Anda di halaman 1dari 44

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT

MIOKARDITIS

MAKALAH

oleh:
Nur’aini Elita Putri
NIM 162310101008
Kelas A 2016

UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
2018
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. P
DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER
PADA KASUS MIOKARDITIS

Tanggal Masuk : 14 April 2014


Jam : 10.00 Wita
Ruang : Kenanga
Rumah Sakit : Rumah Sakit Umum Provinsi NTB
No RM : 045499
Tanggal Pengkajian : 17 April 2013, Pukul : 13.00 Wita

A. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas Klien
Nama : Tn “P”
Umur : 70 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Suku/bangsa : Sasak/Indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tani
Alamat : Tunjang/ Gn. Sari

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny “R”
Usia : 48 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : Tidak Tamat SD
Pekerjaan : IRT (Ibu Rumah Tangga)
Hubungan dengan klien : Anak
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Klien mengeluh sesak napas

b. Riwayat Penyakit Sekarang


Klien datang ke IGD Rumah Sakit Provinsi hari senin 14
April 2014, Jam 08:00 wita dengan keluhan nyeri dada sejak 3 hari
yang lalu. Nyeri dirasakan terus menerus, Klien juga mengatakan
sering sesak ketika melakukan aktivitas. Kemudian klien diberikan
terapi Ketorolak 1 amp Iv, O2 3 lpm dan di pasang infus RL 18 tpm.
Dan selanjutnya klien dirujuk untuk rawat inap di ruang kenanga pada
tanggal 14 April 2014, jam 10:00 Wita
Pada saat di kaji pada tanggal 17 April jam 13:00 wita klien
mengeluh sesak napas, klien mengatakan nyeri dada sejak 6 hari yang
lalu dan nyeri di rasakan terus menerus klien juga mengatakan cepat
lelah ketika melakukan aktivitas. Klien mengatakan semua kebutuhan
seperti mandi, makan, BAB/BAK dibantu oleh keluarganya, klien
mengeluh lemas dan klien mengatakan semua aktivitasnya dibantu
oleh keluarga dan perawat. Klien tampak meringis kesakitan dan
tampak lemah.Tampak terpasang oksigen 3 liter/menit, Infus RL 18
tpm dan terapi sesuai anjuran dokter.

c. Riwayat Penyakit Dahulu


Klien mengatakan klien pernah mengalami penyakit yg sama
(Miokarditis) sekitar 3 tahun yang lalu.

d. Riwayat Penyakit Keluarga


Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita
penyakit seperti Hipertensi, Diabetes Militus atau seperti penyakit
yang sedang di alami klien.
Gambar 1. Genogram Keluarga

Keterangan :

: Laki-Laki : Meninggal Perempuan

: Perempuan : Garis perkawinan

: Pasien : Lingkungan tinggal serumah

: Meninggal Laki- Laki : Garis keturunan


3. Kebutuhan Dasar Khusus menurut Callista Roy
a. Fungsi Fisiologis
1) Pola Nutrisi
Sebelum Sakit : Klien mengatakan biasa makan 2 – 3 x/hari
dengan kualitas dan kuantitas cukup,
seperti nasi, sayur, tahu, tempe, ikan laut,
klien dapat menghabiskan porsi yang telah
disediakan. Klien minum air putih dalam
sehari ± 7 gelas/hari. (1 gelas = 220 cc)
Saat Sakit : Klien mengatakan tidak ada nafsu makan,
klien hanya menghabiskan sepertiga
bagian dari porsi yang disediakan dan
minum ± 4 gelas/hari. (1 gelas = 220 cc).
Klien makan dengan dibantu keluarga.

2) Pola Eliminasi
Sebelum Sakit : Klien mengatakan frekuensi BAB 1 – 2
x/hari dengan konsistensi lembek, bau
khas feces, warna kuning coklat-
kecoklatan dan BAK 3 – 4 x/hari warna
kuning jernih, bau khas urine dan tidak
pernah mengalami kesulitan dalam BAK.
Klien tidak merasa sakit atau nyeri saat
kencing.
Saat Sakit : Klien mengatakan tidak pernah BAB,
BAK 2 – 3 x/hari dengan warna kuning
jernih, bau khas urine, klien tidak merasa
sakit saat BAK.
3) Integritas Kulit
Sebelum Sakit : Klien mengatakan bahwa kulit klien selalu
dalam keadaan yang baik, lembab, tidak
mengalami penyakit kulit, turgor kulit
baik.
Saat Sakit : Kulit klien tampak lembab, bersih, tidak
ada penyakit kulit, edema pitting ± 6 mm
dan kembali ke bentuk awal selama 15
detik, CRT < 2 detik.

4) Fungsi Neurosensori
Sebelum Sakit : Klien mengatakan bahwa sebelum sakit
klien biasa mengalami pusing-pusing biasa
dan bisa hilang dengan istirahat,
penglihatannya sedikit kabur.
Saat Sakit : Klien mengeluh penglihatan kabur, pusing,
TD 110/70 mmHg.

