Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN COVID-19


DI RUANG ISOLASI RSUD DR SOEDIRMAN
KEBUMEN

Disusun Oleh :

GAYUH PANGESTI
NIM A22020178

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.....................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................3

BAB II TINJAUAN TEORI


2.1 Pengertian Corona Virus Disease................................................................4
2.2 Penyebab Corona Virus Disease...................................................................5
2.3 Derajat Coorona Virus Disease....................................................................6
2.4 Manifestasi Klinis........................................................................................7
2.5 Patofisiologi Corona Virus Disease.............................................................7
2.6 Penularan Corona Virus Disease..................................................................8
2.7 Pemeriksaan Diagnostik..............................................................................10
2.8 Penatalaksanaan Corona Virus Disease.......................................................10

BAB III TINJAUAN KASUS


3.1 Kasus Covid-19..........................................................................................13

BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan................................................................................................20
4.2. Saran..........................................................................................................20
Daftar Pustaka Literatur Riview

1
BAB I
PENDAHULUA
N

1.1. LATAR BELAKANG


Coronavirus disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit infeksi
saluran pernapasan yang disebabkan oleh severe acute respiratory syndrome
virus corona 2 (SARS-CoV-2) atau yang sering disebut virus Corona. Virus
ini memiliki tingkat mutasi yang tinggi dan merupakan patogen zoonotik
yang dapat menetap pada manusia dan binatang dengan presentasi klinis yang
sangat beragam, mulai dari asimtomatik, gejala ringan sampai berat, bahkan
sampai kematian.
Penyakit ini dilaporkan memiliki tingkat mortalitas 2-3%. Beberapa
faktor risiko dapat memperberat keluaran pasien, seperti usia >50 tahun,
pasien imunokompromais, hipertensi, penyakit kardiovaskular, diabetes
mellitus, penyakit paru, dan penyakit jantung.
Penemuan ground glass opacification (GGO) bilateral, multilobar dengan
distribusi periferal atau posterior merupakan karakteristik penampakan
COVID-19 pada pemeriksaan pencitraan CT scan toraks nonkontras.
Walaupun kurang spesifik, ultrasonography (USG) dan Rontgen toraks juga
dapat membantu menegakkan diagnosis COVID-19. Diagnosis COVID-19
dapat dikonfirmasi dengan dideteksinya viral RNA pada pemeriksaan nucleic
acid amplification test (NAAT), seperti RT-PCR dari spesimen saluran
pernapasan, tes antigen, dana tes serologi.
Sampai saat ini, belum terdapat terapi antiviral spesifik dan vaksin dalam
penanganan COVID-19. Akan tetapi, beberapa terapi, seperti remdesivir,
dexamethasone, lopinavir-ritonavir, dan tocilizumab ditemukan memiliki
efikasi dalam penanganan COVID-19 dan sudah masuk dalam uji coba klinis
obat. Pada awal pandemi, beberapa medikamentosa lain, seperti chloroquine,
hydroxychloroquine, dan oseltamivir telah diteliti tetapi tidak menunjukkan
efektivitas terhadap COVID-19.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan Pengertian Corona Virus Disease?
2. Jelaskan Penyebab Corona Virus Disease?
3. Jelaskan Penyakit Akibat Corona Virus?
4. Jelaskan Jenis-Jenis Corona Virus Disease?
5. Jelaskan Manifestasi Klinis?
6. Jelaskan Patofisiologi Corona Virus Disease?
7. Jelaskan Penularan Corona Virus Disease?
8. Jelaskan Pemeriksaan Diagnostik?
9. Jelaskan Pencegahan Corona Virus Disease 2019?
10. Jelaskan Pengobatan Corona Virus Disease?
11. Jelaskan Konsep Asuhan Keperawatan?
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1. PENGERTIAN CORONA VIRUS DISEASE


