur posisi kepala 45-60°
untuk mencegah aspirasi
- Reposisi klien setiap 2
jam, jika perlu
- Lakukan penghisapan
lendir sesuai kebutuhan
Kolaborasi:
- Kolaborasi pemilihan
mode ventilator (misalnya
control volume, control
tekanan atau gabungan)
- Kolaborasi pemberian
agen pelumpuh otot,
sedative, analgesic, sesuai
kebutuhan
- Kolaborasikan
penggunaan PS atau PEEP
untuk meminimalkan
hipoventilasi alveolus
4 (D.0080) Ansietas Setelah dilakukan Reduksi ansietas (I.09314)
Definisi: kondisi tindakan keperawatan Tindakan
emosi dan selama 1x24 jam, maka Observasi:
pengalaman sunyektif tingkat ansietas - Monitor tanda-tanda
individu terhadap (L.09093) menurun ansietas (verbal dan non
obyek yang tidak dengan kriteria hasil: verbal)
jelas dan spesifik - Verbalisasi Teraupetik
akibat antisipasi kebingungan menurun, - Pahami situasi yang
bahaya yang dari skala 2 ke skala 5 membuat ansietas
memungkinkan - Verbalisasi - Dengarkan dengan penuh
individu melakukan khawatir akibat kondisi perhatian
tindakan untuk yang dihadapi menurun, - Tempatkan barang pribadi
menghadapi ancaman dari skala 2 ke skala 5 yang memberikan
Penyebab: - Perilaku gelisah kenyamanan
- Krisis menurun, dari skala 2 ke - Diskusikan perencanaan
situasional skala 5 realistis tentang peristiwa
- Ancaman - Perilaku tegang yang akan datang
terhadap kematian menurun, dari skala 2 ke Edukasi
Gajala dan tanda skala 5 - Informasikan secara
mayor factual mengenai
Subjektif: diagnosis,pengobatan,dan
- Merasa prognosis
bingung - Latih penggunaan
- Merasa mekanisme pertahanan
khawatir dengan diri yang tepat
akibat dari kondisi - Latih Teknik relaksasi
yang dihadapi
Objektif:
- Tampak
gelisah
- Tampak
tegang
- Sulit tidur

DAFTAR PUSTAKA
Cascella M, Rajnik M, Cuomo A, Dulebohn SC, Di Napoli R. Features, Evaluation and
Treatment Virus corona (COVID-19). StatPearls. 2020.

Sahin AR. 2019 Novel Virus corona (COVID-19) Outbreak: A Review of the Current Literature.
Eurasian J Med Investig. 2020;4(1):1–7.

Guo Y-R, Cao Q-D, Hong Z-S, Tan Y-Y, Chen S-D, Jin H-J, et al. The origin, transmission and
clinical therapies on virus corona disease 2019 (COVID-19) outbreak - an update on the
status.

Virus corona Disease 2019 (COVID-19).Centers for Disease Control and Prevention. 2020.
https://www.cdc.gov/virus corona/2019-ncov/prepare/.

World Health Organization laboratory testing for 2019 novel virus corona (2019-ncov) in
suspected human cases. 2020:2019(January):1-7

Anda mungkin juga menyukai