5) Pernafasan (Oksigenasi)
Sebelum Sakit : Klien mengatakan tidak pernah sesak,
kecuali 3 tahun yang lalu saat menderita
penyakit yang sama, klien bernafas dengan
normal, klien tidak merasakan nyeri dan
tidak terasa berat saat bernafas (RR : 20
x/menit).
Saat Sakit : Klien mengeluh sesak napas, terasa tidak
nyaman di dadanya. Tampak terpasang O2
3 lpm (RR : 28 x/menit).
6) Pola Aktivitas dan Istirahat
Sebelum Sakit : Klien mengatakan sebelum sakit klien
biasa tidur 7-9 jam/hari, klien tidur dari
pukul 21.00-06.00 WITA tidak mengalami
gangguan selama tidur, tidak terbangun
tengah malam, bila terbangun hanya ketika
ingin BAK.
Saat Sakit : Klien mengatakan mengalami gangguan
saat tidur, sering terbangun karena nyeri
dada, klien tidur hanya 4 jam sehari yaitu
pukul 23.00-03.00. klien tampak pucat.

7) Cairan dan Elektrolit


Sebelum Sakit : Klien mengatakan biasa minum 6-8
gelas/hari (1 gelas = 220 cc).
Saat Sakit : Klien mengatakan hanya minum 3-4
gelas/hari (1 gelas = 220 cc).

8) Fungsi Endokrin
Sebelum Sakit : Klien mengatakan klien tidak mengalami
penyakit kencing manis, atau penyakit
yang berhubungan.
Saat Sakit : Klien juga tidak mengalami gangguan
pada sistem endokrin.

9) Indera Perasa
Sebelum Sakit : Klien mengatakan bahwa sebelum sakit
klien bisa membedakan rasa, klien tidak
mengalami masalah pada indera perasa.
Saat Sakit : Klien mengatakan bisa membedakan rasa.
b. Mode Konsep Diri
1) Klien mengalami gangguan mode konsep fisik diri karena terjadi
perubahan fisik klien yang ditandai dengan penglihatan kabur,
terpasang infus, terpasang oksigen, mendapatkan perawatan
diruang intensif.
2) Klien mengalami gangguan mode konsep personal diri karena
merasa cemas dengan penyakit yang dialaminya.

c. Mode Peran dan Fungsi


Klien mengalami perubahan fungsi dan peran yaitu dari seorang ayah
menjadi seorang kakek, klien menerima perubahan fungsi dan peran
tersebut.

d. Independent Mode
Klien mengalami gangguan kecemasan yang berat akan penyakitnya
karena kurangnya pengetahuan dan informasi mengenai penyakit yang
dialaminya.

4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Lemah
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 100 x/menit
Suhu : 38,6 oC
Respirasi : 28 kali/menit

d. Pemeriksaan Head To Toes


1) Kepala
Inspeksi : Rambut lurus, ubanan, agak kusut, tidak ada
ketombe.
Palpasi : Tidak teraba adanya benjolan/massa, tidak ada lesi.

2) Mata
Inspeksi : Simetris, dengan pupil normal (Isokor),
konjungtiva pucat, tidak ada masa/benjolan,
penglihatan klien agak kabur, tidak menggunakan
alat bantu penglihatan.

3) Hidung
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada polip, lubang hidung
bersih, terlihat napas cuping hidung, terpasang
selang O2 3 lpm.

4) Mulut dan gigi


Inspeksi : Mukosa mulut kering, mulut bau, gigi lengkap
agak kotor dan kuning.

5) Telinga
Inspeksi : Simetris, tidak ada penumpukan serumen,
pendengaran normal.

6) Leher
Inspeksi : Tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar
limfe dan pembesaran vena jugularis.
Palpasi : Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid, tidak
teraba adanya massa.

7) Thorak
1. Paru-paru
Inspeksi : Bentuk simetris, tampak tarikan dinding
dada, penggunaan otot bantu pernafasan.
Auskultasi : Terdengar suara nafas ronkhi
Palpasi : Teraba adanya pembengkakan, ada nyeri
tekan
Perkusi : Hiper sonor kiri dan kanan

2. Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Teraba adanya pembengkakan, adanya nyeri
tekan. Ictus cordis pada intra costa V dan VI
Perkusi : Suara sonor (resonan)
Auskultasi : Terdengar irama gallop (S3 dan S4)

8) Abdomen
Inspeksi : Simetris, tidak ada luka bekas operasi, tidak ada
pembengkakan pada abdomen.
Auskultasi : Bising usus 12 x/menit.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan abdomen.
Perkusi : Tidak terjadi distensi abdomen.

9) Genetalia
Inspeksi : Tidak ada lesi, tidak terpasang kateter.

10) Ekstermitas Atas


Inspeksi : Terpasang infuse RL 18 tpm pada ekstremitas kiri.
Palpasi : Akral dingin, CRT kurang dari 2 detik.