Corona virus (CoV) adalah keluarga besar dari virus yang menyebabkan
penyakit, mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah, seperti
Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS). Corona virus 2019 (COVID-19) merupakan corona virus
jenis baru yang dapat menyebabkan penyakit pernapasan mulai dari flu biasa
hingga penyakit yang lebih parah seperti pneumonia dan pada akhirnya dapat
menyebabkan kematian terutama pada kelompok yang rentan seperti orang
tua, ana-anak, dan orang-orang dengan kondisi kesehatan yang kurang
adekuat. Sebagian besar coronavirus adalah virus yang tidak berbahaya. Virus
corona pada manusia pertama kali ditemukan pada tahun 1960 dalam hidung
pasien yang terkena flu biasa (common cold). Virus ini diberi nama
berdasarkan struktur mirip mahkota di permukaannya. “Corona” dalam
bahasa Latin berarti “halo” atau “mahkota”. Dua corona virus pada manusia,
yaitu OC43 dan 229E, adalah yang bertanggung jawab atas terjadinya
sebagian flu biasa. Penyakit SARS, MERS, dan COVID-19 yang menjadi
pandemi saat ini disebabkan oleh tipe coronavirus lain.
Coronavirus merupakan virus zoonosis, artinya virus ini menyebar dari
hewan ke manusia. Investigasi menunjukkan bahwa virus corona penyebab
SARS (SARS-CoV) ditularkan dari musang ke manusia. Pada wabah MERS,
hewan yang menyebarkan coronavirus MERS-CoV ke manusia adalah unta
dromedaris. Sementara itu, coronavirus yang menyebabkan COVID-19
(SARS-CoV-2) diduga kuat berasal dari trenggiling. Kriteria klinis CDC
untuk pasien COVID-19 yang sedang diselidiki (PUI – Patient Under
Investigation / PDP – Pasien dalam Pengawasan) telah dikembangkan
berdasarkan apa yang diketahui tentang MERS-CoV dan SARS-CoV dan
dapat berubah ketika informasi tambahan tersedia. Awalnya, banyak pasien
dalam wabah di Wuhan, Cina dilaporkan memiliki hubungan dengan pasar
makanan laut dan hewan yang besar, menunjukkan penyebaran dari hewan
ke orang. Namun, semakin
banyak pasien yang dilaporkan belum memiliki paparan ke pasar hewan,
menunjukkan penyebaran orang-ke-orang sedang terjadi.

2.2. PENYEBAB CORONA VIRUS DISEASE


Infeksi virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu
kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada sebagian besar
kasus, coronavirus hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai
sedang, seperti flu. Akan tetapi, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi
pernapasan berat, seperti pneumonia, Middle-East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Ada dugaan bahwa virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke
manusia. Namun, kemudian diketahui bahwa virus Corona juga menular dari
manusia ke manusia.
Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu:
1. Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat
penderita COVID-19 batuk atau bersin
2. Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah
menyentuh benda yang terkena cipratan ludah penderita COVID-19
3. Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19
Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih
berbahaya atau bahkan fatal bila terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil,
orang yang memiliki penyakit tertentu, perokok, atau orang yang daya tahan
tubuhnya lemah, misalnya pada penderita kanker. Karena mudah menular,
virus Corona juga berisiko tinggi menginfeksi para tenaga medis yang
merawat pasien COVID-19. Oleh karena itu, para tenaga medis dan
orangorang yang memiliki kontak dengan pasien COVID-19 perlu
menggunakan alat pelindung diri (APD).
2.3. DERAJAT PENYAKIT CORONA VIRUS
Berdasarkan beratnya kasus, COVID-19 dibedakan menjadi tanpa gejala,
ringan, sedang, berat dan kritis.
a. Tanpa gejala
Kondisi ini merupakan kondisi paling ringan. Pasien tidak ditemukan
gejala.
b. Ringan
Pasien dengan gejala tanpa ada bukti pneumonia virus atau tanpa
hipoksia. Gejala yang muncul seperti demam, batuk, fatigue, anoreksia,
napas pendek, mialgia. Gejala tidak spesifik lainnya seperti sakit
tenggorokan, kongesti hidung, sakit kepala, diare, mual dan muntah,
hilang pembau (anosmia) atau hilang perasa (ageusia) yang muncul
sebelum onset gejala pernapasan juga sering dilaporkan. Pasien usia tua
dan immunocompromised gejala atipikal seperti fatigue, penurunan
kesadaran, mobilitas menurun, diare, hilang nafsu makan, delirium, dan
tidak ada demam.
c. Sedang/Moderat
Pada pasien remaja atau dewasa : pasien dengan tanda klinis pneumonia
(demam, batuk, sesak, napas cepat) tetapi tidak ada tanda pneumonia
berat termasuk SpO2 > 93% dengan udara ruangan ATAU Anak-anak :
pasien dengan tanda klinis pneumonia tidak berat (batuk atau sulit
bernapas + napas cepat dan/atau tarikan dinding dada) dan tidak ada
tanda pneumonia berat).
Kriteria napas cepat : usia <2 bulan, ≥60x/menit; usia 2–11 bulan,
≥50x/menit ; usia 1–5 tahun, ≥40x/menit ; usia >5 tahun, ≥30x/menit.
d. Berat /Pneumonia Berat
Pada pasien remaja atau dewasa : pasien dengan tanda klinis pneumonia
(demam, batuk, sesak, napas cepat) ditambah satu dari: frekuensi napas >
30 x/menit, distres pernapasan berat, atau SpO2 < 93% pada udara
ruangan.
ATAU
Pada pasien anak : pasien dengan tanda klinis pneumonia (batuk atau
kesulitan bernapas), ditambah setidaknya satu dari berikut ini:
• sianosis sentral atau SpO2<93% ;
• distres pernapasan berat (seperti napas cepat, grunting, tarikan
dinding dada yang sangat berat);
• tanda bahaya umum : ketidakmampuan menyusui atau minum, letargi
atau penurunan kesadaran, atau kejang.
• Napas cepat/tarikan dinding dada/takipnea : usia <2 bulan,
≥60x/menit; usia 2–11 bulan, ≥50x/menit; usia 1–5 tahun,
≥40x/menit; usia >5 tahun, ≥30x/menit.
e. Kritis
Pasien dengan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), sepsis dan
syok sepsis.
2.4. MANIFESTASI KLINIS
Untuk infeksi COVID-19 yang dikonfirmasi, penyakit yang dilaporkan
bervariasi mulai dari orang yang sakit ringan sampai orang yang sakit parah
dan sekarat, gejala-gejala ini dapat muncul hanya dalam 2 hari atau selama 14
hari setelah paparan berdasarkan apa yang telah dilihat sebelumnya sebagai
masa inkubasi virus MERS. Tanda gejalanya antara lain:
1. Demam
2. Batuk kering
3. Sesak napas
4. Hidung berair
5. Sakit kepala
6. Sakit tenggorokan
7. Tidak enak badan secara keseluruhan
Jenis virus corona lain bisa menyebabkan gejala yang lebih serius. Infeksi
ini dapat mengarah ke bronkitis dan pneumonia, terutama pada orang orang
dari kelompok berisiko. Beberapa infeksi yang lebih parah akibat coronavirus
adalah yang umumnya lebih sering terjadi pada pengidap gangguan hati dan
jantung, atau orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, bayi, dan
orang tua.