11) Ekstremitas Bawah


Inspeksi : Tidak ada oedema.
Palpasi : Akral dingin
5. Pemeriksaan Penunjang

Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal

Gula darah Sewaktu 61 mg/dL < 160

SGOT 43 UL <40

SGPT 24 UL <41

Total Protein 5,2 gr % 6,4- 8,3

Albumin 1,8 mg/dL 3,5- 5,0

Globulin 3,4 gr % 2,9- 3,3

6. Therapy Obat
a. Ketorolak 1 amp (IV)
b. Infus RL 18 tpm
c. Cefotaxime 3x1 gram (IV)
d. O2 3 lpm
7. Analisa Data
Nama : Tn “P” Diagnosa Medis : Miokarditis
Umur : 70 Tahun No RM : 045499
Data Etiologi Problem
DS : Keletihan Penurunan curah jantung
- Klien mengatakan
cepat lelah ketika Ada bunyi S3 dan S4
melakukan aktivitas.
Pembengkakan jantung
- Klien mengatakan nyeri
dada terus menerus.
Penurunan kemampuan
DO : dilatasi jantung

- Klien tampak meringis


Penurunan curah jantung
kesakitan

- Klien tampak lemah

- TD : 110/70 mmHg

- Suhu : 38,6 oC

- RR : 28 x/menit

- Palpasi jantung teraba


adanya pembengkakan,
adanya nyeri tekan

- Palpasi thorax teraba


adanya pembengkakan,
adanya nyeri tekan

- Terdengar irama gallop


pada jantung (S3 dan
S4)
- Mukosa mulut pasien
kering

DS : Proses inflamasi Ketidakefektifan pola


a. Klien mengeluh sesak nafas
napas Pembengkakan ventrikel
b. Klien mengatakan kiri
nyeri saat bernapas
DO : Jantung menekan paru-
a. Terpasang O2 3 lpm paru
b. RR : 28 x/menit
c. Adanya tarikan Ekspansi paru
dinding dada
Sesak napas

DS : Masuknya bakteri Nyeri akut


Klien mengeluh nyeri
dada Reaksi inflamasi

DO :
Pembengkakan ventrikel
Klien tampak
kiri
meringis kesakitan

P : klien mengatakan Agens cedera biologis


nyeri saat bernapas,
batuk dan menelan Nyeri akut

Q : klien mengatakan
nyerinya seperti
tertimpa beban berat
dan terbakar

R : klien mengatakan
nyerinya pada dada
bagian anterior

S : klien mengatakan
nyerinya pada skala 5
(0-10)

T : klien mengatakan
nyerinya bertambah
ketika malam hari

DS : Enggan makan Ketidakseimbangan


- Klien mengatakan tidak nutrisi: kurang dari
ada nafsu makan. Asupan makanan kurang kebutuhan tubuh
dari RDA
DO :

- Klien hanya Asupan diet kurang


menghabiskan sepertiga
bagian dari porsi yang Ketidakseimbangan
disediakan dan minum nutrisi: kurang dari
± 4 gelas/hari (1 gelas= kebutuhan tubuh
220cc).

- Klien tampak lemah

- Mukosa mulut pasien


kering

- TD : 110/70 mmHg

- Suhu : 38,6 oC

- RR : 28 x/menit
DS : Hipotensi Hipertermia
-
DO : Takipnea
- Pasien tampak lemah
Miokarditis
- TD : 110/70 mmHg

- Suhu : 38,6 oC Hipertermia

- RR : 28 x/menit

- Akral dingin

DS : Lemah Ansietas
- Klien merasa cemas
dengan penyakit yang Stresor
dialaminya
Cemas
- Klien mengatakan
kurangnya pengetahuan
Ancaman pada status
informasi mengenai
terkini
penyakit yang
dialaminya.
Ansietas
DO :
- Pasien tampak lemah

- TD : 110/70 mmHg

- Suhu : 38,6 oC

- RR : 28 x/menit

DS : Ketidaknyamanan setelah Intoleran Aktivitas


- Klien mengatakan beraktivitas
sering sesak ketika
melakukan aktivitas Lemah
- Klien mengatakan cepat
lelah ketika melakukan Ketidakseimbangan
aktivitas. antara suplai dan
- Klien mengatakan kebutuhan oksigen
bahwa semua kebutuhan
seperti mandi, makan, Intoleran aktivitas
BAB/BAK dibantu oleh
keluarganya.
- Klien mengeluh lemas
- Klien mengatakan
semua aktivitasnya
dibantu oleh keluarga dan
perawat