2.5. PATOFISIOLOGI CORONA VIRUS DISEASE


Patofisiologi COVID-19 diawali dengan interaksi protein spike virus
dengan sel manusia. Setelah memasuki sel, encoding genome akan terjadi dan
memfasilitasi ekspresi gen yang membantu adaptasi severe acute respiratory
syndrome virus corona 2 pada inang. Rekombinasi, pertukaran gen, insersi
gen, atau delesi, akan menyebabkan perubahan genom yang menyebabkan
outbreak di kemudian hari.
Severe acute respiratory syndrome virus corona 2 (SARS-CoV-2)
menggunakan reseptor angiotensin converting enzyme 2 (ACE2) yang
ditemukan pada traktus respiratorius bawah manusia dan enterosit usus kecil
sebagai reseptor masuk. Glikoprotein spike (S) virus melekat pada reseptor
ACE2 pada permukaan sel manusia. Subunit S1 memiliki fungsi sebagai
pengatur receptor binding domain (RBD). Sedangkan subunit S2 memiliki
fungsi dalam fusi membran antara sel virus dan sel inang.
Setelah terjadi fusi membran, RNA virus akan dikeluarkan dalam
sitoplasma sel inang. RNA virus akan mentranslasikan poliprotein pp1a dan
pp1ab dan membentuk kompleks replikasi-transkripsi (RTC). Selanjutnya,
RTC akan mereplikasi dan menyintesis subgenomik RNA yang mengodekan
pembentukan protein struktural dan tambahan.
Gabungan retikulum endoplasma, badan golgi, genomik RNA, protein
nukleokapsid, dan glikoprotein envelope akan membentuk badan partikel
virus. Virion kemudian akan berfusi ke membran plasma dan dikeluarkan dari
sel-sel yang terinfeksi melalui eksositosis. Virus-virus yang dikeluarkan
kemudian akan menginfeksi sel ginjal, hati, intestinal, dan limfosit T, dan
traktus respiratorius bawah, yang kemudian menyebabkan gejala pada pasien.

2.6. PENULARAN CORONA VIRUS DISEASE


Penyebaran corona virus sama seperti virus yang penyebab flu lainnya,
yakni dari batuk dan bersin, atau dari sentuhan orang yang terinfeksi. Virus
ini juga dapat menular apabila Anda menyentuh barang yang terkontaminasi,
lalu menyentuh hidung, mata, dan mulut tanpa mencuci tangan. Hampir
semua orang pernah terinfeksi virus corona setidaknya sekali seumur
hidupnya, biasanya terjadi pada anak-anak. Meskipun umumnya muncul pada
musim gugur dan dingin, corona virus juga bisa muncul di Indonesia yang
beriklim tropis. Pada awal Januari 2020, pemerintah Tiongkok melaporkan
kasus infeksi corona virus jenis baru yang menyebabkan gejala mirip
pneumonia. Virus tersebut tidak memiliki kesamaan dengan tipe coronavirus
manapun. Virus tersebut mulanya dikenal sebagai novel coronavirus 2019
(2019-nCoV).
Setelah melewati berbagai pengamatan dan penelitian, 2019nCoV secara
resmi berganti nama menjadi SARS-CoV penyebab COVID-19 dicurigai
menular dari hewan kelelawar dan ular ke manusia. Akan tetapi, pada akhir
Januari, virus ini juga telah dikonfirmasi menular dari manusia ke manusia.
Penularan antar-manusia juga bisa terjadi walau belum diteliti secara khusus.
Secara umum, penularan corona virus terjadi melalui:
1. Melalui udara (virus keluar dari mereka yang batuk dan bersin tanpa
menutup mulut).
2. Sentuhan atau jabat tangan dengan pasien positif.
3. Menyentuh permukaan benda yang terdapat virus kemudian menyentuh
wajah (hidung, mata, dan mulut) tanpa mencuci tangan.
Ada pula kemungkinan droplet virus corona penyebab SARS bertahan di
udara dan menular melalui perantara sesuai dengan tabel berikut:
Jenis permukaan Contoh Satuan per hari/jam
Logam Gagang pintu, perhiasan, 5 hari
sendok garpu.
Gelas Gelas, cermin, jendela Hingga 5 hari
Keramik Piring, tembikar gelas mug 5 hari
Kertas Koran, majalah Hingga 5 hari
Kayu Furniture, hiasan kayu 4 hari
Plastik Botol susu, bangku kereta, 2-3 hari
tombol elevator.
Stainless steel Kulkas, panci penggorengan, 2-3 hari
bak cuci piring, botol minum.
Kardus Kotak paket 1 hari
Alumunium Kaleng soda, kertas timah botol 2-8 jam
minum
Tembaga Ceret teh, alat masak, uang receh 4 jam

Yang dapat dilakukan untuk mencegah dan membersihkan virus yaitu,


gunakan desinfektan untuk membersihkan semua permukaan dan benda
dirumah setiap hari, cukup dengan pembersih rumah dengan cara disemprot
dan di lap. Cuci tangan minimal 20 detik dengan sabun dan air, terutama jika
baru saja mengunjungi supermarket dan membawa belanjaan.