DO :
- Pasien tampak lemah
- TD : 110/70 mmHg
- Suhu : 38,6 oC
- RR : 28 x/menit

B. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung b.d Penurunan kemampuan dilatasi jantung d.d
Klien mengatakan cepat lelah ketika melakukan aktivitas, klien
mengatakan nyeri dada terus menerus, klien tampak meringis kesakitan
klien tampak lemah, TD : 110/70 mmHg, Suhu : 38,6 oC, RR : 28 x/menit,
palpasi jantung teraba adanya pembengkakan, adanya nyeri tekan, palpasi
thorax teraba adanya pembengkakan, adanya nyeri tekan, mukosa mulut
pasien kering.
2. Ketidakefetifan pola nafas b.d pembengkakan ventrikel kiri yang
menyebabkan menurunnya kemampuan ekspansi paru yang d.d klien
mengeluh sesak, RR : 28 x/menit, terpasang oksigen 3 lpm, adanya tarikan
dinding dada.
3. Nyeri akut b.d Proses inflamasi yang d.d klien mengeluh nyeri, klien
tampak meringis kesakitan, skala nyeri 5 (skala 0-10).
4. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d asupan diet
kurang b.d klien mengatakan tidak ada nafsu makan, klien hanya
menghabiskan sepertiga bagian dari porsi yang disediakan dan minum ± 4
gelas/hari (1 gelas= 220cc), klien tampak lemah, mukosa mulut pasien
kering, TD : 110/70 mmHg, Suhu : 38,6 oC, RR : 28 x/menit.
5. Hipertermia b.d Penyakit miokarditis d.d Pasien tampak lemah, TD :
110/70 mmHg, Suhu : 38,6 oC, RR : 28 x/menit, Akral dingin.
6. Ansietas b.d Ancaman pada status terkini d.d Klien merasa cemas dengan
penyakit yang dialaminya, klien mengatakan kurangnya pengetahuan
informasi mengenai penyakit yang dialaminya, pasien tampak lemah, TD :
110/70 mmHg, Suhu : 38,6 oC, RR : 28 x/menit.
7. Intoleran aktivitas b.d ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen d.d Klien mengatakan sering sesak ketika melakukan aktivitas,
klien mengatakan cepat lelah ketika melakukan aktivitas, klien
mengatakan bahwa semua kebutuhan seperti mandi, makan, BAB/BAK
dibantu oleh keluarganya, klien mengeluh lemas, klien mengatakan semua
aktivitasnya dibantu oleh keluarga dan perawat, pasien tampak lemah, TD
: 110/70 mmHg, Suhu : 38,6 oC, RR : 28 x/menit.
C. Rencana Keperawatan
Nama : Tn “P” Dignosa Medis : Miokarditis
Umur : 70 Tahun No. RM : 045499

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI PARAF

1. Penurunan Curah Setelah dilakukan tindakan Monitor TTV : Ns. Nur’aini


Jantung keperawatan selama 2x24 jam, diharapkan
 Monitor tekanan darah, nadi, suhu,
penurunan curah jantung pasien menjadi
dan status pernafasan dengan cepat.
efektif, dengan kriteria hasil:
 Monitor tekanan darah saat pasien
1. Tekanan darah sistol dipertahankan
berbaring, duduk, dan berdiri
pada 1 (deviasi berat dari kisaran
sebelum dan sesuadah perubahan
normal) ditingkatkan ke 5 (tidak ada
posisi
deviasi dari kisaran normal).
 Monitor tekanan darah, denyut
2. Tekanan darah diastol dipertahankan
nadi, dan pernapasan sebelum,
pada 2 (deviasi yang cukup besar dari
selama, dan setelah beraktivitas
kisaran normal) ditingkatkan ke 5
dengan tepat.
(tidak ada deviasi dari kisaran normal).
 Monitor dan laporkan tanda dan
3. Intoeransi aktivitas dipertahankan
pada 2 (cukup berat) ditingkatkan ke 5 gejala hipotermia dan hipertermia.
(tidak ada). Manajemen Nyeri :

 Lakukan pengkajian nyeri


komprehensif yang meliputi lokasi,
karakteristik, onset/durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas atau
beratnya nyeri dan faktor pencetus.
 Pilih dan implementasikan tindakan
yang beragam (misalnya,
farmakologi, nonfarmakologi,
interpersonal) untuk memfasilitasi
penurunan nyeri, sesuai dengan
kebutuhan.
Manajemen Energi :

 Pilih intervensi untuk mengurangi


kelelahan baik secara farmakologis
maupun non farmakologis, dengan
tepat.
 Monitor intake/asupan nutrisi untuk
mengetahui sumber energi yang
adekuat.
 Monitor sistem kardiorespirasi
pasien selama kegiatan (misalnya,
takikardia, disritmia yang lain,
dyspnea, diaphoresis, pucat,
tekanan hemodinamik, frekuensi
pernafasan).
 Tingkatkan tirah baring atau
pembatasan kegiatan (misalnya
meningkatkan jumlah waktu
istirahat pasien) dengan cakupannya
yaitu pada waktu istirahat yang
dipilih.
Perawatan Jantung :

 Secara rutin mengecek pasien baik


secara fisik dan psikologis sesuai
dengan kebijakan tiap
agen/penyedia layanan.
 Istruksikan pasien tentang
pentingnya untuk segera
melaporkan bila merasa nyeri dada.
 Catat tanda dan gejala penurunan
curah jantung
2. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen jalan nafas Ns. Nur’aini
pola nafas selama 2x24 jam diharapkan
 Posisikan pasien untuk
ketidakefetifan pola nafas klien dapat
memaksimalkan ventilasi
teratasi dengan kriteria hasil :
1. Frekuensi pernafasan dipertahankan  Lakukan fisioterapi dada,
pada 2 (deviasi yang cukup berat dari sebagaimana mestinya
kisaran normal) ditingkatkan ke 5 (
 Auskultasi suara nafas, catat area
tidak ada deviasa dari kisaran normal)
yang ventilasinya menurun atau
2. Kepatenan jalan nafas dipertahankan tidak ada dan adanya suara
pada 2 (deviasi yang cukup berat dari tambahan.
kisaran normal) ditingkatkan ke 5 (
tidak ada deviasa dari kisaran normal)  Posisikan untuk meringankan sesak
nafas
3. Penggunaan otot bantu nafas
dipertahan pada 3 (cukup)  Monitor status pernafan dan
ditingkatkan ke 5 (tidak ada) oksigenasi, sebagaimana mestinya.

Monitor pernafasan

 Monitor kecepatan, irama,


kedalaman, dan kesulitan bernafas

 Catat pergerakan dada, catat


ketidaksimetrisan, penggunaan otot-
otot bantu nafas

 Catat perubahan pada saturasi


oksigen

 Monitor pola nafas

 Monitor peningkatan kelelahan,


kecemasan, dan kekurangan
oksigen pasien

3. Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan Pemberian Analgesik : Ns. Nur’aini


keperawatan selama 2x24 jam, diharapkan
 Tentukan lokasi, karakteristik,
nyeri akut pasien menjadi berkurang,
kualitas dan keparahan nyeri
dengan kriteria hasil:
sebelum mengobati pasien.
1. Nyeri yang dilaporkan dipertahankan
 Cek adanya riwayat alergi obat.
pada 2 (cukup berat) ditingkatkan ke 5
 Tentukan pilihan obat analgesik
(tidak ada).
(narkotik, non narkotik, atau
2. Frekuensi nafas dipertahankan pada 2
NSAID), berdasarkan tipe dan
(deviasi yang cukup besar dari kisaran
keparahan nyeri.
normal) ditingkatkan ke 5 (tidak ada
 Monitor tanda vital sebelum dan
deviasi dari kisaran normal).
setelah memberikan analgesik.
3. Tekanan darah dipertahankan pada 2
 Evaluasi keefektifan analgesik
(deviasi yang cukup berat dari kisaran
dengan interval yang teratur pada
normal) ditingkatkan ke 5 (tidak ada
setiap setelah pemberian khususnya
deviasi dari kisaran normal).
setelah pemberian pertama kali,
juga observasi adanya tanda dan
gejala efek samping (misalnya,
depresi pernafasan, mual dan
muntah, mulu kering dan
konstipasi).
Manajemen Nyeri :

 Lakukan pengkajian nyeri


komprehensif yang meliputi lokasi,
karakteristik, onset/durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas atau
beratnya nyeri dan faktor pencetus.
 Pilih dan implementasikan tindakan
yang beragam (misalnya,
farmakologi, nonfarmakologi,
interpersonal) untuk memfasilitasi
penurunan nyeri, sesuai dengan
kebutuhan.
4. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen gangguan makan Ns. Nur’aini
nutrisi: kurang dari selama 2x24 jam diharapkan
 Monitor tanda-tanda fisiologis
kebutuhan tubuh ketidakefetifan pola nafas klien dapat
(TTV, elektrolit)
teratasi dengan kriteria hasil :
1. Asupan makanan dipertahankan pada  Ajarkan dan dukung konsep nutrisi
2 (banyak menyimpang dari rentang yang baik dengan klien
normal) ditingkatkan ke 5 (tidak
 Monitor intake/asupan dan asupan
menyimpang dari rentang normal)
cairan secara tepat.
2. Asupan cairan dipertahankan pada 2
 Monitor asupan kalori makanan
(banyak menyimpang dari rentang
harian
normal) ditingkatkan ke 5 (tidak
menyimpang dari rentang normal)  Observasi klien selama dan setelah
pemberian makan /makanan ringan
3. Hasrat/keinginan untuk makan
untuk meyakinkan bahwa intake /
diperrtahankan pada 2 (banyak
asupan makan yang cukup tercapai
terganggu) ditingkatkan ke 5 (tidak
dan dipertahankan
terganggu)
Manajemen nutrisi

 Tentukan status gizi pasien dan


kemampuan pasien untuk
memenuhi kebutuhan gizi

 Tentukan jumlah kalori dan jenis


nutrisi yang dibutuhkan untuk
memenuhi persyaratan gizi

 Atur diet yang diperlukan


(menyediakan makanan protein
tinggi, mineral, suplemen)

 Monitor kalori dan asupan makanan

5. Hipertermia Setelah dilakukan tindakan Perawatan Demam : Ns. Nur’aini


keperawatan selama 2x24 jam, diharapkan
 Pantau suhu dan TTV lainnya.
hipertermia pasien menjadi kembali
 Monitor warna kulit dan suhu.
normal, dengan kriteria hasil:
1. Hipertermi dipertahankan pada 1  Beri obat atau cairan IV (misalnya,
(sangat terganggu) ditingkatkan ke 5 antipiretik, agen antibakteri, dan
(tidak terganggu) agen anti menggigil).
2. pola bernafas dipertahankan pada 1  Fasilitasi istirahat, terapkan
(sangat terganggu) ditingkatkan ke 5 pembatasan aktivitas: jika
(tidak terganggu) diperlukan.
 Pantau komplikasi-komplikasi yang
berhubungan dengan demam serta
tanda dan gejala kondisi penyebab
demam (misalnya, kejang,
penurunan tingkat kesadaran, status
elektrolit abnormal,
ketidakseimbangan asam-basa,
aritmia jantung dan perubahan
abnormalitas sel).
Monitor TTV :

 Monitor tekanan darah, nadi, suhu,


dan status pernafasan dengan cepat.
 Monitor tekanan darah saat pasien
berbaring, duduk, dan berdiri
sebelum dan sesuadah perubahan
posisi
 Monitor tekanan darah, denyut
nadi, dan pernapasan sebelum,
selama, dan setelah beraktivitas
dengan tepat.
 Monitor dan laporkan tanda dan
gejala hipotermia dan hipertermia.