2.7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK


Adapun beberapa cara untuk mendiagnosis corona virus yang dilakukan
oleh dokter untuk mencari informasi tentang virus corona yaitu:
1. Melihat riwayat kesehatan, termasuk gejala yang dirasakan
2. Melakukan pemeriksaan fisik
3. Melakukan tes darah
4. Melakukan tes laboratorium terhadap dahak, sampel dari tenggorokan,
atau spesimen pernapasan lainnya.
5. Penting pula untuk memberi tahu dokter apabila baru saja dari daerah
wabah atau tempat-tempat umum yang dicurigai terinfeksi virus ini.

2.10. PENATALAKSANAAN PASIEN TERKONFIRMASI COVID-19


1. Pemeriksaan PCR SWAB
a. Pengambilan swab di hari ke-1 dan 2 untuk penegakan diagnosis.
Bila pemeriksaan di hari pertama sudah positif, tidak perlu lagi
pemeriksaan di hari kedua, Apabila pemeriksaan di hari pertama
negatif, maka diperlukan pemeriksaan di hari berikutnya (hari
kedua).
b. Pada pasien yang di rawat inap, pemeriksaan PCR maksimal hanya
dilakukan sebanyak tiga kali selama perawatan.
c. Untuk kasus tanpa gejala, ringan, dan sedang tidak perlu dilakukan
pemeriksaan PCR untuk follow-up. Pemeriksaan follow-up hanya
dilakukan pada pasien yang berat dan kritis.
d. Untuk PCR follow-up pada kasus berat dan kritis, dapat dilakukan
setelah sepuluh hari dari pengambilan swab yang positif.
e. Untuk kasus berat dan kritis, bila setelah klinis membaik, bebas
demam selama tiga hari namun pada follow-up PCR menunjukkan
hasil yang positif, kemungkinan terjadi kondisi positif persisten yang
disebabkan oleh terdeteksinya fragmen atau partikel virus yang
sudah tidak aktif. Pertimbangkan nilai Cycle Threshold (CT) value
untuk menilai infeksius atau tidaknya dengan berdiskusi antara
DPJP dan
laboratorium pemeriksa PCR karena nilai cutt off berbeda-beda
sesuai dengan reagen dan alat yang digunakan.