6. Ansietas Setelah dilakukan tindakan Pengurangan Kecemasan : Ns. Nur’aini


keperawatan selama 2x24 jam, diharapkan
 Gunakan pendekatan yang tenang
ansietas pasien menjadi stabil, dengan
dan meyakinkan.
kriteria hasil:
 Berikan informasi faktual terkait
1. Rasa cemas yang disampaikan secara
diagnosis, perawatan dan prognosis.
lisan 2 (cukup berat) ditingkatkan ke 5
 Dukung penggunaan mekanisme
(tidak ada).
2. Peningkatan frekuensi pernafasan koping yang sesuai.
dipertahankan pada 2 (cukup berat)  Kaji untuk tanda verbal dan non
ditingkatkan ke 5 (tidak ada). verbal kecemasan.
Peningkatan koping :
 Bantu pasien mengidentifikasi
tujuan jangka pendek dan jangka
panjang yang tepat
 Berikan penilaian dan diskusikan
respon alternatif terhadap situasi
yang ada
 Berikan suasana penerimaan
 Dukung kemampuan mengatasi
situasi secara berangsur-angsur
Terapi Relaksasi :

 Gambarkan rasionalisasi dan


manfaat relaksasi serta jenis
relaksasi yang tersedia (misalnya,
musik, meditasi, bernafas dengan
ritme, relaksasi rahang, relaksasi
otot progresif).
 Berikan deskripsi detail terkait
intervensi relaksasi yang dipilih.
 Ciptakan lingkungan yang tenang
dan tanpa distraksi dengan lampu
yang redup dan suhu lingkungan
yang nyaman, jika memungkinkan.
 Gunakan relaksasi sebagai strategi
tambahan dengan [pnggunaan]
obat-batan nyeri atau sejalan
dengan terapi lainnya dengan tepat.
 Evaluasi dan dokumentasikan
respon terhadap terapi relaksasi.
7. Intoleran Aktivitas Setelah dilakukan tindakan Terapi Aktivitas : Ns. Nur’aini
keperawatan selama 2x24 jam, diharapkan
 Pertimbangkan kemampuan klien
intoleran aktivitas pasien dapat teratasi,
dalam berpartisipasi melalui
dengan kriteria hasil:
aktivitas spesifik.
1. Saturasi oksigen ketika beraktivitas  Bantu klien untuk tetap fokus pada
dipertahankan pada 1 (sangat terganggu) kekuatan [yang dimilikinya]
ditingkatkan ke 5 (tidak terganggu) dibandingkan dengan kelemahan
2. Kelelahan diperhatikan pada 2 (cukup [yang dimilikinya].
berat) ditingkatkan ke 5 (tidak ada)  Dorong aktivitas kreatif yang tepat.
3. Kemudahan dalam melakukan Aktivitas  Bantu klien dan keluarga untuk
Hidup Harian (ADL) dipertahankan pada mengidentifikasi kelemahan dalam
1 (sangat terganggu) ditingkatkan ke 5 level aktivitas tertentu.
(tidak terganggu).  Bantu dengan aktivitas fisik secara
teratur (misalnya, ambulasi,
transfer/berpinndah, berputar dan
kebersihan diri), sesuai dengan
kebutuhan.
Manajemen Energi :

 Pilih intervensi untuk mengurangi


kelelahan baik secara farmakologis
maupun non farmakologis, dengan
tepat.
 Monitor intake/asupan nutrisi untuk
mengetahui sumber energi yang
adekuat.
 Monitor sistem kardiorespirasi
pasien selama kegiatan (misalnya,
takikardia, disritmia yang lain,
dyspnea, diaphoresis, pucat,
tekanan hemodinamik, frekuensi
pernafasan).
 Tingkatkan tirah baring atau
pembatasan kegiatan (misalnya
meningkatkan jumlah waktu
istirahat pasien) dengan cakupannya
yaitu pada waktu istirahat yang
dipilih.
D. Implementasi Keperawatan
Nama : Tn “P” Dignosa Medis : Miokarditis
Umur : 70 Tahun No. RM : 045499

No. No. Tanggal dan IMPLEMENTASI PARAF


Dx Jam
1. 3 17 April 2014 Monitor TTV : Ns. Nur’aini
05.30-05.40 1. Memonitoring tekanan darah, nadi, suhu, dan status pernafasan
dengan cepat.
05.40-05.45 2. Monitoring tekanan darah saat pasien berbaring, duduk, dan berdiri
sebelum dan sesuadah perubahan posisi
05.45-05.50 3. Monitoring dan melaporkan tanda dan gejala hipotermia dan
hipertermia.