2. TANPA GEJALA
a. Isolasi dan Pemantauan
a) Isolasi mandiri di rumah selama 10 hari sejak pengambilan
spesimen diagnosis konfirmasi, baik isolasi mandiri di rumah
maupun di fasilitas publik yang dipersiapkan pemerintah.
b) Pasien dipantau melalui telepon oleh petugas Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP)
c) Kontrol di FKTP terdekat setelah 10 hari karantina untuk
pemantauan klinis
b. Non-farmakologis Berikan edukasi terkait tindakan yang perlu
dikerjakan (leaflet untuk dibawa ke rumah) Pasien :
a) Selalu menggunakan masker jika keluar kamar dan saat
berinteraksi dengan anggota keluarga
b) Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer
sesering mungkin.
c) Jaga jarak dengan keluarga (physical distancing)
d) Upayakan kamar tidur sendiri / terpisah
e) Menerapkan etika batuk (Diajarkan oleh tenaga medis)
f) Alat makan-minum segera dicuci dengan air/sabun
g) Berjemur matahari minimal sekitar 10-15 menit setiap harinya
(sebelum jam 9 pagi dan setelah jam 3 sore).
h) Pakaian yg telah dipakai sebaiknya dimasukkan dalam kantong
plastik / wadah tertutup yang terpisah dengan pakaian kotor
keluarga yang lainnya sebelum dicuci dan segera dimasukkan
mesin cuci
i) Ukur dan catat suhu tubuh 2 kali sehari (pagi dan malam hari)
j) Segera berinformasi ke petugas pemantau/FKTP atau keluarga
jika terjadi peningkatan suhu tubuh > 38oC
c. Farmakologi
• Bila terdapat penyakit penyerta / komorbid, dianjurkan untuk
tetap melanjutkan pengobatan yang rutin dikonsumsi. Apabila
pasien rutin meminum terapi obat antihipertensi dengan golongan
obat ACEinhibitor dan Angiotensin Reseptor Blocker perlu
berkonsultasi ke Dokter Spesialis Penyakit Dalam atau Dokter
Spesialis Jantung Vitamin C (untuk 14 hari), dengan pilihan ;
• Tablet Vitamin C non acidic 500 mg/6-8 jam oral (untuk 14 hari)
• Tablet isap vitamin C 500 mg/12 jam oral (selama 30 hari)
• Multivitamin yang mengandung vitamin C 1-2 tablet /24 jam
(selama 30 hari)
• Dianjurkan multivitamin yang mengandung vitamin C,B, E, Zink
Obat-obatan suportif baik tradisional (Fitofarmaka) maupun Obat
Modern Asli Indonesia (OMAI) yang teregistrasi di BPOM dapat
dipertimbangkan untuk diberikan namun dengan tetap
memperhatikan perkembangan kondisi klinis pasien.
• Obat-obatan yang memiliki sifat antioksidan dapat diberikan.
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. IDENTITAS KLIEN
1) Nama : Tn. SM
2) Umur : 53 TH
3) Jenis kelamin : L
4) Alamat : Kalibagor 02/02 Kec. Kebumen
5) Agama : Islam
6) Pekerjaan : Karyawan Swasta
7) Diagnosa medik : Covid -19
8) Tanggal masuk RS : 13 Januari 2021
9) Tanggal pengkajian : 17 Januari 2021

B. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan pusing, nyeri di seluruh tubuh, tidak nyaman di punggung
belakang.

C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Pasien datang diantar keluarga dengan gejala mengarah Covid-19, swab
tanggal 14 Januari 2021 dengan hasil terkonfirmasi positif sars covid-19.
Demam naik turun, pinggang terasa sakit.

D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
a. Kesadaran : Composmetis
b. GCS 15
c. Tanda-Tanda vital :
TD : 120/85 MmHg, N : 78 RR: 20 X S: 36,7 ℃

2. Head To Toe
1) Kepala : Mesochepal, dalam batas normal.
2) Mata : Pupil isokor, reflek cahaya ka+/ki+, fungsi penglihatan baik
3) Hidung : Simetris dan bersih
4) Mulut : Mukosa bibir tampak kering, tidak ada sianosis
5) Telinga : Tidak ada gangguan , ada serumen
6) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
peningkatan JVP

7) Dada
Inspeksi : pengembangan dada kanan kiri simetris
Auskultasi : suara napas vesikuler terdengar di semua lapang
paru yang normal, bersifat halus, tidak ada ronchi
Palapasi : tidak ada
nyeri tekan Perkusi : sonor
8) Abdomen :
Inspeksi :Simetris ,tidak ada luka
Auskultasi : Terdengar peristaltic (+) 32x /menit

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan


Perkusi : Tympani
9) Genetalia : Bersih, tidak ada lesi, tidak ada keluhan
10) Ekstremitas :
Atas : Tidak ada odema dan lesi
Bawah : Tidak ada oedema, lesi dan lecet, terpasang infus RL 10 tpm

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Hasil laboratorium
HASIL
JENIS PEMERIKSAAN NILAI NORMAL SATUAN
PEMERIKSAAN
MALARIA NEGATIF …………….
L : L : - 15
LED(BBS) : : - 20 mm / jam
P P
L : 12,2 L : 13 - 18
HEMOGLOBIN ( HB ) P : 12 - 17 gr %
P :
L : 38,10 L : 40 - 54
HEMATOKRIT ( PCV ) %
P : P : 36 - 50
L : 4,25 L : 4,5 - 6,5
ERYTROSIT 10 / mm
P : P : 3,8 - 5,8
NILAI MCV 89,80 76 - 96 Fl
RATA-RATA MCH 28,80 27 - 32 pg
ERITROSIT MCHC 32,00 32 - 36 %
RETIKULOSIT 0,5 - 2,0 %
LEKOSIT 5,40 4 - 10,5 10 /mm
EOS 1 - 6 %
HITUNG
BAS 0 - 0,5 %
JENIS STA 2 - 4 %
LEKOSIT SEG 68 50 - 70 %
LIMFO 19 20 - 40 %
(DT) 10 H
MONO 1 - 6 %
THROMBOSIT 194.000 150 - 450 10 / mm
GOLONGAN DARAH B+
Gula Darah Sewaktu 70 <200 mgdl
FUNGSI HATI
SGOT 18 <42 U/L
SGPT 22 <37 U/L
B. Hasil pemeriksaan radiologi
Hasil Rontgen pada tanggal 06 -1 -21 menunjukan hasil kesan Bronchopneumonia

F. THERAPI YANG DIBERIKAN


 Avigan 200mg 2x8 tab
 Avigan 2x3 tab
 Azitromicyn 1x500 mg selama 5 hari
 Lansoprazole 1x1
 Zinc 1x1
 Vit c 4x250 mg
 N-Acethylcusteine (NAC) 3X 200mg

2) ANALISA KEPERAWATAN
Tanggal 21 Desember 2020
Problem Etiologi Symptom/Data Penunjang
D.0130 Hipertemia Proses penyakit Ds : pasien mengeluh badan terasa
panas

DO : S : 38,2 0 C
D.0077 Nyeri Akut Agen pencedera DS : Mengeluh nyeri di
punggung bawah
fisioligis :
DO : N : 80X
inflamasi Pasien tampak gelisah , sulit
tidur
3) INTERVENSI
Diagnosa Kode Kode
No SLKI SIKI
Keperawatan SLKI SIKI
1 D.0130 Hipertemia L.14134 Setelah dilakukan I.15506 Oservasi :
Ds : pasien mengeluh intervensi selama  identifikasi penyebab
badan terasa panas 1x24 jam maka hipertermi

DO : S : 38,2 0 C
termoregulasi  monitor suhu tubuh
membaik dengan  monitor kadar elektrolit
kriteria :  monitor keluaran urine
 suhu tubuh terpautik
membaik  sediakan lingkungan
 kadar gula darah yang dingin
membaik  longgarkan pakaian
 tekanan darah  berikancairan oral
membaik kolaborasi :
 suhu kulit  kolaborasi pemberian
membaik cairan intravena dan
elektrolitintravena

2 D.0077 Nyeri Akut L. Setelah dilakukan I.08238 Observasi :


DS : Mengeluh 08066 intervensi selama  identifikasi lokasi ,
nyeri di punggung 1x24 jam maka karakteristik,
bawah
DO : N : 80X tingkat nyeri frekuensi,kualitas,
Pasien tampak menurun dengan intensitas
gelisah , sulit tidur kriteria :  identifikasi skala
 keluhan nyeri nyeri
menurun  identifikasi faktor
 gelisah menurun memperberat nyeri
 kesulitan tidur  identifikasi
menurun pengetahuan ttg nyeri
 TD membaik terapeutik :
 kontrol lingkungan
yang memperberat
nyeri
 fasilitasi istirahat dan
tidur
edukasi :
 jelaskan penyebab
nyeri
 anjurkan monitor
nyeri secara mandiri
kolaborasi :
 pemberian analgetik

4) IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


No Tgl Diagnosa Implementasi
1 D.0130 Hipertemia B.d Oservasi :
proses penyakit (infeksi)  mengidentifikasi penyebab hipertermi
 memonitor suhu tubuh pasien
terpeutik
 menyediakan lingkungan yang dingin
dengan cara menyesuaikan suhu AC
 melonggarkan pakaian pasien
 memberikancairan oral (membantu
memberikan minum)
kolaborasi :
kolaborasi pemberian cairan intravena
(memonitor cairan infus )

Evaluasi :
S : pasien mengatakan masih merasa panas
O : TD sistolik 120/80 mmHg, HR 78 x/mnt, RR 20-24 x/mnt,
Sebelum : S : 38.2 ºc
Sesudah : S 37.5 ºc
A: termoregulasi membaik
P : lanjutkan intervensi
2 D.0077 Nyeri Akut Observasi :
 Mengidentifikasi lokasi , karakteristik,
frekuensi,kualitas, intensitas
 mengidentifikasi skala nyeri
 mengidentifikasi faktor memperberat
nyeri
 mengidentifikasi pengetahuan ttg nyeri
terapeutik :
 memposisikan pasien semi fowler
meredupkan lampu
edukasi :
 menjelaskan penyebab nyeri kepada
pasien
kolaborasi :-
S : pasien mengatkan masih nyeri
O : TD : 130/80 MmHg
P : nyeri bertambah jika posisi miring
Q : seperti ditusuk
R : di pinggang
S : skala 6
T : Hilang timbul
A: masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Corona virus (CoV) adalah keluarga besar dari virus yang menyebabkan
penyakit, mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah, seperti
Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS). Gejala ringan kasus infeksi virus Corona atau COVID-19:
Batuk, Letih, Sesak napas dan ngilu di seluruh tubuh dan Secara umum
merasa tidak enak badan. Gejala berat kasus infeksi virus Corona atau
COVID-19: Kesulitan bernapas, Infeksi pneumonia, Sakit di bagian perut dan
Nafsu makan turun. Ciri-ciri virus Corona atau COVID-19 dan gejalanya
kebanyakan muncul 2-10 hari setelah kontak dengan virus. Tapi pada
beberapa kasus, ciri- ciri awal Corona virus dan gejalanya baru muncul
sekitar 24 hari. Untuk membedakan ciri-ciri awal Corona dan flu biasa, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu: Dalam 14 hari sempat bepergian
ke negara yang dianggap sumber virus Corona dan Sempat kontak dengan
pasien yang mengalami infeksi Corona.

4.2. Saran
Diharapkan masyarakat dapat memahami materi yang telah diberikan,
dan dapat menginterpretasikan dalam melakukan pencegahan dan upaya
penanggulangan terhadap menularan virus covid-19 ini. Pencegahannya bisa
dengan sering mencuci tangan dengan sabun, gunakan masker bila flu &
batuk, hindari kontak dengan hewan, bila flu, batuk, sesak napas segera ke
pelayanan kesehatan, konsumsi gizi seimbang (perbanyak sayur dan buah),
jangan mengkonsumsi daging yang tidak dimasak, rajin olahraga dan istirahat
yang cukup.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2020. Press Conference Respon Covid-19. Yogyakarta : FKKMK


UGM

Anonim, Infeksiemerging.Kemkes.Go.Id Fathiyah Isbaniah, Dkk. 2020.


Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Infeksi Novel Coronavirus Disease
(2019Ncov), Dirjen Pengendalian Dan Pencegahan Penyakit (P2P) Kemenkes RI.
Jakarta : Kemenkes RI

Erlina Burhan Dkk. 2020. Pneumonia Covid-19 Diagnosis Dan


Penatalaksanaan Di Indonesia. Jakarta : Penghimpunan Dokter Paru Indonesia
(PDPI)

Direktorat Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Pedoman Pencegahan


dan Pengendalian Coronavirus Disease (Covid-19) Revisi ke-5. 5 ed:
Kementerian Kesehatan RI; 2020.

Anda mungkin juga menyukai