2. 1 17 April 2014 Manajemen jalan nafas Ns. Nur’aini


06.00-06.05 1. Mengatur posisi pasien untuk meringankan sesak nafas
06.05-06.20 2. Melakukan fisioterapi dada
06.20-06.30 3. Melakukan Auskultasi pada pasien terkait suara nafas, mencatat area
yang ventilasinya menurun atau tidak ada dan adanya suara tambahan.
Monitor pernafasan
06.30-06.35 1. Monitor kecepatan, irama, kedalaman, dan kesulitan bernafas
06.35-06.45
2. Mencatat pergerakan dada, catat ketidaksimetrisan, penggunaan otot-
otot bantu nafas
06.45-06.50
3. Mencatat perubahan pada saturasi oksigen pasien

3. 2 17 April 2014 Pemberian Analgesik : Ns. Nur’aini


06.50-07.00 1. Menentukan lokasi, karakteristik, kualitas dan keparahan nyeri
sebelum mengobati pasien.
07.00-07.05 2. Mengecek adanya riwayat alergi obat pada pasien
07.05-07.10 3. Menentukan pilihan obat analgesik berdasarkan tipe dan keparahan
nyeri yang dirasakan pasien.
07.10-07.20 4. Memonitor tanda vital sebelum dan setelah memberikan analgesik.

Manajemen Nyeri :
07.20-07.30 1. Melakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi,
karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya
nyeri dan faktor pencetus.
07.30-07.40 2. Memilih dan mengimplementasikan tindakan farmakologi,
nonfarmakologi untuk memfasilitasi penurunan nyeri, sesuai dengan
kebutuhan.

4. 3 17 April 2014 Monitor TTV :


07.40-07.50 1. Memonitoring tekanan darah, denyut nadi, dan pernapasan sebelum,
selama, dan setelah beraktivitas dengan tepat.

Manajemen Energi :
07.50-07.55 1. Memonitoring intake/asupan nutrisi untuk mengetahui sumber energi
pasien yang adekuat.
07.55-08.10 2. Memonitor sistem kardiorespirasi pasien selama kegiatan
08.10-08.15 3. Meningkatkan tirah baring atau pembatasan kegiatan

Perawatan Jantung :
08.15-08.20 1. Mengecek pasien baik secara fisik dan psikologis.
08.20-08.25 2. Menginstruksikan pasien tentang pentingnya untuk segera
melaporkan bila merasa nyeri dada.
08.25-08.30 3. Mencatat tanda dan gejala penurunan curah jantung
5. 4 17 April 2014 Manajemen gangguan makan:
08.30-08.35 1. Mengajarkan dan dukung konsep nutrisi yang baik dengan klien

Manajemen nutrisi
08.35-08.40 1. Menentukan status gizi pasien dan kemampuan pasien untuk
memenuhi kebutuhan gizi
08.40-08.45 2. Menentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk
memenuhi persyaratan gizi
08.45-08.50 3. Mengatur diet pasien dengan menyediakan makanan protein tinggi,
mineral, suplemen

6. 5 07 April 2014 Perawatan Demam : Ns. Nur’aini


08.50-08.55 1. Memonitor warna kulit dan suhu.
08.55-09.10 2. Memberikan obat atau cairan IV antipiretik
09.10-09.15 3. Memfasilitasi pasien istirahat

7. 6 07 April 2014 Pengurangan Kecemasan : Ns. Nur’aini


09.15-09.25 1. Melakukan pendekatan yang tenang dan meyakinkan.
09.25-09.35 2. Memberikan informasi faktual terkait diagnosis, perawatan dan
prognosis.
09.35-09.40 3. Mendukung penggunaan mekanisme koping yang sesuai.
09.40-09.45 4. Mengkaji untuk tanda verbal dan non verbal kecemasan.

Peningkatan koping :
09.45-09.50 1. Membantu pasien mengidentifikasi tujuan jangka pendek dan jangka
panjang yang tepat
09.50-09.55 2. Memberikan penilaian dan diskusikan respon alternatif terhadap
situasi yang ada
09.55-10.00 3. Memberikan suasana penerimaan

Terapi Relaksasi :
10.00-10.05 1. Mengambarkan rasionalisasi dan manfaat relaksasi serta jenis
relaksasi yang tersedia
10.05-10.20 2. Melakukan relaksasi pada pasien sebagai strategi tambahan dengan
pnggunaan obat-batan nyeri
10.20-10.25 3. Mengevaluasi dan dokumentasikan respon terhadap terapi relaksasi.
8. 7 07 April 2014 Terapi Aktivitas : Ns. Nur’aini
10.25-10.30 1. Membantu pasien untuk tetap fokus pada kekuatan dibandingkan
dengan kelemahan
10.30-10.40 2. Memberikan aktivitas kreatif yang tepat untuk pasien
10.40-10.50 3. Membantu pasien dengan aktivitas fisik secara teratur sesuai dengan
kebutuhan.

Manajemen Energi :
10.50-10.55 1. Memonitoring intake/asupan nutrisi untuk mengetahui sumber energi
pasien yang adekuat.
10.55-11.10 2. Memonitor sistem kardiorespirasi pasien selama kegiatan
11.10-13.00 3. Menginstruksikan pasien untuk tirah baring atau istirahat

9. 4 07 April 2014 Manajemen nutrisi Ns. Nur’aini


13.00-13.15 1. Menyediakan makanan protein tinggi, mineral, suplemen
13.15-13.20 2. Memonitoring kalori dan asupan makanan

10. 5 07 April 2017 Monitor TTV : Ns. Nur’aini


13.20-13.30 1. Memonitoring tekanan darah, nadi, suhu, dan status pernafasan
dengan cepat.
13.30-13.35 2. Monitoring dan melaporkan tanda dan gejala hipertermia.
Perawatan Demam :
13.35-13.40 1. Memonitor warna kulit dan suhu.
13.40-13.50 2. Memberikan obat atau cairan IV antipiretik

11. 1 07 April 2014 Manajemen jalan nafas Ns. Nur’aini


13.50-13.55 1. Mengatur posisi pasien untuk meringankan sesak nafas
13.55-14.10 2. Melakukan fisioterapi dada
14.10-14.20 3. Melakukan Auskultasi pada pasien terkait suara nafas, mencatat area
yang ventilasinya menurun atau tidak ada dan adanya suara tambahan.

Monitor pernafasan
14.20-14.30 1. Monitor kecepatan, irama, kedalaman, dan kesulitan bernafas
14.30-14.40 2. Mencatat pergerakan dada, catat ketidaksimetrisan, penggunaan otot-
otot bantu nafas
14.40-14.45 3. Mencatat perubahan pada saturasi oksigen pasien
12. 2 07 April 2014 Pemberian Analgesik : Ns. Nur’aini
14.45-15.00 1. Menentukan lokasi, karakteristik, kualitas dan keparahan nyeri
sebelum mengobati pasien.
15.00-15.10 2. Memberikan obat analgesik berdasarkan tipe dan keparahan nyeri
yang dirasakan pasien.
15.10-15.20 3. Memonitor tanda vital sebelum dan setelah memberikan analgesik.

13 6 07 April 2014 Terapi Relaksasi : Ns. Nur’aini


15.45-16.00 1. Melakukan relaksasi pada pasien sebagai strategi tambahan dengan
pnggunaan obat-batan nyeri
16.00-16.10 2. Mengevaluasi dan dokumentasikan respon terhadap terapi relaksasi.

14 7 07 April 2014 Terapi Aktivitas : Ns. Nur’aini


16.10-16.25 1. Memberikan aktivitas kreatif yang tepat untuk pasien
16.25-16.40 2. Membantu pasien dengan aktivitas fisik secara teratur sesuai dengan
kebutuhan.

Manajemen Energi :
16.40-16.45 1. Memonitoring intake/asupan nutrisi untuk mengetahui sumber energi
pasien yang adekuat.
16.45-17.00 2. Memonitor sistem kardiorespirasi pasien selama kegiatan
17.00-05.00 3. Menginstruksikan pasien untuk tirah baring atau istirahat
E. Evaluasi Keperawatan
Nama : Tn “P” Dignosa Medis : Miokarditis
Umur : 70 Tahun No. RM : 045499

Hari / No. Evaluasi Keperawatan Paraf


Tanggal Dx
17 April 1 Penurunan curah jantung Ns. Nur’aini
2014 S : Pasien mengatakan nyeri dada tidak
18.00 berkurang
O : Pasien tidak mampu menjalankan
aktivitas dan merasa kelelahan
A :Masalah belum teratasi
P :Lanjutkan intervensi

17 April 2 Ketidakefektifan pola nafas Ns. Nur’aini


2014 S : Klien mengeluh sesak napas
18.00 O:
a. Klien tampak lemah
b. Tampak adanya tarikan dinding dada
c. RR : 28 x/menit
d. Pernapasan ronkhi
A : Masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
a. Observasi keadaan umum klien
b. Observasi TTV
c. Ubah posisi semi fowler
d. Berikan O2 3 lpm
e. Kolaborasi dalam pemberian
nebulizer
17 April 3 Nyeri akut Ns. Nur’aini
2014 S : Klien mengeluh nyeri dada
18.00 O:
a. Klien tampak meringis
b. Skala nyeri 5 (0-10)
A : Masalah nyeri akut belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
a. Observasi keadaan umum klien
b. Monitor TTV
c. Lakukan pengkajian karakteristik
nyeri secara komperehensif
d. Anjurkan klien untuk melakukan
teknik relaksasi (teknik napas dalam)

17 April 4 Ketidakseimbangan nutrisi Ns. Nur’aini


2014 S : Pasien mengatakan nafsu makannya
18.00 sedikit bertambah
O : Pasien menghabiskan setengah dari porsi
makannya
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi

17 April 5 Hipertermi Ns. Nur’aini


2014 S : pasien mengatakan panasnya turun
18.00 O : suhu tubuh normal 36 oC
A : masalah teratasi hentikan intervensi

17 April 6 Ansietas Ns. Nur’aini


2014 S: Pasien mengatakan sudah tidak cemas
18.00 O: Kondisi umum pasien tampak rileks saat
diajak berbicara oleh petugas kesehatan dan
keluarga
A : masalah teratasi
17 April 7 Intoleransi Aktivitas Ns. Nur’aini
2014 S : Pasien mengatakan bahwa untuk
18.00 aktivitasnya masih dibantu oleh keluarga
dan perawat
O : Pasien tampak lemah
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

Anda mungkin juga menyukai